Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PADAMARA
Jl. Raya Padamara Km.5 Telp. (0281) 6598588
Email: pusk_padamara@yahoo.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM KUSTA


PUSKESMAS PADAMARA

I. PENDAHULUAN
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusiaan
seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari medis saja tetapi juga
adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam keadaan ini warga
masyarakat berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat dari masalah-masalah
tersebut akan mempunyai efek atau pengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara,
karena masalah-masalah tersebut dapat mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna
sosial, tuna wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk melakukan
kejahatan atau gangguan di lingkungan masyarakat. Program pemberantasan penyakit
menular bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut sehingga memungkinkan tidak
lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit kusta adalah salah satu penyakit
menular yang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat, dimana beberapa daerah
di Indonesia prevalens rate masih tinggi dan permasalahan yang ditimbulkan sangat
komplek. Masalah yang dimaksud bukan saja dari segi medis tetapi meluas sampai
masalah sosial ekonomi, budaya. Pada umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang
sedang berkembang, dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan ekonomi
lemah. Hal ini sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam
memberikan pelayanan yang memadai di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan
sosial ekonomi pada masyarakat.
Di Indonesia pengobatan dari perawatan penderita kusta secara terintegrasi
dengan unit pelayanan kesehatan. Adapun sistem pengobatan yang dilakukan sampai saat
ini menggunakan pengobatan dengan kombinasi MDT ( Multi Drug Terapi ).

Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban
penyakit kusta yang tinggi. Pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia
setelah India dan Brazil. Tahun 2013, Indonesia memiliki jumlah kasus kusta baru
sebanyak 16.856 kasus dan jumlah kecacatan tingkat 2 di antara penderita baru sebanyak
9,86% (WHO, 2013). Penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan penyakit
terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia, yaitu
Filaria, Kusta, Frambusia, Dengue, Helminthiasis, Schistosomiasis, Rabies dan Taeniasis.
Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat dalam pembangunan di segala bidang
termasuk kesehatan, namun kusta sebagai penyakit kuno masih ditemukan.

II. LATAR BELAKANG


Hingga kini, kusta seringkali terabaikan.
Meskipun kusta tidak secara langsung termasuk ke dalam pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs), namun terkait erat dengan lingkungan yaitu sanitasi.
Penggunaan air bersih dan sanitasi akan sangat membantu penurunan angka kejadian
penyakit kusta. Beban akibat penyakit kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah
kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan yang diakibatkannya, Indonesia sudah
mencapai eliminasi di tingkat nasional. Namun saat ini, masih ada 14 propinsi yang
mempunyai beban tinggi yaitu Banten, Sulteng, Aceh, Sultra, Jatim, Sulsel, Sulbar, Sulut,
Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Kalimantan Utara.
Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikiari besarnya, sehingga
menimbulkan keresahan yang sangat mendalam. Tidak hanya pada penderita sendiri,
tetapi pada keluarganya, masyarakat dan negara. Hal ini yang mendasari konsep perilaku
penerimaan periderita terhadap penyakitnya, dimana untuk kondisi ini penderita masih
banyak menganggap bahwa penyakit kusta merupakan penyakit yang tidak dapat diobati,
penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan akibat guna-guna. Akibat anggapan yang
salah ini penderita kusta merasa putus asa sehingga tidak tekun untuk berobat. Hal ini
dapat dibuktikan dengan kenyataan bahwa penyakit ini mempunyai kedudukan yang
khusus diantara penyakit-penyakit lain. Hal ini disebabkan oleh karena adanya
leprophobia (rasa takut yang berlebihan terhadap kusta). Leprophobia ini timbul karena
pengertian penyebab penyakit kusta yang salah dan cacat yang ditimbulkan sangat
menakutkan. Dari sudut pengalaman nilai budaya sehubungan dengan upaya
pengendalian leprophobia yang bermanifestasi sebagai rasa jijik dan takut pada penderita
kusta tanpa alasan yang rasional. Terdapat kecenderungan bahwa masalah kusta telah
beralih dari masalah kesehatan ke masalah sosial.

Leprophobia masih tetap berurat akar dalam seleruh lapisan masalah


masyarakat karena dipengaruhi oleh segi agama, sosial, budaya dan dihantui dengan
kepercayaan takhyul. Fhobia kusta tidak hanya ada di kalangan masyarakat jelata, tetapi
tidak sedikit dokter-dokter yang belum mempunyai pendidikan objektif terhadap penyakit
kusta dan masih takut terhadap penyakit kusta. Selama masyarakat kita, terlebih lagi para
dokter masih terlalu takut dan menjauhkan penderita kusta, sudah tentu hal ini akan
merupakan hambatan terhadap usaha penanggulangan penyakit kusta. Akibat adanya
phobia ini, maka tidak mengherankan apabila penderita diperlakukan secara tidak
manusiawi di kalangan masyarakat.

III. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan cakupan pelayanan program kusta sesuai dengan masalah yang ada,
sehingga dapat meningkatkan penemuan secara dini penderita kusta baru dan bisa
mengobati pasien kusta secara sempurna.

2. TUJUAN KHUSUS
2.1. Mengupayakan peningkatan keterampilan petugas dalam mendeteksi suspect
Kusta.
2.2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini
Kusta.
2.3. Mempertahankan keterampilan petugas kesehatan di unit pelayanan dalam tata
laksana pasien kusta.

IV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


IV.1. Petugas melakukan pemeriksaan kepada suspek kusta
IV.2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengendalian penyakit Kusta.
IV.3. Meningkatnya pengetahuan dan partisipasi petugas kesehatan.
IV.4. Ditemukannya kasus baru sedini mungkin.
IV.5. Meningkatnya komitmen dan dukungan dari lintas program dan lintas sektor.

V. SASARAN
1. Masyarakat
2. Sekolah dasar
3. TK
4. Lintas program
5. Lintas sektor

VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


1.Ekstradiksi penyakit kusta pada anak sekolah dilakukan pada bulan Juli,Agustus
dan September.
2.Sosialisasi penyakit kusta pada kader desa dilakukan sesuai jadwal pertemuan
kader desa sekecamatan Padamara.

NO Nama Desa Tanggal Pelaksanaan


1. Karang Pule Rabu minggu ke 3 tiap bulan
2 Kalitinggar Rabu minggu ke 2 tiap bulan
3 Mipiran Senin minggu ke 3 tiap bulan
4 Karanggambas Tanggal 10 tiap bulan
5 Purbayasa Tanggal 13 dan 20 tiap bulan
6 Padamara
7 Prigi Tidak ada jadwal tetap
8 Dawuhan Kamis minggu ke 4
9 Gemuruh Sabtu minggu 1 tiap bulan
10 Karangsentul Sabtu minggu pertama
11 Bojanegara Sabtu minggu terakhir
12 Karangjambe Kamis ketiga
13 Sokawera Tanggal 7 tiap bulan
14 Kalitinggar Kidul Sabtu minggu ke dua

VII.Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.dan Pelaporan


Laporan hasil kegiatan pogram Kusta di sampaikan kepada kepala Puskesmas
Oleh petugas program kusta.

VII.Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi

NO Kegiatan Pencatatan Pelaporan Evaluasi


1. Ekstradiksi Di catat di format Data yang sudah Dilakukan 1
penyakit kusta pelaporan dari ada dilaporkn tahun sekali
di sekolah. Dinas Kesehatan kepada kepala untuk acuan
Kabupaten Puskesmas dan pelaksanaan
Kepala Dinas kegiatan pada
Kesehatan periode
Kabupaten melalui berikutnya.
Wasor Kusta
2. Sosialisasi Di catat di buku Data yang sudah Dilakukan 1
penyakit kusta catatan petugas dan ada di laporkan tahun sekali
pada pertemuan kepada Kepala untuk acuan
kader desa Puskesmas. pelaksanaan
kegiatan pada
periode
beriktnya.
VII. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No. Kegiatan Pokok Rincian kegiatan


1. Pemeriksaan Anak Sekolah SD Sederajat 1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu diberikan penyuluhan singkat
tentang kusta kepada siswa.
2. Pemeriksaan dilakukan pada anak sekolah kls 1 SD dan TK
3. Petugas program bekerja sama dengan lintas program untuk pemeriksaan
4. Apabila lintas program menemukan suspek kusta, maka perlu dirujuk ke puskesmas
untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5. Jumlah siswa yang dilakukan pemeriksaan dicatat dan penemuan kasus baru dicatat
di buku.

2. Sosialisasi penyakit kusta pada kader kesehatan I. Persiapan


Petugas mempersiapkan materi yang akan diberikan pada peserta
II. Pelaksanaan
a. Perkenalan
b. Penjelasan maksud dan tujuan pertemuan.
c. Penjelasan tanda-tanda dini kusta oleh petugas.
d. Tanya jawab.

VIII. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Penyuluhan singkat tentang kusta
2. Pemeriksaan fisik.
3. Mencatat hasil pemeriksaan fisik.

IX. SASARAN
6. Masyarakat
7. Sekolah dasar
8. Lintas program
9. Lintas sektor

X. PEMBIAYAAN
Pendanaan dalam kegiatan program kusta dibiayai oleh dana Puskesmas.

XI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Upaya Lokasi Tenaga Peran


No. Kegiatan Sasaran Target Jadwal
Kesehatan Pelaksanaan Pelaksana Sasaran Linprog Linsek
Program Kusta Penyuluhan pada Penderita & 40 orang Ruang Programer kusta Bulan Februari 1. Pasien dan 1. Sebagai 1. Sebagai
penderita kusta keluarga pertemuan dan petugas dan Maret keluarga monitoring motivasi
dan keluarga pasien Puskesmas kesehatan 2016 Minggu mendukung keadaan pasien masyarakat
penderita Jangkar ke-2 terlaksananya di wilayah dan penderita.
kegiatan. kerja.
2. Keluarga 2. Membantu
menjadi memberikan
pengawas dan dukungan
memonitor kegiatan
perkembangan tersebut.
kesehatan 3. Petugas wilayah
pasien. bisa mengetahui
jumlah
penderita kusta
di wilayah
kerjanya.
Program Kusta Pemeriksaan Penderita & 20 orang Rumah Programer kusta Bulan Februari 1. Pasien dan Petugas kesehatan Menyediakan
kontak serumah keluarga dan petugas dan Maret keluarga di wilayah ikut fasilitas dan
pasien penderita wilayah 2016 Minggu mendukung serta dalam bantuan agar
ke-2 terlaksananya pemeriksaan kontak pelaksanaan
kegiatan. serumah. berjalan lancar.
2. Keluarga
menjadi
pengawas dan
memonitor
perkembangan
kesehatan
pasien.

Upaya Lokasi Tenaga Peran


No. Kegiatan Sasaran Target Jadwal
Kesehatan Pelaksanaan Pelaksana Sasaran Linprog Linsek
Program Kusta Sosialisasi kusta Petugas 40 orang Ruang Programer kusta Bulan April 1. Datang dalam 1. Membantu 1. Sebagai acuan
untuk petugas kesehatan, pertemuan 2016 Minggu acara kegiatan tersebut. dalam
kesehatan di lintas Puskesmas ke-2 pertemuan. 2. Sebagai acuan penemuan
wilayah dan kader program, Jangkar 2. Mendukung dalam penemuan penderita baru
kesehatan dan kader secara penuh penderita kusta di masyarakat.
kegiatan baru.
tersebut. 3. Pengaturan
3. Sebagai acuan jadwal/kerja
petugas sama bilamana
kesehatan ada kegiatan
dalam screening di
penemuan masyarakat dan
penderita sekolah
kusta baru.
Program Kusta Screening Kusta Masyrakat 8 desa Masyarakat Programer Bulan Mei dan 1. Memeriksakan 1. Membantu 1. Menyediakan
di Masyarakat kusta, lintas Juni 2016 bila ada terlaksananya sarana dan
program, dan kelainan di kegiatan. prasarana bila
petugas kulit. 2. Saling koordinasi ditempati
kesehatan 2. Kesadaran bila ada kegiatan kegiatan.
akan status di masyarakat. 2. Ikut serta
kesehatannya. 3. Sebagai rujukan dalam
ke progrmaer kegiatan
kusta bila screening.
menemukan 3. Merujuk ke
penderita kusta puskesmas
baru. bila ditemukan
penderita baru.
4. Menggiring
setiap warga
untuk datang
dalam
kegiatan
screening.
Upaya Lokasi Tenaga Peran
No. Kegiatan Sasaran Target Jadwal
Kesehatan Pelaksanaan Pelaksana Sasaran Linprog Linsek
Program Kusta - Sosialisasi Guru dan 43 sekolah Sekolah Programer Bulan April, Bersedia 1. Membantu dalam 1. Pihak sekolah
Kusta ke Siswa dasar dan kusta, lintas Mei, Juni, Juli, dilakukan pelaksanaan menyediakan
Sekolah Dasar lanjutan program, dan Agustus, pemeriksaan kegiatan. sarana dan
dan Sekolah - SD/ MI = kulis, head to toe 2. Bersama lintas prasarana
30 sekolah
petugas September,
Lanjutan. kesehatan Oktober, program di yang
- SLTP/MTs
- Screening Kusta November kegiatan dibutuhkan.
= 9
di Sekolah 2016 screening. 2. Merujuk ke
sekolah
puskesmas
- SLTA/SMK/
jika ada
MA = 4
sekolah
siswanya yang
- Total = 43 suspek kusta.
sekolah

XII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


- Evaluasi dilakukan setiap 2 ( dua ) minggu sekali oleh Programer Kusta Puskesmas terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah ketepatan waktu,
baik pembukaan, pengisian materi maupun penutupan dan partisipasi peserta yang tercermin dalam diskusi yang aktif.

XIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


- Pencatatan dilakukan oleh notulen terhadap semua pelaksanaan kegiatan.
- Laporan pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir tiap kegiatan palinglambat 1 minggu setelah kegiatan dilaksanakan.
- Evaluasi dan tindak lanjut terhadap setiap kegiatan ini dilakukan paling lambat 1 bulan setelah kegiatan dilakukan.

Demikian Kerangka Acuan Program kusta

Jangkar, Januari 2016

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Jangkar Penanggung Jawab Program Kusta

drg. ABDUL FATAH AHADI AGUS RUDI KISMANTO, Amd. Kep.


NIP. 19720729 200604 1 014 NIP. 19810824 200701 1 003

Anda mungkin juga menyukai