1 Profil Kabupaten/Kota
2.1.1 Kependudukan
Penduduk pada satu sisi merupakan modal dasar dalam pembangunan, di sisi lain penduduk juga merupakan obyek
dari pembangunan, sehingga diperlukan keseimbangan antara penduduk sebagai subyek pembangunan dan
penduduk sebagai obyek pembangunan. Pemahaman tentang pola perkembangan penduduk dan rencana
kependudukan ke depan sangat penting dalam setiap perencanaan sanitasi kota.
Sejak Pulau Batam dan beberapa pulau disekitarnya dikembangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia menjadi
daerah Industri, Perdagangan, Alih kapal dan Pariwisata serta dengan terbentuknya Kotamadya Batam tanggal 24
Desember 1983, laju pertumbuhan penduduk terus mengalami peningkatan dimana dari hasil sensus penduduk
rata-rata per tahunnya selama periode 2000-2013 laju pertumbuhan penduduk Batam rata-rata sebesar rata-rata 8 %
per tahun.
Untuk data jumlah penduduk dan kepadatannya serta jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
kedapan disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 Tahun Terakhir
Nama Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk (Orang/ Ha)
Kecamatan (Jiwa)
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil Kota Batam tahun 2013
Tabel 2.2Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data
sekunder dan data primer berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD dan hasil studi EHRA.
Penentuan area berisiko berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko
sebuah area (kelurahan) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD mengenai ketersediaan
layanan fasilitas air bersih dan sanitasi dan data umum, meliputiSambungan Rumah dan Hidran Umum
(PDAM/BPAM/HIPPAM); jumlah jamban; nama kelurahan, jumlah RT & RW, jumlah populasi, luas
administratif, luas terbangun; Jumlah KK miskin; serta bila data tersedia, luas genangan. Penentuan area
berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan
keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja Kota. Adapun penentuan area berisiko berdasarkan
hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air;
pencemaran karena air limbah domestik; pengelolaan persampahan di tingkat rumahtangga; kondisi
drainase; aspek perilaku (cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang air besar
sembarangan).
Proses penentuan area berisiko dimulai dengan analisis data sekunder, diikuti dengan penilaian SKPD
dan analisis berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko dilakukan bersama-sama
seluruh anggota Pokja berdasarkan hasil dari ketiga data tersebut..
Dari hasil penentuan area berisiko untuk Kota Batam di dapat sebanyak 8 Kelurahan di Kota Batam
berisiko sangat tinggi, 1 8 Kelurahan berisiko tinggi, 30 Kelurahan berisiko sedang selebihnya 8
Kelurahan termasuk Kelurahan kurang berisiko. Hasil Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat/derajat
risiko ini disajikan dalam bentuk tabel dan peta seperti dibawah ini :
Gambar 2.1 Peta Area Beresiko Sanitasi
Tabel 2.3: Area Berisiko Sanitasi
Penyebab utama dari area beresiko tinggi ini adalah tidak terkelolanya pengolahan air limbah domestic dengan
baik, dan masih rendahnya perilaku hidup sehat (PHBS)
2.1.3 Keuangan Daerah
Jumlah 1,775,756,478,567.11
1,300,001,793,434.00 100.00 1,491,400,780,020.22 100.00 100.00
Sumber :Bappeda Kota Batam
Tabel 2.5 : Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Batam Tahun 2008 – 2012
No INSTANSI
TAHUN
2008 2009 2010 2011 2012 RATA –RATA
PERTUMBUHAN
1 Dinas Kesehatan 118,784,750.00 118,903,000.00 113,478,000.00 141,481,800.00 133,603,500.00 1.04 %
2 Dinas Pekerjaan Umum 1,781,025,650.00 13,298,971,118.06 9,123,471,090.99 3,316,259,784.24 6,974,314,041.23 2.65 %
No Deskripsi
TAHUN
2008 2009 2010 2011 2012 RATA –RATA
PERTUMBUHAN
1 Total Belanja Sanitasi 18,564,113,517.89 19,801,214,823.17 11,911,948,208.99 31,393,776,791.89 56,019,002,476.23 11.51 %
Kota Batam
2 Jumlah Penduduk 988,620 1,056,701 1,137,894 1,235,651 7.6 %
No Deskripsi Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) - 266.079.846,95 28.107.277,22 30.130.948,64
(Rp.)
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) - 23.806.969,16 23.157.692,52 28.171.909,45
Keterangan:
- Jumlah Penduduk Kota Batam 2012 tahun 1.235.651 jiwa atau 392.651 KK
Kesimpulan:
Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 97 % (377.335 KK)
BABS = 3% (35.054 jiwa atau 11.139 KK) yang meliputi:
- BABS WC laut = 2 % ( 8.354 KK atau 26.290 jiwa)
- BABS lainnya = 1 % (2.785 KK atau 8.763 jiwa)
80%
62% 69%
73% 71%
60%
100%
40%
0% 0%
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Total
100.00% 0.00%
29.76%
80.00% 46.34% 47%
61.48%
60.00%
100.00%
40.00% 70.24%
53.66% 53%
20.00% 38.52%
0.00%
CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3 CLUSTER4 TOTAL
Daur Ulang / Pembuangan Sudah dilakukan penelitian terhadap pencemaran limbah domestic terhadap
Akhir: kualitas air baku, dimana di Kota Batam, sumber air baku merupakan air
permukaan, berupa waduk/dam tadah hujan
Perencanaan Teknis dll. Sudah tersedia Master Plan Air Limbah dan DED Pengembangan Pengolahan
Limbah Domestik dengan sistim Perpipaan
B. Lain-lain:
2. Aspek Pendanaan: Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah, terutama untuk menigkatkan
kapasitas pengolahan limbah domestik di IPAL Batam Center, yang belum
beroperasi normal, karena mempunyai serangkaian permasalahan di atas
Belum tersedianya regulasi khususnya mengenai tarif pengolahan air limbah ,
sebagai sumber pendapatan
Swasta sangat berperan dalam pembiayaan pengolahan limbah domestik,
terutama di kawasan-kawasan industri, pariwisata, perdagangan.
3. Aspek Kelembagaan: Belum terpisahnya fungsi regulator dan Operator dalam pengelolaan IPLT.
Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan
Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan
4. Aspek Peraturan Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan
Perundangan dan Belum adanya Perda terkait Restribusi Air Limbah Permukiman
penegakan hukum:
5. Aspek Peran serta Masih rendahnya kesadaran masyarakat
Masyarakat dan Dunia Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat
Usaha / Swasta: Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan
Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran
masyarakat
6. Aspek Komunikasi, Belum terbentuknya sistim dan wadah komunikasi yang efektif
PMJK dll.
Sumber : Studi EHRA, Kantor Air BP Batam
Sagulung, 86%
Nongsa, 42%
Batam Kota, 62%
Bulang, 87%
Lubuk
Sei Beduk, Baja,
66% 61%
Bengkong, 31%
Galang, 45%
2. Menurunkan BABS di kawasan hinterland/kampong tua dengan membangun MCK Umum. Kawasan yang
teridentifikasi untuk diturunkan BABS adalah :
Daerah Bukit Ayu, Kecamatan Sei Beduk
Daerah Kampung Bagan, Kecamatan Sei Beduk
Kampung Melayu , Kecamatan Nongsa
Kampung Teluk Mata Ikan , Kecamatan Nongsa
Kampung Tanjung Buntung, Kecamatan Bengkong
b. Jangka Menengah
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga yang aman, dengan tangki septic yang
tidak aman 31 % menjadi 0 % pada tahun 2019 (black water issu),
2. Pembangunan jaringan limbah domestic perpipaan di Kecamatan Batam Kota, dalam upaya pengamanan
Waduk Duriangkang dari pencemaran limbah domestic, dimana Waduk Duriangkang sebagai sumber air
baku terbesar bagi Kota Batam (Hasil Kajian Masterplan Air LImbah Kota Batam 2011, grey water issu)
Wilayah Kecamatan Batam Kota, yang akan mengcover (daerah pelayanan) kelurahan Teluk tering,
Taman Baloi, Sukajadi, Belian, Sungai Panas, Baloi Permai, hal ini dilakukan dalam upaya untuk
meningkatkan dan menanggulangi masalah sanitasi yang ada di wilayah Kecamatan Batam Kota.
3. Melakukan revitalisasi Waste Water Treatment Plant (WWTP) Batam Center yang sebelumnya
dialihfungsikan menjadi Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT)
c. Jangka Panjang
1. Membangun system perpipaan pada zona/kawasan yang mencemari waduk. Sasaran ini di fokuskan pada 3
kecamatan yang mencemari waduk, yaitu Kecamatan Sekupang dan Kecamatan Batu Aji yang mencemari
waduk sei harapan, dan Kecamatan Sagulung yang mencemari Waduk Tembesi (waduk ini masih dalam
konstruksi). Adapun identifikasi sumber pencemar limbah domestic yang mencemari waduk tergambar dalam
peta aliran drainase di bawah ini :
Tabel 2.10 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik Kab./Kota
Cakupan Tahun
No Sistem layanan Keterangan
eksisting 2015 2016 2017 2018 2019
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
A Sistem On-Site ( Black Water) Pendanaan CSR
Pengurasan Tangki Septik
1
Individual Secara Berkala
Cluster 4 72% Pendanaan CSR
Cluster 3 61% Pendanaan CSR
Cluster 2 63 % Pendanaan CSR
Komunal (MCK, MCK++, tangki
2
septik)
Kec. Belakang Padang 64% Pendanaan CSR
Kec. Nongsa (Kel Ngenang) 77% Pendanaan CSR
Kec. Bulang 86% Pendanaan CSR
B Sistem Off-site (Grey Water)
1 Skala Kota
Kelurahan Teluk Tering 0% Pendanaan swasta
Kelurahan Taman Baloi 0% Pendanaan swasta
Kelurahan Sungai Panas 2% Pendanaan swasta
Kelurahan Baloi Permai 0% Pendanaan swasta
2 Skala Wilayah/Kawasan -
Kawasan Industri/Perdagangan 12,6 % Pendanaan swasta
Kawasan Permukiman 2% APBD Kota
C Lumpur Tinja ke IPLT (m3/bln) 210 APBD Prop
Sesuai kebutuhan
40.00%
61.48%
48.11%
35.37%
42.86%
20.00%
8.54% 5.15%
1.19% 3.28%
0.00%
CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3 CLUSTER 4 TOTAL
Dibuang dan dikubur di lobang galian Dibuang dlm lubang galian dan dibakar
Keterangan:
- Produksi Sampah Kota Batam . per hari = 989 ton/hari
- Pelayanan Sampah x 70 % per hari = 697 ton/hari,
- hanya di Kluster 2 (wilayah perkotaan).
I - 16
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Praktek Pemilahan Sampah oleh RT:
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% 90.48%
100.00% 96.72% 97.56% 95.44%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00% 9.52%
0.00% 3.28% 2.44% 4.56%
0.00%
CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3 CLUSTER 4 TOTAL
Keterangan:
- Pemilahan sampah yang sudah dilakukan oleh RT : 5 % (49 ton/hari)
- Pengurangan sampah dari sumbernya (RT) : 1 % (1.890 ton/hari)
Pengumpulan setempat Sampai saat ini telah tersedia : 26 unit amroll, kapasitas angkut: @ x m3/hari (total:
60 m3/hari).
Sampai saat ini telah tersedia : 20 unit amroll dump truck, kapasitas angkut: @ x
m3/hari (total: xxx m3/hari).
Sampai saat ini telah tersedia : 33 unit pick up, kapasitas angkut: @ x m3/hari (total:
xxx m3/hari).
Sampai saat ini telah tersedia : 32 unit becak motor kapasitas angkut: @ x m3/hari
(total: xxx m3/hari).
I - 17
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
A. Lain-lain:
2. Aspek Kelembagaan: Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator
SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas
3. Aspek Pendanaan: Penganggaran terkait pengelolaan persampahan baru mencapai xxxxx%
Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas
Pola penanganan sampah belum optimal
Rendahnya dana penarikan restribusi
4. Aspek Peran Serta Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis
Masyarakat dan Dunia Rendahnya investasi dunia usaha / swasta
Usaha / Swasta:
5. Aspek Peraturan Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif
Perundangan dan Belum tersosialisasinya ketentuan penangan sampah terhadap masyarakat
penegakan hukum:
Persampahan
1) Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 62 % menjadi 100% pada tahun 2019
2) Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai dengan UU perampahan dan SPM pada akhir
tahun 2019.
3) Tersedianya regulasi persampahan yang sesuai dengan UU persampahan pada akhir tahun 2019
I - 18
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.14 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan
A. SISTEM PENGUMPULAN
Rencana Cakupan Pelayanan (%)
Volume Cakupan Layanan
NO Uraian Pengelolaan Sampah Jangka Jangka Jangka
Eksisting (Ton) Eksisting (%)
Pendek Menengah Panjang
1 Langsung (rumah-TPA) 231,168 68% 84%
2 Tidak Langsung (rumah-TPS-TPST/BIN-TPA) 22,995 7% 14%
3 Transporter (Swasta) 63,182 100% 100% 100% 100%
Kawasan
3 Transporter 100% 100% 100% 100%
Insdutri
I - 19
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.15 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik
I - 20
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
1.3 Drainase
A. Sistem Drainase
2%
100% 2% 4% 4%
11% 16% 12% 13%
80% 18% 13%
19%
7% 25% 6%
60% 10%
100% 16%
40%
62% 65%
53%
20% 41%
0%
0% 0%
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Total
Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 47% rumah tangga sementara,
sebagian besar atau 53% tidak secara rutin mengalami
I - 21
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
100% 7% 0%
6%
0% 13% 9%
14% 4% 4%
80% 8% 28% 13%
60% 50%
53% 51%
44%
40%
Kurang dari 1 jam Antara 1 - 3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari
A. Sistem Drainase
Data lain berdasarkan hasil Ditemukan bahwa sekitar 43% rumah tangga memiliki lingkungan sekitar rumah
EHRA Juni 2012: yang terdapat genangan air.
Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air
hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water).
Luas area genangan 39,8 Ha
Dokumen Perencanaan Sudah tersedia dokumen Masterplan dan DED Drainase
I - 22
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.16 : Titik-titik Lokasi Banjir dan Penyebabnya
I - 23
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
2.4.2 Sasaran Pembangunan Drainase
Drainase
1) Mengurangi jumlah titik-titik genangan air, dan mengurangi luas wilayah yang kena dampak genangan air
2) Menigkatkan akses setiap bangunan terhadap drainase dengan membangun jaringan drainase sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi
I - 24
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
2.5 PHBS terkait sanitasi
2.5.1 Permasalahan Kesehatan (PHBS)
100% 0%
32%
80% 46% 44% 41%
60%
100%
40%
68%
54% 56% 59%
20%
0%
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Total
ya tidak
Persentasi rumah tangga yang melakukan BABS cukup kecil, hanya 3% dari total rumah
tangga yang ada di Kota Batam. Kawasan yang masih BABS ini pun dapat diidentifikasi
dengan mudah, yaitu di kawasan hinterland dan beberapa titik kawasan kumuh di perkotaan.
Kawasan-kawasan kumuh tersebut adalah :
Kebiasaan penduduk Kota Batam adalah cuci tangan pakai sabun sebesar 50% dari
masyarakat yang membiasankan diri cuci tangan.
I - 25
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Gambar 2.5 Cuci Tangan Pakai Sabun
100% 6% 7%
8% 8%
8% 10% 10%
12% Lainnya
80% 12% 11% 12%
12% Sebelum sholat
9% 10% 10% Setelah memegang hewan
9%
60% Sebelum menyiapkan masakan
15% 18% 16%
13% Sebelum memberi menyuapi anak
Setelah makan
40% 19% 18% 14% 17% Sebelum makan
Setelah dari buang air besar
12% 15% 15%
20% 18% Setelah menceboki bayi/anak
I - 26
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman
100%
18%
80% 40%
54% 56%
60%
tidak
100%
82% ya
40%
60%
46% 44%
20%
0% 0%
cluster 1 cluster 2 cluster 3 cluster 4 total
I - 27
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
4. Mengelola sampah dengan benar
100% 0% 1%
Lain-lain
11% 2%
3% 4%
18% 8%
7%
80% Dibuang ke lahan
27% kosong/kebun/hutan dan dibiarkan
33% membusuk
75% 36%
60% 39% Dibuang ke sungai/kali/laut/danau
Grey water masih bercampur dengan saluran drainase, lebih kurang 13% bercampur dengan
drainase
100% 0% 3%
19% 13%
23%
80%
60%
100% 97%
81% 87%
40% 77%
20%
0%
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Total
I - 28
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.19 : Kepemililkan Pengeolahan Air Limbah Per Kecamatan
I - 29
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
2.5.2 Sasaran Pembangunan Kesehatan (PHBS)
I - 30
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
2.5 Kerangka Kerja Logis
PERMASALAHAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
MENDESAK
I - 31
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis Sampah
PERMASALAHAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI PROGRAM KEGIATAN
MENDESAK
1. Studi Akademis Potensi Timbulan dan Karakteristik Sampah Kota
Pemberian Batam
Masih rendahnya sampah Semakin
incentif kepada 2. Studi Evaluasi Retribusi dan Mekanisme Penarikan Retribusi
yang dipilah pada Mengurangi meningkatnya
masyarakat Sampah Kota Batam
masyarakat Kota Batam Volume volume sampah Program studi
yang melakukan
hanya sebesar 4.56 % Sampah yang dipilah oleh 3. Studi terkait dengan kegiatan 3R & Bank Sampah
pemilahan
(Sumber : Survey EHRA ) masyarakat 4. Penyusunan Program Kerjasama Pengangkutan Sampah dengan
sampah
Pihak Swasta
Melibatkan 1. Optimalisasi TPA yang ada (eksisting) IKK …..
Masih rendahnya tingkat Meningkatkan Pemenuhan
pihak swasta 2. Pengadaan Kompektor Truck
pengadaan sarana Pelayanan peralatan
dalam proses
penangkutan sampah dan Pengelolaan pengangkutan 3. Pengadaan Amroll Truck
pengangkutan Program
modanya Sampah sampah 100%
sampah optimalisasi
4. Pengadaan Dump Truck
pengangkutan
Memperpanjang umur Melibatkan sampah
TPA serta meningkatkan Terwujudnya pihak swasta 5. Pengadaan Pick Up
Peningkatan
Pemanfaatannya dengan proses daur ulang dalam proses 6. Pengadaan Becak Motor
Kapasitas TPA
pengaplikasian teknologi di TPA pengolahan
canggih PLTSa sampah di TPA 7. Pengadaan TPS
Menigkatkan
Belum optimalnya 1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengolahan Sampah di TPA
Tercapai target kelembagaan
pemungutan retribusi Peningkatan 2. Penyusunan Kontrak Kerja Sama dengan Pihak Ketiga dalam
penarikan dan SDM dalam Optimalisasi
dan rendahnya nilai Pendanaan Pengelolaan TPA
restirbusi sampah sistem Pemrosesan
retribusi dikaitkan Pengelolaan
dan penyesuaian penarikan Akhir TPA
dengan rencana aplikasi Sampah
tarif sampah retribusi
teknologi tepat guna
sampah 3. ….
Peran aktif
Meningkatnya 1. Sosialisasi Kegiatan 3R
Masih rendahnya dan kontribusi
kesadaran Program
kesadaran masyarakat masyarakat Sosialisasi dan 2. Sosialisasi Program Bank Sampah
masyarakat dalam Pemberdayaan
terhadap pengelolaan dalam Penyuluhan ke
pengelolaan masyarakat
sampah pengelolaan seluruh lapisan
sampah
sampah masyarakat 3. Sosialisasi ….
I - 32
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.23 Kerangka Kerja Logis Drainase
Menciptakan
Terdapat 28 titik banjir, dengan
kepedulian Sosialisasi ke
luas area…Ha dan kedalaman Kota masyarakat masyarakat tentang Pemberdayaan
maksimal 70 cm, durasi paling lama Batam terhadap pentingnya menjaga Masyarakat
4 jam dan frekuensi banjir (3-10) bebas pemanfaatan fungsi drainase
dalam setahun banjir drainase
Penyusunan Grading
Sering terjadi banjir sebagai akibat Program
Plan dan Sistem Cut &
pembukaan lahan oleh Normalisasi jaringan Pengembangan
Fill yang sesuai
pengembangan yang tidak sesuai drainase Jaringan
dengan ketentuan teknis dengan kondisi Drainase
lingkungan
I - 33
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014
Tabel 2.24 Kerangka Kerja Logis Kesehatan
I - 34
Buku Memorandum Sanitasi Kota Batam - 2014