Anda di halaman 1dari 22

SHALAT

Definisi Shalat

Secara bahasa : doa

Secara istilah : ibadah yang terdiri dari


beberapa perkataan dan perbuatan yang sudah
ditentukan aturannya yang dimulai dengan
takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Kedudukan Shalat
1. Bagian dari Rukun Islam

‫ل سَسُ ْٕلُ اهللِ صهى اهلل‬ َ ‫ فَقَب‬،ِ‫ ٌَب يُحًََذ أَخْ ِجشًَِْ عٍَِ اْإلِسْالَو‬:َ‫قَبل‬
‫ اْإلِسِالَوُ أٌَْ رَشَْٓذَ أٌَْ الَ إِنََّ إِالَ اهللُ َٔأٌََ يُحًََذًا‬: ‫عهٍّ ٔسهى‬
ٌَ‫الحَ َٔرُؤْ ِرًَ انّزَك َبحَ َٔرَّصُْٕوَ سَيَضَب‬ َ َ‫سَسُ ْٕلُ اهللِ َٔرُقٍِْىَ انّص‬
ً‫َٔرَحُّجَ انْجٍَْذَ إٌِِ اسْزَطَعْذَ إِنٍَِّْ سَجٍِْال‬
Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam adalah kamu bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika kamu mampu,“
2. Tiang Agama

ِ ‫ع ًَشَ ثٍِْ ا ْنخَطَبةِ سَضًَِ ا‬


‫هلل‬ ُ ٍِْ‫حًٍَِ عَ ْجذِ اهللِ ث‬ ْ ‫عٍَْ أَثًِْ عَ ْجذِ انَش‬
ًَُُِ‫ ث‬: ُ‫س ًِ ْعذُ سَسُْٕلَ اهللِ صَهَى اهللُ عَهٍَِّْ َٔسَهَى ٌَقُ ْٕل‬ َ : َ‫عَ ُْ ًَُٓب قَبل‬
ُ‫ح ًَذًا سَسُ ْٕل‬
َ ‫شَٓب َدحِ أٌَْ الَإِنََّ إِالَ اهللُ َٔ أٌََ ُي‬
َ : ٍ‫خًْس‬ َ ‫الوُ عَهَى‬ َ‫س‬ ْ ‫اإل‬
.ٌَ‫ص ْٕوِ َسيَضَب‬ َ َٔ ,ِ‫ َٔحَّجِ انْجَ ٍْذ‬,ِ‫الحِ َٔإٌِْزَبءِ ان َّزكَبح‬
َ ‫ّص‬
َ ‫اهللِ َٔإِقَبوِ ان‬
)‫(سٔاِ انجخبسي ٔ يسهى‬
Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu
berkata : Aku pernah mendengar Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada
Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan shalat, (3)
mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa
Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim]
3. Pembeda Antara Orang Mukmin dengan Orang Kafir
"Yang membedakan muslim dengan kafir adalah meninggalkan
sholat."Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Ashabus Sunan keduali An-
Nasa'i.

4. Amal yang Pertama Dihisab

ِِّ‫ فَئٌِْ صََهحَذْ صَهَحَ نَُّ سَبئِشُ عًََه‬،ُ‫أََّٔلُ يَب ٌُحَبسَتُ ثِِّ انْعَجْذُ ٌَْٕوَ انْقٍَِبيَخِ انّصَّهَبح‬
ِِّ‫َٔإٌِْ فَسَ َذدْ فَسَذَ سَبئِشُ عًََه‬
“Amalan hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat nanti
adalah shalat. Apabila shalatnya baik tentu seluruh amalannya yang lain
pun baik. Tetapi bila shalatnya jelek maka seluruh amalannya pun tentu
jelek.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah 3/343)
5. Cara Untuk Menyembah Allah

)١٤( ‫إًَُِِ أَََب انهَُّ ال إِنََّ إِال أَََب فَبعْجُذًَِْ َٔأَقِىِ انّصَالحَ نِزِكْشِي‬

Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku,
maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.

6. Sarana Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar

ِ‫ارْمُ يَب أُٔحًَِ إِنٍَْكَ يٍَِ انْكِزَبةِ َٔأَقِىِ انّصَالحَ إٌَِ انّصَالحَ رََُْٓى عٍَِ انْفَحْشَبء‬
٤٥( ٌَُٕ‫َٔانًُُْْكَشِ َٔنَزِكْشُ انهَِّ أَكْجَشُ َٔانهَُّ ٌَعْهَىُ يَب رَّصَُْع‬
Bacalah kitab (Al Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad)
dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu
lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
7. Ibadah yang Akan Menyelamatkan dari Siksa Neraka Saqor

ٍٍَِّ‫ّصه‬
َ ًُ‫قَبنُٕا نَىْ َكُ يٍَِ ا ْن‬
"Mereka menjawab: 'Kami dahulu tidak termasuk orang-orang
yang mengerjakan shalat,"

8. Ciri Generasi yang Baik

‫َفخََهفَ يٍِْ ثَعْذِِْىْ خَ ْهفٌ أَضَبعُٕا انّصَالحَ َٔارَجَعُٕا انشَََٕٓادِ فَسَ ْٕفَ ٌَهْقٌََْٕ غًٍَب‬
)٥٩(

Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat


dan mengikuti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan tersesat.
9. Penghapus Dosa

، ‫سمُ فٍِِّ ُكمَ ٌَْٕوٍ خًَْسًب‬ ِ َ‫ ٌَغْز‬، ْ‫َأسَأٌَْزُىْ نَْٕ أٌََ َ َٓشًا ثِجَبةِ أَحَذِكُى‬
. ‫ قَبنُٕا الَ ٌُجْقِى يٍِْ َدسََِِّ شٍَْئًب‬. » ََِِّ‫يَب رَقُٕلُ رَنِكَ ٌُجْقِى يٍِْ َدس‬
» ‫ ًٌَْحُٕ انهَُّ ثَِٓب انْخَطَبٌَب‬، ِ‫م انّصََهَٕادِ انْخَ ًْس‬ ُ ‫قَبلَ « فَزَنِكَ يِ ْث‬

“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah


seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima
kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat
menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata,
“Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah
menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)
Beberapa Ketentuan/Aturan
dalam Sholat
Syarat Wajib Sholat
1. Islam, Adapun orang yang tidak Islam tidak wajib
atasnya sholat, berarti tidak dituntut di dunia karena
meskipun dikerjakan juga tidak sah.
2. Suci dari hadas dan najis
3. Baligh, Baligh atau telah cukup umur. Di Indonesia
untuk laki-laki biasanya antara usia 7 hingga 10 tahun.
Sedangkan untuk perempuan biasanya ditandai dengan
dimulainya siklus mentruasi.
4. Berakal, Orang yang tidak berakal atau sedang dalam
keadaan tidak sadar (tidur) tidak wajib sholat.
5. Telah sampai dakwah Rasulullah SAW kepadanya.
Syarat Sah Sholat
1. Telah masuk waktu shalat
2. Suci dari hadats besar dan hadats kecil
3. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari
najis
4. Menutup Aurat
5. Menghadap Kiblat
Rukun Sholat
1. Niat yang berbarengan dengan Takbiratul Ihram
2. Berdiri bagi yang mampu untuk shalat fardlu
3. Takbiratul Ihram
4. Membaca Alfatihah
5. Ruku dengan thumaninah
6. I’tidal dengan thumaninah
7. Sujud dua kali dengan thumaninah
8. Duduk diantara dua sujud dengan Thumaninah
9. Duduk akhir
10. Membaca Tasyahud atau Tahiyyaat akhir pada duduk akhir
11. Shalawat atas Nabi saw pada duduk akhir
12. Salam yang pertama
13. Tertib
Sunnah Sholat
Sunnah sebelum shalat :
1. Adzan untuk shalat lima waktu kecuali di waktu
shubuh karena sunnah adan dua kali sebelum
shubuh yang pertama di pertengahan malam
dan yang kedua setelah terbit fajar
2. Iqamat
3. Siwak , siwak sunnah di tiap2 waktu shalat
kecuali sesudah zawal untk orang yang berpuasa
4. Terdapat sutroh untuk mencegah orang lewat di
depannya
Sunnah saat shalat, dibagi 2 sunnah ab’adl dan
sunnah haiat:

A. Sunnah Ab’adl shalat , ada 4 , yang siapa saja


meninggalkannya maka diganti dengan sujud
sahwi , yakni :
1. Duduk tahiyyat awal
2. Membaca bacaan Tahiyyat awal
3. Membaca shalawat atas Nabi pada tahiyyat awal
4. Membaca Shalawat atas keluarga Nabi pada
tahiyyat akhir
B. Sunnah Haiat shalat, ada banyak
diantaranya :
1. Mengangkat kedua tangan setentang bahu saat
takbiratul ihram , saat hendak ruku’ , saat bangun dari
ruku’, dan saat bangun dari tahiyyat awal
2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah
dada
3. Membaca doa iftitah
4. Membaca ta’awudz
5. Membaca Surat setelah Alfatihah selain makmum ,
karena makmum mendengarkan bacaan imamnya
6. Mengeraskan suara pada tempat nya dan
menyamarkan suara pada tempatnya
7. Membaca takbir keras dan pelan
Sunnah Haiat Sholat
8. Membaca tasbih di dalam ruku dan sujud
9. Membaca amin (setelah Alfatihah)
10. Membaca (“sami’allahu liman hamidah”) pada saat
I’tidal
11. Duduk Iftirasy di semua duduk
12. Duduk tawarruk pada duduk terakhir (tahiyyat akhir)
13. Meletakkan kedua tangan di atas kedua paha di dalam
tasyahud , tangan kiri terbuka dan tangan kanan
menggenggam kecuali jari telunjuk
14. Membaca salam yang kedua
Hal yang Membatalkan Sholat
1. Berbicara Dengan Sengaja
2. Makan dan Minum
3. Banyak Gerakan dan Terus Menerus
4. Membelakangi atau Tidak Menghadap Kiblat
5. Terbuka Aurat Secara Sengaja
6. Mengalami Hadats Kecil atau Besar
7. Tersentuh Najis baik pada Badan, Pakaian atau Tempat
Shalat
Hal yang Membatalkan Sholat
8. Tertawa
9. Murtad, Mati, Gila atau Hilang Akal
10. Berubah Niat
11. Meninggalkan Salah Satu Rukun Shalat dengan
sengaja
12. Mendahului Imam dalam Shalat Jama’ah
13. Terdapatnya Air bagi Orang yang Shalatnya dengan
Tayammum
14. Mengucapkan Salam Secara Sengaja
Ketentuan Jama’ dan Qoshor
I. PENGERTIAN SHOLAT JAMA‘
Shalat yang digabungkan, yaitu mengumpulkan dua shalat fardhu yang
dilaksanakan dalam satu waktu. Misalnya,
shalat dzuhur dan Ashar dikerjakan pada waktu Dzuhur atau pada waktu
Ashar. Shalat Maghrib dan Isya’ dilaksanakan pada waktu Maghrib atau
pada waktu Isya’. Sedangkan Subuh tetap pada waktunya dan tidak
boleh digabungkan dengan shalat lain.
Shalat Jama' ini boleh dilaksankan karena bebrapa alasan (halangan)
berikut ini :
a. Dalam perjalanan yang bukan untuk maksiat
b. Apabila turun hujan lebat
c. Karena sakit dan takut
d. Jarak yang ditempuh cukup jauh, yakni kurang lebihnya 81 km.
(begitulah yang disepakati oleh sebagian Imam Madzhab sebagaimana
disebutkan dalam kitab AL-Fikih, Ala al Madzhabhib al Arba’ah,
sebagaimana pendapat para ulama madzhab Maliki, Syafi’i dan
Hambali.)
Ketentuan Jama’
Shalat jama' dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) cara :
1. Jama' Taqdim (Jama' yang didahulukan) yaitu menjama' 2
(dua) shalat dan melaksanakannya pada waktu shalat yang
pertama. Misalnya shalat Dzuhur dan Ashar dilaksanakan
pada waktu Dzuhur atau shalat Maghrib dan Isya’
dilaksanakan pada waktu Maghrib.
Syarat Sah Jama' Taqdim ialah:
a. Berniat menjama' shalat kedua pada shalat pertama
b. Mendahulukan shalat pertama, baru disusul shalat kedua
c. Berurutan, artinya tidak diselingi dengan perbuatan atau
perkataan lain, kecuali duduk, iqomat atau sesuatu
keperluan yang sangat penting
Ketentuan Jama’
2. Jama' Ta’khir (Jamak yang diakhirkan), yaitu
menjamak 2 (dua) shalat dan melaksanakannya pada
waktu shalat yang kedua. Misalnya,
shalat Dzuhur dan Ashar dilaksanakan pada
waktu Ashar atau shalat Maghrib dan
shalat Isya’ dilaksanakan pada waktu shalat Isya’.
Syarat Sah Jama' Ta’khir ialah:
a. Niat (melafazhkan pada shalat pertama) yaitu : ”Aku
ta’khirkan shalat Dzuhurku diwaktu Ashar.”
b. Berurutan, artinya tidak diselingi dengan perbuatan
atau perkataan lain, kecuali duduk, iqomat atau
sesuatu keperluan yang sangat penting.
Ketentuan Qoshor
Bagi orang yang dalam berpergian jauh,di bolehkan
menyingkat waktu sholat wajib yang 4 raka’at menjadi 2
raka’at dengan syarat sebagai berikut:
1. Jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan
kaki atau dua marhalah(yaitu sama dengan 138 km)
2. Berpergian bukan untuk maksiat
3. Shalat yang boleh di Qasar adalah sholat yang berjumlah 4
raka’at saja dan bukan qadha
4. Niat mengqashar pada waktu taqbiratul iqram
5. Tidak makmum kepada orang yang bukan musaffir
6. Dan menurut Abd.Rahman Al-Jazairi dalam Kitabul Fiqih alal
Madzahibil Arba’ah dinyatakan 81 km

Anda mungkin juga menyukai