Anda di halaman 1dari 18

BISNIS INTERNASIONAL

“Globalisasi dan Implikasinya pada


Kebijakan Operasional Bisnis”

OLEH:

Kelompok 1

I PUTU SURYA BAGIADA (05) 1506205045


WILLY TANTONO (19) 1506205098
MAULANA HIDAYAT (20) 1506205099

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Bisnis Internasional mengenai
“Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis”. Kami berterima kasih
kepada bapak Gede Bayu Rahanatha selaku Dosen pengampu mata kuliah Bisnis Internasional
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mahasiswa mengenai Bisnis Internasional. Kami sangat menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kami sangat berharap adanya kritik dan saran demi menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan
dan kami mohon kritik demi perbaikan di kemudian hari.

Jimbaran, 12 September 2017

Penulis

i | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Globalisasi ............................................................................................................. 2
2.2 Globalisasi Pasar .................................................................................................. 2
2.3 Globalisasi Produksi ............................................................................................ 4
2.4 Dampak Globalisasi ............................................................................................. 5
2.5 Jatuhnya Batas-batas Perdagangan dan Investasi ........................................... 6
2.6 Teknologi dan Inovasi........................................................................................... 8
2.7 Dampak Globalisasi Terhadap Tingkat Upah Peluang Kerja ......................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 14
3.2 Saran ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

ii | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini globalisasi merupakan sesuatu yang lumrah. Globalisasi sangat mempengaruhi
dunia dalam segala bidang. Baik bidang budaya, politik, sosial, ekonomi dan lain-lain. Dunia
bisnis juga mendapat imbas dari terjadinya globalisasi. Baik dampak positif yang dapat
dimanfaatkan pebisnis untuk memperoleh untung yang lebih banyak lagi, maupun dampak
negatif yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup bisnis tersebut. Era globalisasi ini
merupakan “Pedang Bermata Dua” bagi pebisnis saat ini. Globalisasi ini dapat menjadi sebuah
peluang atau ancaman bagi perusahaan.
Untuk menanggapi hal ini, perusahaan harus dapat membuat kebijakan yang dapat
membuat globalisasi itu menjadi peluang dan bukan menjadi ancaman bagi peruasahaan baik
kebijakan dalam bidang keuangan, sumber daya manusia, pemasaran maupun operasional.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa pengertian globalisasi?
1.2.2. Apa pengertian globalisasi produksi?
1.2.3. Apa Pengertian globalisasi pasar?
1.2.4. Apa dampak globalisasi?
1.2.5. Bagaimana Runtuhnya batas-batas perdagangan dan investasi?
1.2.6. Bagaimana Teknologi dan Inovasi pada Globalisasi
1.2.7. Bagaimana pengaruh tingkat upah peluang kerja?
1.3. Tujuan
1.3.1. Memahami pengertian globalisasi.
1.3.2. Memahami pengertian globalisasi produksi.
1.3.3. Memahami Pengertian globalisasi pasar.
1.3.4. Memahami dampak globalisasi.
1.3.5. Memahami Runtuhnya batas-batas perdagangan dan investasi.
1.3.6. Memahami Teknologi dan Inovasi pada Globalisasi.
1.3.7. Memahami pengaruh tingkat upah peluang kerja.

1 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Globalisasi

Meskipun negara-negara secara historis mempertahankan kendali mutlak atas produk,


orang, dan modal yang melintasi perbatasan mereka, ekonomi menjadi semakin saling terkait.
Globalisasi adalah kecenderungan ke arah saling ketergantungannya ekonomi, budaya, politik,
dan teknologi yang lebih besar di antara institusi dan ekonomi nasional. Globalisasi adalah tren
yang ditandai dengan denasionalisasi/privatisasi (batas nasional menjadi kurang relevan) dan
berbeda dengan internasionalisasi (entitas yang bekerja sama melintasi batas negara).
Interdependensi yang lebih besar yang menyebabkan globalisasi berarti arus barang, jasa, uang,
orang, dan gagasan yang semakin bebas melintasi batas nasional. Sesuai definisinya,
globalisasi lebih banyak melibatkan ekspansi perdagangan dan investasi antar negara.
Globalisasi mencakup konsep dan teori dari ilmu politik, sosiologi, antropologi, dan filsafat
serta ekonomi. Dengan demikian, ini bukan istilah yang khusus diperuntukkan bagi perusahaan
multinasional dan lembaga keuangan internasional. Juga bukan globalisasi domain eksklusif
yang hanya memiliki tujuan altruistik atau moral. Sebenarnya, globalisasi telah digambarkan
seperti "hal yang jauh melampaui hubungan yang mengikat perusahaan, pedagang, pemodal,
dan bank sentral yang menyediakan saluran tidak hanya untuk gagasan tetapi juga untuk proses
koordinasi dan kerjasama yang digunakan oleh teroris, politisi, pemimpin agama, aktivis anti-
globalisasi, dan birokrat. "

Dalam hal ini dua area bisnis di mana globalisasi memiliki efek mendalam adalah globalisasi
pasar dan produksi.

2.2 Globalisasi Pasar

Globalisasi pasar mengacu pada konvergensi preferensi pembeli di pasar di seluruh


dunia. Kecenderungan ini terjadi di banyak kategori produk, termasuk produk industri barang
konsumsi, dan layanan bisnis. Peritel pakaian L.L. Bean (www.llbean.com), produsen sepatu
Nike (www.nike.com), dan produsen elektronik Sony (www.sony.com) hanyalah beberapa
perusahaan yang menjual produk global. Produk yang dipasarkan di semua negara pada
dasarnya tanpa banyak perubahan, misalnya: iPad Apple memenuhi syarat sebagai produk
global karena memiliki fitur dengan standar tinggi dan strategi pemasaran global dan merek
global.

2 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


Produk global dan persaingan global mencirikan banyak industri dan pasar, termasuk
semikonduktor (Intel, Philips), pesawat terbang (Airbus, Boeing), peralatan konstruksi
(Caterpillar, Mitsubishi), autos (Honda, Volkswagen), layanan keuangan (Citicorp, HSBC),
transportasi udara (Lufthansa, Singapore Airlines), layanan akuntansi (Ernst & Young,
KPMG), barang konsumsi (Procter & Gamble, Unilever), dan makanan cepat saji (KFC,
McDonald's). Globalisasi pasar penting bagi bisnis internasional karena manfaat yang
ditawarkan kepada perusahaan. Sekarang mari kita lihat secara singkat masing-masing manfaat
ini.

Mengurangi Biaya Pemasaran Perusahaan yang menjual produk global dapat


mengurangi biaya dengan melakukan standarisasi aktivitas pemasaran tertentu. Sebuah
perusahaan yang menjual barang konsumen global, seperti sampo, dapat membuat produk yang
identik untuk pasar global dan kemudian merancang kemasan yang berbeda untuk menjelaskan
bahasa yang digunakan di setiap pasar. Perusahaan dapat mencapai penghematan biaya lebih
lanjut dengan menjaga komponen visual iklan yang sama untuk semua pasar namun
pembahasaan iklan TV dan penerjemahan iklan cetak ke dalam bahasa lokal.

Menciptakan Peluang Pasar Baru Perusahaan yang menjual produk global dapat
mencari peluang di luar negeri jika pasar dalam negeri sedikit atau menjadi jenuh. Misalnya,
China memiliki potensi besar untuk e-business dengan lebih dari 400 juta pengguna internet,
yang lebih besar dari populasi seluruh Amerika Serikat. Tapi sementara lebih dari 70 persen
orang di Amerika Serikat secara aktif menjelajah Web, hanya 30 persen orang di China yang
melakukannya. Jadi, perebutan pangsa pasar di Kerajaan Tengah terjadi di antara dua mesin
pencari online teratas Google (www.google.cn) dan Yahoo! (www.cn.yahoo.com). Mencari
pertumbuhan penjualan di luar negeri bisa sangat penting bagi pengusaha atau perusahaan kecil
yang menjual produk global namun bisa memiliki pasar lokal yang terbatas.

Tingkat Pendapatan Yang Tidak Merata Perusahaan yang menjual produk dengan
daya tarik universal namun musiman dapat menggunakan penjualan internasional untuk
memberi tingkat aliran pendapatannya. Dengan melengkapi penjualan domestik dengan
penjualan internasional, perusahaan dapat mengurangi atau menghilangkan variasi penjualan
yang bervariasi antara musim dan memantapkan arus kasnya. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan yang memproduksi lotion untuk berjemur dan lotion sunblock dapat menyamai
distribusi produk dengan musim panas di belahan bumi utara dan selatan sebagai alternatif
sehingga memantapkan pendapatannya dari produk global yang sangat musiman ini.
3 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER
Kebutuhan Lokal yang Belum Penting Terlepas dari potensi pasar global, para
manajer harus terus memantau kecocokan antara produk dan pasar perusahaan agar tidak
mengabaikan kebutuhan pembeli. Manfaat melayani pelanggan dengan produk yang
disesuaikan mungkin lebih besar daripada manfaat yang distandarisasi. Misalnya, minuman
ringan, fast food, dan barang konsumsi lainnya merupakan produk global yang terus menembus
pasar di seluruh dunia. Tapi terkadang produk ini membutuhkan modifikasi kecil agar lebih
sesuai selera lokal. Di Jepang selatan, Coca-Cola (www.cocacola.com) mempermanis formula
tradisionalnya untuk bersaing dengan Pepsi yang terasa manis. (www.pepsi.com). Di India, di
mana sapi-sapi merupakan binatang suci dan mengkonsumsi daging sapi merupakan hal yang
tabu, McDonald's (www.mcdonalds.com) memasarkan "Maharaja Mac" yaitu dua roti lapis di
atas roti wijen dengan topping.

2.3 Globalisasi Produksi

Banyak kegiatan produksi yang menjadi global. Globalisasi produksi mengacu pada
penyebaran kegiatan produksi ke lokasi yang membantu perusahaan mencapai tujuan
minimalisasi atau memaksimalkan kualitas untuk kebaikan atau layanan. Ini termasuk sumber
input produksi utama (seperti bahan baku atau produk untuk perakitan) serta layanan
outsourcing internasional. Ada beberapa manfaat yang diperoleh perusahaan dari globalisasi
produksi.

Pekerja Dengan Biaya Rendah Kegiatan produksi global memungkinkan perusahaan


mengurangi biaya produksi secara keseluruhan melalui akses terhadap tenaga kerja berbiaya
rendah. Selama beberapa dekade, perusahaan-perusahaan menempatkan pabrik mereka di
negara-negara dengan upah rendah untuk menghasilkan semua jenis barang, termasuk mainan,
peralatan kecil, barang elektronik murah, dan tekstil. Namun, ketika memindahkan produksi
ke lokal dengan biaya rendah berarti produksi barang hampir secara eksklusif, namun hal itu
semakin berlaku untuk produksi jasa seperti akuntansi dan penelitian. Meskipun sebagian besar
layanan harus diproduksi di tempat mereka dikonsumsi, beberapa layanan dapat dilakukan di
lokasi terpencil dimana biaya tenaga kerja lebih rendah. Banyak Eropa dan Amerika Serikat.
bisnis telah memindahkan layanan pelanggan mereka dan operasi tidak penting lainnya ke
tempat-tempat yang jauh seperti India untuk memangkas biaya sebanyak 60 persen.

Pengalaman Teknik Akses Perusahaan juga memproduksi barang dan jasa di luar
negeri untuk mendapatkan keuntungan dari pengetahuan teknis. Film Roman

4 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


(www.f11mroman.com) menghasilkan serial TV The Simpsons, namun memberikan pose
kunci dan arahan kerangka langkah demi langkah ke Perusahaan Produksi AKOM
(www.akomkorea.com) di Seoul, Korea Selatan. AKOM kemudian mengisi pose yang tersisa
dan menghubungkannya ke dalam keseluruhan animasi. Tapi ada hambatan di sepanjang jalan,
kata direktur animasi Mark Kirkland, dalam suatu panggilan telepon tengah malam, Kirkland
menjelaskan kepada orang Korea cara menggambar pistol pemotretan. "Mereka tidak
mengizinkan senjata di Korea, itu melanggar hukum, "kata Kirkland. "Jadi mereka memanggil
saya [bertanya]: 'Bagaimana cara kerja senjata?' 'Kirkland dan yang lainnya menghadapi
perbedaan budaya dan panggilan telepon pada jam-jam yang tidak biasa untuk memanfaatkan
kumpulan animator Korea Selatan yang berkualifikasi tinggi.

Input Akses Produksi Globalisasi produksi memungkinkan perusahaan mengakses


sumber daya yang tidak tersedia atau lebih mahal. Pencarian sumber daya alam menarik banyak
perusahaan ke pasar internasional. Jepang, misalnya, kecil, padat penduduknya, negara pulau
dengan sumber daya alam yang sangat sedikit terutama hutan. Tapi perusahaan kertas terbesar
di Jepang, Nippon Seishi, lebih dari sekedar mengimpor pulp kayu. Perusahaan memiliki hutan
besar dan fasilitas pengolahan yang sesuai di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Ini
memberi perusahaan tidak hanya mengakses sumber daya esensial tetapi juga mengendalikan
tahap-tahap sebelumnya dalam proses pembuatan kertas. Akibatnya, perusahaan dijamin oleh
bahan yang stabil dari bahan utamanya (pulp kayu) walaupun dengan harga yang bevariasi
dengan pasokan yang terkait dengan pembelian pulp di pasar terbuka. Demikian juga, untuk
mengakses sumber energi yang lebih murah yang digunakan di bidang manufaktur, berbagai
perusahaan Jepang memindahkan produksi ke China dan Vietnam, di mana biaya energi lebih
rendah.

2.4 Dampak Globalisasi

Dampak Positif Globalisasi

1. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor


2. Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri
3. Produksi global yang meningkat
4. Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata
5. Tersedianya dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

5 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


Dampak Negatif Globalisasi

1. Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing


2. Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia
3. Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang spekulasi.
4. Ancaman masuknya tenaga kerja asing

Pada dasarnya ada 2 dampak utama yang disebabkan oleh globalisasi pasar dan produksi
yaitu: Runtuhnya batas-batas perdagangan dan investasi serta teknologi dan inovasi. Kedua hal
ini memicu suasana kompotitif di level bisnis internasional. Kompetisi ini membuat perusahaan
berkelas internasional secara simulatan menjadi lebih koorperatif dan lebih terbuka.
Perusahaan lokal terkadang terisolasi oleh waktu dan jarak dengan perusahaan besar.
Perusahaan kecil dan menegah berkolaborasi satu dengan lainnya atau dengan perusahaan yang
lebih besar agar dapat bersaing di pasar internasional. Terkadang perusahaan lokal
memperbaiki dirianya menajadi perusahaan yang lebih baik agar dapat bertahan dalam
persaingan tersebut.

2.5 Jatuhnya Batas-batas Perdagangan dan Investasi

Pada tahun 1947, pemimpin politik 23 negara (12 negara maju dan 11 negara
berkembang) membuat sejarah ketika mereka membuat Perjanjian Umum mengenai Tarif dan
Perdagangan atau General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) sebuah perjanjian yang
dirancang untuk mempromosikan perdagangan bebas dengan mengurangi hambatan tarif dan
nontarif terhadap perdagangan internasional. pada dasarnya pajak yang dikenakan pada barang
yang diperdagangkan, dan penghalang nontarif batasan jumlah produk impor. Perjanjian
tersebut berhasil pada tahun-tahun awalnya.Setelah empat dekade, perdagangan barang
dagangan dunia telah tumbuh 20 kali lebih besar, dan tarif rata-rata telah turun dari 40 persen
sampai 5 persen.

Kemajuan yang signifikan terjadi lagi dengan revisi tahun 1994 tentang perjanjian GATT.
Negara-negara yang telah menandatangani perjanjian tersebut mengurangi tarif rata-rata untuk
perdagangan barang dagangan dan menurunkan subsidi (dukungan keuangan pemerintah)
untuk produk pertanian. Revisi perjanjian tersebut juga secara jelas mendefinisikan hak
kekayaan intelektual yang memberikan perlindungan terhadap hak cipta (termasuk program
komputer, database, rekaman suara, dan film), merek dagang dan merek layanan, dan hak paten

6 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


(termasuk rahasia dagang dan pengetahuan). Cacat utama dari GATT asli adalah bahwa ia tidak
memiliki kekuatan untuk menerapkan peraturan perdagangan dunia. Kemungkinan pencapaian
terbesar revisi 1994 adalah penciptaan Organisasi Perdagangan Dunia.

Organisasi Perdagangan Dunia Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) adalah


organisasi internasional yang menerapkan peraturan perdagangan internasional. Tiga tujuan
utama WTO (www.wto.org) adalah untuk membantu arus perdagangan bebas, membantu
menegosiasikan pembukaan pasar lebih lanjut, dan menyelesaikan perselisihan perdagangan
antar anggotanya. Ini adalah kekuatan WTO untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan
yang benar-benar membedakannya dari pendahulunya, GATT. Berbagai kesepakatan WTO
adalah esensi kontrak antara negara anggota yang berkomitmen untuk mempertahankan
kebijakan perdagangan yang adil dan terbuka. Pelaku hukum harus mengatur kembali
kebijakan perdagangan mereka sesuai dengan pedoman WTO atau menghadapi denda dan,
mungkin, sanksi perdagangan. Karena kemampuannya untuk menghukum negara yang
menyinggung, sistem penyelesaian sengketa WTO benar-benar merupakan tulang punggung
sistem perdagangan global. WTO menggantikan institusi GATT namun menyerap semua
kesepakatan GATT sebelumnya. Dengan demikian, lembaga GATT tidak lagi resmi ada. Saat
ini, WTO mengakui 153 anggota dan 30 anggota "pengamat".

Perjanjian Perdagangan Daerah Selain WTO, kelompok negara yang lebih kecil
mengintegrasikan ekonomi mereka seperti sebelumnya dengan mendorong perdagangan dan
meningkatkan investasi lintas batas. Misalnya, North American Free Trade Agreement
(NAFTA) mengumpulkan tiga negara (Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat) ke dalam blok
perdagangan bebas. Europan Union (EU)yang lebih ambisius untuk menggabungkan 27
negara. Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik atau The Asia Pasific Cooperation (APEC) terdiri
dari 21 negara anggota yang berkomitmen untuk menciptakan zona perdagangan bebas di
sekitar Pasifik. Tujuan masing-masing perjanjian perdagangan kecil ini serupa dengan WTO
namun bersifat regional. Selain itu, beberapa negara memberi penekanan lebih besar pada
perjanjian regional karena penolakan terhadap perjanjian perdagangan di seluruh dunia.

Berdasarkan Blueprint Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), MEA nantinya akan


menjadi sesuatu yang dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara
ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan ketergantungan
anggota-anggota didalamnya. MEA dapat mengembangkan konsep produksi multi nasional
dalam rantai suplai and demand, dan menghasilkan blok perdagangan tunggal yang dapat
7 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER
menangani dan bernegosiasi dengan eksportir dan importir non-ASEAN. Bagi Indonesia
sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan
cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada
peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain,
muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang
diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil dan
elektornik yang dengan sendirinya akan memunculkan kualitas unggul dan harga yang murah.
Akan terjadi kompeteisi di satu sisi dan akan banyak barang import yang akan mengalir dalam
jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan
produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan
defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri

Batasan Investasi Pada sisi investasi, kondisi ini akan dapat menciptakan iklim yang
mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan
ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber
daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Pada tahun
tahun pertama pastilah mereka atau negara yang lebih siap atau yang sudah maju
perekonomiannya akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Tetapi dalam perjalanannya
nanti akan muncul berbagai adaptasi yang saling menguntungkan. Kalau produk elektronik
Tiongkok bisa merajai pasar,karena kualitas dan harganya yang murah. Pengusaha kita bekerja
sama dengan negara lain yang unggul dalam produk sejenis, misalnya dengan Jepang dan
melakukan kompetesi yang fair dalam merebut pasar. Sebab dipercaya, nantinya pasar itu
sendiri akan mengurai dirinya sendiri jadi segmen-segmen yang tetap memperhatikan
kepentingan nasionalnya. Artinya pasar tidak akan bisa didikte oleh suatu sindikasi produsen,
selama sindikasi itu terlalu mengambil keuntungan yang berlebihan dan mencederai rasa
keadilan para konsumennya.

2.6 Teknologi dan Inovasi

Kemajuan yang sangat signifikan dalam metode di bidang teknologi informasi dan
transportasi membuat lebih mudah, cepat dan murah untuk memindahkan data, barang dan
perlengkapan ke seluruh dunia. Inilah beberapa dampak kecil dari kemajuan teknologi dan
inovasi dalam bisnis.

8 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


Email Dan Video Konferens Teknologi mempermudah dan mempercepat dalam
memberi informasi, berkoordinasi dan mengawasi bisnis yang bersekala internasional. E-mail
(Electronic Mail) sangat diperlukan manajer untuk terus berhubungan dengan operasional
bisnis internasional dan merepons dengan cepat suatu kejadian. Video Konferens juga dapat
membantu manajer untuk dapat meeting di tempat yang berbeda dan dengan tetap bertatap
muka. Biaya untuk melakuna video konferens lebih murah dibandingkan beberapa manajer
melakukan perjalan yang jauh untuk melakukan meeting.

Internet Dan World Wide Web Perusahaan menggunakan internet untuk


berhunbungan dengan manajer dari tempat yang jauh. Selian itu internet juga digunakan untuk
tujuan jangka pendek, seperti membantu peramalan, meminimalisisr jumlah persediaan dan
membantu komunikasi dengan supplier. Perusahaan kecil yang menggunakan web
memperoleh biaya yang rendah apabila dengan website tersebut perusahaan memperoleh
pelannggan berlevel internasional. Keuntungan lebih lanjut timbul dari kemampuan Internet
untuk memotong biaya pascaproduksi dengan mengurangi jumlah perantara produk yang
melewati jalannya menuju pelanggan. Menghilangkan perantara sangat menguntungkan
penjual online buku, musik, layanan perjalanan dan lain-lain.

Company Intranets dan Extranets Situs web perusahaan internal dan jaringan
informasi (intranet) memberi karyawan akses ke data perusahaan menggunakan komputer
pribadi. Salah satunya adalah intranet Volvo Car Corporation (www.volvocars.com) yang
memuat data informasi pemasaran dan penjualan. Hal ini dimulai ketika kantor pusat
menyampaikan rencana pemasaran korporatnya ke intranet Volvo. Manajer pemasaran di
setiap anak perusahaan di seluruh dunia kemudian memilih kegiatan yang sesuai dengan pasar
mereka sendiri, mengembangkan rencana pemasaran mereka, dan menyerahkannya ke
database. Hal ini memungkinkan para manajer di setiap pasar untuk melihat setiap rencana
pemasaran anak perusahaan lainnya dan untuk menyesuaikan aspek yang relevan dengan
rencana mereka sendiri. Intinya, keseluruhan sistem bertindak sebagai alat untuk berbagi
praktik terbaik di semua pasar Volvo. Ekstranet memberi distributor dan pemasok akses ke
database perusahaan untuk memesan atau mengisi kembali persediaan secara elektronik dan
otomatis. Jaringan ini mengizinkan perusahaan internasional perusahaan (bersama dengan
pemasok dan pembeli mereka) untuk merespons kondisi internal dan eksternal lebih cepat dan
lebih tepat.

9 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


Perkembangan Teknologi Transportasi Pengecer di seluruh dunia bergantung pada
impor untuk persediaan gudang mereka dengan barang jadi dan untuk memasok pabrik dengan
bahan baku dan produk setengah jadi. Inovasi di industri perkapalan ini membantu
mengglobalisasi pasar dan produksi dengan membuat pengiriman lebih efisien dan andal. Di
masa lalu, sebuah kapal kargo akan duduk di pelabuhan sampai 10 hari saat kapal tersebut
dibongkar satu palet setiap kali. Tapi karena kargo hari ini dimuat ke sebuah kapal dengan
kontainer 20 kaki dan 40 kaki yang dengan cepat diturunkan ke railcars atau chassis truk di
tempat tujuan akhir, sebuah kapal kargo 700 kaki secara rutin dibongkar hanya dalam waktu
15 jam.

Pengoperasian kapal kargo sekarang lebih sederhana dan aman karena grafik komputerisasi
yang menunjukkan pergerakan kapal di laut lepas dengan menggunakan satelit Global
Positioning System (GPS). Menggabungkan GPS dengan teknologi identifikasi frekuensi radio
(RFID) memungkinkan pemantauan terus menerus terhadap wadah individu dari pelabuhan
keberangkatan ke tujuan. RFID dapat mengetahui apakah pintu kontainer dibuka dan ditutup
dalam perjalanannya dan dapat memantau suhu di dalam wadah berpendingin.

2.6 Dampak Globalisasi Terhadap Tingkat Upah Peluang Kerja

Terdapat dua kelompok yang dapat menjelaskann dampak globalisasi terhadap


pekerjaan dan upah yaitu kelompok yang menentang globalisasi dan menerima globalisasi yang
akan dijelaskan sebagai berikut :

Kelompok yang menentang globalisasi menyalahkannya karena mengikis standar


kehidupan dan merusak gaya hidup. Secara khusus, mereka mengatakan globalisasi
menghilangkan pekerjaan serta menurunkan upah di negara maju dan mengeksploitasi pekerja
di negara-negara berkembang.

Menurunkan Upah di Negara Maju Kelompok oposisi mengatakan bahwa


globalisasi menyebabkan dislokasi pekerja yang secara bertahap menurunkan upah. Mereka
menuduh bahwa, ketika pekerjaan manufaktur hilang di negara kaya, pekerjaan baru (dengan
asumsi pekerjaan baru ditemukan) membayar lebih rendah dari yang sebelumnya. Beberapa
bukti menunjukkan bahwa pekerja manufaktur yang mengungsi, terutama yang lebih tua,
menerima gaji lebih rendah dalam pekerjaan selanjutnya. Mereka yang menentang globalisasi
mengatakan bahwa hal ini mengurangi loyalitas karyawan, semangat kerja karyawan, dan

10 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


keamanan kerja. Mereka mengatakan hal ini menyebabkan orang takut akan globalisasi dan
tambahan hambatan perdagangan lainnya.

Mengeksploitasi Pekerja di Negara Berkembang Kritik menuduh bahwa globalisasi


dan intemasional outsourcing mengeksploitasi pekerja di negara-negara dengan upah rendah.
Salah satu kritik utama globalisasi adalah Naomi Klein (www.naomiklein.org). Klein
mengatakan bahwa pekerjaan semacam itu memaksa orang Asia muda untuk menyamarkan
kewarganegaraan mereka, mengadopsi aksen Midwestern palsu, dan bekerja pada malam hari
ketika AS mereka. pelanggan terbangun di separuh penjuru dunia. Klein berpendapat bahwa
kebijakan perdagangan bebas adalah "mesin pemalsuan yang sangat efisien,mendorong petani
kecil keluar dari tanah mereka dan memberhentikan pekerja sektor publik. "

Pendukung globalisasi mengkreditkannya dengan meningkatkan standar hidup dan


memungkinkan cara hidup baru. Mereka berpendapat bahwa globalisasi meningkatkan
kekayaan dan efisiensi di semua negara, menghasilkan fleksibilitas pasar tenaga kerja di negara
maju, dan memajukan ekonomi negara-negara berkembang.

Meningkatkan Kekayaan dan Efisiensi di Seluruh Bangsa Beberapa ekonom


percaya bahwa globalisasi meningkatkan kekayaan dan efisiensi di negara maju maupun negara
berkembang. Para pendukung globalisasi berpendapat bahwa keterbukaan terhadap
perdagangan internasional (rasio perdagangan terhadap output nasional) meningkatkan
produksi nasional (dengan meningkatkan efisiensi) dan meningkatkan pendapatan per kapita
(dengan memberikan penghematan kepada konsumen). Misalnya, dengan menekan inefisiensi
dari rantai pasokan eceran, pengecer global yang kuat membantu menahan inflasi dan
meningkatkan produktivitas. Beberapa ekonom memperkirakan bahwa menghapus semua
hambatan yang tersisa untuk perdagangan bebas akan secara signifikan meningkatkan
pendapatan di seluruh dunia dan sangat menguntungkan negara-negara berkembang.

Menghasilkan Fleksibilitas Pasar Tenaga Kerja di Negara-negara Maju Para


pendukung globalisasi percaya bahwa globalisasi menciptakan manfaat positif dengan
menghasilkan fleksibilitas pasar tenaga kerja di negara-negara maju. Diklaim bahwa manfaat
berasal dari dislokasi pekerja, atau "berputar" seperti namanya.

Dislokasi di pasar tenaga kerja adalah produk sampingan dari globalisasi. Dengan kata
lain, walaupun globalisasi menghilangkan beberapa pekerjaan di sebuah negara, namun
menciptakan lapangan kerja di sektor ekonomi negara lainnya. Namun, sementara beberapa

11 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


orang kehilangan pekerjaan dan mencari pekerjaan baru, bisa jadi sangat sulit bagi orang lain
untuk menemukan pekerjaan baru. Titik nyata perbedaan antara kedua belah pihak dalam
perdebatan, tampaknya, adalah apakah keuntungan keseluruhan yang (mungkin atau mungkin
tidak) diperoleh pada ekonomi nasional layak bagi penghidupan yang hilang yang mungkin
dialami individu (mungkin atau tidak). Mereka yang menyukai globalisasi mengatakan bahwa
rasa sakit individu layak mendapat keuntungan kolektif, sementara yang melawan globalisasi
mengatakan tidak.

Dampak Globalisasi terhadap tingkat upah peluang kerja dalam MEA untuk Indonesia

fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk
Indonesia.
Pertama, negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah
kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka
akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour
menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi,
yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection,
Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce. Dengan demikian, dapat
tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-
agen perlindungan konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan
jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double
Taxation, dan; meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.

Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi
yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya
saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap
informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan
kemampuan, keuangan, serta teknologi.

Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan
dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara
anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara
pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-
negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk

12 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi
peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga memunculkan inisiatif untuk
terintegrasi secara global.

13 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Globalisasi merupakan proses perubahan yang tidak dapat dihindari. Globalisasi memiliki
banyak dampak dalam setiap sendi kehidupan manusia. Globalisasi dalam dunia bisnis berefek
dalam pada produksi dan pasar. Gobalisasi bagaikan sebuah pedang bermata dua bagi sebuah
bisnis. Bisnis dapat menjadi berkembang karena globalisasi dapat mempermudah,
mempercepat dengan biaya yang murah segala kegiatan bisnis, melalui teknologi dan inovasi
yang terus berkembang. Selain itu globalisasi juga dapat menghancurkan perusahaan karena
globalisasi dapat mempermudah kegiatan bisnis baik pemasaran maupun operasional sehingga
persaingan semakin terasa dan perusahaan yang tidak siap menghadapi globalisasi ini akan
hancur dan mati. Globalisasi juga dapat memperluas jangkauan bisnis sehingga globalisasi
dikatakan meruntuhkan batas-batas perdagangan dan investasi. Globalisasi juga berdampak
baik maupun buruk terhadap tenaga kerja.
3.2. Saran
Perusahaan harus menyiapkan strategis bisnis yang tepat agar dapat bersaing di era
globalisasi, agar perusahaan itu tetap eksis dan tidak mati ditelan jaman.

14 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER


DAFTAR PUSTAKA
International Business Management, The Challenges of Globalization, Wild J John
and Wild Kenneth L, Sixth Edition, Prentice Hall, London, 2011.
http://www.wilayahperbatasan.com/ekonomi-perbatasan-peluang-integrasi-ekonomi-
perbatasan-dalam-kerangka-masyarakat-ekonomi-asean/ (diakses tanggal 11 September 2017)

15 | Globalisasi dan Implikasinya pada Kebijakan Operasional Bisnis - BINTER

Anda mungkin juga menyukai