Oleh :
RENI ROSITA
NIM : 1414401D078
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan tim penguji Ujian Akhir
Program Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur
Pembimbing, I
Pembimbing, II
ii
TIM PENGUJI SIDANG LAPORAN KASUS
UJIAN AKHIR PROGRAM TAHAP III
AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB KOTAWARINGIN TIMUR
Ketua
Anggota
Anggota
HERLINAWATI, M.Pd
NIP. 19640118 198603 2 018
iii
PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
Disusun oleh :
Nama : RENI ROSITA
Nim : 1414401D078
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal Juli 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima,
…………………....
NRTKK.19890506 20160101 015
Penguji Anggota II HERLINAWATI, M.Pd
……………………
NIP. 19640118 198603 2 018
iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Yang menyatakan,
RENI ROSITA
NIM : 1414401D078
v
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Setahu saya juga, tidak ada karya ilmiah atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
Karya Tulis Ilmiah yang saya susun ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa pernyataan saya ini tidak benar,
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan akademi yang berlaku di
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur
paksaan dari pihak manapun.
RENI ROSITA
NIM : 1414401D078
vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah saya
yang berjudul “Pelaksanaan Tindakan Mobilisasi Dini Untuk Membantu Proses
Penyembuhan Luka Post Operasi Pada Tn. “A” Dengan Post Op Appendiktomi
Hari Ke 3 Di Ruang Seroja RSUD dr. Murjani Sampit” Bebas dari plagiarisme
dan bukan hasil karya orang lain.
Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa seluruh atau sebagian dari Karya
Tulis Ilmiah tersebut terdapat indikasi plagiarisme, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur
paksaan dari pihak manapun.
RENI ROSITA
NIM :1414401D078
vii
ABSTRAK
ABSTRACT
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
pengasih lagi maha penyayang, atas berkah dan rahmat yang telah Kau
berilmu, bersabar dan beramal sholeh dalam menjalani satu langkah awal
Rosida yang telah menjadi motivasi untuk berjuang, Ayah dan Nenek yang
telah memberikan doa, dukungan, kasih sayang dan cinta kasih yang tiada
terhingga yang tiada mungkin dapat terbalas dengan selembar kertas ini.
Semoga ini langkah awal untuk membuat kalian bangga dan bahagia.
Tanpa motivasi, nasehat dan doa kalian tugas akhir ini tidak akan dapat
Rena Novianti, dan calon imamku (PuTih) Terima kasih telah menjadi
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah.SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Kabupaten Kotawaringin Timur. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis
banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
2. dr. Denny Muda Perdana, SpRad, selaku Direktur Rumah Sakit RSUD dr.
Murjani Sampit yang telah berkenan memberikan fasilitas lahan praktek bagi
Timur.
3. Bapak Ns. Kusnadi Jaya, M.Kep, sebagai Ketua Dewan Penguji sekaligus
x
4. Bapak M.Azharul Hadi, S.Kep,Ns, sebagai Dewan Penguji sekaligus
5. Ibu Herlinawati, M.pd sebagai penguji tamu dalam pelaksanaan Ujian Akhir
Program
7. Keluarga saya yang telah memberikan dorongan dan motivasi yang tak
terhingga.
komunikasi yang baik di antara kita. serta teman-teman 3B yang tidak bisa
Ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
RENI ROSITA
NIM :1414401D078
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................................ii
TIM PENGUJI SIDANG................................................................................................iii
PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH..............................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS...................................v
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................................vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...............................................................vii
ABSTRAK.........................................................................................................................viii
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................................ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................................x
DAFTAR ISI......................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................4
C. Manfaat Penulisan.................................................................................4
xii
8. Penatalaksanaan....................................................................................16
B. KonsepDasar Mobilisasi Dini
1. Definisi.....................................................................................................18
2. Jenis Mobilisasi Dini............................................................................19
3. Tujuan Mobilisasi Dini........................................................................19
4. Tahapan Tahapan Mobilisasi Dini....................................................19
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Appendiktomi
1. Pengkajian...............................................................................................20
2. Diagnosa Keperawatan........................................................................22
3. Intervensi Keperawatan.......................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................33
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan..............................................................................................41
B. Saran.........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................44
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Otot perut.......................................................................................................8
Gambar 2 : Anatomi apendiks.......................................................................................10
Gambar 3: Operasi appendiktomi...............................................................................11
Gambar 4: Luka klien.....................................................................................................24
Gambar 5: Klien tampak miring kanan.....................................................................26
Gambar 6: Klien tampak duduk setengah duduk...................................................27
Gambar 7: Klien tampak duduk dengan kaki terjungkai kebawah...................28
Gambar 8: Klien tampak berjalan...............................................................................29
Gambar 9: Tampak luka hari ketiga...........................................................................31
Gambar 10: Tampak luka hari keempat.....................................................................31
Gambar 11: Tampak luka hari kelima.........................................................................31
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Data rekam medik apendisitis RSUD dr. Murjani Sampit...............1
Tabel 2.1 : Hasil evaluasi................................................................................................38
Tabel 3.1 : Pemerikaan Laboratorium..........................................................................6
Tabel 4.1 : Analisa data....................................................................................................7
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari setahun jarang terjadi,
insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insidens
pada pria dengan perbandingan 1,4 lebih banyak dari pada wanita. Insiden
apendisitis di negara maju lebih tinggi dari pada negara berkembang. Amerika
Berdasarkan data rekam medik RSUD dr. Murjani Sampit pada tahun 2016
Table 1.1
1
2
sebanyak 14 orang pada tahun 2016 dimana penderita yang terbanyak berkisar
diusia 15-24 tahun sebanyak 7 orang (50%), sedangkan pada tahun 2017
2001). Pasien dengan operasi appendiktomi hari pertama biasanya lebih sering
berbaring ditempat tidur karena pasien masih mempunyai rasa takut untuk
bergerak. Pada pasien pasca operasi, sangat penting untuk melakukan mobilisasi
secara bertahap. Banyak masalah yang akan timbul jika pasien pasca operasi tidak
melakukan mobilisasi sesegera mungkin, seperti pasien tidak BAK (retensi urin),
perut menjadi kaku (distensi abdomen), terjadi kekakuan otot, dan sirkulasi darah
tidak lancar.
bedah, mobilisasi dini sangat penting dalam mempercepat hari rawat dan
mulai bekerja lagi. Mobilisasi dini sebagai suatu usaha untuk mempercepat
dari latihan ringan di atas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk efektif
dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur,
berjalan ke kamar mandi dan berjalan keluar kamar (Ibrahim, 2013). Mobilisasi
Pergerakan yang dilakukan dapat membuat otot-otot perut dan panggul kembali
normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa
latar belakang yang sudah tertulis diatas, maka penulis tertarik menulis Karya
Tulis Ilmiah dengan judul penerapan mobilisasi dini untuk mengatasi luka pasca
operasi appendiktomi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sampit
Appendiktomi
dengan Appendiktomi
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah wawasan dengan pengalaman tentang
Karya Tulis Ilmiah ini daapat dijadikan salah satu bahan rujukan bagi
apendiktomi.
5
Karya Tulis Ilmiah ini dapat di jadikan rujukan dalam membuat asuhan
Komprehensif.
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
dapat dialami oleh siapa saja tidak bergantung usia, namun mayoritas kasus
terjadi antara usia 11 dan 12 tahun, sering menyerang kedua jenis kelamin
namun antara masa puber dan usia 25 tahun lebih sering pada pria.
2. Etiologi
3. Anatomi Fisiologi
Otot-otot perut yang terletak antara tulang rusuk dan panggul di bagian
6
7
Fungsi utama dari abdominus rektus adalah untuk bergerak tubuh antara
3. otot oblik eksternal – ini adalah di setiap sisi abdominus rektus. Otot-otot
4. Otot oblik internal – ini mengapit abdominus rektus dan terletak di dalam
membutuhkan oblik internal sisi kiri dan oblik eksternal sisi kanan
berkontraksi bersama-sama.
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut
dalam tubuh.
a. Mulut
berisi organ pencernaan. Terdiri atas dua bagian. Bagian luar yang sempit,
atau vestibula, yaitu ruang di antara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi,
dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi di sisi-sisinya oleh
b. Tenggorokan (faring)
c. Kerongkongan
cm. Salah satu organ pencernaan ini bekerja ketika seseorang menelan
d. Lambung
Lambung adalah bagian saluran cerna yang paling lebar dan terletak
diantara ujung esofagus dan pangkal usus halus. Terletak dikuadran kiri
atas abdomen, dibawah diafragma agak ke kiri dari garis tengah, dengan
e. Usus halus
Panjangn usus kecil adalah 6 meter, berada ditengah dan bagian bawah
f. Usus besar
panjang 1,5 meter. Usus besar terdiri dari appendiks vermiformis, sekum,
rektum dan kanal anal yang dilengkapi sfingter anus interna yang
melingkari bagian atas anus dan sfingter anus eksterna yang mengelilingi
Anus adalah bukaan pada bagian akhir sistem pencernaan. Sisa makanan
setelah semua sari-sari makanan diserap, seperti selulosa dan lignin, akan
dikeluarkan dari tubuh. Jika tidak dikeluarkan maka zat tersebut akan
1) Anatomi Apendiks
Appendix adalah suatu pipa tertutup yang sempit yang melekat pada
secum (bagian awal dari colon). Bentuknya seperti cacing putih. Secara
Penentuan letak pangkal dan ujung appendix yang normal adalah sebagai
berikut :
Diukur dari SIAS dextra sampai SIAS sinistra. Ujung appendix adalah pada
2) Fisiologi Apendiks
yang bersifat basa mengandung amilase, erepsin dan musin. Lendir itu
patofisiologi appendiks.
(https://muflihahisnawati.wordpress.com/2011/12/21/anatomi-fisiologi-
appendix/)
3. Operasi Apendiktomi
(usus buntu). Sebagian besar prosedur ini dilakukan dalam kondisi darurat
sekalian ketika operasi perut karena penyakit yang lain, hal ini bertujuan
kondisi di mana usus buntu menjadi meradang. Usus buntu dalam bahasa
indonesia disebut umbai cacing atau usus yang berbentuk kantong (tabung)
sebesar kelingking yang buntu atau tertutup pada bagian ujungnya. Pada
terinfeksi oleh bakteri; nanah bisa terjadi dalam lumen usus buntu.
Penyumbatan mekanis dari apendiks oleh tinja keras, benda asing, atau
4. Patofisologi
Peradangan pada apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding mukosa
gangren atau dapat terjadi ruptur dalam waktu 24-36 jam. Bila proses ini
perlengketan dan akan menjadi abses (kronik). Apabila proses infeksi sangat
komplikasi yang sangat serius. Infeksi kronis dapat terjadi pada apendik,
usus yaitu torakal X maka rangsangan itu dirasakan sebagai rasa sakit
disekitar umbilikus.
14
Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah,
Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergan dan ini
akut itu pecah, dinamakan appendisitis perforasi. Bila omentum usus yang
timbul suatu masa lokal, keadaan ini disebut sebagai appendisitis abses.
Pada anak-anak karena omentum masih pendek dan tipis, apendiks yang
relatif lebih panjang, demikian juga pada orang tua karena telah ada
5. Manifestasi Klinis
B. Anoreksia
C. Mual
D. Muntah
6. Komplikasi
A. Infeksi luka
B. Infeksi intraabdomen
C. Fistula fekal
D. Obstruksi usus
E. Hernia insisional
G. Kematian
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
terasa nyeri di perut kanan bawah (cara aktif), pasien miring ke kiri,
b. Pemeriksaan laboratorium
jumlah netrofil.
8. Penatalaksanaan
a. Apendiktomi
dipersiapkan secara fisik maupun psikis, disamping itu juga klien perlu
duduk) untuk digunakan dalam periode post operatif. Hal ini penting oleh
karena banyak klien merasa cemas atau khawatir bila akan dioperasi dan
b. Laparotomi
a) Midline Incision
pembedahan perut.
a. Fase pertama
b. Fase kedua
dan kemerahan.
c. Fase ketiga
jaringan jaringan baru dan otot dapat digunakan kembali. d. Fase keempat
(https://finoarsanta.wordpress.com/2014/10/06/perawatan-luka-
post-appendiktomie/)
1. Definisi
pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan
a) Mobilisasi Penuh
hari. Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan
b) Mobilisasi Sebagian
dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan
gerak harian.
1) Perubahan posisi miring kiri dan miring kanan setiap 2 jam sekali,
dilanjutkan dengan mengatur posisi semi fowler dan diakhiri latihan nafas
dalam.
20
2) Lakukan latihan kaki sebanyak 3-5 kali sedikitnya setiap 1 atau 2 jam
kelelahan atau pusing pada Klien dan bantu untuk merubah posisi dengan
peralahan-lahan.
Appendiktomi
1. Pengkajian
Appendisitis.
a. Biodata
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
c. Pemeriksaan fisik
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Malaise
b. Sirkulasi
Gejala : Takikardi
c. Eliminasi
d. Makanan/Cairan
e. Nyeri/Kenyamanan
22
batuk, atau napas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau
kaki kanan / posisi duduk tegak, nyeri lepas pada sisi kiri diduga
inflamasi peritoneal.
f. Pernapasan
g. Keamanan
abdomen.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas
2. Intoleransi aktivitas
5. Gangguan musculoskeletal
8. Ketidaknyamanan
3. Batasan kerakteristik :
3. Gerakan bergetar
5. Ketidakstabilan postur
6. Pergerakan lambat
3. Intervensi keperawatan
Hasil NOC :
24
kemampuan berpindah
Intervensi NIC :
penuhi ADLs
jika diperlukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
nama klien Tn. “A” jenis kelamin laki-laki, umur 43 tahun, suku
mual, muntah 5 kali sejak pagi. Lalu klien dirawat inap di ruang
klien kembali keruang seroja untuk bedrest dan sampai pada hari
25
26
Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg, nadi (N) : 98 kali per menit,
o
respirasi rate (RR) : 20 kali per menit, suhu (S) : 36.9 C, terdapat
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
bisa miring kanan dan miring kiri, duduk dengan setengah duduk,
D. Implementasi Keperawatan
penyembuhan luka bagi klien dengan hasil klien, istri dan kakak
Mei 2017 pukul 14.20 wib dan pukul 14.40 Wib sedangkan pada
tanggal 13 Mei 2017 dilakukan pada pukul 11.30 wib dan 13.00
bed pasien yang bisa dinaik turun kan (jam 14.40 wib).
esok hari dilanjutkan karena klien merasa lelah dan mengantuk. Pada
Dan yang terakhir adalah meminta dan membantu klien turun dari
E. Evaluasi
data hilangnya hambatan mobilitas fisik karena rasa cemas dan takut
Gambar tengah bawah : tampak luka hari kelima sebelum pasien pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang aplikasi jurnal penerapan
mobilisasi dini untuk mengatasi luka pasca operasi pada Tn. “A” dengan post op
appendiktomi.
Data yang penulis dapatkan adalah klien mengatakan tidak mau bergerak
karena takut lukanya rusak dan melebar jika bergerak, klien mengatakan seperti
itu dikarenakan cemas karena sebelumnya belum pernah dirawat inap dirumah
sakit sedangkan penulis berupaya agar klien dapat bergerak bebas tanpa rasa takut
sehingga penulis menerapkan mobilisasi dini agar hambatan mobilitas fisik yang
lukanya semakin melebar disinilah penulis berupaya agar klien tidak berfikir dan
bahkan tidak berpersepsi seperti itu lagi dengan diterapkannya mobilisasi dini
pada klien secara langsung, menurut data yang diperoleh penulis keluarga klien
sangat kooperatif dalam penerapan mobilisasi dini ini. Persepsi menurut Epstein
& Rogers (dalam Stenberg, 2008:105) adalah seperangkat proses yang dengannya
kita mengenali dan memahami terapan terapan inderawi yang kita terima dari
stimuli lingkungan.
penemuan hasil riset yang mengatakan bahwa Mobilisasi dini merupakan aktivitas
yang dilakukan pasca operasi dimulai dari latihan ringan di atas tempat tidur
33
34
dengan klien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan
luka (Kiik, 2013). Pergerakan yang dilakukan dapat membuat otot-otot perut dan
panggul kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat
mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan. Dan juga dengan
karena dengan bergerak klien akan terhindar dari hambatan mobilitas fisik yang
dialaminya serta dinding otot pada perut menjadi elastic dan tidak kaku lagi.
A. Pengkajian
individu, keluarga, dan kelompok. Pada tahap ini penulis menggunakan metode
wawancara kepada keluarga dan klien, metode dokumentasi yang mana penulis
mengambil data dari catatan medis klien. Dimana catatan medis tersebut berisi
tentang riwayat kesehatan klien, program terapi, dan data penunjang lainnya yang
pada tanggal 10 Mei 2017 pukul 09.50 Wib klien pada saat itu dibawa oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri diperut bagian kanan bawah, tidak nafsu
makan, mual, muntah 5 kali sejak hari selasa pagi, pada saat di IGD dilakukan
35
o
rate: 20 kali per menit, Suhu : 37 C, dilakukan pemasangan infuse RL 20 tetes
10.45 Wib dan kemudian klien dibawa ke ruang operasi pada jam 12.00 Wib.
Pada tanggal 11 Mei 2017 penulis melakukan pengkajian pada klien yang saat
itu mengatakan takut bergerak karena luka yang ada di perutnya melebar, dan
tampak protektif, sesekali melihat kearah luka di perutnya dan pada saat itu juga
penulis melakukan pemeriksaan TTV pada Tn. A dengan hasil Tekanan darah
(TD) : 110/70 mmHg, nadi (N) : 98 kali per menit, respirasi rate (RR) : 20
o
kali per menit, suhu (S) : 36.9 C.
penyakit gula (diabetes mellitus), sesak nafas (asma), penyakit jantung dan TBC.
B. Diagnosa Keperawatan
jahit menimbulkan kecemasan pada klien. Menurut NANDA Nic Noc 2015
perubahan mobilitas fisik adalah keterbatasan pada pergerakan fisik satu atau
lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah. Cemas menurut teori Nanda Nic-Noc
2015 adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.
C. Intervensi keperawatan
klien dapat berkurang ataupun hilang. Klien dengan hambatan mobilitas fisik dan
perasaan cemas dapat direncanakan beberapa tindakan yaitu bina hubungan saling
sesudah latihan dan lihat respon klien saat latihan, Ajarkan klien tentang tehnik
ambulasi, damping dan bantu klien saat mobilisasi dini dan bantu penuhi ADLs
dan ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
adalah mobilisasi dini, karena menurut hasil riset Mobilisasi dini dimaksudkan
sebagai upaya untuk mempercepat penyembuhan dari suatu cedera atau penyakit
tertentu yang telah merubah cara hidup yang normal menurut Kasdu seperti yang
mengembalikan aktivitas tertentu sehingga klien dapat kembali normal atau dapat
D. Implementasi keperawatan
Pada pembahasan ini didapatkan data bahwa tindakan awal yaitu membina
hasil riset yang berkaitan sesuai dengan diagnosa yang ditentukan kemudian
penulis meminta izin kepada kakak perawat senior yang ada diruangan untuk
meminta izin dan persetujuan klien dengan menggunakan informed consent dan
kepada klien.
menganjurkan dan membantu klien untuk miring kanan dan miring kiri kemudian
dilanjutkan untuk duduk dengan setengah badan kemudian duduk dengan kaki
terjungkai ke bawah dan yang terakhir meminta klien turun dari tempat tidurnya
(http://indonesiannursing.com/2008/05/25/mobilisasi-dini/)
Mobilisasi dini yang penulis terapkan sebenarnya tidak sama persis seperti
hasil riset yang ditemukan karena menurut hasil riset bahwa mobilisasi dini
pasca apendiktomi dapat dilakukan secara bertahap setelah operasi. Pada 6 jam
pertama klien harus tirah baring dahulu, namun klien dapat melakukan
dan menggeser kaki. Setelah 6-10 jam, klien diharuskan untuk dapat miring
ke kiri dan ke kanan untuk mencegah trombosis dan tromboemboli. Setelah 24
jam klien dianjurkan untuk dapat belajar duduk. Setelah klien dapat duduk,
, menggeser kaki adalah 6-10 jam pertama pasca operasi. Sedangkan penulis
menerapkan mobilisasi dini langsung pada klien yaitu dua hari pasca operasi
untuk miring kanan dan miring kiri, selanjutnya membantu klien untuk duduk
setengah badan kemudian membantu klien duduk dengan kaki terjungkai kebawah
yang terakhir dan membantu klien untuk berjalan di sekitar tempat tidur.
E. Evaluasi
klien mencapai intervensi yang telah dilakukan. Pada tahap ini penulis akan
“Mbak saya sudah bisa miring kiri dan kanan dan juga saya bisa duduk sekarang”
dan evaluasi hari berikutnya klien mengatakan “saya sudah bisa berjalan ke kamar
mandi sekarang mbak dan saya sangat senang karena kata dokter besok saya
sudah boleh pulang, terima kasih kembali atas semuanya mbak” TTV klien
sebelum klien pulang ialah TD : 120/70 mmHg, Nadi : 86 kali permenit, Respirasi
o
rate : 21 kali permenit, Suhu : 36.7 C.
Dari hasil evaluasi diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mobilisasi
dini untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka pasca operasi serta
pembedahan dimulai dari latihan ringan di atas tempat tidur (latihan pernafasan,
latihan batuk efektif dan menggerakkan tungkai) sampai dengan klien bisa turun
dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan keluar kamar (Ibrahim,
Hasil Evaluasi
Tabel 2.1
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari setahun
jarang terjadi, insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu
menurun, insidens pada pria dengan perbandingan 1,4 lebih banyak dari pada
wanita.
tidur karena klien masih mempunyai rasa takut untuk bergerak. Pada klien
pasca operasi seperti operasi usus buntu (appendiktomi), sangat penting untuk
melakukan mobilisasi. Banyak masalah yang akan timbul jika klien pasca
BAK (retensi urin), perut menjadi kaku (distensi abdomen), terjadi kekakuan
klien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan
41
42
B. Saran
serta menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai bagi
appendiktomi
43
4. Bagi Teman-teman
pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito & Moyet, L.J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10.
Jakarta: EGC
Dermawan & Rahayuningsih (2010) dalam Difatur (2016), Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Medikal Bedah : Edisi Pertama, Yogyakarta.
44
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8,
volume 2. Jakarta: EGC
(https://muflihahisnawati.wordpress.com/2011/12/21/anatomi-fisiologi-
(https://finoarsanta.wordpress.com/2014/10/06/perawatan-luka-post-
http://lailybajangmasruri.blogspot.co.id/2014/05/pengkajian-
(http://chatifanaima.blogspot.com/2011/11/pengertian-persepsi.html?m=1)
http://yustianaoktavia17.blogspot.co.id/2015/09/makalah-anatomi-
45
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
AKADEMI KEPERAWATAN
Jalan Batu Berlian Nomor 11 Telp. (0531) 22960 / Fax. (0531)
22940 Sampit Kode Pos : 74322
Lampiran 1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. “A” DENGAN POST OP
APPENDIKTOMI DI RUANG PERAWATAN SEROJA RSUD dr. MURJANI
SAMPIT
Umur : 43 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Pramuka
Di tanggung oleh : BPJS
No. RM : 2288xx
Klien mengatakan pada bulan juni 2016 lalu merasakan sakit perut kanan
bagian bawah namun setelah itu klien langsung meminum obat promaag
karena klien mengira itu adalah penyakit maag, setelah meminum obat itu
Klien mengatakan sakitnya muncul pada hari selasa tanggal 9 mei 2017
namun setalah itu klien hanya berdiam diri dirumah sampai akhirnya perut
bagian kanannya semakin nyeri, kemudian pada rabu pagi tanggal 10 mei
2017 klien dibawa ke rumah sakit dengan keluhan nyeri diperut bagian
kanan bawah, tidak nafsu makan, mual, muntah 5 kali Lalu klien dirawat
inap di ruang Seroja kemudian klien dianjurkan untuk operasi cyto setelah
itu klien kembali keruang seroja untuk bedrest dan sampai pada hari kamis
tanggal 11 mei 2017 saat pengkajian klien mengatakan tidak mau bergerak
Keterangan :
: Garis Perkawinan
: Laki-laki
: Garis Keturunan
: Perempuan
: Pasien : Meninggal
Eritrosit 5,4 6 6
4,5-5,9 x 10 /ul 4,1-5,9 x 10 /ul
MCV 84 80-96fl 80-96fl
MCH 28 28-33pg 28-33pg
MCHC 33 33-36g/dl 33-36g/dl
Golongan Darah O
DO : - klien tampak
tidur selalu
terlentang
- klien tampak
sesekali melihat
kearah perutnya
- klien
tampak cemas
- klien tampak
protektif terhadap
luka jahitan yang
ada diperutnya
Prioritas Masalah
1. Hambatan Mobilitas Fisik
VIII. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Dari pengkajian diatas dapat diangkat diagnosa keperawatan utama
Apendiktomi, ditandai dengan klien selalu tidur terlentang, cemas dan takut
untuk bergerak karena takut luka diperutnya semakin melebar jika klien
bergerak, sesekali klien melihat kearah perutnya dan klien tampak protektif
Mobilisasi Dini yang bertujuan agar klien bisa bergerak bebas tanpa rasa
klien bisa miring kanan dan miring kiri, duduk dengan setengah duduk,
duduk dengan kaki terjungkai ke bawah dan berjalan disekitar tempat tidur
membina hubungan saling percaya dengan hasil istri dan kakak klien
menerima perawat dengan baik dan ramah ( jam 07.30 wib). Memberi
klien,istri dan kakak klien sangat kooperatif ( jam 07.45). Jadwal program
mobilisasi dini dilakukan selama 2 hari yaitu pada hari Jum’at tanggal 12
Mei 2017 pukul 14.20 wib dan pukul 14.40 Wib sedangkan pada tanggal 13
Mei 2017 dilakukan pada pukul 11.30 wib dan 13.00 wib. Selanjutnya
dengan hasil klien melakukan apa yang dianjurkan perawat dengan bantuan
bed pasien yang bisa dinaik turun kan (jam 14.40 wib).Kemudian untuk
karena klien merasa lelah dan mengantuk. Pada tanggal 13 Mei 2017
bawah dengan hasil klien sangat kooperatif melakukannya ( jam 11.30 wib),
Dan yang terakhir adalah meminta klien turun dari tempat tidurnya untuk
X. EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah dirawat selama 5 hari sejak 11 s/d 14 Mei 2017, diperoleh data
hilangnya hambatan mobilitas fisik karena rasa cemas dan takut bergerak,
klien direncanakan pulang pada hari senin tanggal 15 Mei 2017, sebelum
pulang klien tampak bahagia dan berjalan kesana kemari untuk menunjukan
bahwa rasa cemasnya sudah hilang. Klien dan istri klien juga
membina hubungan saling percaya dengan hasil istri dan kakak klien
menerima perawat dengan baik dan ramah ( jam 07.30 wib). Memberi
klien,istri dan kakak klien sangat kooperatif ( jam 07.45). Jadwal program
mobilisasi dini dilakukan selama 2 hari yaitu pada hari Jum’at tanggal 12
Mei 2017 pukul 14.20 wib dan pukul 14.40 Wib sedangkan pada tanggal 13
Mei 2017 dilakukan pada pukul 11.30 wib dan 13.00 wib. Selanjutnya
dan membantu klien untuk miring kanan dan miring kiri (jam 14.20 wib).
esok hari dilanjutkan karena klien merasa lelah dan mengantuk. Pada
kaki terjungkai ke bawah ( jam 11.30 wib), Dan yang terakhir adalah
meminta klien turun dari tempat tidurnya untuk berjalan disekitar tempat
didapatkan hasil klien mengatakan saya sudah bisa berjalan ke kamar mandi
sekarang mbak dan saya sangat senang karena kata dokter besok saya sudah
A. Latar Belakang
Pasien dengan operasi appendiktomi hari pertama biasanya lebih sering
berbaring ditempat tidur karena pasien masih mempunyai rasa takut untuk
bergerak. Pada pasien pasca operasi, sangat penting untuk melakukan mobilisasi
secara bertahap. Banyak masalah yang akan timbul jika pasien pasca operasi tidak
melakukan mobilisasi ssegera mungkin, seperti pasien tidak BAK (retensi urin),
perut menjadi kaku (distensi abdomen), terjadi kekakuan otot, dan sirkulasi darah
tidak lancar.
bedah, mobilisasi dini sangat penting dalam mempercepat hari rawat dan
mulai bekerja lagi. Mobilisasi dini sebagai suatu usaha untuk mempercepat
penyembuhan sehingga terhindar dari komplikasi akibat operasi terutama proses
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
C. Materi (Terlampir)
G. Strategi Pelaksanaan
3. 5 menit Penutup
1. menyimpulkan materi Mendengarkan
Mengucapkan salam Menjawab salam
H. Kriteria Hasil
1. Evaluasi struktur
dilakukan kontrak
2. Evaluasi Proses
b. saat demonstrasi pasien dan keluarga kooperatif dan aktof bertanya masalah
3. Evaluasi Hasil
A. Pengertian
dapat dialami oleh siapa saja tidak bergantung usia, namun mayoritas kasus
terjadi antara usia 11 dan 12 tahun, sering menyerang kedua jenis kelamin
namun antara masa puber dan usia 25 tahun lebih sering pada pria.
ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari setahun jarang
terjadi, insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu
menurun. Insidens pada pria dengan perbandingan 1,4 lebih banyak dari
pada wanita. Insiden apendisitis di negara maju lebih tinggi dari pada negara
tahun.
mempunyai rasa takut untuk bergerak. Pada pasien pasca operasi, sangat
mungkin, seperti pasien tidak BAK (retensi urin), perut menjadi kaku
(distensi abdomen), terjadi kekakuan otot, dan sirkulasi darah tidak lancar.
hari rawat dan mengurangi resiko karena tirah baring lama seperti terjadinya
apendiktomi
C. Kesimpulan
dapat dialami oleh siapa saja tidak bergantung usia, namun mayoritas kasus
terjadi antara usia 11 dan 12 tahun, sering menyerang kedua jenis kelamin
namun antara masa puber dan usia 25 tahun lebih sering pada pria.
hari rawat dan mengurangi resiko karena tirah baring lama seperti terjadinya
berkemih.
DAFTAR PUSTAKA