Indentifikasi Jamur
Indentifikasi Jamur
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui jamur dan bakteri yang berperan
dalam proses pengomposan campuran feses ayam buras dan sampah organic. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Peubah yang diamati adalah
temperature, pH, isolasi dan identifikasi jamur dan bakteri selama proses pengomposan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi temperature pada awal proses pengomposan 26 –
35oC,kemudian temperature naik mencapai 41 –54oC sampai hari ke 24, kemudian temperature
mulai turun sampai 33oC pada hari ke 30, selanjutnya temperature turun sampai 30oC pada akhir
proses pengomposan. Nilai pH pada awal proses pengomposan mencapai pH 5,5 –6,5 sampai
hari ke 10, selanjutnya pH naik sampai mencapai pH 8 pada hari ke 24, berikutnya pH turun
mencapai pH 7 sampai akhir proses pengomposan. Jamur yang berhasil diidentifikasi adalah
Neurospora sitopila, Rhizophus sp, Aspergillus sp. Bakteri yang berhasil diidentifikasi
Enterobacter sp, Bacillus sp, Escherichia coli, Pseudomonas sp.
Kata kunci :feses ayam buras, sampah organik, pengomposan, jamur, bakteri,
Pendahuluan
Latar Belakang
Feses ayam buras dan sampah organic merupakan bahan organic yang mengandung
mikroorganisme dan berpotensi mencemari lingkungan bila tidak dikelola dengan baik.
Pengelolaan limbah organic meliputi penanganan limbah dan pengolahan limbah. Pengolahan
limbah organic, dapatdilakukan denganproses pengomposan. Dalam proses pengomposan, bahan
organic limbah didegradasi oleh mikroorganisme menjadi bahan yang lebihsederhana dan dapat
dimanfaatkan oleh tanaman (unsure N, P dan K) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pengomposan adalah : nisbah C/N = 26 -35 (campuran limbah yang digunakan),
mikroorganisme, kadar air 50-60%, temperatur 40-60oC , pH 5,5 -8, aerasi. Mikroorganisme
utama meliputi jamur, bakteri, actinomycetes, diperlukan jumlah populasi yang cukup
(±106cfu/g) untuk membangkitkan proses pengomposan. Populasi meningkat atau berkurang
sesuai kondisi lingkungan untuk masing-masing species selama pengomposan. Pada awalnya
jamur dan bakteri penghasil asam muncul selama fase mesophilik (20 –40oC), mikroorganisme
ini menghabiskan gula, zat tepung dan protein. Proses degradasi bahan organic ditandai dengan
meningkatnya temperature. Fase selanjutnya digantikan oleh bakteri-bakteri thermophilik (>
40oC), pada tingkat ini lemak, hemicellulosa dan cellulose didekomposisi. Pada akhirnya
temperature turun, bakteri dan jamur mesophilik muncul lagi.Jenis mikroorganisme dalam proses
pengomposan dipengaruhi oleh perubahan temperatur, apabila temperature pengomposan
berkisar antara temperature ambient dan 40oC maka mikroorganisme mesophilik yang dominan.
Aktivitas mikroorganisme tersebut menghasilkan panas yang akan meningkatkan temperature
diatas 40oC, maka mikroorganisme mesophilik akan pindah ke lapisan luar, sedangkan
mikroorganisme thermophilik mulai melakukan aktivitasnya. Temperatur maksimum dalam
tumpukan bahan organic dicapai pada selang waktu 30 –40 hari, setelah itu temperature
tumpukan mulai menurun hingga mendekati temperature ambient, hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas mikroorganisme mulai menurun, sejalan dengan berkurangnya bahan organic yang
tersedia.Isolasi dan identifikasi mikroorganisme perlu dilakukan pada tiap-tiap fase
pengomposan, sehingga dapat diketahui jenis mikroorganisme yang berperan. Selanjutnya
mikroorganisme yang terisolasi tersebut dapat diperbanyak dan digunakan sebagai starter pada
proses pengomposan
TINJAUAN PUSTAKA
KLASIFIKASI JAMUR BASIDIOMYCETES
1. JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk
kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya
berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Morfologi Jamur Tiram
Tudung mempunyai diameter 4-15 cm atau lebih, bentuk seperti tiram, cembung kemudian menjadi rata
atau kadang-kadang membentuk corong; permukaan licin, agak berminyak ketika lembab, tetapi tidak
lengket; warna bervariasi dari putih sampai abu-abu, cokelat, atau cokelat tua (kadang-kadang kekuningan
pada jamur dewasa); tepi menggulung ke dalam, pada jamur muda sering kali bergelombang atau
bercuping. Daging tebal, berwarna putih kokoh tapi lunak pada bagian yang berdekatan dengan tangkai;
bau dan rasa tidak merangsang. HabitatJamur tiram tumbuh soliter, tetapi umumnya membentuk massa
menyerupai susunan papan pada batang kayu. Di alam, jamur tiram banyak dijumpai tumbuh pada
tumpukan limbah biji kopi.
Divisi Basidiomycota
Kelas :Homobasidiomycetes
Ordo :Agaricales
Famili :Tricholomataceae
Genus :Pleurotus
Spesies: Pleurotus ostreatus
Siklus hidup
Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus
hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi
aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara
endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora
terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksua,, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis
hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi
primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada
kantung basidium.
Manfaat
Jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan kolesterol,
sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Jamur
tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol dan jantung lemah serta
beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit
seperti penyakit lever, diabetes, anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan
anti kanker serta menurunkan kadar kolesterol
Memiliki dua hifa yang kemudian bertindak seperti gamet (alat perkembangbiakan ), tetapi belum dapat di
bedakan antara yang jantan dan betina, hanya di beri tanda (+) dan (-), yang kemudian bersatu (kawin)
membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi jamur dewasa.
Perkembangbiakan secara aseksual yaitu melalui jalur spora yang terbentuk endogen di dalam askus atau
eksogen pada basilium. Askus merupakan alat perkembangbiakan yang spesifik dan tidak lain merupakan
sporangium. Askus dan basidium berkumpul dalam satu tubuh buah yang terjadi dari plektenkim dalam
tubuh buah askus atau basidium tersusun tegak dan sejajar seperti jaringan tiang. Jamur Merang
khususnya jamur–jamur yang memiliki tubuh buah pada umumnya berkembangbiak dengan membentuk
spora.
Manfaat
Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak,
sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti mi ayam jamur, tumis jamur, pepes jamur,
sup dan capcay. Kandungan protein jamur cukup tinggi, dalam 100 gr jamur segar terkandung sekitar 3,2
gr protein, jumlah ini akan bertambah menjadi 16 gr jika jamur berada dalam keadaan kering. Selain itu,
jamur juga memiliki kandungan kalsium dan fosfor cukup tinggi, 51 mg dan 223 mg, dan mengandung 105
kj kalori, dengan kandungan lemak rendah, 0,9 gr.
Divisi : Basidiomycota
Class : Agargeomycota
Ordo : Polypolares
Famili : Ganodermataceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Ganoderma lucidum
Habitat
Spora (umun disebut basidiospora) dari jamur Ling Zhi yang sudah masak jika berada di tempat
yang lembab akan tumbuh dan berkecambah membentuk serat-serat halus seperti serat kapas yang
disebut miselium atau miselia. Apabila keadaan lingkungan tempat pertumbuhan miselia tersebut baik,
yaitu temperatur, kelembapan, dan kandungan C/N/P (rasio substrat) tempat tumbuh memungkinkan maka
dari kumpulan miselia tersebut akan berbentuk primordia atau bakal tubuh buah jamur. Bakal tubuh buah
jamur tersebut kemudian akan membesar dan pada akhirnya membentuk
b.Alat
alat yang dingunakan dalam praktikum ini ialah :Alat tulis, peneropong Bakteri,dan
kamera.
Prosedur Kerja
1.Siapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini
2.Ambil peneropong yang sudah disiapkan masukkan jamur yang sudah disediakan
3.Ambil jamur yang mau di masukkan kedalam peneropong bakteri
4.jika kurang jelas gunakan lah kamera Hp untuk melihat bakterinya
5.Ambil alat tulis dan gambar lah struktur tubuh dan bagian bagiannya di buku gambar
6.Mintalah ACC kepada asisten
a.Kesimpulan