Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Dosen Pengampu :

Drs Arsil M.Pd

Kelompok VII :

CILSILIA ANINDI PUTRI A1D118004

SUCI OKTAMELA DWISA A1D118083

LASMA JUNIATI A1D118095

REFA ANGRESKA A1D118118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah belajar dan pembelajaran.

Tidak lupa pula kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu Mata kuliah belajar dan pembelajaran yang telah
membimbing dalam pembuatan makalah ini, serta kepada seluruh pihak yang turut
berperan dalam karya-karyanya yang kami gunakan sebagai referensi dalam
penyususnan makalah ini.Kami berharap agar makalah ini akan berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca serta dapat dijadikan bahan acuan dalam
pembelajaran.
Dalam pembuatan makalah ini pastinya terdapat kesalahan yang tidak
diketahui dan tidak disengaja, oleh sebab itu kami berharap agar para pembaca dapat
berpartisipasi untuk memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penulis
agar penulisan makalah yang lainnya dapat lebih baik lagi.

Muara Bulian, Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………….........i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….…1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………2

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………..2

1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar…………….4

2.2 Ciri-ciri Belajar di Sekolah Dasar………………………………………7

2.3 Tujuan Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar…………………8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………...……………12

3.2 Saran…………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang


SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan


penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih
Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu
berlangsung melalui kegiatan belajar.

Moh. Surya (1997) menyebutkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.

Proses belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak
dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang
belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari
adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Oleh karena itu, George R.
Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak kebebasan untuk berekspresi bagi
peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga peserta didik dapat
mengerahkan energinya dengan cara yang efektif. Lebih lanjut, peserta didik harus

1
dianggap sebagai makhluk yang dinamis, sehingga harus diberi kesempatan untuk
menentukan harapan dan tujuan mereka dan guru (pendidik) lebih berperan sebagai
penasehat, penunjuk jalan, dan rekan seperjalanan. Guru bukanlah satu-satunya orang
yang paling tahu. Oleh karena itu, pembelajaran harus berpusat pada peserta didik
(child centered), tidak tergantung pada text book atau metode pengajaran tekstual.

1.2.Rumusan Masalah

Adapun masalah yang ingin diajukan penulis pada makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Jelaskan yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?


2. Apa saja ciri ciri belajar dan pembelajaran di sekolah dasar ?
3. Jelaskan tujuan dari belajar dan pembelajaran?

1.3.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari belajar dan pembelajaran.


2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri belajar dan pembelajaran di sekolah dasar.
3. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari belajar dan pembelajaran.

1.4.Manfaat Penulisan

Hasil penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat
praktif, sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman


mahasiswa terhadap hakekat belajar dan pembelajaran.

2
2. Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis
sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada pata kuliah Belajar dan
Pembelajaran.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar

2.1.1 Pengertian Belajar

Pengertian belajar dapat diartikan sebagai aktifitas mental atau ( psikhis )


yang terjadi karena adanya interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya yang
menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-aspek :
kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang
sama sekali baru atau penyempurnaan / penigkatan dari hasil belajar yang telah di
peroleh sebelumnya.
Menurut Slavin pengertian belajar merupakan proses perolehan kemampuan
yang berasal dari pengalaman. Sedangkan menurut Gagne pengertian belajar
merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling
terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

Pengertian belajar menerut Cronbach memberikan definisi :“Learning is


shown by a change in behavior as a result of experience”. (Belajar adalah
memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Harold
Spears memberikan batasan pengertian belajar sebagai:“Learning is to observe,
to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.
(Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan). Sedangkan Geoch, memberi batasan
pengertian belajar sebagai : “Learning is a change in performance as a result of
practice”. (Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Pengertian belajar juga dapat didifensikan sebagai suatu proses yang mana
suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi,
dengan keadaan bahwa karaktarestik-karaktarestik dari perubahan aktivitas tersebut

4
tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecendrungan-kecendrungan reaksi asli,
kematangan, atau perubahan sementara dari organisme. (Learning is the process by
which an activity that the characteristics of the change in activity cannot be
explained on the basis of native response tendencies, maturation, and temporary
states of the organism)

Pengertian Belajar menurut W. Gulö (2002: 23) adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah
laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat.

Berdasarkan beberapa pengertian/definisi diatas dapat disimpulkan bahwa


belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan lain sebagainya.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah
perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari
perubahan perilaku, yaitu :

1) Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).


Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu
yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan
menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan
2) Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya
merupakan kelanjutan dari keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya.
3) Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup
individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa
mendatang.
4) Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
5) Perubahan yang bersifat aktif.

5
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya
melakukan perubahan.
6) Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan
menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7) Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
8) Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata,
tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya.
seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh
keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.

Benyamin S. Bloom (1956) mengemukakan perubahan perilaku yang terjadi sebagai


hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan
psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya.
1) Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan
aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar.
Kawasan ini tediri dari:
· Pengetahuan (Knowledge).
· Pemahaman (Comprehension).
· Penerapan (Aplication)
· Penguraian (Analysis).
· Memadukan (Synthesis).
· Penilaian (Evaluation).
2) Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-
aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan
sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
· Penerimaan (receiving/attending).
· Sambutan (responding)
· Penilaian (valuing).
· Pengorganisasian (organization).
· Karakterisasi (characterization)

6
3) Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot
(neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:
· Kesiapan (set)
· Meniru (imitation)
· Membiasakan (habitual)
· Adaptasi (adaption)

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk


membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud supaya
di samping tercipta proses belajar juga sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih
efesien dan efektif. Itulah sebabnya Darsono, 2000: 24 mengemukakan bahwa
pengertian pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih
baik.

Menurut Gagne pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang


dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan
menurut Rohler, pengertian pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja
melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk
mencapai tujuan kurikulum.

Adapun pengertian pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang


Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian atau definisi pembelajaran di atas dapat


diidentifikasi bahwa pembelajaran memiliki ciri-ciri: 1) Merupakan upaya sadar dan
disengaja; 2) Pembelajaran harus membuat siswa belajar; 3) Tujuan harus ditetapkan
terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan; 4) Pelaksanaannya terkendali, baik
isinya, waktu, proses maupun hasil.

2.2 Ciri-ciri Belajar di Sekolah Dasar


2.2.1 Senang Bermain

7
Pada umumnya anak usia sekolah dasar menyukai permainan. Hal ini
menuntut guru sekolah dasar untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan permainan terutama bagi kelas rendah. Guru sekolah dasar semestinya
dapat merancang model pembelajaran yang mengandung unsur permainan
didalamnya.
2.2.2 Senang Bergerak
Karakteristik anak usia sekolah dasar yang kedua yaitu senang bergerak.
Orang dewasa biasanya dapat duduk berjam-jam, sedangkan untuk anak sekolah
dasar, dapat duduk dengan tenang paling lama 30 menit. Untuk itu, guru seharusnya
dapat merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau
bergerak.
2.2.3 Senang Bekerja Dalam Kelompok
Melalui pergaulannya dengan teman sebaya, anak dapat belajar berbagai
aspek penting dalam proses sosialisasi seperti belajar memenuhi aturan aturan
kelompok, belajar setia kawan, belajar menerima tanggung jawab,belajar bersaing
secara sehat bersama teman-temannya, belajar bagaimana bekerja dalam
kelompok,belajar keadilan dan demokrasi melalui kelompok. Karakteristik ini
membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat
meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk
mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
2.2.4 Senang Melakukan Sesuatu Secara Langsung
Pembelajaran di SD cepat dipahami anak, apabila anak dilibatkan langsung
melakukan atau praktik apa yang diajarkan gurunya. Dengan demikian guru
hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami
tentang arah mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas,
kemudian menunjuk langsung setiap arah angin.

2.3 Tujuan Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar


2.3.1 Tujuan Belajar
Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku
dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar
diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif,

8
tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk
memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Benyamin S Bloom,
menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni:
1. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir,
mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut Bloom, et.al
(Winkel, 1999; Dimyati & Modjiono, 1994) dibedakan atas 6 tingkatan dari yang
sederhana hingga yang tinggi, yakni:
a. Pengetahuan (knowledge), meliputi kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman (comprehension), meliputi kemampuan menangkap arti dan makna
dari hal yang dipelajari. Ada tiga subkategori dari pemahaman, yakni:
1) Translasi, yaitu kemampuan mengubah data yang disajikan dalam suatu
bentuk ke dalam bentuk lain.
2) Interpretasi, yaitu kemampuan merumuskan pandangan baru
3) Ekstrapolasi, yaitu kemampuan meramal perluasan trend atau
kemampuan meluaskan trend di luar data yang diberikan
c. Penerapan (aplication), meliputi kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d. Analisis (analysis), meliputi kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Analisis
dapat pula dibedakan atas tiga jenis, yakni:
1) Analisis elemen, yaitu kemampuan mengidentifikasi dan merinci
elemen-elemen dari suatu masalah atau dari suatu bagian besar.
2) Analisis relasi, yaitu kemampuan mengidentifikasi relasi utama antara
elemen-elemen dalam suatu struktur.
3) Analisis organisasi, yaitu kemampuan mengenal semua elemen dan
relasi dari struktur kompleks.
e. Sintesis (synthesis), meliputi kemampuan membentuk suatu pola baru dengan
memperhatikan unsur-unsur kecil yang ada atau untuk membentuk struktur atau
sistem baru. Dilihat dari segi produknya, sintesis dapat dibedakan atas:
1) Memproduksi komunikasi unik, lisan atau tulisan
2) Mengembangkan rencana atau sejumlah aktivitas
3) Menurunkan sekumpulan relasi-relasi abstrak
f. Evaluasi (evaluation), meliputi kemampuan membentuk pendapat tentang
sesuatu atau beberapa hal dan pertanggungjawabannya berdasarkan kriteria tertentu.

9
2. Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan
penyesuaian perasaan sosial. Ranah efektif menurut Karthwohl dan Bloom
(Bloom.,et.al,1971) terdiri dari 5 jenis perilaku yang diklasifikasikan dari yang
sederhana hingga yang kompleks, yakni:
a. Penerimaan (reseving) yakni sensitivitas terhadap keberadaan fenomena atau
stimuli tertentu, meliputi kepekaan terhadap hal-hal tertentu, dan kesediaan untuk
memperhatikan hal tersebut.
b. Pemberian respon (responding) yakni kemampuan memberikan respon secara
aktif terhadap fenomena atau stimuli.
c. Penilaian atau penentuan sikap (valuing) yakni kemampuan untuk dapat
memberikan penilaian atau pertimbangan terhadap suatu objek atau kejadian tertentu.
d. Organisasi (organization), yakni konseptualisasi dari nilai-nilai untuk
menentukan keterhubungan diantara nilai-nilai.
e. Karakterisasi, yakni kemampuan yang mengacu pada karakter dan gaya hidup
seseorang.
3. Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
yang bersifat manual dan motorik. Ranah psikomotor menurut Simpson (Winkel,
1999;Fleishman & Quaintance, 1984) dapat diklasifikasikan atas:
a. Persepsi (perception), meliputi kemampuan memilah-milah 2 perangsang atau
lebih berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing
perangsang.
b. Kesiapan melakukan suatu pekerjaan (set), meliputi kemampuan menempatkan
diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c. Gerakan terbimbing (mechanism), meliputi kemampuan melakukan gerakan
sesuai contoh atau gerak peniruan.
d. Gerakan terbiasa, meliputi kemampuan melakukan suatu rangkaian gerakan
dengan lancar, karena sudah dilatih sebelumnya.
e. Gerakan kompleks (complex overt response), meliputi kemampuan untuk
melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari beberapa komponen secara
lancar, tepat, dan efisien.
f. Penyesuaian pola gerakan (adaptation), meliputi kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang
berlaku.
g. Kreativitas, meliputi kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru atas
dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

10
2.3.2 Tujuan Pembelajaran
Tujuan umum pembelajaran dapat dibedakan atas:
1. Tujuan yang bersifat orientatif, dapat diklasifikasikan pula atas 3 tujuan,
yakni:
a) Tujuan orientatif konseptual
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa
memahami konsep-konsep penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.
b) Tujuan orientatif prosedural
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa belajar
menampilkan prosedur.
c) Tujuan orientatif teoritik
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa
memahami hubungan kausal penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.
2. Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan menjadi 2 tujuan, yakni:
a) Tujuan pendukung prasyarat, yaitu tujuan pendukung yang
menunjukkan apa yang harus diketahui oleh siswa agar dapat mempelajari
tugas yang didukungnya.
b) Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yang membantu
menunjukkan konteks dari suatu tujuan tertentu dengan tujuan yang
didukungnya.
Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan
pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan,
membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
pencerdasan kehidupan bangsa.

11
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Ada beberapa hal yang dapat disimpulakan antara lain:

a. Belajar diartikan sebagai tahapan aktivitas yang menyebabkan


terjadinya perubahan perilaku dan mental yang relatif sebagai bentuk respon
terhadap situasi dan interaksi dengan lingkungan berdasarkan pengalaman.
b. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai upaya proses membangun
pemahaman siswa. Pembelajaran disini lebih menekankan pada bagaimana
upaya guru untuk mendorong atau memfasilitasi siswa dalam belajar.
c. Tujuan dari belajar adalah untuk memperoleh hasil belajar dan
pengalaman hidup.
d. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk mengembangkan kemampuan,
membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
pencerdasan kehidupan bangsa.
3.2 Saran
Bagi calon guru hendaknya mampu memahami dan menerapakan konsep
dasar belajar dan pembelajaran serta tujuan dari belajar dan pembelajaran sehingga
peserta didik dapat belajar dalam kondisi pembelajaran yang efektif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ratumanan, Tanwey, Gerson, Drs., M.Pd. (2002). Belajar dan


Pembelajaran. Surabaya. Unesa University Press.
Sagala, Syaiful, DR.,H.,M.Pd. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta.
Alfabeta Bandung.
Udin. S. Winataputra, dkk. (2008).Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta.
Universitas Terbuka.

13

Anda mungkin juga menyukai