Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN

PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


DI UPT PUSKESMAS KAYEN

Nomor

Revisi Ke

Tanggal Terbit

PEMERINTAH KABUPATEN PATI


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KAYEN

Jl. Raya Pati - Purwodadi KM 17, Kode Pos 59171


Telepon: 081327630026, email: puskesmas.kayen@yahoo.co.id
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya kesehatan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi kesehatan lingkungan pada obyek atau sasaran yang diawasi, agar
terwujud kualitas lingkungan yang lebih sehat sehingga dapat melindungi masyarakat dari
segala kemungkinan terjadinya gangguan dan/atau bahaya kesehatan.
Hingga saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat utama, beberapa diantaranya adalah malaria dan demam berdarah.
Pada tahun 2012 ditemukan sebanyak 417.819 kasus dengan Anual Parasite Incident
Malaria di Indonesia sebesar 1,69 per 1.000 penduduk. Untuk Demam Berdarah Dengue
pada tahun 2012 ditemukan sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11
dan CFR= 0.9). Sedangkan penemuan Pneumonia Balita pada tahun 2012 cakupannya
sebesar 22,12 %. Angka kesakitan diare pada semua umur menurun tidak signifikan dari 423
per 1000 penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010, hasil
survey morbiditas tahun 2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan
episode diare pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil kajian morbiditas diare, Depkes, 2012).
WHO melaporkan sementara ini Indonesia ada pada peringkat 5 dunia jumlah
penderita TB Paru (WHO Global Tuberculosis Control 2010). Disamping itu perubahan
iklim (climate change) diperkirakan akan berdampak buruk terhadap lingkungan sehingga
dapat terjadi peningkatan permasalahan terhadap penyakit. Hal lain yang menyebabkan
meningkatnya permasalahan penyakit berbasis lingkungan adalah keterbatasan akses
masyarakat terhadap kualitas air minum sehat yang hanya sebesar 63% dan penggunaan
jamban sehat sebanyak 69% (sekretariat STBM, Bappenas, Tahun 2012).
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat utamanya terkait meningkatnya
penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan,
pemerintah telah menetapkan puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertamadengan menitikberatkan kegiatannya pada upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam
pengaturannya sebagaimana yang tertuang dalam Permenkes Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya
kesehatan masyarakat yang bersifat esensial yang wajib diselenggarakan oleh puskesmas
adalah Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Selain itu upaya kesehatan masyarakat esensial
tersebut harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.

2
Dalam rangka memperjelaslingkup penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan
di puskesmas perlu diatur dalam sebuah pedoman sebagai acuan bagi petugas puskesmas dan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut.

B. Tujuan
1. Umum
Dengan terselenggaranya pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas diharapkan
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan promotif
yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.
2. Khusus
a. Menurunkan angka kejadian penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor risiko lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan.
b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku masyarakat untuk
mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko
lingkungan, serta mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan melalui pemberdayaan
masyarakat.

C. Sasaran Pedoman
Sararan dari pedoman ini adalah :
1. Pengelola Upaya Kesehatan Lingkungan
2. Lintas program

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan dalam rangka
pencapaian indikator kinerja upaya kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Kayen
dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
1 Desa yang melaksanakan STBM Pendampingan Penyusunan Rencana Desa
STBM
2 Penduduk dengan akses air minum layak Surveilans Kualitas Air
3 Sarana air minum yang dilakukan Surveilans Kualitas Air
pengawasan
4 Penduduk dengan kases jamban sehat a. Pemicuan Stop BABS
b. Verifikasi Desa SBS
5 Pengelolaan sampah RT memenuhi Kampanye Hygiene dan Sanitasi
syarat

3
6 Pengelolaan limbah cair RT memenuhi Kampanye Hygiene dan Sanitasi
syarat
7 Rumah Sehat Pemeriksaan rumah sehat
8 TTU memenuhi syarat a. Inspeksi sanitasi TTU
b. Pembinaan TTU
9 TPM memenuhi syarat a. Inspeksi sanitasi TPM
b. Pembinaan TPM
10 Puskesmas melaksanakan pelayanan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
kesehatan lingkungan Puskesmas

E. Batasan Operasional
Batasan operasional dari kegiatan kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Kayen
adalah sebagai berikut:
1. Pendampingan penyusunan rencana desa STBM
Kegiatan penggerakan yang diberikan pada desa-desa yang direncanakan akan menjadi
desa STBM (Sanitasi Total Berbasi Masyarakat), yang dilakukan secara berkala mulai
dari advokasi dan penggalangan komitmen sampai penyusunan rencana tindak lanjut
untuk mencapai desa STBM dengan melibatkan semua unsur masyarakat termasuk
pemerintahan setempat.
2. Surveilans Kualitas Air
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka melakukan pengawasan kualitas air di
masyarakat yang meliputi inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air, pengujian kualitas
air, analisis hasil pemeriksaan laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut.
3. Pemicuan Stop BABS
Serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memicu masyarakat yang masih memiliki
perilaku buang air besar sembarangan (BABS) untuk mengadopsi perilaku Stop BABS
dengan menggunakan metode CLTS (Community Lead Total Sanitation).
4. Verifikasi Desa SBS
Serangkaian kegiatan penilaian yang dilakukan oleh tim verifikasi terhadap pernyataan
perubahan perilaku Stop BABS.
5. Kampanye Hygiene dan Sanitasi
Kegiatan penyuluhan hygiene dan sanitasi untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat di masyarakat.
6. Pemeriksaaan Rumah Sehat
Kegiatan penialaian atau analisis risiko pada rumah-rumah penduduk di wilayah
puskesmas untuk kemudian ditetapkan intervensi kesehatan lingkungan yang bisa
diberikan.

4
7. Inspeksi sanitasi TTU & TPM
Kegiatan pengawasan yang dilakukan pada TTU dan TPM yang ada di wilayah
puskesmas melalui kegiatan penilaian atau analisis risiko kesehatan lingkungan untuk
kemudian ditetapkan intervensi kesehatan lingkungan yang bisa diberikan. TTU yang
dimaksud meliputi sarana kesehatan, sarana pendidikan, pasar, dan hotel. Sedangkan
TPM meliputi jasa boga, restoran/rumah makan, DAMIU, dan makanan jajanan.
8. Pembinaan TTU & TPM
Pembinaan yang diberikan pada TTU dan TPM yang ada di wilayah puskesmas yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas kesehatan lingkungannya sehingga menjadi TTU
dan TPM yang memenuhi syarat.
9. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Hubungan komunikasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan terhadap pasien
yang menderita penyakit dan/atau yang mengalami gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor risiko lingkungan dan/atau keluarga yang mendampingi serta pasien yang
datang untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan lingkungan yang bertujuan
untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan lingkungan yang ada di UPT Puskesmas
Kayen saat ini adalah seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat yang telah mengikuti beberapa
Pendidikan dan Pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi tenaga kesehatan lingkungan di
Puskesmas diantaranya Diklat Teknis Sanitarian dan Diklat Jabfung Sanitarian Jenjang Ahli.

B. Distribusi Ketenagaan
Dalam melakanakan kegiatannya, pengelola upaya kesehatan lingkungan puskesmas
dibantu oleh bidan desa serta kader kesehatan.

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan di UPT Puskesmas Kayen tahun 2017
dibuat dalam satu tahun dan kemudian dijelaskan dalam rencana kegiatan bulanan.

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Denah Ruang pelayanan upaya Kesehatan Lingkungan di UPT Puskesmas Kayen
digambarkan dalam gambar berikut:

B. Standar Fasilitas
Peralatan yang harus dimiliki dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di
puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Ruang konseling yang terintegrasi dengan layanan konseling lainnya;
2. Formulir-formulir (konseling; inspeksi saitasi TTU/TPM, sarana air bersih, rumah sehat;
dll)
3. Kit Sampling air
4. Media KIE (brosur, leaflet, poster, video)
5. Proyektor
6. Megaphone / Portable Speaker
7. Komputer dan Printer
8. Alat Tulis Kantor (Pulpen, Spidol, Kertas, dll)
9. Alat Pelindung Diri (Sarung Tangan, Masker, dll)
10. Sepeda Motor

7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan puskesmas dilaksanakan di dalam gedung
dan luar gedung Puskesmas. Adapun kegiatan tersebut meliputi:
1. Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
Alur kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan puskesmas dapat dilihat pada
skema uraian berikut:
1) Pelayanan pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang di
akibatkan oleh faktor risiko lingkungan
2) Pelayanan pasien yang datang untuk berkonsultasi masalah kesehatan lingkungan
(dapat disebut klien)
3) Pelaksanaan Inspeksi kesehatan lingkungan
Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan terhadap media air, udara, tanah,
pangan, sarana dan bangunan, serta vektor dan binatang pembawa penyakit.
Pelaksanaannya mengacu pada pedoman pengawasan kualitas media lingkungan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Intervensi kesehatan lingkungan
Intervensi kesehatan lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang dapat berupa:
a. komunikasi, informasi, dan edukasi, serta penggerakan / pemberdayaan
masyarakat;
b. perbaikan dan pembangunan sarana;
c. pengembangan teknologi tepat guna; dan
d. rekayasa lingkungan.
2. Pengawasan Kesehatan Lingkungan
Kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan dilakukan terhadap kualitas air yang
digunakan oleh masyarakat, TTU, dan TPM yang ada di wilayah kerja puskesmas. Kegiatan
pengawasan kesehatan lingkungan dilakukan melalui kegiatan penilaian atau analisis risiko
kesehatan lingkungan untuk kemudian ditetapkan intervensi kesehatan lingkungan yang bisa
diberikan.TTU yang dimaksud meliputi sarana kesehatan, sarana pendidikan, pasar, dan
hotel. Sedangkan TPM meliputi jasa boga, restoran/rumah makan, DAMIU, dan makanan
jajanan.

8
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pelaksanaan penggerakan/pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan kualitas lingkungan melalui kerja bersama (gotong royong) melibatkan semua
unsur masyarakat termasuk perangkat pemerintahan setempat dan dilakukan secara berkala.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam kegiatan Pendampingan penyusunan
rencana desa STBM, Pemicuan, Pembinaan TTU/TPM, dan Pendampingan pelaksanaan
Gerakan PSN dalam rangka pemantauan Jentik Berkala.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam penyelenggaraanupaya kesehatan lingkungan di UPT
PuskesmasKayen adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
2. Observasi & Survei langsung
3. Check list (Analisis risiko kesehatan lingkungan)
4. Uji Laboratorium
5. Penyuluhan
6. Pemicuan

C. Langkah Kegiatan
Langkah-langkah Penyelenggaraan kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Kayen
adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Penyusunan rencanakerja upaya kesehatan lingkungan merupakan serangkaian kegiatan
mulai darimenentukan jenis kegiatan, sasaran, tenaga yang akan melaksanakan,
peralatan/bahan/sarana yang dibutuhkan, pembiayaan, hingga penyusunan jadwal
kegiatan.
2. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan rencana kegiatan, kerangka acuan dan prosedur
yang telah ditetapkan.
3. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap bulan oleh penanggung jawab
upaya kesehatan masyarakat beserta kepala puskesmas.
4. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut dibuat berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dalam rangka
pencapaian tujuan dan sasaran program upaya.

9
BAB V
LOGISTIK

Terselenggaranya upaya kesehatan lingkungan di puskesmas perlu didukung oleh


penyediaan logistik yang memadai dan optimal melalui perencanaan yang baik dan berdasarkan
kebutuhan masyarakat serta usulan pemegang program berdasarkan hasil pemetaan masalah.
Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupan dan pemeliharaannyasesuai dengan anggaran
yang telah dijadwalkan. Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
lingkungan di puskesmas diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Logistik yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Formulir-formulir (konseling; pemeriksaan TTU/TPM, sarana air bersih, rumah sehat, dll)
2. Media Informasi (brosur, leaflet, poster, video)
3. Proyektor
4. Megaphone / Portable Speaker
5. Komputer dan Printer
6. Alat Tulis Kantor (Pulpen, Spidol, Kertas, dll)
7. Alat Pelindung Diri (Sarung Tangan, Masker, dll)
8. Sepeda Motor

10
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Keselamatan sasaran kegiatan adalah proses integral yang dilakukan terus menerus oleh
pimpinan dan pegawai untuk memberikan penilaian atas kemungkinan terjadinyahal-hal yang
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran program. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Melindungi Puskesmas dari resiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian tujuan.
2. Memberikan kerangka kerja manajemen resiko yang konsisten atas resiko yang ada pada
proses kegiatan dan fungsi-fungsi dalam Puskesmas.
3. Mendorong manajemen untuk bertindak proaktif mengurangi resiko kerugian, menjadikan
pengelolaan resiko sebagai sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja
Puskesmas.
4. Mendorong setiap pegawai untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi resiko kerja
sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai Puskesmas.
5. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai resiko dan pentingnya
pengelolaan resiko.

Kegiatan ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :


1. Petugas menentukan kegiatan yang akan dilakukan.
2. Petugas mengidentifikasi dan menentukan sumber resiko.
3. Petugas menentukan dampak yang akan terjadi.
4. Petugas menentukan cara pengendalian dampak.

Adapun upaya yang di lakukan puskesmas untuk menjamin keselamatan sasaran kegiatan
program adalah:
1. Penggunaan APD
2. Bekerja sesuai SOP
3. Penerangan ruangan cukup
4. Sirkulasi udara ruangan cukup
5. Tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja dimaksudkan untuk menghindari terjadinya resiko atau


meminimalisasi terjadinya faktor resiko yang timbul, misalnya :
1. Terjatuh saat kunjungan lapangan (Inspeksi Sanitasi, Kunjungan rumah, dll)
2. Terjadi paparan secara langsung dengan bahan kimia
3. Tertular penyakit dari pasien saat konseling
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka petugas harus bekerja sesuai dengan
SOP dan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai disaat bekerja, seperti:
1. Masker
2. Sarung Tangan
3. Sepatu Boot
4. Helm
Selain itu petugas harus tetap berhati-hati selama bekerja serta menjaga kondisi kebugaran
tubuh.

12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu upaya kesehatan lingkungan dilakukan dengan cara :


1. Monitoring dan evaluasi kinerja upaya kesehatan lingkungan dilakukan dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1) Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2) Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3) Ketepatan metoda yang digunakan
4) Kepatuhan terhadap peraturan
5) Tercapainya indikator kinerja program
2. Audit internal oleh tim mutu
3. Rapat tinjauan manajemen untuk membahas hasil audit internal minimal setahun dua kali.

13
BAB IX
PENUTUP

Penyelenggaraanupaya kesehatan lingkungan di puskesmas diarahkan untuk


mengendalikan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan akibat buruknya kondisi
kesehatan lingkungan melalui upaya promotif dan preventif, serta spesifik proteksi. Selain
memberikan pelayanan yang bersifat upaya kesehatan perseorangan, puskesmas juga berperan
pada upaya kesehatan masyarakat dan salah satunya melalui pelayanan kesehatan lingkungan.
Upaya tersebut diharapkan dapat memperkuat puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan
terdepan. Dengan demikian peran puskesmas dalam mendukung pembangunan kesehatan yang
langsung dirasakan oleh masyarakatsangatlah penting.
Penyelenggaraanupaya kesehatan lingkungan di puskesmas juga menjadi bagian penting
dari standar pelayanan minimal kabupaten/kota yang merupakan indikator bagi pemerintah
daerah dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Diharapkan dengan ditetapkannya
pedoman mengenai penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas ini akan
meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat
mendukung tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

14

Anda mungkin juga menyukai