Anda di halaman 1dari 34

2.

1 Profil Kabupaten/Kota

2.1.1 Kependudukan

Penduduk pada satu sisi merupakan modal dasar dalam pembangunan, di sisi lain penduduk juga merupakan obyek
dari pembangunan, sehingga diperlukan keseimbangan antara penduduk sebagai subyek pembangunan dan
penduduk sebagai obyek pembangunan. Pemahaman tentang pola perkembangan penduduk dan rencana
kependudukan ke depan sangat penting dalam setiap perencanaan sanitasi kota.

Sejak Pulau Batam dan beberapa pulau disekitarnya dikembangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia menjadi
daerah Industri, Perdagangan, Alih kapal dan Pariwisata serta dengan terbentuknya Kotamadya Batam tanggal 24
Desember 1983, laju pertumbuhan penduduk terus mengalami peningkatan dimana dari hasil sensus penduduk
rata-rata per tahunnya selama periode 2000-2013 laju pertumbuhan penduduk Batam rata-rata sebesar rata-rata 8 %
per tahun.

Untuk data jumlah penduduk dan kepadatannya serta jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
kedapan disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 Tahun Terakhir

Nama Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk (Orang/ Ha)
Kecamatan (Jiwa)

Tahun Tahun Tahun Tahun


2009 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012
Belakang -0.0234 0.0215 0.0292 5.441 5.559 5.721
Padang 24,527 23,953 24,469 25,184 6,132 5,988 6,117
Batu 0.0250 0.0378 0.0366 148.598 154.217 159.866
Ampar 91,619 93,914 97,465 101,035 22,905 23,479 24,366
Bengkong 0.1275 0.0894 0.0589 118.060 128.613 136.188
98,214 110,740 120,639 127,744 24,554 27,685 30,160
Lubuk 0.0539 0.0643 0.0425 228.496 243.196 253.540
Baja 97,565 102,823 109,438 114,093 24,391 25,706 27,360
Batam 0.1218 0.1241 0.1473 57.858 65.041 74.624
Kota 121,309 136,082 152,976 175,515 30,327 34,021 38,244
Sei Beduk 0.0589 0.0669 0.0285 66.399 70.839 72.856
109,046 115,468 123,189 126,697 27,262 28,867 30,797
Nongsa 0.1204 0.0989 0.0715 10.116 11.116 11.910
50,145 56,182 61,737 66,150 12,536 14,046 15,434
Sekupang 0.0507 0.0839 0.0904 59.635 64.637 70.481
119,926 126,008 136,579 148,927 29,982 31,502 34,145
Sagulung 0.0978 0.0881 0.1062 43.716 47.566 52.617
142,526 156,459 170,238 188,317 35,632 39,115 42,560
Batu Aji 0.0592 0.0475 0.1657 50.956 53.374 62.215
101,942 107,975 113,099 131,834 25,486 26,994 28,275
Bulang -0.0013 0.0267 0.0380 1.328 1.363 1.415
11,921 11,905 12,223 12,687 2,980 2,976 3,056
Galang -0.2358 0.0428 0.1026 0.935 0.975 1.075
19,880 15,192 15,842 17,468 4,970 3,798 3,961
Total
988,620 1,056,701 1,137,894 1,235,651 247,155 264,175 284,474

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil Kota Batam tahun 2013
Tabel 2.2Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun

Nama Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Kepadatan Penduduk (Orang/ Ha)


Kecamatan (Jiwa) Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
Belakang 0.0292 5.8880 6.0602 6.2372 6.4196 6.6070
Padang 25,919 26,677 27,456 28,259 29,084 6,480 6,669 6,864 7,065 7,271
Batu 0.0366 165.7215 171.7911 178.0839 184.6060 191.3687
Ampar 104,736 108,572 112,549 116,671 120,945 26,184 27,143 28,137 29,168 30,236
Bengkong 0.0589 144.2079 152.7015 161.6951 171.2175 181.3017
135,267 143,234 151,670 160,602 170,061 33,817 35,809 37,918 40,151 42,515
Lubuk 0.0425 264.3244 275.5667 287.2889 299.5089 312.2489
Baja 118,946 124,005 129,280 134,779 140,512 29,737 31,001 32,320 33,695 35,128
Batam 0.1473 85.6186 98.2334 112.7066 129.3125 148.3652
Kota 201,375 231,045 265,086 304,143 348,955 50,344 57,761 66,272 76,036 87,239
Sei Beduk 0.0285 74.9310 77.0650 79.2593 81.5164 83.8378
130,305 134,016 137,832 141,757 145,794 32,576 33,504 34,458 35,439 36,449
Nongsa 0.0715 12.7616 13.6737 14.6512 15.6986 16.8207
70,878 75,944 81,373 87,190 93,422 17,720 18,986 20,343 21,798 23,356
Sekupang 0.0904 76.8533 83.8017 91.3781 99.6394 108.6479
162,391 177,073 193,082 210,538 229,573 40,598 44,268 48,271 52,635 57,393
Sagulung 0.1062 58.2051 64.3864 71.2241 78.7879 87.1551
208,316 230,439 254,911 281,982 311,928 52,079 57,610 63,728 70,496 77,982
Batu Aji 0.1656 72.5210 84.5347 98.5375 114.8608 133.8872
153,672 179,129 208,801 243,390 283,707 38,418 44,782 52,200 60,848 70,927
Bulang 0.0380 1.4685 1.5243 1.5821 1.6422 1.7046
13,168 13,668 14,187 14,726 15,285 3,292 3,417 3,547 3,682 3,821
Galang 0.1026 1.1854 1.3070 1.4411 1.5891 1.7522
19,261 21,237 23,417 25,821 28,471 4,815 5,309 5,854 6,455 7,118
Total 336,059
1,344,234 1,465,039 1,599,644 1,749,858 1,917,737 366,260 399,911 437,465 479,434

Sumber : proyeksi berdasrkan data presentase kenaikan jumlah penduduk pertahun

Kepadatan Penduduk : Jumlah Penduduk per luas Wilayah Terbangun


2.1.2 Area Beresiko

Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data
sekunder dan data primer berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD dan hasil studi EHRA.

Penentuan area berisiko berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko
sebuah area (kelurahan) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD mengenai ketersediaan
layanan fasilitas air bersih dan sanitasi dan data umum, meliputiSambungan Rumah dan Hidran Umum
(PDAM/BPAM/HIPPAM); jumlah jamban; nama kelurahan, jumlah RT & RW, jumlah populasi, luas
administratif, luas terbangun; Jumlah KK miskin; serta bila data tersedia, luas genangan. Penentuan area
berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan
keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja Kota. Adapun penentuan area berisiko berdasarkan
hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air;
pencemaran karena air limbah domestik; pengelolaan persampahan di tingkat rumahtangga; kondisi
drainase; aspek perilaku (cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang air besar
sembarangan).

Proses penentuan area berisiko dimulai dengan analisis data sekunder, diikuti dengan penilaian SKPD
dan analisis berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko dilakukan bersama-sama
seluruh anggota Pokja berdasarkan hasil dari ketiga data tersebut..

Dari hasil penentuan area berisiko untuk Kota Batam di dapat sebanyak 8 Kelurahan di Kota Batam
berisiko sangat tinggi, 1 8 Kelurahan berisiko tinggi, 30 Kelurahan berisiko sedang selebihnya 8
Kelurahan termasuk Kelurahan kurang berisiko. Hasil Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat/derajat
risiko ini disajikan dalam bentuk tabel dan peta seperti dibawah ini :
Gambar 2.1 Peta Area Beresiko Sanitasi
Tabel 2.3: Area Berisiko Sanitasi

Sumber : Hasil Kajian EHRA

Pengelompok area beresiko ini adalah sebagai berikut :


 Resiko 4 adalah Resiko Sangat Tinggi
 Resiko 3 adalah Resiko Tinggi
 Resiko 2 adalah Resiko Sedang
 Resiko 1 adalah Kurang Beresiko

Penyebab utama dari area beresiko tinggi ini adalah tidak terkelolanya pengolahan air limbah domestic dengan
baik, dan masih rendahnya perilaku hidup sehat (PHBS)
2.1.3 Keuangan Daerah

Tabel 2.4 Komposisi APBD Kota Batam tahun 2011-2013

NO SUMBER 2011 2012 2013


2011 (Perda APBD-P No 8 tgl 05 okt 2012 (Perda APBD-P No 06 tgl 24 sept 2013 (Perda APBD No 08 tgl 28 Des 2012)
2011) 2012)
JUMLAH (RP) % JUMLAH (RP) % JUMLAH (RP) %
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pendapatan Asli 511,135,469,396.00


Daerah : 276,757,849,578.60 21.29 371,655,668,413.00 24.92 28.78
2 Dana Perimbangan 1,069,832,549,717.50
863,629,381,663.96 66.43 975,207,796,963.63 65.39 60.25
3 Lain-lain 87,397,190,906.00
Pendapatan Yang 124,162,675,660.00 9.55 54,035,347,271.00 3.62 4.92
Sah
4 Penerimaan 107,391,268,547.61
Pembiayaan 35,451,886,531.44 2.73 90,501,967,372.59 6.07 6.05

Jumlah 1,775,756,478,567.11
1,300,001,793,434.00 100.00 1,491,400,780,020.22 100.00 100.00
Sumber :Bappeda Kota Batam
Tabel 2.5 : Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Batam Tahun 2008 – 2012

No INSTANSI
TAHUN
2008 2009 2010 2011 2012 RATA –RATA
PERTUMBUHAN
1 Dinas Kesehatan 118,784,750.00 118,903,000.00 113,478,000.00 141,481,800.00 133,603,500.00 1.04 %
2 Dinas Pekerjaan Umum 1,781,025,650.00 13,298,971,118.06 9,123,471,090.99 3,316,259,784.24 6,974,314,041.23 2.65 %

3 Dinas Kebersihan dan 16,664,301,109.89 6,121,719,873.38 1,731,818,175.00 27,936,033,196.65 48,181,991,935.00 4.63 %


Pertamanan
4 Dinas Tata kota - - 943,178,933.00 - 729,093,000.00 -
5 Dinas Sosial dan - 261,618,822.73 - - - -
Pemakaman
Total 18,564,113,517.89 19,801,214,823.17 11,911,948,208.99 31,393,776,791.89 56,019,002,476.23 1.52 %
Sumber :Bappeda Kota Batam
Tabel 2.6 : Belanja Sanitasi Perkapita Kota Batam Tahun 2008 - 2012

Sumber :Bappeda Kota Batam

No Deskripsi
TAHUN
2008 2009 2010 2011 2012 RATA –RATA
PERTUMBUHAN
1 Total Belanja Sanitasi 18,564,113,517.89 19,801,214,823.17 11,911,948,208.99 31,393,776,791.89 56,019,002,476.23 11.51 %
Kota Batam
2 Jumlah Penduduk 988,620 1,056,701 1,137,894 1,235,651 7.6 %

Belanja Sanitasi Perkapita (1/2)


Tabel 2.7 : Tabel Peta Perekonomian Kota Batam, 2009 – 2011

No Deskripsi Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) - 266.079.846,95 28.107.277,22 30.130.948,64
(Rp.)
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) - 23.806.969,16 23.157.692,52 28.171.909,45

3 Pertumbuhan Ekonomi (%) - 4,86 7,77 7,22 6,78


Sumber : Batam Dalam Angka 2012

2.2 Air Limbah

2.2.1 Permasalahan Air Limbah

Tabel 2.8: Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik


A. Sistem Air Limbah Permukiman:
1.Aspek Pengembangan  Kepemilikan Jamban di Kota Batam adalah 92%, dengan rincian 96% jamban
Sarana dan Prasarana: pribadi, 1 % MCK Umum, 2 % dibuang ke laut, 1 % lainnya .

Keterangan:
- Jumlah Penduduk Kota Batam 2012 tahun 1.235.651 jiwa atau 392.651 KK
Kesimpulan:
 Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 97 % (377.335 KK)
 BABS = 3% (35.054 jiwa atau 11.139 KK) yang meliputi:
- BABS WC laut = 2 % ( 8.354 KK atau 26.290 jiwa)
- BABS lainnya = 1 % (2.785 KK atau 8.763 jiwa)

Pengumpulan &  Prosentase tangki septik aman: 69,42%


Penampungan / Pengolahan
Awal:
100%

80%
62% 69%
73% 71%
60%
100%
40%

20% 38% 31%


27% 29%

0% 0%
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Total

Tangki Septik Tidak Aman Tangki Septik Aman

Keterangan: Kepemilikan Akses Pribadi dan MCK = 377.335 KK


Kesimpulan:
 Penyaluran akhir tinja rumah tangga yang aman = 69,42 % (261.946 KK)
 Penyaluran akhir tinja rumah tangga tidak aman = 29,58 % (130.705 KK)

Pengangkutan / Pengaliran:  Memiliki truck penyedot tinja 18 unit, dengan rincian :


 Truk Pemerintah (BP Batam) 3 unit dengan kapasitas :
- 1 unit kapasitas 6 m3
- 2 unit kapasitas 2 m3
 Truk Swasta 15 unit dengan rincian :
- 5 unit kapasitas 2 m3
- 10 unit kapasitas 4 m3
 prosentase keluarga yang memiliki SPAL dengan kondisi aman 53 % , sedangkan
47% ada pencemaran

100.00% 0.00%
29.76%
80.00% 46.34% 47%
61.48%
60.00%
100.00%
40.00% 70.24%
53.66% 53%
20.00% 38.52%

0.00%
CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3 CLUSTER4 TOTAL

Tidak ada pencemaran SPAL Ada pencemaran SPAL


Pengolahan Akhir Terpusat  Kapasitas IPLT : 33 lt/dt setara dengan 2.852 m3/hari.
 Pemanfaatan IPLT : 70 m3/hari (belum optimal), baru 2 % dari kapasitas
terpasang.
 Kondisi IPLT rusak atau tidak berfungsi optimal.
 Lokasi IPAL Centre berada pada lokasi dengan elevasi tanah yang lebih
lebih rendah daripada elevasi tanah sekitarnya, sehingga menyebabkan
lokasi IPAL ini sering tergenang, apabila terjadi hujan. Dalam kondisi
tergenang air hujan, proses pengolahan air limbah tidak dapat berlangsung
dengan baik.
 Biaya pengoperasian Rumah Pompa.
Biaya rekening listrik untuk mengoperasikan Pompa berikut
perlengkapannya cukup besar.
 Jaringan pipa air limbah maupun kondisi bangunan dan peralatan existing
sudah lama dibangun, sehingga memerlukan rehabilitasi/perbaikan.
 Belum seluruh komplex perumahan yang sudah terlewati jaringan pipa
pengumpul air limbah memiliki jaringan pipa air limbah dalam
kawasannya.
 Daerah pelayanan yang dapat dijangkau jaringan pipa pengumpul
terpasang, baru meliputi sebagian wilayah Centre
 Belum ada Perda yang mengatur mengenai pegelolaan air limbah
domestik dengan sistem sewerage terutama yang berkenaan dengan :
 Keharusan untuk menyambung ke jaringan pipa pengumpul air
limbah bagi setiap rumah, hunian yang daerahnya sudah terdapat
jaringan pipa tersebut.
 Tarif penyambungan dan tarif pembayaran per sambungn per bulan

Daur Ulang / Pembuangan  Sudah dilakukan penelitian terhadap pencemaran limbah domestic terhadap
Akhir: kualitas air baku, dimana di Kota Batam, sumber air baku merupakan air
permukaan, berupa waduk/dam tadah hujan
Perencanaan Teknis dll.  Sudah tersedia Master Plan Air Limbah dan DED Pengembangan Pengolahan
Limbah Domestik dengan sistim Perpipaan

B. Lain-lain:
2. Aspek Pendanaan:  Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah, terutama untuk menigkatkan
kapasitas pengolahan limbah domestik di IPAL Batam Center, yang belum
beroperasi normal, karena mempunyai serangkaian permasalahan di atas
 Belum tersedianya regulasi khususnya mengenai tarif pengolahan air limbah ,
sebagai sumber pendapatan
 Swasta sangat berperan dalam pembiayaan pengolahan limbah domestik,
terutama di kawasan-kawasan industri, pariwisata, perdagangan.
3. Aspek Kelembagaan:  Belum terpisahnya fungsi regulator dan Operator dalam pengelolaan IPLT.
 Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan
 Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan
4. Aspek Peraturan  Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan
Perundangan dan  Belum adanya Perda terkait Restribusi Air Limbah Permukiman
penegakan hukum:
5. Aspek Peran serta  Masih rendahnya kesadaran masyarakat
Masyarakat dan Dunia  Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat
Usaha / Swasta:  Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan
 Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran
masyarakat
6. Aspek Komunikasi,  Belum terbentuknya sistim dan wadah komunikasi yang efektif
PMJK dll.
Sumber : Studi EHRA, Kantor Air BP Batam

2.2.2 Sasaran Pembangunan Air Limbah

Tabel 2.9: Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik


Air Limbah Permukiman
a. Jangka Pendek (Satu Tahun Kedepan)
1. Meningkatkan PHBS dari 67% menjadi 90% terutama dikawasan yang sudah terindentifikasi ber PHBS
rendah, yaitu :
 Kecamatan Belakang Padang
 Kecamatan Batu Aji,
 Kecamatan Bengkong,
 Kecamatan Nongsa

PHBS KOTA BATAM


Belakang Padang,
KOTA BATAM, 67% 14% Batu Ampar, 84%
Batu Aji , 30%
Sekupang, 56%

Sagulung, 86%
Nongsa, 42%
Batam Kota, 62%
Bulang, 87%

Lubuk
Sei Beduk, Baja,
66% 61%
Bengkong, 31%

Galang, 45%
2. Menurunkan BABS di kawasan hinterland/kampong tua dengan membangun MCK Umum. Kawasan yang
teridentifikasi untuk diturunkan BABS adalah :
 Daerah Bukit Ayu, Kecamatan Sei Beduk
 Daerah Kampung Bagan, Kecamatan Sei Beduk
 Kampung Melayu , Kecamatan Nongsa
 Kampung Teluk Mata Ikan , Kecamatan Nongsa
 Kampung Tanjung Buntung, Kecamatan Bengkong

b. Jangka Menengah
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga yang aman, dengan tangki septic yang
tidak aman 31 % menjadi 0 % pada tahun 2019 (black water issu),
2. Pembangunan jaringan limbah domestic perpipaan di Kecamatan Batam Kota, dalam upaya pengamanan
Waduk Duriangkang dari pencemaran limbah domestic, dimana Waduk Duriangkang sebagai sumber air
baku terbesar bagi Kota Batam (Hasil Kajian Masterplan Air LImbah Kota Batam 2011, grey water issu)
 Wilayah Kecamatan Batam Kota, yang akan mengcover (daerah pelayanan) kelurahan Teluk tering,
Taman Baloi, Sukajadi, Belian, Sungai Panas, Baloi Permai, hal ini dilakukan dalam upaya untuk
meningkatkan dan menanggulangi masalah sanitasi yang ada di wilayah Kecamatan Batam Kota.
3. Melakukan revitalisasi Waste Water Treatment Plant (WWTP) Batam Center yang sebelumnya
dialihfungsikan menjadi Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT)

c. Jangka Panjang
1. Membangun system perpipaan pada zona/kawasan yang mencemari waduk. Sasaran ini di fokuskan pada 3
kecamatan yang mencemari waduk, yaitu Kecamatan Sekupang dan Kecamatan Batu Aji yang mencemari
waduk sei harapan, dan Kecamatan Sagulung yang mencemari Waduk Tembesi (waduk ini masih dalam
konstruksi). Adapun identifikasi sumber pencemar limbah domestic yang mencemari waduk tergambar dalam
peta aliran drainase di bawah ini :

Tabel 2.10 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik Kab./Kota
Cakupan Tahun
No Sistem layanan Keterangan
eksisting 2015 2016 2017 2018 2019
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
A Sistem On-Site ( Black Water) Pendanaan CSR
Pengurasan Tangki Septik
1
Individual Secara Berkala
Cluster 4 72% Pendanaan CSR
Cluster 3 61% Pendanaan CSR
Cluster 2 63 % Pendanaan CSR
Komunal (MCK, MCK++, tangki
2
septik)
Kec. Belakang Padang 64% Pendanaan CSR
Kec. Nongsa (Kel Ngenang) 77% Pendanaan CSR
Kec. Bulang 86% Pendanaan CSR
B Sistem Off-site (Grey Water)
1 Skala Kota
Kelurahan Teluk Tering 0% Pendanaan swasta
Kelurahan Taman Baloi 0% Pendanaan swasta
Kelurahan Sungai Panas 2% Pendanaan swasta
Kelurahan Baloi Permai 0% Pendanaan swasta
2 Skala Wilayah/Kawasan -
Kawasan Industri/Perdagangan 12,6 % Pendanaan swasta
Kawasan Permukiman 2% APBD Kota
C Lumpur Tinja ke IPLT (m3/bln) 210 APBD Prop
Sesuai kebutuhan

2.2.3 Prioritas Pembangunan Air Limbah

Tabel 2.11 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik

Score (dan bobot)

No. Program Penerima Permasalahan Persepsi Pro- Score Urutan


manfaat mendesak Pokja poor total prioritas

25% 25% 25% 25%


-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8
Studi Akademis Penyiapan Perda Pengelohan Air
1 Limbah
Studi Akademis Retribusi Pengelolaan Air Limbah
2 Kota Batam
Penyusunan Rencana Pengelolaan Air Limbah Tangki
3 Septik
Penyusunan Dokumen Kesepakatan Kerjasama
4 dengan Pihak Ketiga dalam Pengelolaan Air Limbah
Tangki Septik
Proses Lelang Kerjasama Pengelolaan Air Limbah
5 Tangki Septik
6 Studi Master Plan Air Limbah Kawasan Hinterland…..
7 Studi DED Pengelolaan Air Limbah & IPLT IKK …..
8 Pembangunan Sanitasi Air Limbah Komunual di …
Pembuatan Pilot Project PS Air Limbah sistem On-
9 Site
10 Pembuatan MCK di 3 Kecamatan
Pembentukan UPL Pengelolaan Air Limbah Kota
11 Batam
Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah
12 Perpipaan
13 Revitalisasi IPAL Batam Center
Sosialisasi Pengelolaan Air Limbah ke Masyarakat
14 dan Dunia Usaha
Pemantauan Secara Berkala Pengelolaan Air Limbah
15 di Kawasan Komersial
Sosialisasi Peran Dunia Usaha dalam Pengelolaan Air
16 Limbah
2.3 Persampahan
2.3.1. Permasalahan Persampahan

Tabel : 2.12 Permasalahan Persampahan


A. Sistem Persampahan
1.Aspek Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb:
Pengembangan Sarana  Tingkat layanan penanganan sampah RT: 62 % diangkut Tukang Sampah, 38% tidak
dan Prasarana diangkut Tukang Sampah (dikubur, dibuang ke sungai, dibuang ke lahan kosong dsb)
 Pengelolaan Sampah pada RT: TI
User Interface: A KA
EP
DIS KJ
A
100.00% 0.00% PO
7.14% 0.82%
1.64% 3.78%
4.88%
8.25%
10.71%
29.51% 15.85%
80.00%
30.93%
35.71%
60.00% 29.27%
100.00%

40.00%
61.48%
48.11%
35.37%
42.86%
20.00%

8.54% 5.15%
1.19% 3.28%
0.00%
CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3 CLUSTER 4 TOTAL

Dibuang dan dikubur di lobang galian Dibuang dlm lubang galian dan dibakar

Dikumpulkan dlm keranjang sampah permanen Langsung dibakar

Dibuang ke sungai/danau/laut Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan

Dibiarkan saja Lainnya

Keterangan:
- Produksi Sampah Kota Batam . per hari = 989 ton/hari
- Pelayanan Sampah x 70 % per hari = 697 ton/hari,
- hanya di Kluster 2 (wilayah perkotaan).

I - 16
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
 Praktek Pemilahan Sampah oleh RT:

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% 90.48%
100.00% 96.72% 97.56% 95.44%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00% 9.52%
0.00% 3.28% 2.44% 4.56%
0.00%
CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3 CLUSTER 4 TOTAL

Dipilah Tidak dipilah

Keterangan:
- Pemilahan sampah yang sudah dilakukan oleh RT : 5 % (49 ton/hari)
- Pengurangan sampah dari sumbernya (RT) : 1 % (1.890 ton/hari)

Pengumpulan setempat  Sampai saat ini telah tersedia : 26 unit amroll, kapasitas angkut: @ x m3/hari (total:
60 m3/hari).
 Sampai saat ini telah tersedia : 20 unit amroll dump truck, kapasitas angkut: @ x
m3/hari (total: xxx m3/hari).
 Sampai saat ini telah tersedia : 33 unit pick up, kapasitas angkut: @ x m3/hari (total:
xxx m3/hari).
 Sampai saat ini telah tersedia : 32 unit becak motor kapasitas angkut: @ x m3/hari
(total: xxx m3/hari).

 Sudah adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat


dalam pengelolaan persampahan.
Penampungan  Sampai saat ini tersedia: 85 unit TPS , dan 67 Bin Container
Sementara (TPS):  Sampai saat ini tersedia: 2 unit TPST,
Pengangkutan:  Jumlah Dump truck Kap. @ Masih kurangnya sarana pengangkut, baru ada x truk
pengangkut untuk wilayah perkotaan.
(Semi) Pengolahan  95 % sampah belum melakukan pemilahan, baru ada 3 kelompok proyek 3R
Akhir Terpusat
Daur Ulang / Tempat 
Pemrosesan Akhir:  Pengelolaan TPA masih memakai system Open Dumping
Perencanaan  Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya

I - 17
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
A. Lain-lain:
2. Aspek Kelembagaan:  Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator
 SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas
3. Aspek Pendanaan:  Penganggaran terkait pengelolaan persampahan baru mencapai xxxxx%
 Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas
 Pola penanganan sampah belum optimal
 Rendahnya dana penarikan restribusi
4. Aspek Peran Serta  Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis
Masyarakat dan Dunia  Rendahnya investasi dunia usaha / swasta
Usaha / Swasta:
5. Aspek Peraturan  Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif
Perundangan dan  Belum tersosialisasinya ketentuan penangan sampah terhadap masyarakat
penegakan hukum:

1.2.2 Sasaran Pembangunan Persampahan

Tabel 2.13 Sasaran Pembangunan Persampahan

Persampahan
1) Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 62 % menjadi 100% pada tahun 2019
2) Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai dengan UU perampahan dan SPM pada akhir
tahun 2019.
3) Tersedianya regulasi persampahan yang sesuai dengan UU persampahan pada akhir tahun 2019

2.2.3 Prioritas Pembangunan Persampahan

I - 18
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.14 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan

A. SISTEM PENGUMPULAN
Rencana Cakupan Pelayanan (%)
Volume Cakupan Layanan
NO Uraian Pengelolaan Sampah Jangka Jangka Jangka
Eksisting (Ton) Eksisting (%)
Pendek Menengah Panjang
1 Langsung (rumah-TPA) 231,168 68% 84%
2 Tidak Langsung (rumah-TPS-TPST/BIN-TPA) 22,995 7% 14%
3 Transporter (Swasta) 63,182 100% 100% 100% 100%

B. Sistem Manajemen Pengangkutan


Rencana Cakupan Pelayanan (%)
Wilayah Cakupan Layanan
NO Manajemen Pengangkutan Sampah Jangka Jangka Jangka
Pengangkutan Eksisting (%)
Pendek Menengah Panjang
1 Swakelola - 0% 25% 50% 75%

2 Pihak Ketiga 9 kecamatan 75% 50% 25% 0%

Kawasan
3 Transporter 100% 100% 100% 100%
Insdutri

4 Hinterland (Swadaya Masyarakat) 3 Kecamatan 0% 0% 0% 0%

C. Moda Pengangkutan Sampah


Rencana Cakupan Pelayanan (%)
Jumlah Eksisting
NO Moda Pengangkutan Sampah Jumlah (Unit) Jangka Jangka Jangka
(Unit)
Pendek Menengah Panjang
1 Kompektor Truck 30 0 0 43% 100%
2 Amroll Truck 51 26 100% 100% 100%
3 Dump Truck 14 14 100% 100% 100%
4 Pick Up 70 33 100% 100% 100%
5 Becak Motor 31 31 100% 100% 100%

D. Sistem Pemrosesan Akhir


Rencana Pemmoresan Akhir Sampah (%)
Proses Eksisting
NO Sistem Pemrosesan Akhir Volume (Ton) Jangka Jangka Jangka
(%)
Pendek Menengah Panjang
1 Controled Landfill 317,347 100% 100% 0 0
2 Sanitary Landfill - 0 0 20% 20%
3 PLTSa - 0 0 80% 80%
4 Penanganan Air Lindi 10,950 40% 40% 80% 95%

I - 19
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.15 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik

Score (dan bobot)


Urutan
Penerima Permasalahan Persepsi Pro- Score
No. Program priorita
manfaat mendesak Pokja poor total
s
25% 25% 25% 25%
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8
Studi Akademis Potensi Timbulan
dan Karakteristik Sampah Kota
1 Batam
Studi Evaluasi Retribusi dan
Sistem Penarikan Restribusi
2 Sampah
Terkait dengan kegiatan 3R dan
3 Bank Sampah
Penyusunan Program Kerja Sama
dengan Pihak Ketiga dalam
4 Pengangkutan Sampah
Optimalisasi TPA yang ada
5 (eksisting) IKK …..
6 Pengadaan Kompektor Truck
7 Pengadaan Amroll Truck
8 Pengadaan Dump Truck
9 Pengadaan Pick Up
10 Pengadaan Becak Motor
11 Pengadaan TPS
Pendadaan sarana dan prasarana
12 pengolahan sampah di TPA
Penyusunan Kontrak Kerja Sama
13 dalam Pengolahan Sampah di TPA
14 …
15 Sosialisasi Program 3R
16 Sosialisasi Progam Bank Sampah
17 Sosialisasi …

I - 20
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
1.3 Drainase

2.4.1 Permasalahan Drainase

A. Sistem Drainase

2%
100% 2% 4% 4%
11% 16% 12% 13%
80% 18% 13%
19%
7% 25% 6%
60% 10%
100% 16%
40%
62% 65%
53%
20% 41%

0%
0% 0%
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Total

Tidak pernah Sekali dalam setahun


Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan

Gambar 2.2 Kawasan Mengalami Banjir

 Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: 9%

 Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 47% rumah tangga sementara,
sebagian besar atau 53% tidak secara rutin mengalami

I - 21
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
100% 7% 0%
6%
0% 13% 9%
14% 4% 4%
80% 8% 28% 13%

60% 50%
53% 51%
44%
40%

20% 29% 23% 22% 24%


0% 0%
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Total

Kurang dari 1 jam Antara 1 - 3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari

Gambar 2.3 Durasi Banjir

A. Sistem Drainase
Data lain berdasarkan hasil  Ditemukan bahwa sekitar 43% rumah tangga memiliki lingkungan sekitar rumah
EHRA Juni 2012: yang terdapat genangan air.
 Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air
hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water).
 Luas area genangan 39,8 Ha
Dokumen Perencanaan  Sudah tersedia dokumen Masterplan dan DED Drainase

I - 22
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.16 : Titik-titik Lokasi Banjir dan Penyebabnya

I - 23
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
2.4.2 Sasaran Pembangunan Drainase

Tabel 2.17 Sasaran Pembangunan Drainase

Drainase
1) Mengurangi jumlah titik-titik genangan air, dan mengurangi luas wilayah yang kena dampak genangan air
2) Menigkatkan akses setiap bangunan terhadap drainase dengan membangun jaringan drainase sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi

2.4.3 Prioritas Pembangunan Drainase

Tabel 2.18 Prioritas Pembangunan Drainase

I - 24
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
2.5 PHBS terkait sanitasi
2.5.1 Permasalahan Kesehatan (PHBS)

1. Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

100% 0%

32%
80% 46% 44% 41%

60%
100%
40%
68%
54% 56% 59%
20%

0%
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Total

ya tidak

Gambar 2.4 BABS

Persentasi rumah tangga yang melakukan BABS cukup kecil, hanya 3% dari total rumah
tangga yang ada di Kota Batam. Kawasan yang masih BABS ini pun dapat diidentifikasi
dengan mudah, yaitu di kawasan hinterland dan beberapa titik kawasan kumuh di perkotaan.
Kawasan-kawasan kumuh tersebut adalah :

 Daerah Bukit Ayu, Kecamatan Sei Beduk, seluas 23,5 Ha


 Daerah Kampung Bagan, Kecamatan Sei Beduk, seluas 5.1 Ha
 Kampung Melayu , Kecamatan Nongsa , dengan luas 23.4 Ha
 Kampung Teluk Mata Ikan , Kecamatan Nongsa, seluas 5.7 Ha
 Kampung Tanjung Buntung, Kecamatan Bengkong, seluas 11.2 Ha

2. Mencuci tangan pakai sabun

Kebiasaan penduduk Kota Batam adalah cuci tangan pakai sabun sebesar 50% dari
masyarakat yang membiasankan diri cuci tangan.

I - 25
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Gambar 2.5 Cuci Tangan Pakai Sabun

100% 6% 7%
8% 8%
8% 10% 10%
12% Lainnya
80% 12% 11% 12%
12% Sebelum sholat
9% 10% 10% Setelah memegang hewan
9%
60% Sebelum menyiapkan masakan
15% 18% 16%
13% Sebelum memberi menyuapi anak
Setelah makan
40% 19% 18% 14% 17% Sebelum makan
Setelah dari buang air besar
12% 15% 15%
20% 18% Setelah menceboki bayi/anak

10% 11% Sebelum ke toilet


10%
9%
0% 0% 5% 4% 3%
0%
cluster cluster cluster cluster Total
1 2 3 4

Gambar 2.6 Waktu Cuci Tangan

I - 26
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman

100%
18%

80% 40%
54% 56%

60%
tidak
100%
82% ya
40%
60%
46% 44%
20%

0% 0%
cluster 1 cluster 2 cluster 3 cluster 4 total

Gambar 2.7 Memasak Air Minum

Gambar 2.8 Pengolahan Air Minum

I - 27
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
4. Mengelola sampah dengan benar

100% 0% 1%
Lain-lain
11% 2%
3% 4%
18% 8%
7%
80% Dibuang ke lahan
27% kosong/kebun/hutan dan dibiarkan
33% membusuk
75% 36%
60% 39% Dibuang ke sungai/kali/laut/danau

40% Dibuang ke dalam lubang dan ditutup


63% dengan tanah
39% 49%
20% 39% Dibakar
25%

0% Dikumpulkan dan dibuang ke TPS


cluster cluster cluster cluster Total
1 2 3 4

Gambar 2.9 Pengumpulan Sampah

5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman

Grey water masih bercampur dengan saluran drainase, lebih kurang 13% bercampur dengan
drainase

100% 0% 3%
19% 13%
23%
80%

60%
100% 97%
81% 87%
40% 77%

20%

0%
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Total

pengolahan air limbah MCK Air Limbah MCK tidak di olah

Gambar 2.10 Pencemaran Bandan Air

I - 28
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.19 : Kepemililkan Pengeolahan Air Limbah Per Kecamatan

Gambar 2.11 : Kepemilikan Pengolahan Air Limbah per Kecamatan

I - 29
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
2.5.2 Sasaran Pembangunan Kesehatan (PHBS)

Tabel 2.20 : Sasaran Pembangunan Kesehatan (PHBS)


Kesehatan
1. Meningkatkatnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat (PHBS)
2. Meningkatnya tenaga penyuluh/kader kesehatan baik ditingkat SKPD dan kader kesehatan, juga
dilingkungan masyarakat
3. Meningkatnya pelatihan kepada kader-kader kesehatan lingkungan
4. Berperannya kelompok-kelompok masyarakat dalam kampanye pola hidup sehat
5. Termanfaatkannya media local dalam penyuluhan kesehatan

2.5.3 Prioritas Pembangunan Kesehatan (PHBS)

Tabel 2.21 : Prioritas Pembangunan Kesehatan (PHBS)


Score (dan bobot)
Permasal
No. Penerima Persepsi Pro- Score Urutan
Program ahan
manfaat Pokja poor total prioritas
mendesak
25% 25% 25% 25%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Program STBM
Pembuatan media promosi dan informasi
2 sadar hidup sehat, seperti banner, stiker,
spanduk, dll
Penyuluhan dan edukasi PHBS ke
3 sekolah-sekolah dan kelompok
masyarakat
Penyuluhan, edukasi dan pembentukan
4
kader kesehatan di lingkungan kelurahan
Penyuluhan dan kampanye pola hidup
5 bersih dan sehat melalui media cetak,
media elektronik

I - 30
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
2.5 Kerangka Kerja Logis

Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis Air Limbah

PERMASALAHAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
MENDESAK

1. Studi Akademis Penyiapan Perda Pengelohan Air Limbah


2. Studi Akademis Retribusi Pengelolaan Air Limbah Kota Batam
Berkurangnya
Masih ditemukan BABS Kota Batam bebas BABS
pencemaran 3. Penyusunan Rencana Pengelolaan Air Limbah Tangki Septik
lingkungan yang Menyiapkan
bersumber dari air Perangkat SPM 4. Penyusunan Dokumen Kesepakatan Kerjasama dengan Pihak
Program Studi Ketiga
limbah domestik , Pengelolaan Air
baik dari black Limbah dalam Pengelolaan Air Limbah Tangki Septik
Pencemaran lingkungan Terjaminnya Kualitas water juga grey
bersumber dari air limbah Waduk_waduk Sebagai 5. Proses Lelang Kerjasama Pengelolaan Air Limbah Tangki Septik
water
domestik ( black water & Sumber Air Baku Kota 6. Studi Master Plan Air Limbah Kawasan Hinterland…..
grey water) Batam
7. Studi DED Pengelolaan Air Limbah & IPLT IKK …..
Terbentuknya 1.Pembangunan Sanitasi Air Limbah Komunual di …
Rendahnya partisipasi kelembagaan yang
masyarakat dalam terintegrasi dalam 2.Pembuatan Pilot Project PS Air Limbah sistem On-Site
pengelolaan air limbah pengelolaan air Terlaksananya Melaksanakan
Program 3.Pembuatan MCK di 3 Kecamatan
limbah Manajemen Sistem
Pengembangan
Pengelolaan Air Pegelolaan Air
Pengelolaan Air 4. Pembentukan UPL Pengelolaan Air Limbah Kota Batam
Tersedianya sumber Limbah yang Limbah Secara
Kecilnya alokasi anggaran Limbah
pendanaan dan Terintegrasi Terpadu 5. Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Perpipaan
dalam pengelolaan dan
alokasi anggaran yang
pengembangan air limbah
memadai 6.Revitalisasi IPAL Batam Center

1. Sosialisasi Pengelolaan Air Limbah ke Masyarakat dan Dunia Usaha


Mendorong
Belum tersedia payung Tersusunnya SPM Terwujudnya kerjasama 2. Pemantauan Secara Berkala Pengelolaan Air Limbah di Kawasan
Program
hukum yang memadai (standar, peraturan, program-program Pemerintah dan Komersial
Pemberdayaan
dalam pengembangan dan dan manual) dalam pengelolaan air Swasta dalam
Masyarakat
pengelolaan air limbah pengolahan air limbah limbah Pengolahan Air
Limbah 3. Sosialisasi Peran Dunia Usaha dalam Pengelolaan Air Limbah

I - 31
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis Sampah

PERMASALAHAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
MENDESAK
1. Studi Akademis Potensi Timbulan dan Karakteristik Sampah Kota
Pemberian Batam
Masih rendahnya sampah Semakin
incentif kepada 2. Studi Evaluasi Retribusi dan Mekanisme Penarikan Retribusi
yang dipilah pada Mengurangi meningkatnya
masyarakat Sampah Kota Batam
masyarakat Kota Batam Volume volume sampah Program studi
yang melakukan
hanya sebesar 4.56 % Sampah yang dipilah oleh 3. Studi terkait dengan kegiatan 3R & Bank Sampah
pemilahan
(Sumber : Survey EHRA ) masyarakat 4. Penyusunan Program Kerjasama Pengangkutan Sampah dengan
sampah
Pihak Swasta
Melibatkan 1. Optimalisasi TPA yang ada (eksisting) IKK …..
Masih rendahnya tingkat Meningkatkan Pemenuhan
pihak swasta 2. Pengadaan Kompektor Truck
pengadaan sarana Pelayanan peralatan
dalam proses
penangkutan sampah dan Pengelolaan pengangkutan 3. Pengadaan Amroll Truck
pengangkutan Program
modanya Sampah sampah 100%
sampah optimalisasi
4. Pengadaan Dump Truck
pengangkutan
Memperpanjang umur Melibatkan sampah
TPA serta meningkatkan Terwujudnya pihak swasta 5. Pengadaan Pick Up
Peningkatan
Pemanfaatannya dengan proses daur ulang dalam proses 6. Pengadaan Becak Motor
Kapasitas TPA
pengaplikasian teknologi di TPA pengolahan
canggih PLTSa sampah di TPA 7. Pengadaan TPS
Menigkatkan
Belum optimalnya 1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengolahan Sampah di TPA
Tercapai target kelembagaan
pemungutan retribusi Peningkatan 2. Penyusunan Kontrak Kerja Sama dengan Pihak Ketiga dalam
penarikan dan SDM dalam Optimalisasi
dan rendahnya nilai Pendanaan Pengelolaan TPA
restirbusi sampah sistem Pemrosesan
retribusi dikaitkan Pengelolaan
dan penyesuaian penarikan Akhir TPA
dengan rencana aplikasi Sampah
tarif sampah retribusi
teknologi tepat guna
sampah 3. ….
Peran aktif
Meningkatnya 1. Sosialisasi Kegiatan 3R
Masih rendahnya dan kontribusi
kesadaran Program
kesadaran masyarakat masyarakat Sosialisasi dan 2. Sosialisasi Program Bank Sampah
masyarakat dalam Pemberdayaan
terhadap pengelolaan dalam Penyuluhan ke
pengelolaan masyarakat
sampah pengelolaan seluruh lapisan
sampah
sampah masyarakat 3. Sosialisasi ….

I - 32
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.23 Kerangka Kerja Logis Drainase

PERMASALAHAN MENDESAK TUJUAN SASARAN STRATEGI PROGRAM KEGIATAN

Dari survey EHRA 47% penduduk Berkurangnya titik-


Pembangunan
pernah mengalami banjir, dengan titik banjir di Kota Program Studi
jaringan drainase
durasi banjir (1-3) sebanyak 51% Batam

Menciptakan
Terdapat 28 titik banjir, dengan
kepedulian Sosialisasi ke
luas area…Ha dan kedalaman Kota masyarakat masyarakat tentang Pemberdayaan
maksimal 70 cm, durasi paling lama Batam terhadap pentingnya menjaga Masyarakat
4 jam dan frekuensi banjir (3-10) bebas pemanfaatan fungsi drainase
dalam setahun banjir drainase

Penyusunan Grading
Sering terjadi banjir sebagai akibat Program
Plan dan Sistem Cut &
pembukaan lahan oleh Normalisasi jaringan Pengembangan
Fill yang sesuai
pengembangan yang tidak sesuai drainase Jaringan
dengan ketentuan teknis dengan kondisi Drainase
lingkungan

I - 33
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.24 Kerangka Kerja Logis Kesehatan

PERMASALAHAN MENDESAK TUJUAN SASARAN STRATEGI PROGRAM KEGIATAN

Menggalakkan 1. Program STBM


pola hidup
sehat dan
Menurunkan bersih ke
Masih ditemukan BABS di beberapa Kota Batam tingkat BABS masyarakat 2. Pembuatan media promosi dan
Sosialisasi
tempat Bebas BABS Kota Batam melalui informasi sadar hidup sehat (banner,
menjadi 0 % media stiker, spanduk)
elektronik,
media cetak,
forum-forum
3. Penyuluhan dan edukasi PHBS ke
sekolah-sekolah dan kelompok
PHBS Kota Batam secara keseluruhan
masyarakat
masih kecil (62 %) didasarkan dari meningkatkan
Meningkatkan 4. Penyuluhan dan edukasi
indikator cuci tangan pakai sabun tenaga kader Peningkatan
PHBS pembentukan kader kesehatan
(50%), memasak air minum (40%), PHBS 90% kesehatan di kader
menjadi 90% lingkungan ditingkat kelurahan
tidak mengelola sampah dengan baik lingkungan kesehatan
dari 62%
(51%) , dan menggunakan MCK yang kelurahan 5. Penyuluhan dan kampanye pola
sesuai ketentuan teknis (13%) hidup bersih dan sehat (PHBS)
melalui media elektronik

I - 34
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014

Anda mungkin juga menyukai