Anda di halaman 1dari 8

INDENTIFIKASI JAMUR

ERNY WATI SIMAMORA(2009-18)FP.UISU(2018-2019

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui jamur dan bakteri yang berperan
dalam proses pengomposan campuran feses ayam buras dan sampah organic. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Peubah yang diamati adalah
temperature, pH, isolasi dan identifikasi jamur dan bakteri selama proses pengomposan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi temperature pada awal proses pengomposan 26 –
35oC,kemudian temperature naik mencapai 41 –54oC sampai hari ke 24, kemudian temperature
mulai turun sampai 33oC pada hari ke 30, selanjutnya temperature turun sampai 30oC pada akhir
proses pengomposan. Nilai pH pada awal proses pengomposan mencapai pH 5,5 –6,5 sampai
hari ke 10, selanjutnya pH naik sampai mencapai pH 8 pada hari ke 24, berikutnya pH turun
mencapai pH 7 sampai akhir proses pengomposan. Jamur yang berhasil diidentifikasi adalah
Neurospora sitopila, Rhizophus sp, Aspergillus sp. Bakteri yang berhasil diidentifikasi
Enterobacter sp, Bacillus sp, Escherichia coli, Pseudomonas sp.
Kata kunci :feses ayam buras, sampah organik, pengomposan, jamur, bakteri,

Pendahuluan
Latar Belakang
Feses ayam buras dan sampah organic merupakan bahan organic yang mengandung
mikroorganisme dan berpotensi mencemari lingkungan bila tidak dikelola dengan baik.
Pengelolaan limbah organic meliputi penanganan limbah dan pengolahan limbah. Pengolahan
limbah organic, dapatdilakukan denganproses pengomposan. Dalam proses pengomposan, bahan
organic limbah didegradasi oleh mikroorganisme menjadi bahan yang lebihsederhana dan dapat
dimanfaatkan oleh tanaman (unsure N, P dan K) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pengomposan adalah : nisbah C/N = 26 -35 (campuran limbah yang digunakan),
mikroorganisme, kadar air 50-60%, temperatur 40-60oC , pH 5,5 -8, aerasi. Mikroorganisme
utama meliputi jamur, bakteri, actinomycetes, diperlukan jumlah populasi yang cukup
(±106cfu/g) untuk membangkitkan proses pengomposan. Populasi meningkat atau berkurang
sesuai kondisi lingkungan untuk masing-masing species selama pengomposan. Pada awalnya
jamur dan bakteri penghasil asam muncul selama fase mesophilik (20 –40oC), mikroorganisme
ini menghabiskan gula, zat tepung dan protein. Proses degradasi bahan organic ditandai dengan
meningkatnya temperature. Fase selanjutnya digantikan oleh bakteri-bakteri thermophilik (>
40oC), pada tingkat ini lemak, hemicellulosa dan cellulose didekomposisi. Pada akhirnya
temperature turun, bakteri dan jamur mesophilik muncul lagi.Jenis mikroorganisme dalam proses
pengomposan dipengaruhi oleh perubahan temperatur, apabila temperature pengomposan
berkisar antara temperature ambient dan 40oC maka mikroorganisme mesophilik yang dominan.
Aktivitas mikroorganisme tersebut menghasilkan panas yang akan meningkatkan temperature
diatas 40oC, maka mikroorganisme mesophilik akan pindah ke lapisan luar, sedangkan
mikroorganisme thermophilik mulai melakukan aktivitasnya. Temperatur maksimum dalam
tumpukan bahan organic dicapai pada selang waktu 30 –40 hari, setelah itu temperature
tumpukan mulai menurun hingga mendekati temperature ambient, hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas mikroorganisme mulai menurun, sejalan dengan berkurangnya bahan organic yang
tersedia.Isolasi dan identifikasi mikroorganisme perlu dilakukan pada tiap-tiap fase
pengomposan, sehingga dapat diketahui jenis mikroorganisme yang berperan. Selanjutnya
mikroorganisme yang terisolasi tersebut dapat diperbanyak dan digunakan sebagai starter pada
proses pengomposan

TINJAUAN PUSTAKA
KLASIFIKASI JAMUR BASIDIOMYCETES
1. JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk
kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya
berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Morfologi Jamur Tiram
Tudung mempunyai diameter 4-15 cm atau lebih, bentuk seperti tiram, cembung kemudian menjadi rata
atau kadang-kadang membentuk corong; permukaan licin, agak berminyak ketika lembab, tetapi tidak
lengket; warna bervariasi dari putih sampai abu-abu, cokelat, atau cokelat tua (kadang-kadang kekuningan
pada jamur dewasa); tepi menggulung ke dalam, pada jamur muda sering kali bergelombang atau
bercuping. Daging tebal, berwarna putih kokoh tapi lunak pada bagian yang berdekatan dengan tangkai;
bau dan rasa tidak merangsang. HabitatJamur tiram tumbuh soliter, tetapi umumnya membentuk massa
menyerupai susunan papan pada batang kayu. Di alam, jamur tiram banyak dijumpai tumbuh pada
tumpukan limbah biji kopi.

Divisi Basidiomycota
Kelas :Homobasidiomycetes
Ordo :Agaricales
Famili :Tricholomataceae
Genus :Pleurotus
Spesies: Pleurotus ostreatus
Siklus hidup
Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus
hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi
aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara
endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora
terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksua,, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis
hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi
primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada
kantung basidium.

Manfaat
Jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan kolesterol,
sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Jamur
tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol dan jantung lemah serta
beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit
seperti penyakit lever, diabetes, anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan
anti kanker serta menurunkan kadar kolesterol

2. JAMUR MERANG (Volvariella volvacea)


Morfologi Jamur Merang
Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi
selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua
keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan
konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.
Sesuai dengan nama ilmiahnya, Volvariella volvacea, jamur ini memiliki volva atau cawan berwarna cokelat
muda yang awalnya merupakan selubung pembungkus tubuh buah saat masih stadia telur. Dalam
perkembangannya, tangkai dan tudung buah membesar sehingga selubung tersebut tercabik dan
terangkat ke atas dan sisanya yang tertinggal di bawah akan menjadi cawan.Jika cawan ini telah terbuka
akan terbentuk bilah yang saat matang memproduksi basidia dan basidiospora berwarna merah atau
merah muda.
Selanjutnya basidiospora akan berkecambah dan membentuk hifa. Setelah itu, kumpulan hifa membentuk
gumpalan kecil (pin head) atau primordial yang akan membesar membentuk tubuh buah stadia kancing
kecil (small button), kemudian tumbuh menjadi stadia kancing (button), dan akhirnya berkembang menjadi
stadia telur (egg). Dalam budi daya jamur merang, pada stadia telur inilah jamur dipanen.
Divisi : Mycotina
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Agaricaceae
Genus : Volvariella
Spesies : Volvariella volvacea

Perkembangbiakan Secara Seksual

Memiliki dua hifa yang kemudian bertindak seperti gamet (alat perkembangbiakan ), tetapi belum dapat di
bedakan antara yang jantan dan betina, hanya di beri tanda (+) dan (-), yang kemudian bersatu (kawin)
membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi jamur dewasa.

Perkembangbiakan Secara Aseksual

Perkembangbiakan secara aseksual yaitu melalui jalur spora yang terbentuk endogen di dalam askus atau
eksogen pada basilium. Askus merupakan alat perkembangbiakan yang spesifik dan tidak lain merupakan
sporangium. Askus dan basidium berkumpul dalam satu tubuh buah yang terjadi dari plektenkim dalam
tubuh buah askus atau basidium tersusun tegak dan sejajar seperti jaringan tiang. Jamur Merang
khususnya jamur–jamur yang memiliki tubuh buah pada umumnya berkembangbiak dengan membentuk
spora.
Manfaat
Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak,
sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti mi ayam jamur, tumis jamur, pepes jamur,
sup dan capcay. Kandungan protein jamur cukup tinggi, dalam 100 gr jamur segar terkandung sekitar 3,2
gr protein, jumlah ini akan bertambah menjadi 16 gr jika jamur berada dalam keadaan kering. Selain itu,
jamur juga memiliki kandungan kalsium dan fosfor cukup tinggi, 51 mg dan 223 mg, dan mengandung 105
kj kalori, dengan kandungan lemak rendah, 0,9 gr.

3. JAMUR KAYU (Ganoderma aplanatum)


Morfologi Jamur Kayu atau Ling Zhi
Bentuknya seperti sinduk atau alat untuk mengambil sayur. Jenis jamur ini memiliki tangkai yang
menancap ke dalam media atau substrat dengan ukuran panjang antara 3-10 cm. Di ujung tangkai terdapat
tubuh buah berbentuk seperti setengah lingkaran yang melebar dengan garis tengah antara 10-20 cm.
Tubuh buah mula-mula berwarna kekuning-kuningan saat masih muda, yaitu pada umur 1-2 bulan,
kemudian berubah menjadi merah atau cokelat tua. Tubuh buah inilah yang kemudian dipanen untuk
dijadikan bahan baku pembuat obat-obatan, termasuk jamu.

Divisi : Basidiomycota
Class : Agargeomycota
Ordo : Polypolares
Famili : Ganodermataceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Ganoderma lucidum
Habitat
Spora (umun disebut basidiospora) dari jamur Ling Zhi yang sudah masak jika berada di tempat
yang lembab akan tumbuh dan berkecambah membentuk serat-serat halus seperti serat kapas yang
disebut miselium atau miselia. Apabila keadaan lingkungan tempat pertumbuhan miselia tersebut baik,
yaitu temperatur, kelembapan, dan kandungan C/N/P (rasio substrat) tempat tumbuh memungkinkan maka
dari kumpulan miselia tersebut akan berbentuk primordia atau bakal tubuh buah jamur. Bakal tubuh buah
jamur tersebut kemudian akan membesar dan pada akhirnya membentuk

BAHAN DAN METODE


Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Dasar Dasar Perlindungan Tanaman, Fakultas
Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jln. Karya Wisata, Gedung Johor, Kecamatan
Medan Johor Kota Madya Medan.Praktikum ini dilaksanakan pada kamis 02 Maret 2019 pukul
08.00-09.00 wib.

Bahan dan Alat


a. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Jamur.

b.Alat
alat yang dingunakan dalam praktikum ini ialah :Alat tulis, peneropong Bakteri,dan
kamera.

Prosedur Kerja
1.Siapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini
2.Ambil peneropong yang sudah disiapkan masukkan jamur yang sudah disediakan
3.Ambil jamur yang mau di masukkan kedalam peneropong bakteri
4.jika kurang jelas gunakan lah kamera Hp untuk melihat bakterinya
5.Ambil alat tulis dan gambar lah struktur tubuh dan bagian bagiannya di buku gambar
6.Mintalah ACC kepada asisten

HASIL DAN PEMBAHASAN


a.Hasil
b.Pembahasan
Identifikasi Jamur adalah mikroorganisme eukariotik jamur tidak hidup secara autorof
karena tidak memiliki klorofil.Jamur hidup secara heterotof dengan menggunakan bahan bahan
organic yang ada di lingkungannya.Misalnya hidup secara saprofit artinya hidup dari penguraian
sampah sampah organic (seperti bangkai,sisi tumbuhan ,makanan,kayu lapuk ) menjadi bahan
bahan organik.Jamur dapat pula hidup sebagai parasite dengan mendapatkan bahan organic dari
inangnya (kulit manusia,binanatng dan tumbuhan).Selain itu ada pula jamur yang hidup secara
simbiotik yakni hidup bersama sama dengan organisme lain agar dapat saling menguntungkan
(simbiosis mutualisme)seperti jamur yang hidup bersama ganggang membentuk lumut kerak.
Jamur tidak berklorofil,dinding sel jamur mengandung kitin. Kitin adalah polisakaria
yang terdapat pada kulit kepiting dan udang udangan (jika dipanaskan berubah warna menjadi
kemerahan)jamur multeselule terbentuk dari rangkaian sel yang membentuk benang seperti
kapas yang disebut hifa.Dilihat dari mikroskop hifa ada yang bersekat sekat melintang.Tiap tiap
sekat mempunyai satu sel dengan satu inti atau beberapa inti sel.Ada pula hifa yang tidak
bersekat melintang dan mengandung benyak inti kumpulan hifa membentuk jaringan benang
yang disebut miselium.

KESIMPULAN DAN SARAN

a.Kesimpulan

Berdasakan hasil pengamatan,Jamur yang berhasil diidentifikasi adalah Neurospora sitopila,


Rhizophus sp, Aspergillus sp. Bakteri yang berhasil diidentifikasi Enterobacter sp, Bacillus sp,
Escherichia coli, Pseudomonas sp. DAFTAR PUSTAKA CSIRO Divition Soil. 1979.
Composting Making Soil Improver from Rubish. Discovering Soil.Eulis T.M., 2009.
Biokonversi Limbah Industri Peternakan.UNPAD PRESS.Bandung.Haga Kiyonori. 1990.
Production of Compost from Organic Wastes. ASPAC. Food and Fertilizer Technology Center.
Extension Bulletin. No 311.Markel,J.A.1981. Managing Livestock Wastes. AVI Publishing
Company, INC, Westport, Connecticut.Yuli, A.H, Harlia, E dan Hamidah, I. 2003. Identifikasi
Jamur dan Bakteri pada Proses Pengomposan Kotoran sapi Perah. Jurnal Ilmu Ternak, Vol 3, No
2, ISSN 1410-5659. Bulan DesemberTb.Benito A.K.; Yuli, A.H, Harlia, E. 2010. Isolasi Dan
Identifikasi Bakteri Dan Jamur Yang Berperan Pada Proses Pengomposan Campuran Feses SapiI
Potong Dan Sampah Organik.Semnas-Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau-
Pekanbaru Agustus ISSN: 2087 –1570

Anda mungkin juga menyukai