MAKALAH PERILAKU ORGANISASI BB
MAKALAH PERILAKU ORGANISASI BB
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan izinNya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ‘’ Pengaruh Budaya
terhadap Organisasi’’ dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Perilaku Organisasi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan, karena hal ini merupakan awal dalam menerapkan ilmu
yang telah diperoleh. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan atau saran yang bersifat
positif dan membangun dari pembaca.
Atas kritikan dan saran sebelumnya penulis ucapkan terima kasih. Akhirnya penulis
berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta
dapat dijadikan pustaka ilmu.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang
diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam
keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu
dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu
pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan
pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring
dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula
dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara
keseluruhan. Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya
menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan
membedakannya dengan organisasi lainnya.Budaya memuat rasa identitas suatu
organisasi. Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih
besar daripada kepentingan individu. Dalam makalah ini penulis akan memaparkan
penjelasan mengenai pengaruh budaya dalam pt. Coca cola yang ada di berbagai
Negara. 1.2
B. rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Coca – Cola ?
2. Bagaimana budaya kerja PT. Coca – Cola di Indonesia?
3. Bagaimana budaya kerja PT. Coca – cola di Amerika?
4. Bagaimana pengaruh kultur/ budaya PT. Coca Cola di berbagai Negara ?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui seluk beluk mengenai sejarah coca – cola
2. Mengetahui pengaruh budaya kerja PT. Coca – cola di Indonesia
3. Mengetahui pengaruh budaya kerja PT. Coca – cola di Amerika 4. Mengetahui
bagaimana pengaruh kultur / budaya kerja PT. Coca –cola di berbagai Negara.
BAB II PEMBAHASAN
Pada tahun 1971, dengan pertambahan mitra usaha dan modal didirikannya
pabrik pembotolan madern pertama di Indonesia dengan nama baru PT. The Jaya
Beverages Bottling Company. Tercatat sampai saat ini 11 pabrik Coca-Cola yang
beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia, berturut-turut berdasarkan tahun
pendiriannya adalah Jakarta (1971), Medan (1973), Surabaya (1976), Semarang
(1976), Ujung pandang (1981), Bandung (1983), Padang (1985), Bali (1985), Manado
(1985), Banjarmasin (1981), dan Lampung (1995). Pada tahun 2000, tiga perusahaan
baru Coca-Cola di Indonesia didirikan, yaitu PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
(CCBI), PT. Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) dan PT. Coca-Cola Distribution
Indonesia (CCDI). Jenis-jenis Coca-Cola di Indonesia.
Keempat pilar di atas tidak terlepas dari pengaruh budaya di Indonesia. Pilar
pertama dianut karena budaya kebersihan di Indonesia sangatlah kurang. Sehingga
dipandang perlu pemerhatian terhadap lingkungan. Contohnya berbagai upaya dan
kegiatan – kegiatan yang telah diselenggarakan oleh Coca – Cola Indonesia dalam
rangka melestarikan lingkungan. Salah satunya upaya pembersihan sekitar pantai di
Bali . hal ini membuktikan kepedulian Coca – cola terhadap lingkungan di Indonesia.
Bentuk nyata komitmen Coca – cola Amatil Indonesia adalah dalam rangka
‘’Rayakan Hari Bumi, Coca-Cola Amatil Indonesia Menggelar Aksi Cinta
Lingkungan Serentak di Tiga Kota Jakarta, 22 April 2013-Kesadaran lingkungan
adalah aspek yang selalu menjadi bagian dari Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI),
perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola di Indonesia.
Maka dalam rangka memperingati Hari Bumi 2013 yang jatuh pada hari ini, 22 April
2013, CCAI melakukan serangkaian aksi peduli lingkungan di berbagai lokasi di
seluruh Indonesia seperti Cibitung, Medan, dan Bali. Aksi ini bertujuan untuk terus
meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan karyawan, dan terutama, masyarakat
yang tinggal di sekitar unit operasi CCAI.
Di Medan, CCAI menggelar aksi cinta lingkungan bersama dengan 300 orang
warga yang terdiri dari Camat, para Lurah di kecamatan Medan Labuhan, Kepling,
dan juga warga Medan Labuhan. Tak hanya melakukan program "Clean Up Day" di
jalan-jalan protokol di Medan Labuhan, parit-parit di seluruh area Kecamatan Medan
Labuhan, dan kawasan hunian warga, para peserta juga melakukan Aksi Penghijauan
dengan cara menanam 100 batang pohon trembesi dan mahoni di sepanjang jalan
utama Medan Labuhan. Dengan adanya program ini, kawasan Medan Labuhan
diharapkan menjadi kawasan yang ramah lingkungan, serta teduh dan bersih. M.
Yusuf Rivai alias Pak Uncu, tokoh masyarakat Martubung berujar, "Saya bangga
menjadi bagian dari masyarakat yang dapat hidup berdampingan selaras dengan warga
industri yang memiliki kepekaan sosial dan lingkungan. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Coca-Cola Amatil Indonesia."
Pengaruh kultur/ budaya PT. Coca Cola antara Indonesia dengan Amerika
Kesimpulan
Coca Cola sebagai produk minuman ringan atau yang lebih populer dengan sebutan
coke dapat dikatakan sebagai salah satu produk yang turut andil menyatukan masyarakat di
seluruh dunia.Coke yang dua ratus tahun lalu berkembang menjadi minuman favorit di
Amerika, saat ini telah menjadi pioneer bagi minuman ringan sejenis lebih di dua ratus
negara. Masyarakat di seluruh penjuru dunia yang awalnya merasa asing dengan cita rasa
coke, lambat laun menerimanya dan menjadikannya sebagai minuman sehari-hari. Begitu
juga dengan konsumen di Indonesia.
Di Indonesia sendiri, dua dekade yang lalu minuman Coca Cola mungkin tergolong
sebagai minuman elite, yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah ke atas.
Namun saat ini, dengan harga terjangkau serta pemilihan positioning yang tepat, masyarakat
dari segala kalangan dapat menikmati minuman ringan tersebut. Semakin terasingnya posisi
minuman-minuman tradisional seperti Bandrek, Sekoteng, atau Jamu di pasaran lokal
menjadi salah satu penanda bahwa terdapat penurunan ketertarikan konsumen terhadap
produk konsumsi lokal etnis.
Dalam proses perluasan strategi pemasaran Coca Cola sebagai minuman ringan, tampak
adanya imperialisme budaya. Cita rasa yang khas, unik dan otentik dari minuman-minuman
tradisional yang lima dekade lalu menjadi juara di pasar lokal tergerus oleh rasionalisasi Coca
Cola yang sama sekali tidak memiliki kemiripan dengan minuman-minuman asli Indonesia.
Betapapun asingnya cita rasa yang ditawarkan oleh Coca Cola, harus diakui bahwa telah
terjadi rasionalisasi dan upaya kompromi yang diterima masyarakat lokal sebagai bagian dari
globalisasi budaya. Lambat laun namun pasti Coca Cola menjadi minuman global yang dapat
kita dapatkan di berbagai belahan dunia manapun.