Anda di halaman 1dari 245

©Bimbel UKDI MANTAP

MATERI
Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Normal

Persalinan Patologis

Kehamilan dan Persalinan dengan Penyulit Obstetri

Kehamilan dan Persalinan dengan Penyulit Medis Non-Obstetri

Kontrasepsi

USG Kehamilan

Cardiotocography

Tindakan Obstetri

©Bimbel UKDI MANTAP


Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Normal

1. Menghitung Usia Kehamilan

2. Diagnosis Kehamilan

3. Persalinan Normal

4. Ruptur Perineum

5. Puerperium
©Bimbel UKDI MANTAP
MENGHITUNG USIA KEHAMILAN
1. Rumus naegle Gerakan fetus I (quickening)
2. Gerakan fetus I Primi gravida : 18 mg
Multi gravida : 16 mg
3. Palpasi
Abdomen
Palpasi abdomen :
4. USG
- Rumus Bartholomew
- Rumus Mc Donald

Duration : 280 ± 14 days or 38 to 42 weeks


37 to 41 : fullterm pregnancy
28 to 37 : preterm pregnancy
42 or more : postterm pregnancy

Lect.
©Bimbel UKDI MANTAP By dr. H.R. Siswosudarmo, Sp.OG
Lect. By dr. H.R. Siswosudarmo, Sp.OG
RUMUS NAEGLE
siklus mens 28 hari
Ovulasi : hari ke 14
HPL : ovulasi + (9bl-7hr) = 280 hr dari HPHT (40 mg)
HPL : (hpht+14hr) + (9 bl -7hr)
: HPHT +7 hr + (1 th-3 bl)
Rumus :
(day+7), (month -3), (year +1)

RUMUS PARIKH Parikh, R.M. Med Hypotheses. 2007;68(4):928

Siklus mens bukan 28 hari


Ovulasi: 14 hari sebelum mens berikutnya = siklus-14 hr
HPL : ovulasi + (9 bl-7 hr)
: {HPHT + (siklus-14 hr)} + (9 bl-7 hr)
: {HPHT + (siklus-14 hr-7 hr)} +9bl
Rumus :
{day +(siklus-21)}, (month-3), (year+1)
©Bimbel UKDI MANTAP
RUMUS BARTHOLOMEW RUMUS MC DONALD

• Ukur tinggi fundus dg pita


meter
• Tinggi fundus x 8 = UK
(mg) 7

• Tinggi fundus x 2 = UK (bl)


7
 TBJ : (TFU cm –n)x155
n= 12 (kepala belum masuk
PAP)
n=11 (kepala sudah masuk
PAP)

Lect. By dr. H.R. Siswosudarmo, Sp.OG ©Bimbel UKDI MANTAP


Siswosudarmo,R. 2008. Obstetri Fisiologi
USG DJJ

5,5 mg : gestational sac • Dopler : 10-12 mg


6 mg : polus embryonic • USG : 5-7 mg
8 mg : fetal movement I • Laenec : 18 mg (16-19)

Lect. By dr. H.R. Siswosudarmo, Sp.OG

6-12 mg : measure gestational sac


7-14 mg : measure crown rump length
> 12 mg : measure biparietal diameter

Siswosudarmo,R. 2008. Obstetri Fisiologi

©Bimbel UKDI MANTAP


Diagnosis Kehamilan

• Tanda Kehamilan tidak pasti (probable sign)


• Tanda kehamilan pasti

Obstetri Fisiologi, 2008.

©Bimbel UKDI MANTAP


Probable sign

1. Amenorrhea 4. Quickening
– Persepsi gerakan janin I
– Penyebab lain : ketidakseimbangan – 18-20 mg (primigravida), 16 mg
ovarium hipofisis, stres, obat-obatan, (multigravida)
penyakit kronis – Ditemukan jg pada Pseudocyesis
2. Mual dan muntah 5. Keluhan kencing
– Morning sickness  >> estrogen dan – Urinasi >>, kencing malam >>
– Desakan uterus yg membesar
beta HCG, << motilitas gaster pagi hari dan tarikan ke kranial
– >> dg bau menusuk, emosi tidak stabil 6. Konstipasi
– Beri makanan ringan mudah dicerna – Efek relaksasi profesteron pd
tonus otot usus
3. Mastodinia – Perubahan pola makan
– Rasa kencang dan nyeri pada payudara 7. Perubahan BB
– Pembesaran payudara, vaskularisasi>>, – Kehamilan 2-3 bl  << BB
proliferasi asinus dan duktus – Selanjutnya >>

– Pengaruh estrogen dan progesteron

©Bimbel UKDI MANTAP


Obstetri Fisiologi, 2008.
8. Peningkatan temperatur basal > 3 mg

9. Warna kulit :
• Kloasma, setelah 16 mg
• Warna areola menggelap
• Striae gravidarum
• Linea nigra
• Teleangiektasis
• Stimulasi MSH krn estrogen yang tinggi  kortikosteroid >>

10. Perubahan Payudara :


• Tuberkel montgomery menonjol (UK 6-8 mg)
• Stimulasi prolaktin dan Human Placental Lactogen
• Sekresi kolostrum (UK > 16 mg)

11. Perubahan pelvis


• Chadwick sign (+)
• Serviks livid
• Cairan vagina putih, encer, sel eksfoliasi vagina >>
• Estrogen >>
• Hegar sign (+) (UK 6-8 mg)
• Pembesaran uterus (stlh UK 10 mg)

©Bimbel UKDI MANTAP


Obstetri Fisiologi, 2008.
12. Pembesaran perut (stlh UK 16 mg)
13. Kontraksi uterus
14. Balotemen
– UK 16-20 mg
– Dd : asites dg kista ovarium, mioma uteri.

©Bimbel UKDI MANTAP Obstetri Fisiologi, 2008.


Perubahan Cervix
Tanda Chadwick  Perubahan warna kebiruan atau ungu pada cervix, vagina, dan
labia karena peningkatan vaskularisasi. Muncul pada minggu ke 6-8 gestasi

Tanda Goodel  Perlunakan portio vaginalis cervix karena peningkatan


vaskularisasi

Tanda Ladin  Perlunakan pada bagian midline uterus pada bagian depan
junction antara uterus dan serviks. Muncul pada minggu ke 6 gestasi

Tanda Hegar  Perlunakan pada segmen bawah Rahim (antara uterus dan cervix)

Tanda Mc.Donald  Mudahnya corpus uteri untuk di fleksikan terhadap cervix

Tanda Van Fernwald Pada awal kehamilan minggu 5-8 perlunakan pada fundus uteri
terjadi implantasi

Tanda Piskacek  Terjadi pembesaran asimetris di tempat implantasi (bagian tuba


uterine bertemu dengan uterus: cornu uteri)
©Bimbel UKDI MANTAP
Tanda Kehamilan Pasti

1. DJJ
• Laenec (17-18 mg)
6. Laboratorium
• Doppler (12 mg)
• Tes inhibisi
2. Palpasi  22 mg koagulasi/PP test
3. Rontgenografi • Inhibisi koagulasi
• Tulang tampak mg 12-14 anti HcG
• Jk terdapat keragu-raguan dan mendesak • Mendeteksi HcG di
4. USG urin
• Mg 6 : gestational sac • Kepekaan pada
• 6-7 : polus embrional
• 8-9 : gerak janin
500-1000 mU/ml
• 9-10 : plasenta, dst • Positif mg ke 6
• 2 gestational sac di mg 6  gmeli

5. Fetal ECG : 12 mg, dg fetalkardiografi Obstetri Fisiologi, 2008.

©Bimbel UKDI MANTAP


Frekuensi ANC

• Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,


anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga, sebagai
berikut.

Trimester Jumlah Kunjungan Waktu Kunjungan yang


Minimal Dianjurkan
I 1x Sebelum minggu ke 6
II 1x Antara minggu ke 24-28
Antara minggu 30-32
III 2x
Antara minggu 36-38

• Selain itu ada yang menganjurkan :


1. hingga 28 minggu  1 kali setiap bulan
2. 29-36 minggu  setiap 2 minggu sekali
3. >36-40 minggu  setiap 1 minggu sekali
4. >40 minggu  1-2 kali tiap minggu
PERSALINAN NORMAL

©Bimbel UKDI MANTAP


Gejala dan Tanda Kala Fase

Serviks belum berdilatasi Persalinan


palsu/belum
in partu
Serviks berdilatasi < 4 cm I Laten

Serviks berdilatasi 4-9 cm I Aktif


- Kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih per jam
- Penurunan kepala dimulai

Serviks membuka lengkap (10 cm) II Awal


- Penurunan kepala berlanjut (nonekspulsif)
- Belum ada keinginan mengejan
Serviks membuka lengkap (10 cm) II Akhir
- Bagian terbawah telah mencapai dasar panggul (ekspulsif)
- Ibu mengejan

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


©Bimbel UKDI MANTAP
Maternal dan Neonatal, 2002
Kala 1

Kala pembukaan Management:


• Pembukaan serviks • Obs VS
• Penurunan kepala • Ibu boleh jalan-jalan
• Putar paksi dalam bila :
• Sudah masuk panggul
Primigravida : 12-14 jam • Selket (+)
Multigravida : 6-8 jam • Ibu dan anak baik
• Obs. Pembukaan, his,
Fase laten : djj
• Pembukaan 0-3 cm, ±8 jam • BAB, BAK
Fase aktif : • Asupan nutrisi
• Akselerasi, maximal of slope, deselerasi. (4-6 jam) • Tdk boleh mengejan
©Bimbel UKDI MANTAP
Siswosudarmo,R. 2008. Obstetri Fisiologi
Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif
Tekanan Darah, suhu Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Produksi urin, protein, Tiap 2-4 jam
aseton
Nadi Setiap 30 menit Setiap 30-60 menit
DJJ Setiap 30 menit Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 30 menit Setiap 30 menit
- jumlah Min : 1-2 x/ jam, 20” (APN 3-4x/10’/30-40” (APN
update) update)

Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam


Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Braxton Hicks contractions :


irregular, mild, and do not cause cervical
change (ACOG 2008)

Kemajuan pembukaan :
Kala I fase laten : 1 cm/jam
Kala I fase aktif : 1,5 cm/jam
©Bimbel UKDI MANTAP
Kala II
• Pembukaan serviks lengkap atau
• Kepala janin tampak di vulva dengan
diameter 5-6 cm
• Penanganan:
 Kosongkan v. urinaria
 Mengatur posisi partus (posisi saat
mengejan)
 Jaga kenyamanan ibu, asupan nutrisi,
rehidrasi
 Ajarkan cara mengejan
 Cek DJJ saat dan setelah kontraksi

Tanda:
• Ibu mempunyai keinginan
untuk meneran.
• Ibu merasa tekanan yang
semakin meningkat pada
rektum dan/ atau vaginanya.
• Perineum menonjol dan
menipis.
• Vulva-vagina dan sfingter
ani membuka. ©Bimbel UKDI MANTAP
KALA III

TANDA PLASENTA LEPAS


Pemberian suntikan oksitosin • Semburan darah banyak tiba tiba
• Uterus globular
• Suntikkan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 • Tali pusat memanjang
bawah paha kanan bagian luar

Penegangan tali pusat terkendali

• Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit 


10 IU oksitosis IM (dosis kedaua)  30 menit
plasenta belum lahir rujuk atau manual plasenta

Masase fundus uteri

©Bimbel UKDI MANTAP


RUPTUR PERINEUM

Derajat Penjelasan
1 Laserasi epitel vagina atau laserasi pada
kulit perineum saja
2 Melibatkan kerusakan pada otot-otot
perineum, tetapi tidak melibatkan
kerusakan sfingter ani
3 Kerusakan pada otot sfingter ani
3a: robekan < 50% sfingter ani eksterna
3b: robekan > 50% sfingter ani eksterna
3c: robekan juga meliputi sfingter ani
interna
4 Robekan stadium 3 disertai robekan
epitel anus

©Bimbel UKDI MANTAP


KALA IV

Definisi: 2 jam post partus

Monitor tanda vital


• Setiap 15 menit selama jam pertama
• Setiap 30 menit selama jam kedua

Monitor kontraksi uterus

Perineorafi

Evaluasi dan estimasi jumlah perdarahan

Inisiasi menyusu dini


©Bimbel UKDI MANTAP
Puerperium
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu.

Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum
ada kehamilan dalam waktu 3 bulan

Ada yang membagi nifas ke dalam 3 periode:

• Puerperium dini  masa pemulihan di mana ibu telah dibolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam puerperium dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah lewat 40 hari
• Puerperium intermedial  pemulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya
6-8 minggu
• Remote puerperium  waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan
©Bimbel UKDI MANTAP
Puerperium: Involusi Alat-Alat Kandungan
1. Uterus: secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil

2. Bekas implantasi: Placental bed mengecil karena kontraksi ke cavum uteri dengan
diameter 7,5cm  2 minggu: 3,5  minggu ke 6: 2,4 cm dan akhirnya pulih

3. Jalan lahir: bila tanpa infeksi sembuh dalam 6-7 hari

4. After pain (rasa sakit yang disebabkan kontraksi uterus): menghilang dalam 2-4 hari
pasca persalinan

5. Lochia: cairan secret berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas

• A. Lochia rubra (cruenta) 2 hari postpartum: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo, dan mekonium
• B. Lochia sanguinolenta  hari ke 3-7 postpartum: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
• C. Lochia serosa  hari ke 7-14 postpartum: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi

6. Cerviks

7. Ligamen-Ligamen
©Bimbel UKDI MANTAP
Persalinan Patologis

1. Persalinan Lama

2. Persalinan Macet

3. Persalinan dengan Vakum

4. Persalinan dengan Forceps

©Bimbel UKDI MANTAP


PERSALINAN LAMA
Definisi:
• persalinan yang berlangsung lebih dari 18-24 jam sejak dimulai dari
tanda-tanda persalinan
Anamnesis
• Kelainan pembukaan serviks
• Partus Macet

Faktor Risiko (3P)


• Power : His tdk adekuat (frek < 3x/10’, durasi <40’’)
• Passenger : malpresentasi, malposisi, janin besar
• Passage : panggul sempit, dsb
Penegakan Diagnosis
Distosia pada Kala I fase aktif
• Garis dilatasi serviks > garis waspada

Fase ekspulsi (kala II) memanjang


• Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah
janin pada persalinan kala II
• Maks 2 jam (nullipara) atau 1 jam (multipara)
• Maks 3 jam (nullipara) atau 2 jam (multipara) bila
memakai analgesia epidural
MANAJEMEN

Pola persalinan Nulipara Multipara Terapi di Terapi di rumah


Puskesmas sakit
Kelainan pembukaan serviks  Dukungan
 Kemajuan pembukaan < 1,2 < 1,5
R dan terapi
(dilatasi) serviks pada fase aktif cm/jam cm/jam U ekspektatif
 Kemajuan turunnya bagian < 1 cm/jam < 2 cm/jam  Seksio
terendah J sesarea bila
U CPD atau
obstruksi
Partus Macet
K  Infus
 Fase deselerasi memanjang >3 jam >1 jam oksitosin, bila
 Terhentinya pembukaan >2 jam > 2 jam tak ada
(dilatasi) kemajuan,
 Terhentinnya penurunan > 1 jam > 1 jam lakukan
bagian terendah Tidak ada Tidak ada seksio sesarea
penurunan penurunan  Seksio
pada fase pada fase sesarea bila
deselerasi deselerasi
©Bimbel UKDI MANTAP
CPD atau
atau kala II atau kala II obstruksi
EKSTRAKSI VAKUM
Indikasi Kontraindikasi
Janin: Absolut
• Nonreassuring fetal heart pattern • Bukan presentasi verteks
• Prolaps of the cord • Kepala belum masuk PAP
• Premature separation of placenta • Pembukaan cervix tdk lengkap
Ibu • Klinis DKP

• Kala 2 lama Relatif


• Kondisi jantung, paru, neurologis shg • Prematur / TBJ < 2500 g
• kontraindikasi meneran • Letak di panggul tengah
• memerlukan kala 2 diperpendek • Sikap bayi yg sulit
• Kelelahan ibu

Syarat Kegagalan vakum (3 aturan)


• Presentasi vertex, janin aterm, TBJ > • 3 tarikan, pada 3 kontraksi, tidak ada
2500gr kemajuan
• Kepala sudah masuk PAP (engaged) • 3 kali lepas: setelah satu kali gagal, nilai
ulang dgn hati2 sebelum memasang
• Serviks dilatasi sempurna, ketuban kembali
pecah • Setelah 30 menit pemasangan tanpa
• Tidak ada kecurigaan DKP kemajuan
PERSALINAN DGN FORSEPS
Fungsi forseps Syarat
• Traksi kepala bayi • Kepala sudah masuk PAP
• Rotasi kepala bayi • Panggul ibu adekuat
• Fleksi kepala bayi • Serviks dilatasi sempurna, ketuban pecah
• Ekstensi kepala bayi • Mengetahui dgn pasti posisi kepala bayi
• Analgesia yg sesuai
Indikasi • Kandung kemih kosong
• Operator yang berpengalaman
• Janin yang dicurigai ada gangguan dan
membutuhkan persalinan secepatnya
• Kala 2 lama
Klasifikasi
• Ibu dgn kontraindikasi meneran
• Ibu yg memerlukan kala 2 diperpendek • Forseps outlet: kepala di dasar panggul
• Kelelahan ibu • Forseps rendah: bagian terendah kepala
• Sikap kepala bayi yang defleksi dan di station +2 atau lebih
malposisi • Forseps tengah: bagian terendah kepala
di station +1
Kehamilan dan Persalinan dengan
Penyulit Obstetri

Hipertensi Dalam Kehamilan, Preeklampsia, dan Eklampsia. Distosia Bahu

Mual dan Muntah dalam Kehamilan Solusio Plasenta

Abortus Plasenta Previa

Mola Hidatidosa Vasa Previa

Kehamilan Ektopik Terganggu Plasenta Accreta, Increta, dan Percreta

Ketuban Pecah Dini Purpueral Sepsis dan Metritis

Korioamnionitis Prolaps Uteri

Malposisi, Malpresentasi, Dan Cpd Perdarahan Pascasalin

Makrosomia Persalinan Preterm

Hidramnion Prolaps Tali Pusat

Kehamilan Ganda Inkompabilitas ABO

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
Preeclampsia ringan Preeclampsia berat Superimposed Hipertensi
preeclampsia gestational
- TD ≥140/90 - TD ≥160/110 - Riwayat Hipertensi tanpa
- Usia kehamilan - Usia kehamilan >20 hipertensi kronik proteinuria setelah
>20 minggu minggu sudah ada kehamilan 20
- Tdk ada riwayat - Tdk ada riwayat sebelum minggu, dan
hipertensi hipertensi sebelum kehamilan 20 menghilang setelah
sebelum kehamilan, normal minggu persalinan
kehamilan, hingga <12 mgg - proteinuria > +1 - TD ≥140/90
normal hingga - Proteinuria (≥+2) atau >300 mg/24 - Tdk ada riwayat
<12 mgg atau > 5gr/24 jam jam hipertensi
- Proteinuria (+1) - Keterlibatan organ sebelum
atau >300 mg/24 (trombositopenia,he kehamilan,
jam molisis, nyeri normal hingga
abdomen, <12 mgg
oligohidramnion, - Proteinuria (-)
IUGR, SGOT SGPT
meningkat, edema
paru, oligouria.

©Bimbel UKDI MANTAP


Kapan Persalinan Dilakukan

 37 minggu dengan hipertensi gestasional/PER

 34 minggu dengan preeklamsia berat

< 34 minggu dengan:


• TD yang sulit dikontrol
• Bukti laboratorium adanya keterlibatan multiorgan yang
memburuk
• Dugaan gawat janin
• Kejang tidak terkontrol
• Gejala tidak responsif terhadap terapi yang sesuai
©Bimbel UKDI MANTAP
Tatalaksana Preeklamsia Ringan
Rawat Jalan : Pengelolaan Obstetri :
• Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan
ambulasi sesuai keinginannya. Di Indonesia Belum Inpartu :
tirah baring masih diperlukan.
• Diet reguler : tidak perlu diet khusus • < 37 Minggu :
• Vitamin prenatal • Bila gejala tidak memburuk,
• Tidak perlu restriksi konsumsi garam kehamilan dipertahankan
sampai aterm
• Tidak pelu pemberian diuretic, antihipertensi
dan sedativum. • > 37 Minggu :
• Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu • Kehamilan dipertahankan
sampai timbul onset partus
• Atau bila serviks matang dapat
Rawat Inap : dipertimbangkan induksi
• Hipertensi yang menetap selama > 2 minggu
Inpartu :
• Proteinuria menetap selama > 2 minggu
• Hasil test laboratorium yang abnormal • Perjalanan persalinan diikuti dengan
grafik Friedman atau partograf WHO
• Adanya gejala atau tanda 1 (satu) atau lebih
preeklamsi berat ©Bimbel UKDI MANTAP
PENANGANAN
PREEKLAMSIA
BERAT

©Bimbel UKDI MANTAP


Tatalaksana

Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas,


pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena)

MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan


eclampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan
preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang)

Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan


seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu
rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai

Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan


segera kirim ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang
sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
©Bimbel UKDI MANTAP
Pemberian MgSO4

Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur


1 untuk mencegah kejang atau kejang berulang.
• Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan
dengan 10 ml akuades
• Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20 menit
• Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g MgSO4 (12,5
ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan

Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan


2 6 g MgSO4 dalam 6 jam sesuai prosedur.

Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 500
ml larutan Ringer Laktat/Ringer Asetat, lalu berikan secara IV dengan
kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam
setelah persalinan atau kejang berakhir
©Bimbel (bila eklampsia)
UKDI MANTAP
Pemberian MgSO4

MgSO4 diberikan jika :


• Tersedia Ca Glukonas 10%
• RR min 16 x/menit
• Refleks patella (+)
• Urin ≥ 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
• Stop jika keadaan diatas (-)
Antidotum :
• Jk terjadi henti nafas  bagging
• Ca glukonat 1 gr (20 ml dalam larutan 10%) IV, perlahan sampai
bernafas lagi (bolus dalam 10 menit).

©Bimbel UKDI MANTAP


MANAGEMENT HELLP SYNDROME

©Bimbel UKDI MANTAP


Obat Anti Hipertensi
Nama obat Dosis Keterangan
Nifedipin 4 x 10-30 mg per oral Dapat menyebabkan
(short acting) hipoperfusi pada ibu dan
1 x 10-20 mg per oral janin jika diberikan
(long acting/ Adalat sublingual
OROS®)
Nikardipin 5 mg/jam, dapat dititrasi
2,5 mg/jam tiap 5 menit
hingga maksimum 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250-500 mg per oral
(dosis maksimum
2000mg/hari)

Antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB (misalnya


valsartan), dan klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil
©Bimbel UKDI MANTAP
1. Antepartum dan intrapartum
- Persistence increase of blood pressure at least for 1 hour
Sistole ≥ 160 mmHg/diastole ≥ 110 mmHg/ MAP ≥ 130 mmHg
- Persistence increase of blood pressure at least for 30 minutes
Sistole ≥ 200 mmHg/diastole ≥ 120 mmHg/ MAP ≥ 140 mmHg
- Thrombocyitopenia or congestive heart failure
Sistole ≥ 160 mmHg/diastole ≥ 105mmHg/ MAP ≥ 125 mmHg

2. Postpartum (persistence at least for 30 minutes)


Sistole ≥ 160 mmHg/diastole ≥ UKDI
©Bimbel 105MANTAP
mmHg/ MAP ≥ 125 mmHg
SC or Vaginal Delivery

Vaginal delivery

SC

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
Hiperemesis Gravidarum

Emesis Gravidarum:
Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu

Diagnosis:
Mual dan muntah sering menjadi masalah pada ibu hamil. Pada derajat yang berat, dapat
terjadi hiperemesis gravidarum, yaitu bila terjadi:
1. Mual dan muntah hebat
2. Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil
3. Ketonuria
4. Dehidrasi
5. Ketidakseimbangan elektrolit

©Bimbel UKDI MANTAP


Hiperemesis Gravidarum : Grade

Tingkat 1:
• Lemah, napsu makan ↓, BB ↓, nyeri epigastrium, nadi ↑,
turgor kulit berkurang, TD sistolik ↓, lidah kering, mata cekung
Tingkat 2:
• Apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit
ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria, aseton tercium dalam
hawa pernapasan.

Tingkat 3:
• KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi lebih cepat, TD
lebih turun, ikterik. Komplokasi fatal ensepalopati Wernicke:
nystagmus, diplopia, perbuahan mental.
©Bimbel UKDI MANTAP
Tatalaksana Umum
• Sedapat mungkin, pertahankan kecukupan nutrisi ibu, termasuk suplementasi vitamin dan asam folat di awal
kehamilan.
• Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari kelelahan.

Tatalaksana Khusus
• Bila perlu, berikan 10 mg doksilamin dikombinasikan dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4 tablet/hari (misalnya 2
tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi, dan 1 tablet saat siang).
• Bila masih belum teratasi, tambahkan dimenhidrinat 50-100 mg per oral atau supositoria, 4-6 kali sehari (maksimal
200 mg/hari bila meminum 4 tablet doksilamin/piridoksin), ATAU prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau
supositoria.
• Bila masih belum teratasi, tapi tidak terjadi dehidrasi, berikan salah satu obat di bawah ini:
• Klorpromazin 10-25 mg per oral atau 50-100 mg IM tiap 4-6 jam
• Proklorperazin 5-10 mg per oral atau IM atau supositoria tiap 6-8 jam
• Prometazin 12,5-25 mg per oral atauIM tiap4-6 jam
• Metoklopramid 5-10 mg per oral atau IM tiap 8 jam
• Ondansetron 8 mg per oral tiap 1 jam
• Bila masih belum teratasi dan terjadi dehidrasi, pasang kanula intravena dan berikan cairan sesuai dengan derajat
hidrasi ibu dan kebutuhan cairannya, lalu:
• Berikan suplemen multivitaminIV
• Berikan dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9% IV selama 20 menit, setiap 4-6 jam sekali
• Bila perlu, tambahkan salah satu obat berikut ini:
• Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jam
• Proklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jam
• Prometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam
• Metoklopramid 5-10 mg tiap 8 jam per oral
• Bila perlu, tambahkan metilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8 jam ATAU ondansetron 8mg selama 15 menit IV tiap
12 jam atau 1 mg/ jam terus-menerus selama ©Bimbel UKDI MANTAP
24 jam.
Early Pregnancy Haemorrhage

EPH

Abortus : KET

Mola Hidatidosa

©Bimbel UKDI MANTAP


Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan, UK < 22 mg atau berat < 500 gr
• Early abortion < 12 weeks
• Late abortion 12-20 weeks

1. Abortus imminens

2. Abortus Insipiens Spontaneous abortion: abortion


happens by nature, no intervention
3. Abortus Inkomplit
Induced abortion (artificial abortion):
4. Abortus Komplit
abortion made for certain purposes
5. Missed Abortion • Medical or therapeutic abortion
• Criminal abortion: other than therapeutic
6. Septic abortion abortion (illegal abortion)
7. Habitual abortion
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
Abortus Imminens
Penanganan :
• Pertahankan kehamilan.
• Tidak perlu pengobatan khusus
• Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
• Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk
pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila perdarahan
terjadi lagi.
• Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab lain

Progesterone VS placebo
• Wahabi HA, Abed Althagafi NF, Elawad M. Progestogen for treating threatened miscarriage. Cochrane
Database of Systematic Reviews 2007, Issue 3.
• Jika perdarahan :
• Berhenti  lakukan ANC seperti biasa
• Berlanjut  Pptes, USG
Rawat inap :
• Untuk menunjang bedrest
• Observasi jika berlanjut menjadi Ab insipiens, inkomplit, atau komplit.

©Bimbel UKDI MANTAP


Abortus insipiens

UK < 16 mg :
• Evakuasi konsepsi dg aspirasi vakum manual
• Jk tdk bisa : ergometrin 0,2 mg IM (dpt diulang tiap 15 menit jk perlu)
• Atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang tiap 4 jam jk perlu)
• Rencanakan evakuasi segera

UK > 16 mg :
• Tunggu ekspulsi spontan  evakuasi sisa konsepsi
• Jk perlu, berikan oksitosin 40 IU dalam 1000cc NaCl 0,9% atau RL 40
tpm untuk mempercepat ekspulsi

©Bimbel UKDI MANTAP


Abortus inkomplit
UK < 16 mg, perdarahan ringan sedang 
• gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat
dari serviks

UK < 16 mg, perdarahan banyak, terus menerus 


• Aspirasi vakum manual untuk evakuasi jaringan
• Jk tidak ada : kuretase dg sendok kuret tajam
• Jk perlu  ergometrin 0,2 mgIM (dpt diulang stlh 15 menit) atau misoprostol 400
mcg PO (dpt diulang setelah 4 jam)

UK > 16 mg :
• Oksitosin 40U dlm 1000 cc RL, drip 40 tpm sampai tjd ekspulsi
• Jk perlu : misoprostol 200 mcg pervag tiap 4 jam smp ekspulsi (maks 800 mcg)
• Jk perlu : kuretase untuk membersihkan sisa jaringan di uterus.

©Bimbel UKDI MANTAP


Abortus Komplit

Tidak perlu evakuasi jaringan

Observasi KU, VS, dan perdarahan

Cek Hb post abortus  anemia ringan  SF 600 mg/hari selama 2 mingggu

Jika anemia berat (<7 gr/dl)  transfusi darah sampai Hb mencapai 10 mg/dl

Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu

©Bimbel UKDI MANTAP


Abortus rekuren/habituasi

Abortus spontan berturut-turut selama tiga kali


atau lebih

Penyebab : paling banyak karena anomali


kromosom

©Bimbel UKDI MANTAP


Abortus Septik
>> komplikasi pada abortus kriminalis

Tanda dan gejala :

• demam,
• Sekret vagina berbau
• AL > 11 rb atau < 4 rb
• Dapat terjadi syok septik

metritis, parametritis, hingga peritonitis

Penyebab : bakteri anaerob (>>), H. influenzae, Campylobacter jejuni, streptokokus


grup A

Terapi : evakuasi segera produk konsepsi, spektrum luas parenteral, tangani syok jk
terjadi
©Bimbel UKDI MANTAP
Missed abortion: Management
Jika usia kehamilan <12 minggu:
• Evakuasi dengan AVM atau sendok kuret.

Jika usia kehamilan 12-16 minggu:


• Pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks sebelum
dilakukan dilatasi dan kuretase. Lakukan evakuasi dengan tang abortus dan
sendok kuret.

Jika usia kehamilan 16-22 minggu:


• Lakukan pematangan serviks.
• Lakukan evakuasi dengan infus oksitosin 20 unitdalam 500 ml NaCl 0,9%/Ringer
laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
• Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi kembali sebelum merencanakan
evakuasi lebih lanjut.

©Bimbel UKDI MANTAP


Kontrasepsi Post Abortus
Metode Waktu aplikasi Keterangan
Kondom Segera Membantu mencegah PMS
Pil hormonal Segera Butuh ketaatan tinggi
Suntikan Segera
Implan Segera Jk sudah punya anak 1 atau
lebih dan ingin KB jangka
panjang
AKDR Segera atau setelah pasien Tunda insersi jk Hb < 7
pulih gr/dl atau curiga infeksi
Tubektomi Segera Tunda jk curiga infeksi dan
Hb < 7 gr/dl

©Bimbel UKDI MANTAP


Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) Pasca Keguguran

• Kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran.


• Untuk mencegah kehamilan, AKDR umumnya dapat dipasang
secara aman setelah aborsi spontan atau diinduksi.
• Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca keguguran antara lain
infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius lain dari
abortus.
• Teknik pemasangan AKDR masa interval digunakan untuk
abortus trimester pertama.
• Jika abortus terjadi di atas usia kehamilan 16 minggu,
pemasangan AKDR harus dilakukan oleh tenaga yang
mendapat pelatihan khusus.

©Bimbel UKDI MANTAP


MOLA HIDATIDOSA

Definisi:

• Bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang


disebabkan oleh kelainan pada villi khorionik yang
disebabkan oleh proliferasi trofoblastik dan edem

Letak : rongga uterus (>>), tuba falopii,


ovarium
©Bimbel UKDI MANTAP
Gambaran Mola Parsial Mola komplit
Kariotipe Umumnya 69, 46, XX atau 46,
XXX atau 69, XXY XY
Patologi :
- Janin Sering dijumpai Tidak ada
- Amnion, RBC Sering dijumpai Tidak ada
janin Bervariasi, fokal Difus
- Edema vilus Bervariasi, fokal, Bervariasi, ringn-
- Proliferasi ringan-sedang berat
Honey comb appearance trofoblas
Gambaran Klinis :
- Diagnosis Missed abortion Gestasi mola
- Ukuran uterus Kecil untuk masa 50% besar untuk
kehamilan masa kehamilan
- USG Honey comb Snow storm/
appearance granular
appearance
- Penyulit medis Jarang Sering
- Penyakit
pascamola < 5-10% 20%
- Kista teka
Snow storm appearance lutein >> <<
©Bimbel UKDI MANTAP
MOLA HIDATIDOSA: Diagnosis

•Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak


•Mual dan muntah hebat
•Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan
•Tidak ditemukan janin intrauteri
•Nyeri perut
•Serviks terbuka
•Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
•Tirotoksikosis (>> kadar tiroksin plasma o.k estrogen dan gonadotropin korionik
yg susunannya mirip tirotropin  >< di resseptor tiroid)
•Embolisasi akibat deportasi trofoblas ke venula
•Hipertensi, tjd < 24 mg kehamilan

Penegakkan diagnosis kehamilan mola dapat dibantu dengan pemeriksaan USG.

©Bimbel UKDI MANTAP


MOLA HIDATIDOSA: Tatalaksana
Tatalaksana Umum
• Perhatian! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan dasar,
ibu harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
• Jika serviks tertutup, pasang batang luminaria selama 24 jam untuk
mendilatasi serviks.
• Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada mola berukuran besar.

Tatalaksana Khusus
• Lakukan evakuasi dengan menggunakan Aspirasi Vakum Manual (AVM) dan
kosongkan isi uterus secara cepat
• Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus oksitosin 10 unit
dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RL dengan kecepatan 40-60 tetes/menit
untuk mencegah perdarahan.
• Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih ingin
memiliki anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan kesuburan
©Bimbel UKDI MANTAP
MOLA HIDATIDOSA: Tatalaksana

Cegah kehamilan min 1 tahun

Pemantauan:

• Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.


• Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali pemeriksaan
berturut-turutibu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier yang
mempunyai fasilitas kemoterapi.
• HCG urin yang belum memberi hasil negative setelah 8 minggu ibu
perlu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier.

Setelah kadar normal  cek hCG tiap bulan selama 6 bulan


tiap 2 bulan selama 1 tahun

©Bimbel UKDI MANTAP


Kehamilan Ektopik Terganggu
Kehamilan ektopik:
• adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim (uterus).

Letak:
• 95%  di berbagai segmen tuba Falopii
• 5%  terdapat di ovarium, rongga peritoneum atau di dalam
serviks.

Kehamilan ektopik terganggu:


• Nyeri abdomen akut disertai perdarahan masif karena terjadi
ruptur di lokasi implantasi kehamilan ektopik

©Bimbel UKDI MANTAP


DIAGNOSIS DINI
Dapat didiagnosis sebelum umur kehamilan 6 minggu, paling awal 4,5
minggu, dan sebelum adanya gejala-gejala

Pengukuran hCG kehamilan normal meningkat 2 kali lipat tiap 2 hari


pada minggu 4-8. KE tidak ada peningkatan

Kadar progesteron serum (8-10 minggu)

USG  transvaginal: 4-5 mg; hCG 2000 IU/L

Laparoskopi  gold standard

©Bimbel UKDI MANTAP


DIAGNOSIS
• Perdarahan pervaginam dari bercak hingga
berjumlah sedang
• Kesadaran menurun
• Pucat
• Hipotensi dan hipovolemia
• Nyeri abdomen dan pelvis
• Nyeri goyang porsio
• Serviks tertutup

Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG.


KET: PENATALAKSANAAN

Tatalaksana Umum
• Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
(500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
Tatalaksana Khusus
• Segera uji silang darah dan persiapan laparotomi
• Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii:
• Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi (eksisi bagian
tuba yang mengandung hasil konsepsi)
• Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan melakukan salpingostomi
untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi dikeluarkan, tuba
dipertahankan)
• Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan
kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu. Atasi anemia
dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6 bulan.

©Bimbel UKDI MANTAP


Premature rupture of membrane
(PROM)
PPROM
(Preterm Premature Rupture of
Membrane):
< 37 mg

Prolonged ROM :
PROM ROM PROM > 24 hours

SROM
(Spontaneous Rupture
of Membrane)

©Bimbel UKDI MANTAP


Ketuban Pecah Dini:
• Keluar cairan per vaginam setelah UK 22 mg
• Tidak diikuti proses persalinan

BIOCHEMICAL PROCESSES
- Disruption of collagen of the amnion and the
chorion
- Programmed death of cells in the fetal membranes
- Activation of catabolic enzyme (colagenase)
Connective-Tissue Disorders (Ehlers–Danlos
syndrome)

Physical stress Infection : E. Coli,


(mechanical force) Streptococcus
beta,Clamydia, GO

Phsycological stress
ROM - Nutritional deficiency
- Tobaco
©Bimbel UKDI MANTAP
- Cervical dilatation
KPD: Diagnosis
PASTIKAN!
Cairan tersebut adalah cairan amnion dengan
memperhatikan:
• Bau cairan ketuban yang khas.
• Pemeriksaan speculum vagina  pooling cairan ketuban di vagina atau ada
cairan yang merembes keluar dari cervix
• Tes Nitrazin: lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru.
Harap diingat bahwa darah, semen, dan infeksi dapat menyebabkan hasil
positif palsu.
• Ferning Test: Gambaran pakis yang terlihat di mikroskop ketika mengamati
secret servikovaginal yang mongering
• Rapid test (i.e. AmniSure)
• USG : volume of amniotic fluid

Tidak ada tanda-tanda in partu


©Bimbel UKDI MANTAP
KPD: Tatalaksana

Opname

Tanda-tanda infeksi  terapi sbg amnionitis

Tidak ada infeksi, UK < 37 mg :


• Antibiotika : ampisilin 4 x 500 mg + eritromisin 3 x 250 mg (7 hr)
• Kortikosteroid : betametason 12 mg IM dlm 2 dosis /12 jam ATAU deksametason 6
mg IV dlm 4 dosis /6 jam
• Persalinan saat aterm
• His dan darah lendir  persalinan preterm

Tidak ada infeksi, UK > 37 mg :


• Ketuban pecah > 18 jam  antibiotik profilaksis:
• Ampisilin 4x2 g IV ATAU penisilin G 4x2 juta unit IV
• Tidak ada infeksi postpartus  stop AB
• Nilai serviks :
• Matang  induksi persalinan dg oksitosin
• Belum matang  prostaglandin  induksi dg oksitosin ATAU SC
©Bimbel UKDI MANTAP
Tatalaksana Umum
• Berikan eritromisin 4x250 mg selama 10 hari.
• Rujuk ke fasilitas yang memadai.

>34 minggu:
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.

24-33 minggu:
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan
persalinan segera.
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12
mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.
• Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
• Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu,
bila dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukkan bahwa
paru sudah matang (komunikasikan dan sesuaikan dengan fasilitas perawatan bayi
preterm).

<24 minggu:
• Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin.
• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
• Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis
©Bimbel UKDI MANTAP
Korioamnionitis

Definisi
• infeksi pada korion dan amnion

Diagnosis: Ditemukan demam >38 C dengan 2 atau lebih tanda


berikut ini:
• leukositosis >15.000 sel/mm3
• denyut jantung janin >160 kali/menit
• frekuensi nadi ibu >100 kali/menit
• nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
• cairan amnion berbau
Faktor predisposisi
• Persalinan prematur ●Alkohol
• Persalinan lama ●Rokok
• Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang ●Ketuban pecah lama
• Adanyabakteri patogen padatraktus genitalia(IMS,BV)
©Bimbel UKDI MANTAP
Korioamnionitis: Tatalaksana
Tatalaksana Umum
• Rujuk pasien ke rumah sakit.
• Beri antibiotika kombinasi: ampisilin 2 g IV tiap 6 jam + gentamisin 5 mg/kgBB IV
setiap 24 jam.
• Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk menentukan cara persalinan:
• Jika serviks matang: lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
• Jika serviks belum matang: matangkan dengan prostaglandin dan infus oksitosin,
atau lakukan seksio sesarea
• Jika persalinan dilakukan pervaginam, hentikan antibiotika setelah persalinan. Jika
persalinan dilakukan dengan seksio sesarea, lanjutkan antibiotika dan tambahkan
metronidazole 500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas demam selama 48 jam.
Tatalaksana Khusus
• Jika terdapat metritis (demam, cairan vagina berbau), berikan antibiotika.
• Jika bayi mengalami sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah dan beri antibiotika
yang sesuai selama 7-10 hari.

©Bimbel UKDI MANTAP


BISHOP SCORE

≥6 : Induksi dg oksitosin Pantau :


<6 : matangkan serviks dg - DJJ
prostaglandin dan kateter - VS ibu
Foley - Kontraksi

©Bimbel UKDI MANTAP


Panggul dan Persalinan

©Bimbel UKDI MANTAP


Jenis Panggul

Panggul Gynecoid
• Panggul yang paling ideal. Diameter
anteroposterior = diameter transversa
bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
Panggul Android
• Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga.
Umumnya pada panggul
pria. Panjang diameter transversa dekat
dengan sakrum. Pada waita ditemukan 15%.

Panggul Anthropoid
• Bentuk pintu atas panggul agak lonjong
seperti telur. Panjang diameter
anteroposterior > diameter
transversa. Jenis ini ditemukan 35%
pada wanita.
Panggul Platypelloid
• Merupakan panggul dengan bentuk lonjong
ke samping. Diameter transversa > diameter
anteroposterior, menyempit arah muka
belakang. Jenis ini ditemukan pada
5% wanita.
Pintu pelvis :
•Pintu atas panggul (PAP)/ inlet
•Pintu tengah panggul (PTP)/ mid
pelvis
•Pintu bawah panggul (PBP)/ outlet

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
Pintu Atas Panggul
Konjugata vera : 11 cm

Diameter transversal : 12,5-13 cm

Konjugata obstetrika : 10,6 cm

©Bimbel UKDI MANTAP


Pintu Tengah Panggul
Bagian panggul tersempit karena ada spina isciadika

Batas depan : tepi bawah simfisis

Batas lateral : spina isciadika

Batas belakang : sakrum setinggi S3-4

Dinstansia insterspinosum : 10,5 cm

Distansia anteroposterior : 12 cm

©Bimbel UKDI MANTAP


Pintu Bawah Panggul
Batas depan : tepi bawah simfisis

Batas lateral : tuber isciadika

Batas belakang : artikulasio sakrokoksigea

Diameter anteroposterior : 11,5-12 cm

Diameter intertuberosum : 10,5-11 cm

Arkus pubis 900

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
Panggul Sempit
PAP :
• Diameter transversa < 11 cm
• Diameter anteroposterior < 10 cm
• Konjugata diagonalis < 11,5 cm
PTP : distansia interspinarum < 9,5 cm

PBP :
• Distansia intertuberosum < 8 cm
• Distansia anteroposterior < 11,5 cm
• Distansia intertuberosum + diameter sagital posterior < 15 cm

©Bimbel UKDI MANTAP


MALPRESENTASI JANIN

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
Presentasi Gejala dan Tanda
Posisi oksiput posterior PD : fontanella posterior dekat sakrum,
fontanella anterior dengan muda teraba
jika kepala bayi defleksi

Presentasi Dahi PD : teraba fontanella anterior dan orbita

Presentasi muka PD : teraba muka, mulut, rahang. Jari


pemeriksa mudah masuk ke mulut janin

Presentasi Ganda Prolaps tangan bersama dengan bagian


terendah janin.

Presentasi Bokong/sungsang PD : teraba bokong dan kaki


Bokong sempurna : kedua kaki fleksi pada
panggul dan lutut
Bokong murni : Kedua kaki fleksi pada
panggul dan ekstensi pada lutut

Presentasi Kaki Terjadi jika sebuah kaki mengalami


ekstensi pada panggul dan lutut
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
Letak Sungsang

Definisi: Letak memanjang dengan Diagnosa:


bokong sebagai bagian yang • Pergerakan anak terasa di perut bagian
terendah janin (presentasi bokong) bawah pusat
• Pada palpasi teraba benda keras,
melenting, bundar pada fundus
Dibagi menjadi:
• DJJ terdengar pada punggung anak
setinggi pusat
• Letak bokong murni (Frank Breech): bokong
menjadi bagian depan, kedua tungkai lurus Persalinan:
ke atas
• Letak bokong kaki (Complete Breech): di • Dapat lahir spontan
samping bokong teraba 2 kaki • Sikap konservatif dipertahankan sampai
• Letak lutut/ kaki (Incomplete Breech): teraba pusat lahir
kedua kaki/lutut atau hanya teraba 1
kaki/lutut • 2 jam setelah pembukaan lengkap, anak
sudah harus lahir

©Bimbel UKDI MANTAP


Letak Lintang

Sumbu panjang anak tegak lurus atau Diagnosa:


hampir tegak lurus pada sumbu panjang ibu
• Perut melebar ke samping
Bahu menjadi bagian terendah, disebut juga • Palpasi: bagian besar (kepala dan bokong)
presentasi bahu/ acromion teraba di samping; fundus dan bagian
bawah Rahim kosong
• Arah menutupnyaa ketiak menunjukkan
Sebab: arah kepala
• Multiparitas Terapi
• Panggul sempit
• Plasenta previa • Dilakukan versi luar
• Prematuritas • Bila partus sudah mulai  segera masuk RS
• Kelainan bentuk Rahim • Bila versi luar gagal  SC
• Kehamilan ganda

©Bimbel UKDI MANTAP


Persalinan Pervaginam
Bracht maneuver
• Jika :
• Presentasi bokong sempurna atau murni
• Pelvimetri klinis adekuat
• Janin tidak terlalu besar
• Tidak ada riwayat SC dg indikasi DKP
• Kepala fleksi
• Jika ada prolapsus tali pusat dan persalinan per vaginam tidak
mungkin  SC
• Denyut jantung janin abnormal  SC

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
Perasat lain : Lovset, muller, klasik

Jika kepala bayi macet :


• Gunakan forceps
• Yakinkan pembukaan lengkap sebelum
menggunakan forcep
• Gagal  SC

SC pada presbo :
• Presentasi kaki ganda
• Perlvis kecil/malformas
• Janin sangat besar
• Bekas SC
• Kepala hiperekstensi/ defleksi

©Bimbel UKDI MANTAP


Presentasi bokong

SC lebih aman dan direkomendasikan


pada
• Double footling breech
• Pelvis yg kecil/malformasi
• Janin yg sangat besar
• Bekas SC dgn indikasi CPD
• Kepala ekstensi/defleksi
• Preterm bukan indikasi SC
©Bimbel UKDI MANTAP
Presentasi kaki (footling)
Pada presentasi ini
sebaiknya SC

Persalinan pervaginam
hanya bila:
• persalinan sudah sedemikian
maju dan pembukaan lengkap
• Bayi preterm sehingga kans
hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan
kembar
©Bimbel UKDI MANTAP
Penanganan letak lintang
Lakukan versi luar jika memungkinkan

Jika gagal  SC

©Bimbel UKDI MANTAP


Penanganan presentasi Dahi

Janin hidup  SC

Janin mati :
• Pembukaan serviks
lengkap 
kraniotomi atau SC
• Pembukaan serviks
tidak lengkap  SC
©Bimbel UKDI MANTAP
Brow Presentation

The rarest presentation

The fetal head is midway between


full flexion (vertex) and
hyperextension (face) along a
longitudinal axis

The causes of a persistent brow


presentation are generally similar
to those causing a face
presentation

©Bimbel UKDI MANTAP


DISTENSI UTERUS

Kehamilan dg
Distensi
Uterus

- Teraba >1 bag. Fetus


Palpasi -Kepala janin < UK USG
Abdomen 
- Besar uterus > UK
teraba 1 janin
- Teraba ≥2 balotemen
- > 1 DJJ di daerah yg berbeda
Taksiran Janin
Hidramnion
UK salah Besar
Gmeli

©Bimbel UKDI MANTAP


Fetal Macrosomia

Bayi baru lahir dengan berat badan > 4000g.

Diagnosis :
• Diagnosis makrosomia tidak dapat ditegakkan hingga bayi
dilahirkan dan ditimbang berat badannya. Namun demikian,
dapat dilakukan perkiraan sebelum bayi dilahirkan,untuk
mengantisipasi risiko distosia bahu, fraktur klavikula, atau
cedera pleksus brakialis
• Px fisik leopold dan pengukuran TFU
• USG
• BB ibu, tinggi ibu, riw. Obstetri sebelumnya, TFU, DM/tidak

©Bimbel UKDI MANTAP


Fetal Macrosomia

Faktor Risiko
• Riwayat melahirkan bayi besar (>4000 gram) sebelumnya
• Orang tua bertubuh besar, terutama obesitas pada ibu
• Multiparitas
• Kehamilan lewat waktu
• Usia ibu yang sudah tua
• Janin laki-laki
• Ras dan suku

Tatalaksana Umum
• Untuk persalinan, rujuk ibu ke fasilitas yang dapat melakukan seksio sesarea.

Tatalaksana Khusus
• Persalinan pervaginam dapat dicoba untuk taksiran berat janin hingga 5000 gram pada ibu
tanpa diabetes
• Seksio sesarea dipertimbangkan untuk taksiran berat janin >5000 gram pada ibu tanpa
diabetes, dan >4500 gram pada ibu dengan diabetes.
• Seksio sesarea menjadi indikasi bila taksiran berat janin >4500 gram dan terjadi
perpanjangan kala II persalinan atau terhentinya penurunan janin di kala II persalinan.
©Bimbel UKDI MANTAP
Hidramnion

Terdapatnya cairan amnion dalam jumlah berlebihan.

Hidramnion berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas perinatal, serta


komplikasi maternal seperti abrupsio plasenta, disfungsi uterus, dan perdarahan pascasalin.

Diagnosis

• Jumlah cairan amnion > 2000 ml.


• Temuan klinis:
• Ukuran uterus yang besar dan tegang
• Kesulitan meraba bagian janin atau mendengarkan denyut jantung janin.
• Kesulitan bernapas pembengkakan tungkai, dan oliguria.

Diagnosis pasti dilakukan dengan pemeriksaan USG.

Faktor Predisposisi

• •Ibu dengan diabetes mellitus


• •Riwayat hidramnion dalam keluarga
USG
Polyhydramnios is usually defined as an amniotic
fluid index (AFI) of more than 24 cm or a single
pocket of fluid at least 8 cm in depth that results in
an amniotic fluid volume of more than 2000 mL.[4]

Oligohydramnios is sonographically defined as an


AFI less than 7 cm or the absence of a fluid pocket
2-3 cm in depth.
Twins

Dizygotic twins Monozygotic twin (33%


of US twins)
• Ova division:
(66% of US twins) • < 72 hours: Dichorionic,
diamniotic
• Dichorionic – separate
• 4-8 days: Monchorionic,
chorion (placenta) diamniotic
• Diamniotic – separate • 8-13 days: Monochorionic,
amnion (amniotic sac) monoamniotic
• > 13 days: conjoined twins
DIAGNOSIS OF MULTIPLE PREGNANCY

Dalam menegakkan diagnosis secara essensial ialah:

• 1. Uterus lebih besar dari kehamilan tunggal


2. Aktifitas janin meningkat
3. Berat badan ibu hamil cepat bertambah
4. Anemia hypocromik normositik
5. USG: ditemui 2 atau lebih janin

Pada trimester III umumnya dokter bisa menemukan


dengan palpasi 3 bagian besar atau lebih.
Method Of Delivery

Vertex- Vertex (50%)

Vaginal delivery, interval between twins not to exceed 20 minutes.

Vertex- Breech (20%)


• Vaginal delivery by senior obstetrician
• Breech- Vertex( 20%)
• Safer to deliver by CS to avoid the rare interlocking twins( 1:1000 twins ).
• Breech-Breech( 10%)
• Usually by CS.
Shoulder Dystocia
Definisi
• Tertahannya bahu depan diatas simfisis
• Ketidakmampuan melahirkan bahu pada persalinan
normal

Insidens
• 1 - 2 per 1000 kelahiran
• 16 per 1000 kelahiran bayi > 4000 g
• 0.6-1.4%
• Depend on criteria used
©Bimbel UKDI MANTAP
Diagnosis

Kepala bayi melekat pada perineum (‘turtle’


sign)

Kala II persalinan yang memanjang

Gagal untuk lahir walau dengan usaha


maksimal dan gerakan yang benar

©Bimbel UKDI MANTAP


Management
Ask for help
Lift - bokong } Manuver McRobert
- kaki

Anterior disimpaction of shoulder


- rotate to oblique
- suprapubic pressure

Rotation of the posterior shoulder – manuver Wood


Manual removal of posterior arm
©Bimbel UKDI MANTAP
Lift - McRobert’s Manoeuver

©Bimbel UKDI MANTAP


Anterior Disimpaction
1) Suprapubic Pressure

(Manuver Massanti )
• Tidak boleh menekan
fundus
• Penanganan abdomen :
Penekanan suprapubik
dengan ujung genggaman
tangan pada bagian
belakang bahu depan untuk
membebaskannya. ©Bimbel UKDI MANTAP
Anterior Disimpaction

2) Manuver Rubin
• Pemeriksaan vagina
• adduksi bahu depan dengan
menekan bagian belakang
bahu (bahu didorong ke arah
dada)
• Pikirkan tindakan episiotomi
• Tidak boleh menekan fundus
©Bimbel UKDI MANTAP
Rotation of Posterior Shoulder

Langkah 1
• Penekanan pada
bagian depan bahu
belakang
• Bisa dikombinasi
dengan anterior
disimpaction
manoeuvers
• Tidak boleh menekan
fundus
©Bimbel UKDI MANTAP
Rotation of Posterior Shoulder

Langkah 2
Wood’s screw manoeuvre
• Bisa dilakukan secara simultan
dengan anterior dissimpaction

©Bimbel UKDI MANTAP


Manual removal of posterior arm

Fleksikan tangan pada siku (menekan


fosa antecubital untuk memfleksikan
tangan)

Usapkan tangan sepanjang dada.

Raih lengan depan atau jari-jari tangan

Keluarkan tangan.

©Bimbel UKDI MANTAP


Tindakan terakhir :
• Fraktur klavikula
• cephalic replacement (manuver
Zavenelli)
• simfisiotomi

Setelah selesai tindakan :


• Antisipasi HPP
• eksplorasi laserasi dan trauma
• Pemeriksaan fisik bayi untuk melihat adanya
perlukaan.
• Menjelaskan proses persalinan dan manuver
yang dilakukan.
• Catat tindakan yang dilakukan
©Bimbel UKDI MANTAP
PERDARAHAN ANTEPARTUM

©Bimbel UKDI MANTAP


Solutio Plasenta Terlepasnya plasenta dari • Syok
tempat implantasi sebelum • Uterus tegang
• Gerakan janin berkurang
waktunya atau tidak ada
• Gawat janin atau tidak
terdengar DJJ
• Nyeri perut terus-
menerus atau hilang
timbul

FAKTOR RISIKO
• Hipertensi
• Trauma abdomen
• Penyalahgunaan obat (kokain dan
obat bius)
• Riwayat solusio sebelumnya
• Peregangan uterus berlebihan:
• gemelli, polihidramnion
• merokok, khususnya >1 bungkus
©Bimbel UKDI MANTAP /hari
Plasenta Previa Plasenta menutupi ostium uteri - Perdarahan
interna atau letak rendah pervaginam
- tidak nyeri
- Status hemodinamik
ibu = jumlah
perdarahan
pervaginam
- uterus – tidak nyeri,
tidak irritabel, lunaK
- Kondisi janin normal
- Ultrasonografi
FAKTOR RISIKO
• Riwayat plasenta previa sebelumnya
• Riwayat seksio caesaria atau operasi uterus
• multiparitas (5% pada pasien grand multipara)
• Gravida tua
• Kehamilan multipel
©Bimbel UKDI MANTAP
• merokok
Vasa Previa Pembuluh darah pada selaput - Apt test - Kleihauer
ketuban berjalan melewati servix test dari darah vagina
Insersi velamentosa atau lobus - bradikardia janin
suksenturiata (terminal) berawal
takikardia atau
sinusoidal

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
Placenta accreta, increta, percreta
Abnormal implantation of the placenta

Villi are directly implanted into the myometrium without an intervening layer of
deciduas  adherence of the placenta to the uterus  risk of postpartum
bleeding and uterine rupture

May require hysterectomy specimen for diagnosis

• Accreta: partial or complete absence of decidua with


adherence of placenta directly to the superficial
myometrium
• Increta: villi invade into but not through the myometrium
• Percreta: villi invade through the full thickness of
myometrium to the serosa; may cause uterine rupture
Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis
• Perdarahan • Syok Ruptura uteri
(intraabdominal atau • Perut distensi (cairan
vaginal) bebas)
• Nyeri perut hebat • Kontur uterus tidak
(mungkin berkurang normal
setelah terjadi ruptur) • Nyeri tekan abdomen
• Bagian janin mudah
dipalpasi
• Gerakan janin & DJJ
tidak ada
• Nadi ibu cepat

©Bimbel UKDI MANTAP


Hidrasi dengan cairan IV

 Kosongkan kandung kemih sebelum


 Laparotomi
operasi segera dengan
 Antibiotik profilaktik: ampisilin 2 g IV,
satu dosis
kemungkinan
 Perhatikan tanda-tanda syok histerektomi

 Transfusi darah

- Histerorafi jika :
Uterus dapat diperbaiki
Risiko operasi < histerektomi
Ujung ruptur uretra tdk
nekrosis
- Histerektomi jika :
Robekan smp serviks dan
vagina
©Bimbel UKDI MANTAP
PUERPERAL SEPSIS
• SIGN SYMPTOM:
DEFINITION : • fever ,chills and general
malaise
• Any infection of the genital tract • lower abdominal pain
occurring as a complication of • tender uterus
abortion, labor, or delivery is
termed puerperal sepsis • subinvolution of the uterus
• purulent, foul-smelling
It is usually more than 24 lochia.
hours after delivery • light vaginal bleeding
before the symptoms and • shock
signs appear. (WHO 2008)

©Bimbel UKDI MANTAP


Vaginal/ cervical
lacerations  infection
oendometrium

- Debility
- DL  >> PMN
- Undernutrition
- Kultur bakteri (lochia)
- Systemic disease
- USG  abses
- PROM
- Traumatic delivery

- Rapid pulse - Malaise


- 3-4 days post partus - Headache
- Nausea vomitus - Anorexia
- Foul lochia, profuse - High fever
- Tenderness in pelvis
©Bimbel UKDI MANTAP
MANAGEMENT

General Measures Specific Measures


• semi-Fowler position. • Initial high dose broad spectrum
antibiotic therapy
• liquid diet for at least • Serious infection ICU
several days if ileus (- • Surgical drainage of abscesses
) • Percutaneous insertion of an
inferior vena caval umbrella
• IV fluids pulmonary thromboembolism
• Hysterectomy if unresponsive
• Dilute oxytocin in the
• to antibiotics (e.g., a
infusion postabortal uterine abscess
• analgesics, sedative- • or an infected hydatidiform
mole).
hypnotic drugs, or • Ligation of the ovarian veins if
laxatives as required. needed
©Bimbel UKDI MANTAP
SUBINVOLUSI UTERI

Definition Bimanual examination : uterus is


larger & softer than normal for
• an arrest or retardation of involution the particular period of
puerperium
Involutin : uterus is normally restored
to its original proportions
Treatment : ergonovine or
methylergonovine(Methergine)
Cause: retention of placental
fragments, pelvic infection
Oral antibiotics : usually effective
S & S: in metritis
• Prolongation of lochial discharge
• Irregular or excessive uterine bleeding
• Profuse hemorrhage
©Bimbel UKDI MANTAP
Metritis

Metritis
• ialah infeksi pada uterus setelah persalinan. Keterlambatan terapi akan
menyebabkan abses, peritonitis, syok, trombosis vena, emboli paru, infeksi
panggul kronik, sumbatan tuba, infertilitas.

Faktor Predisposisi
• u kurangnya tindakan aseptik saat melakukan tindakan
• u kurangnya higien pasien
• u kurangnya nutrisi
Tanda dan Gejala
• § Demam >38C dapat disertai menggigil
• § Nyeri perut bawah
• § Lokia berbau dan purulen
• § Nyeri tekan uterus
• § Subinvolusi uterus
• § Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
©Bimbel UKDI MANTAP
Metritis: Tatalaksana

Berikan antibiotika sampai dengan 48 jam bebas demam:

• Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam


• Ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap 24 jam
• Ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
• Jika masih demam 72 jam setelah terapi, kaji ulang diagnosis dan tatalaksana

Cegah dehidrasi. Berikan minum atau infus cairan kristaloid. u Pertimbangkan


pemberian vaksin tetanus toksoid (TT) bila ibu dicurigai terpapar tetanus
(misalnya ibu memasukkan jamu-jamuan ke dalam vaginanya).

Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan keluarkan bekuan
serta sisa kotiledon. Gunakan forsep ovum atau kuret tumpul besar bila perlu

Jika tidak ada kemajuan dan ada peritonitis (demam, nyeri lepas dan nyeri
abdomen), lakukan laparotomi dan drainaseabdomen bila terdapat pus.

©Bimbel UKDI MANTAP


PROLAPS UTERI

©Bimbel UKDI MANTAP


Grade

©Bimbel UKDI MANTAP


Sign and Symptomps
• Something coming down
• Backache
• Increased frequency of micturition
• A ‘bearing down’ sensation
• Stress incontinence
• Coital problems
• Difficulty in voiding urine

Anterior colporrhaphy (and


Pessary treatment repair of cystocele)
• Indications: Posterior colpoperineorrhaphy
• Patient prefers a pessary. (including repair of rectocele)
• Pelvic surgery risks
• Prolapse amenable to pessary Manchester repair
• The patient is not fit for surgery
• Patient wishes to delay operation Vaginal hysterectomy
©Bimbel UKDI MANTAP
POST PARTUM HAEMORRHAGE
How measure the blood loss??
Post partum
hemorrhage (PPH) :
• - blood loss > 500 mL
following vaginal delivery
• - 1000 mL following
cesarean delivery (Baskett,
1999).

Early or primary PPH :

• within 24 hours of delivery

Late or secondary PPH:

• > 24 hours after delivery


©Bimbel UKDI MANTAP
EARLY LATE

Tone  atoni uterus


Retained placental fragments
Tissue  sisa jaringan/bekuan
darah
Defect on coagulation
Traumalaserasi, ruptur,
inversi Dehiscence of the uterine scar
(in patient with c section)
Thrombinkoagulopati

©Bimbel UKDI MANTAP


Pencegahan
manajemen aktif kala tiga
Oxytocin profilaksis
10 U IM
20 U/L N/S IV tetesan cepat
Penjepitan dan Pemotongan tali
pusat dini
Penegangan tali pusat terkendali
dengan penekanan
suprapubik arah berlawanan
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
Postpartum Hemorrhage

•A = airway
•B = breathing
•C = circulation
144
Postpartum Hemorrhage

TATALAKSANA - ABC ’s
• Nilai jalan nafas, pernafasan,
sirkulasi
• Beri oksigen
• Bila menemukan tanda-tanda
syok, lakukan
penatalaksanaan syok
• Pasang infus intravena
dengan kanul berukuran
besar (16 atau 18) dan mulai
berikan kristaloid
• Awasi TD, Nadi, pernafasan

145
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
RETENSI PLASENTA

Definisi:
• Tertinggalnya plasenta dalam uterus setelah 30
menit bayi lahir.

©Bimbel UKDI MANTAP


Retained Placenta Algorithm

Jangan memberikan
ergometrin  kontraksi
uterus tonik  plasenta
sulit keluar!!

©Bimbel UKDI MANTAP


Sisa Palsenta

20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml lar NaCl 0.9%/RL,


60 tpm, dan 10 unit IM, lanjutkan infus oksitosin 20
unit dalam 1000 ml NaCl/RL kec 40 tpm hingga
perdarahan berhenti

Eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan


bekuan darah dan jaringan. Bila serviks hanya dapat
dilalui oleh instrumen  evakuasi sisa plasenta dgn
aspirasi vakum manual atau dilatasi atau kuretase.
Robekan jalan lahir

Eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber perdarahan

Hentukan sumber perdarahan dengan klem kemudian


ikat dengan benang antiseptik

Lakukan penjahitan

Bila perdarahan masih berlanjut, beri 1 gr asam


traneksamat IV
UTEROTONIKA

OKSITOSIN METIL ERGONOVIN MISOPROSTOL

Dosis awal IV: 20U/L infus IM/IV : 0,2 mg (pelan2) Oral 600 µg atau
elektrolit (60 tpm) rektal 400µg
IM : 10U
Dosis IV: 20U dlm 1 liter Ulangi 0,2mg setelah 15 400µg 2-4 jam
Pemeliharaan infus (40 tts/m) menit setelah dosis awal

Dosis Maksimum Tidak lebih dari 3 5 dosis (1mg) 1200 µg /


liter infus 3 dosis

Kontraindikasi / Tidak boleh bolus IV Preeklamsia, hipertensi, Asma


Perhatian peny jantung Nyeri

©Bimbel UKDI MANTAP


PPI (Partus Prematurus Imminens)

Definisi
• PPI atau Persalinan Preterm: persalinan yang terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu
Diagnosis:
• Usia kehamilan <37 minggu
• Terjadi kontraksi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali
dalam 60 menit diikuti dengan perubahan serviks yang
progresif
• Pembukaan serviks ≥ 2 cm
Manajemen
Tatalaksana Umum
• Tatalaksana utama mencakup pemberian tokolitik, kortikosteroid, dan
antibiotika profilaksis. Namun beberapa kasus memerlukan penyesuaian.

Tatalaksana Khusus
• Jika ditemui salah satu dari keadaan berikut ini, tokolitik tidak perlu
diberikan dan bayi dilahirkan secara pervaginam atau perabdominam
sesuai kondisi kehamilan:
• Usia kehamilan di bawah 24 dan di atas 34 minggu
• Pembukaan > 3 cm
• Ada tanda korioamnionitis (infeksi intrauterin), preeklampsia, atau
perdarahan aktif
• Ada gawat janin
• Janin meninggal atau adanya kelainan kongenital yang kemungkinan
hidupnya kecil
Manajemen
Lakukan terapi konservatif (ekspektan) dengan tokolitik, kortikosteroid,
dan antibiotika jika syarat berikut ini terpenuhi:

• Usia kehamilanantara 24-34 minggu


• Dilatasi serviks kurang dari 3 cm
• Tidak ada korioamnionitis (infeksi intrauterin), preeklampsia, atau perdarahan aktif
• Tidak ada gawat janin

Tokolitik hanya diberikan pada 48 jam pertama untuk memberikan


kesempatan pemberian kortikosteroid. Obat-obat tokolitik yang
digunakan adalah:
• Nifedipin: 3 x 10 mg per oral, ATAU
• Terbutalin sulfat 1000 µg (2 ampul) dalam 500 ml larutan infus NaCl 0,9% dengan dosis awal
pemberian 10 tetes/menit lalu dinaikkan 5 tetes/menit tiap 15 menit hingga kontraksi
hilang, ATAU
• Salbutamol: dosis awal 10 mg IV dalam 1 liter cairan infus 10 tetes/ menit. Jika kontraksi
masih ada, naikkan kecepatan 10 tetes/menit setiap 30 menit sampai kontraksi berhenti
atau denyut nadi >120/ menit kemudian dosis dipertahankan hingga 12 jam setelah
kontraksi hilang ©Bimbel UKDI MANTAP
Manajemen

Berikan kortikosteroid untuk pematangan paru janin. Obat pilihannya


adalah:

• Deksametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali, ATAU


• Betametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali

Antibiotika profilaksis diberikan sampai bayi lahir. Pilihan antibiotika yang


rutin diberikan untuk persalinan preterm (untuk mencegah infeksi
streptokokus grup B) adalah:
• Ampisilin: 2 g IV setiap 6 jam, ATAU
• Penisilin G 2 juta unit IV setiap 6 jam, ATAU
• Klindamisin: 3 x 300 mg PO (jika alergi terhadap penisilin)

Antibiotika yang diberikan jika persalinan preterm disertai dengan


ketuban pecah dini adalah eritromisin 4x400 mg per oral

©Bimbel UKDI MANTAP


Prolaps Tali Pusat
 Definisi
 Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar dari
uterus sebelum janin
 Diagnosis
 Pemeriksaan tali pusat dilakukan pada setiap
pemeriksaan dalam saat persalinan.
 Setelah ketuban pecah, lakukan lagi pemeriksaan tali
pusat bila ibu memiliki faktor risiko seperti di tabel
berikut. Bila ibu tidak memiliki faktor risiko dan
ketuban jernih, pemeriksaan tali pusat tidak perlu
dilakukan.
Prolaps Tali Pusat
 Diagnosis
 Jika pecah ketuban terjadi spontan, denyut jantung janin normal, dan
tidak ada faktor risiko prolaps tali pusat  pemeriksaan vagina tidak
perlu dilakukan bila ketuban jernih.
 Setelah ketuban pecah, periksa pula denyut jantung janin. Curigai
adanya prolaps tali pusat bila ada perubahan pola denyut jantung janin
yang abnormal setelah ketuban pecah atau amniotomi.
 Prolaps tali pusat dapat dipastikan bila:
• Tali pusat tampak atau teraba pada jalan lahir lebih rendah dari
bagian terendah janin (tali pusat terkemuka, saat ketuban masih utuh)
• Tali pusat tampak pada vagina setelah ketuban pecah (tali pusat
menumbung, saat ketuban sudah pecah)

©Bimbel UKDI MANTAP


Prolaps Tali Pusat

•A (Tali Pusat Terkemuka) •B - Cord presenting in front of the •C - Frank breech presentation
fetal head; may be seen in the vagina with prolapsed cord
(Tali Pusat Menumbung) (Tali Pusat Menumbung)

©Bimbel UKDI MANTAP


Prolaps Tali Pusat

©Bimbel UKDI MANTAP


Prolaps Tali Pusat
Tatalaksana Umum

Tali pusat terkemuka


• Tekanan tali pusat oleh bagian terendah janin dapat diminimalisasi dengan posisi knee
chest atau Trendelenburg. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang menyediakan layanan seksio
sesarea.

Tali pusat menumbung


• Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau tidak. Jika sudah tidak berdenyut,
artinya janin telah mati dan sebisa mungkin pervaginam tanpa tindakan agresif. Jika tali
pusat masih berdenyut:
• a. Berikan oksigen.
• b. Hindari memanipulasi tali pusat. Jangan memegang atau memindahkan tali pusat yang
tampak pada vagina secara manual.
• c. Posisi ibu Trendelenburg atau knee-chest.
• d. Dorong bagian terendah janin ke atas secara manual untuk mengurangi kompresi pada
tali pusat.
• e. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang melayani seksio sesarea. Pada saat proses transfer
dengan ambulans, posisi knee chest kurang aman, sehingga posisikan ibu berbaring ke kiri.
©Bimbel UKDI MANTAP
Prolaps Tali Pusat

Tatalaksana Khusus
• Di rumah sakit, bila persalinan pervaginam
tidak dapat segera berlangsung (persalinan
kala I), lakukan seksio sesarea.
• Bila persalinan pervaginam dapat segera
berlangsung (persalinan kala II), pimpin
persalinan sesegera mungkin.
• Siapkan segera resusitasi neonatus
©Bimbel UKDI MANTAP
Kehamilan dan Persalinan dengan Penyulit
Medis Non-Obstetri
Anemia

Diabetes Melitus Gestasional

Tuberkulosis

Malaria

Varicella

Penyakit Tiroid

Demam Tifoid

Asma Akut

Mastitis

Anenchepaly

Other drugs

©Bimbel UKDI MANTAP


ANEMIA

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
DM Gestasional: Diagnosis

©Bimbel UKDI MANTAP


DM Gestasional: Tatalaksana
Tatalaksana Umum
• Penatalaksanaan diabetes melitus gestasional dilakukan secara terpadu oleh dokter
spesialis penyakit dalam, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, ahli gizi, dan dokter
spesialis anak.
• Sedapat mungkin rujuk ibu ke rumah sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan yang
adekuat.
• Jelaskan kepada pasien bahwa penatalaksanaan diabetes melitus gestasional dapat
mengurangi risiko memiliki bayi besar, mengurangi kemungkinan terjadinya
hipoglikemia neonatal, dan mengurangi kemungkinan bayi mengidap diabetes di usia
dewasa kelak

©Bimbel UKDI MANTAP


DM Gestasional: Tatalaksana

Tatalaksana Khusus

Tujuan penatalaksanaan adalah mencapai dan mempertahankan kadar


glukosa darah puasa <95mg/dl dan kadar glukosa 2 jam sesudah makan
<120 mg/dl.

Pengaturan diet perlu dilakukan untuk semua pasien:

• Tentukan berat badan ideal: BB ideal = 90% x (TB-100)


• Kebutuhan kalori = (BB ideal x 25) + 10-30% tergantung aktivitas fisik + 300 kal untuk kehamilan
• Bila kegemukan, kalori dikurangi 20-30% tergantung tingkat kegemukan. Bila kurus, ditambah
sekitar 20-30% sesuai kebutuhan untuk meningkatkan BB
• Asupan protein yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/kgBB

©Bimbel UKDI MANTAP


DM Gestasional: Tatalaksana

Pemberian insulin dilakukan di rumah sakit dan dipertimbangkan bila pengaturan


diet selama 2 minggu tidak mencapai target kadar glukosa darah.

Pemberian insulin dimulai dengan dosis kecil yaitu 0,5-1,5 unit/kgBB/ hari.

Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pemeriksaan tinggi fundus uteri, USG,
dan kardiotokografi.

Penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) dilakukan tiap minggu sejak usia
kehamilan 36 minggu
• Skor <5 merupakan tanda gawat janin dan indikasi untuk melakukan seksio sesarea. Lakukan
amniosentesis dahulu sebelum terminasi kehamilan bila usia kehamilan <38 minggu untuk memeriksa
kematangan janin.
• Skor >6 menandakan janin sehat dan dapat dilahirkan pada umur kehamilan aterm dengan persalinan
normal. u Bila usia kehamilan telah mencapai 38 minggu dan janin tumbuh normal, tawarkan
persalinan elektif dengan induksi maupun seksio sesarea untuk mencegah distosia bahu.

Lakukan skrining diabetes kembali 6-12 minggu setelah bersalin. Ibu dengan riwayat
diabetes melitus gestasional perlu diskrining diabetes setiap 3 tahun seumur hidup.
©Bimbel UKDI MANTAP
PENAMBAHAN BERAT BADAN

Bmi prehamil Pon Kg


Rendah (bmi<19) 28-40 12,5-18
Normal (19-23) 25-35 11,5-16
Overweight (23-25) 15-25 7-11
Obese (>26) <15 <7

Penambahan BB : ½ kg dalam 2 minggu

©Bimbel UKDI MANTAP


TB on pregnancy and lactation

Efek pada kehamilan :


• Gangguan pertumbuhan
janin Rifampicin
• BBLR INH
• Persalinan Preterm
• >> kematian perinatal
Ethambutol

KONTRA INDIKASI :

STREPTOMYCIN
• OTOTOKSIK pd janin Efek teratogenik tidak terbukti
• Nefrotoksik
• Neurotoksik pd n 8 Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
Artemisin based combination therapy (ACTs)

ACTs  schizontosidal
• Artemether +lumefantrine
• Artesunate + amodiaquine
• Artesunate + mefloquine
• Artesunate +sulfadoxine-pyrimethamine
• Dha +ppq

Primakuin  antigametosida

©Bimbel UKDI MANTAP


Varicella

Tatalaksana pada wanita hamil yang terinfeksi (menunjukkan manifestasi klinis)


atau terpapar kontak (kontak langsung di dalam ruangan dengan orang yang
infeksius* selama 1 jam atau lebih):  Segera rujuk ke dokter spesialis
obstetrik dan ginekologi. Ibu hamil yang terinfeksi atau memiliki riwayat
terpapar kontak harus diisolasi terutama dari bayi dan ibu hamil lainnya.

Ibu dengan infeksi varicella yang signifikan (misalnya pneumoitis):


Beri asiklovir 800 mg per oral 5x/hari selama 7 hari atau valasiklovir 1000mg
per oral 3x/hari selama 7 hari.
Pada komplikasi yang lebih berat, asiklovir IV diberikan pada dosis 10-15
mg/kgBB setiap 8 jam selama 5-10 hari dimulai dari 24-72 jam setelah muncul
ruam.

Asiklovir paling efektif jika diberikan dalam 24 jam setelah lesi timbul atau
setelah terpapar kontak

Asiklovir aman diberikan pada ibu©Bimbel


dengan usia kehamilan di atas 20 minggu.
UKDI MANTAP
THYROID DISORDER AND PREGNANCY

©Bimbel UKDI MANTAP


Propylthiouracil (PTu), if available, is recommended as the first-line
drug for treatment of hyperthyroidism during the first trimester of
pregnancy because of the possible association of methimazole (MMi)
with specific congenital abnormalities that occur during first
trimester organogenesis. MMi may also be prescribed if PTu is not
available or if a patient cannot tolerate or has an adverse response to
PTu. MMi 10 mg is considered to be approximately equal to 100–150
mg of PTu. Recent analyses reported by the u.s. Food and drug
administration (Fda) indicate that PTu may rarely be associated with
severe liver toxicity. For this reason we recommend that clinicians
change treatment of patients from PTu to MMi after the completion
of the first trimester.

©Bimbel UKDI MANTAP


Demam Tifoid
Tidak semua antibiotik dapat digunakan untuk pengobatan tifoid pada wanita hamil.
Obat yang tidak boleh diberikan yaitu:
1. Kloramfenikol  partus prematur, kematian fetus intrauterin, dan sindrom Gray pada
neonatus.
2. Tiamfenikol  efek teratogenik terhadap fetus.
3. Kotrimoksazol  neural tube defect: spina bifia
4. Fluorokuinolon  efek teratogenik
5. Tetracyclin  diskolorisasi gigi

Antibiotik yang aman bagi kehamilan adalah


1. Golongan penisilin (ampisilin, amoksisilin) dan
2. Sefalosporin generasi ketiga (ceftriaxon, cefixime, cefotaxim)
kecuali pasien yang hipersensitif terhadap obat

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
ANENCEPHALY
Definition
• defect in the closure of the neural tube during fetal development.

The neural tube is a narrow channel that folds and closes between the 3rd
and 4th weeks of pregnancy to form the brain and spinal cord of the embryo.

Causes :
• Inadequate folic acid
• IDDM  menunda AFP
• Maternal hypertermia
• Genetics
• ROM

CDC recommends the use of folic acid supplementation (4 mg per day) for
women who previously have had an infant or fetus with spina bifida,
anencephaly, or encephalocele.
FAMILY PLANNING

©Bimbel UKDI MANTAP


Metode KB
• Barier KB
– Coitus interuptus
– Kondom, vaginal pouch
– Diafragma
– spermicida
• Hormonal KB
– Implant
– KB suntik
• AKDR
• Lain-lain

©Bimbel UKDI MANTAP


Metode Kelebihan Kekurangan Indikasi kontraindikasi

Vaginal Mengganggu ASI (-) << sensasi Butuh KB Alergi lateks


pouch/kondo Pengaruh sistemik (-) Not practical pendukung,
m Murah, mudah didapat PMS, menunda
Mencegah PMS, ejakulasi dini hamil jangka
pendek

diafragma Mengganggu ASI (-) Sulit memasang Tdk bs memakai ISK


Dipasang 6 jam pre coitus  tdk Didiamkan di KB lain Alergi lateks
mengganggu sex vagina - 6 jam post Menyusui
Pengaruh sistemik (-) coitus PMS
Mencegah PMS >> infeksi uretra

spermicida Langsung efektif (busa dan krim) Efektivitas rendah Tidak bs ISK
Mengganggu ASI (-) Ketergantungan memakai KB
Metode pendukung pengguna hormonal
Pengaruh sistemik (-) Harus menunggu Tidak mau AKDR
Mudah dipakai, mudah didapat, 15 menit sebelum Menyusui
kapanpun hubungan (tablet,
>> lubrikasi supositoria)
Efektifitas 1x pakai
Coitus Mengganggu ASI (-) << sensasi Tdk bs Ejakulasi dini
interuptus KB pendukung Gagal >> menggunakan Ketaatan rendah
Efek samping (-), gratis, KB lain High risk mother
kapanpun

©Bimbel UKDI MANTAP


Metode Kelebihan Kekurangan Indikasi Kontraindikasi

Pil Kombinasi Sangat Efektif, Harus diminum tiap Heavy bleeding, Pregnancy
(estrogen dan reversibel hari Severe cramping, Cardiovascular and
progesterone) Tidak perlu px pelvis Efek samping : mual, irregular menstrual cerebro-vascular
Mengganggu coitus (- bercak perdarahan, period diseases
) nyeri kepala History of benign Breast lump or
Mudah Mengganggu ASI ovarian cyst cancer
Mencegah PID Mahal History of ectopic Malignant diseases
Interaksi dg pregnancy of genital tract
beberapa obat History of breast Abnormal vaginal
Tidak melindungi diseases bleeding
PMS Family history of Liver diseases and
ovarian cancer benign or malignant
liver tumors

©Bimbel UKDI MANTAP


Pil Progestin (Mini Pill)
Kelebihan Kekurangan Indikasi Kontraindikasi
- Tdk mengganggu - Gangguan mens- - Wanita menyusui Hamil
ASI amenorrhea - Perokok segala Pedarahan per
- Dosis rendah - Spotting usia vaginam
- Tdk memberi efek - Mens tdk teratus - TD tinggi (< Menggunakan obat
samping estrogen - Mahal 180/110) atau TB, fenitoin,
- KB darurat - Tdk mencegah PMS, masalah barbiturat
HIV pembekuan darah Riw. Kanker payudara
- Nyeri kepala, mual Mioma uteri
- Perubahan mood Riw. stroke
- Gemuk
- Jerawat, hirsutisme

©Bimbel UKDI MANTAP


PIL KOMBINASI DAN PROGESTIN
Keadaan Saran
DM Tanpa komplikasi Pil dapat diberikan
Migrain Tanpa defisit neurologi fokal Pil dapat diberikan
Menggunakan fenitoin, Dosis etinilestridiol 50 mcg
barbiturat, rifampisin
Sickle cell anemia Pil tdk boleh digunakan

Efek samping penanganan

Amenorrhea PP test  tdk hamil  lanjutkan KB dg dosis estrogen 50 mcg


atau turunkan dosis progesteron.
Hamil  stop pil

Mual, pusing, Tes kehamilan, px ginekologi  tdk hamil  minum pil saat
muntah makan malam/sebelum tidur

Perdarahan per Pp tes, px ginekologi


vaginam/ spotting Biasa pada 3 bulan pertama, akan berhenti sendiri
> 3 bulan  naikkan dosis estrogen (50 mcg)  perdarahan
©Bimbel UKDI MANTAP
stop  kembali dosis awal.
Metode Keuntungan Kerugian Indikasi Kontraindikasi

Injeksi - Efektif - Fertilitas dapat - Menunda hamil - Hamil


Kombinasi - Dapat digunakan tertunda jangka panajang - Ikterik
dan Injeksi - Gangguan hepar
usia > 35 - Invasif - Punya anak cukup
Progestin - Gangguan
- Tidak mengganggu - Dpt - Tidak mau minum pil tromboemboli
ASI menyebabkan tiap hari - DUB
- Tidak mengganggu infeksi - Takut sterilisasi - Tumor payudara
coitus - Mens lebih - Menyusui - DM dg komplikasi, HT
> 180/110 atau st II dg
banyak
komplikasi
- Tidak mencegah - Migrain berat
PMS
- Efek samping
estrogen
(kombinasi)

Jenis suntikan : Cara Kerja:


• 25 mg Depo Medroksiprogesterone Asetat (Depo • Menekan Ovulasi
provera) + 5 mg Estradiol Sipionat (1 bulan sekali
• 50 mg Noretindron Enantat + 5 mg Estradiol Valerat • Mengentalkan lendir serviks
(sebulan sekali) • Atrofi endometrium 
• Depoprovera (150 mg DMPA) tiap 3 bln mengganggu implantasi
• Depo Noretisteron Enantat 200 mg, tiap 2 bln (4 • Menghambat gerakan tuba
injeksi )  tiap 3 bln
©Bimbel UKDI MANTAP
•-
IMPLANT
Keuntungan Kerugian Indikasi Kontraindikasi
Highly effective, first year Does not protect against Wants to have longterm Pregnancy
preg. rate 0.2-0.5/100 STDs, HIV, HBV birth spacing Jaundice, active liver
women Has got enough children disesaes or tumors
Requires minor surgical
Rapidly effective, less than Does not want to take dailly Active thromboembolic
procedur for insertion and pills disorder
24 hours
removal Has contraindication to Undiagnosed vaginal
Longterm protection, up to estrogen bleeding
Client can not discontinue
five years Does not accept sterilization Breast lump or cancer
on her own
Immediate return of fertility Is breastfeeding Diabetes mellitus and
after removal Implant may be visible hypertension
Inexpensive and convenient under the skin Severe migrain headache
Menstrual problems may Depression
happen
Other side effects are similar
to injectables

- Norplant : 6 batang, 36 mg levonogestrel, 5 tahun


- Implanon : 1 batang, 68 mg 3-keto-desogestrel, 3 tahun
- Jadena dan Indoplant : 2 batang, 75 mg levonogestrel, 3
tahun
©Bimbel UKDI MANTAP
AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)
Keuntungan Kerugian Indikasi Kontraindikasi
Immediate, highly effective Requires pelvic examination Prefers a longterm and Pregnancy
and longterm (up to 8 May increase risk of PID effective method but no Current, recent or recurrent
years for the Tcu 380A) and subsequent infertility sterilization PID
Immediate return to Requires minor surgical Has one or more children Acute purulent discharge
fertility upon removal prosedure either on Is breastfeeding from the cervical canal
No hormonal side efeects insertion or removal Does want to take (gonorrheal or chlamydial
(local only) May increase menstrual hormonal contraception cervicitis)
Cost effective bleeding and cramping because of side effects or Undiagnosed vaginal
Suitable for lactating No protection against STDs, contraindications bleeding
women HIV or HBV Is at low risk of contracting High risk for GTIs or STDs
Practical, not user May spontaneously expel STDs
dependent Requires checking the string Has sucessfully used an IUD
in the past

Efek Samping :
- Siklu haid terganggu dlm 3 bulan
pertama
- Haid >>
- Spotting antar siklus
©Bimbel UKDI MANTAP
Metode Laktasi Amenore
MLA merupakan metode kontrasepsi
Dapat digunakan pada wanita yang:
alamiah yang mengandalkan pemberian • Menyusukan bayinya secara eksklusif
ASI pada bayinya (memberikan ASI secara penuh tanpa
suplementasi lainnya)
Akan tetap mempunyai efek kontrasepstif • Belum mendapat haid sejak melahirkan
apabila bayinya
• Menyusukan secara eksklusif sejak bayi lahir
• Menyusukan secara penuh (eksklusif)
• Belum haid
hingga bayi berusia 6 bulan 1
• Usia bayi kurang dari 6 bulan

TIDAK DILANJUTKAN JIKA:


Efektif hingga 6 bulan
• Setelah beberapa bulan amenorea,
klien mulai mendapat haid
Bila ingin tetap belum ingin hamil,
kombinasikan dengan metode kontrasepsi
• Tidak menyusukan secara eksklusif
lain setelah bayi berusia 6 bulan • Bayi telah berusia diatas 6 bulan
• Ibu bekerja dan terpisah dari bayinya
lebih dari 6 jam dalam sehari
©Bimbel UKDI MANTAP
Metode KBA

Metode Kalendar

Suhu Tubuh Basal (STB)

Metoda Mukosa Servik (Billings)

Simptotermal (STB + Mukosa Servik)

©Bimbel UKDI MANTAP


Pemanfaatan

Untuk Kontrasepsi:
• Menghindari sanggama dalam periode subur
dalam siklus menstruasi untuk menghindarkan
terjadinya kehamilan

Untuk Kehamilan:
• Melakukan sanggama dalam periode subur
(disekitar pertengahan siklus menstruasi) dimana
peluang terjadinya kehamilan cukup besar.
©Bimbel UKDI MANTAP
Grafik menstruasi

©Bimbel UKDI MANTAP


JENIS TUBEKTOMI

Pascapersalinan
• Minilaparotomi Subumbilikus

Interval
• Minilaparotomi Suprapubik
• Laparoskopi
©Bimbel UKDI MANTAP
Tubektomi:
Mekanisme Kerja

Mencegah pertemuan
sperma dengan sel telur
(fertilisasi) dengan jalan
menutup atau oklusi
saluran telur (tuba fallopii)

©Bimbel UKDI MANTAP


MOW

©Bimbel UKDI MANTAP


Tubektomi: Petunjuk Untuk Klien
Jaga luka insisi bersih dan kering selama 2 hari. Lakukan kegiatan harian secara
bertahap.

Sebaiknya hindari sanggama selama 1 minggu atau klien siap untuk itu

Jangan melakukan kerja berat/mengangkat benda berat selama 1 minggu.

Untuk nyeri pasca-tubektomi gunakan 1 - 2 tablet analgesik setiap 4 sampai 6


jam.

Jadwalkan kunjungan ulangan antara hari ke 7–14.

Pesankan untuk kembali setelah 1 minggu jika menggunakan benang jahit yang
tidak dapat diserap (non-adsorbable)
©Bimbel UKDI MANTAP
MOP

©Bimbel UKDI MANTAP


Jenis Vasektomi

Vasektomi Tanpa Pisau


(VTP atau No-scalpel
Vasectomy) lebih disukai

Vasektomi dengan insisi


skrotum (tradisional)

©Bimbel UKDI MANTAP


Vasektomi: Petunjuk Untuk Klien

Pastikan area luka diseksi/insisi tetap bersih, kering dan terbalut selama
3 hari.

Jangan mengorek atau menggaruk luka insisi atau diseksi sebelum


sembuh.

Klien boleh mandi setelah 24 jam tetapi luka harus tetap kering. Setelah
3 hari, klien boleh membersihkan luka dengan sabun dan air bersih

Gunakan penyangga skrotum, jaga agar area operasi tetap kering dan
istirahatlah selama 2 hari.

©Bimbel UKDI MANTAP


Emergency post coital contraception

Digunakan setelah unprotected coitus, gagal KB

Morning after pill


• Progestin only
• Mekanisme : mukosa cerviks lebih kental, menunda ovulasi
• Levonogestrel 1,5 mg single dose atau 0,75 mg tiap 12 jam
(satu hari) , dalam 5 hari dari unprotected coitus
Copre bearing IUD (>> efektif)
• Hanya dipasang pada yang sudah menikah
www.nhs.uk
©Bimbel UKDI MANTAP
Catatan untuk kondar

1. AKDR tidak efektif setelah 7 x 24 jam

2. Pil kb/postinor tidak efektif setelah 72-120 jam

3. Kontrasepsi darurat tidak menimbulkan cacat bawaan

4. Kontrasepsi darurat tidak untuk digunakan berulang-ulang

5. Setelah kontrasepsi darurat, pakailah kontrasepsi biasa

©Bimbel UKDI MANTAP


USG PADA KEHAMILAN

Tujuan
Jenis USG: • Penentuan usia kehamilan
• Evaluasi pertumbuhan janin
• - 2-D (real-time)
• Kehamilan dengan perdarahan per
• - Doppler vaginam
• - Color Doppler • Penentuan presentasi janin
• - 3-D static • Suspek kehamilan multipel
• - 3-D real-time (4-D) • Membantu tindakan amniosentesis
atau biopsi villi koriales
Probe (transduser): • Perbedaan antara besar usus dan
usia kehamilan
• - Transabdominal (3 – 5 MHz) • Suspek kehamilan mola
• - Transvaginal (5 – 7.5 MHz) • Massa pelvik yang terdeteksi secara
klinis
©Bimbel UKDI MANTAP
Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3

• Menentukan lokasi 1. Pemeriksaan terhadap 1. Penentuan usia kehamilan


: :
kehamilan
- tanda
• Menentukan usia 2. Penghitungan prakiraan
kehidupan janin berat dan biometri janin :
kehamilan - jumlah janin
- presentasi janin 3. Pemeriksaan anatomi
• Deteksi kehidupan janin - dll.
- aktivitas janin
janin
• Evaluasi komplikasi 2. Pemeriksaan terhadap
kehamilan volume cairan amnion.
• Deteksi kelainan
3. Pemeriksaan terhadap
mudigah/janin plasenta dan tali pusat :
• Deteksi kehamilan - lokasi plasenta
- gambaran
multipel
plasenta
• Evaluasi tumor pelvik - hubungannya
• Membantu tindakan dengan ostium uteri
intervensi internum
©Bimbel UKDI MANTAP
TRIM 1

TRIM 2

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
BIOMETRICS PARAMETER

< 5 weeks 5 weeks 6-10 weeks 10-14 weeks > 14 weeks

GS GS CRL CRL BPD


(Yolk sac) HC
OFD
FL
HL
AC
etc
211
CARDIOTOCOGRAM

Normal

Suspicious
• - <110 OR >160bpm, reduced variability, <90
minutes of uncomplicated early or variable
deceleration.
• - Re-do the CTG and reassess in one hour
Abnormal
• - Immediate management to deliver baby
• - if the head is engaged- usually instrumental
delivery
• - if the head is not engaged- emergency caesarean
section

©Bimbel UKDI MANTAP


Abnormality

1. Flat trace (reduced variability)


• Sleep phase of baby
• Depressants e.g opiates
• Thumb sucking
• Maternal dehydration

2. Early deceleration
• Occurs at the beginning of uterine contractions
• Heart rate returns to baseline rate by the end of
contractions
• Usually decelerates <40bpm
• Most commonly due to head compression causing
vagal nerve stimulation, hence the temporary reduction
in heart rate
• Can also be due to cord compression or fetal hypoxia

©Bimbel UKDI MANTAP


3. Variable deceleration
• Occurs at variable time during Poor prognosis :
contraction
• Has irregular shape usually >50bpm
deceleration • Loss of variability
• *usually an indication for fetal • Fetal
blood sampling- if <7.2 then baby is
delivered immediately tachycardia>160bpm
• Due to cord compression • Late deceleration
4. Late deceleration
• Deceleration trough is past the This usually indicates
peak of the contraction fetal hypoxia.
• - associated with Fetal hypoxia

©Bimbel UKDI MANTAP


Biophysical Profile (BPP)
The biophysical profile (BPP) is a noninvasive
test that predicts the presence or absence of
fetal asphyxia and, ultimately, the risk of fetal
death in the antenatal period.

The BPP combines data from 2 sources:


ultrasonographic imaging and fetal heart rate
(FHR) monitoring.
Components of the Biophysical Profile Score

Component Definition

Two or more fetal heart rate accelerations peak (but do not


necessarily remain) at least 15 beats per minute above the
Non-stress test baseline and last 15 seconds from baseline to baseline within
a 20-minute period with or without fetal movement discernible
by the woman.

Amniotic fluid A single 2 cm x 2 cm pocket is considered adequate or AFI


volume greater than 5.0 cm .

One or more episodes of rhythmic fetal breathing movements


Fetal breathing
of 30 seconds or more within 30 minutes.
movements Hiccups are considered breathing activity.

At least three discrete body or limb movements.


Fetal movements Episodes of continuous movement are considered as a single
movement.
One or more episodes of extension of a fetal extremity or
Fetal tone trunk with return to flexion, or opening or closing of a hand
Perinatal Mortality and the Biophysical Profile Score

Score Interpretation Perinatal Mortality/1000

8- 10 Normal 1.86*

6 Equivocal 9.76

4 Abnormal 26.3

2 Abnormal 94.0

0 Abnormal 285.7

*The perinatal mortality is 0.8/1000 for structurally normal fetuses with a normal test
within 7 days.
Bradycardia

Mean FHR < 110 BPM

A rate of 100-119 BPM in the absence of other non reassuring patterns


is not usually a sign of compromise

Causes

• Heart block (little or no variability)


• Occiput posterior or transverse position
• Serious fetal compromise.

Patients with new onset bradycardia should be transferred to Labor and


Delivery for further observation and physician notified
Tachycardia

Mean FHR>160 BPM

In the presence of good variability tachycardia is not a sign of fetal distress

Causes:
• Maternal fever
• SVT (200-240 BPM)
• Fetal hypoxia • Fetal heart failure
• Fetal anemia • Drugs:
• Amnionitis 1. Beta sympathomimetics
2. Vistaril
• Normal variant 3. Phenothiazines
• Fetal tachyarrhythmia • Rebound transient tachycardia
• (usually > 200 BPM with following a deceleration accompanied
by decreased variability)
• abrupt onset little to no variability)
FHR Variability

Fluctuation in baseline FHR > 2 cycles per minute.

No distinction is made between short-term variability (or beat-to-beat variability or


R-R wave period differences in the electrocardiogram) and long-term variability.
Causes of Decreased Variability

Fetal metabolic acidosis


Fetal tachycardia
CNS depressants
Preexisting neurologic abnormality
Fetal sleep cycles
Normal variant
Congenital anomalies
Betamethasone
Prematurity
Accelerations

An acceleration is an abrupt increase in FHR above baseline with


onset to peak of the acceleration less than < 30 seconds and less
than 2 minutes in duration. The duration of the acceleration is
defined as the time from the initial change in heart rate from the
baseline to the time of return to the FHR to baseline.
• <32 weeks' : >10 BPM above baseline for >10 seconds [3]
• >32 weeks' : >15 BPM above baseline for > 15 seconds[3].

Prolonged acceleration: Increase in heart rate lasts for 2 to 10


minutes.

The absence of accelerations for more than 80 minutes correlates


with increased neonatal morbidity.
Reactivity

- A NST is considered reactive when two or


more fetal heart rate accelerations peak (but
do not necessarily remain) at least 15 beats
per minute above the baseline and last 15
seconds from baseline to baseline within a
20 minute period with or without fetal
movement discernible by the woman.

- A reactive NST has been associated with a


perinatal mortality of approximately 5/1,000.

A non-reactive NST requires that a biophysical


profile be done.
Periodic or Episodic Decelerations

Episodic patterns are those not associated with uterine


contractions

Periodic patterns are those associated with uterine


contractions.
• Early and late decelerations (with some exceptions-i.e., supine hypotension)
are periodic.
• Variables can also be periodic.

Quantitated by the depth of the nadir in BPM below the


baseline.

Duration is quantitated in minutes and seconds from the


beginning to the end of the deceleration.
• (Accelerations are quantitated similarly.)
Decelerations

The type of the deceleration is distinguished on the


basis of its waveform.
• Abrupt (variables) decrease in FHR below baseline with onset to
nadir < 30 seconds.
• Gradual decrease and return to baseline with time from onset of
the deceleration to nadir >30 seconds.
• Further subclassified based on their relation to the contraction.
• Early decelerations: The nadir occurs with the peak of a
contraction.
• Late decelerations:The nadir occurs after the peak of a
contraction.
Sectio Cesaria

©Bimbel UKDI MANTAP


Definisi
Adalah usaha melahirkan janin dengan
melakukan irisan pada dinding abdomen
(laparotomi) dan irisan pada dinding uterus
(histerotomi).

Dengan demikian pengambilan janin yang


berada di luar uterus, misal pada kehamilan
abdominal atau pada kasus ruptura uteri, tidak
termasuk seksio sesarea.

©Bimbel UKDI MANTAP


Indikasi
A. Berdasarkan sifatnya
• Absolut
• Relatif

B. Berdasarkan kepentingan klinis

C. Berdasarkan prognosis
• Indikasi Ibu
• Indikasi Janin
• Indikasi campuran

©Bimbel UKDI MANTAP


Indikasi berdasarkan Indikasi janin (I)
diagnosis
• Fetal distress
• DKP, atau DJP
• Malpresentasi / malposisi
• Penghalang di jalan lahir
• Ekstraksi vakum atau
• Disfungsi uterus
forseps gagal
• Malposisi dan atau
malpresentasi • Anak berharga
• Penyakit ibu • Prolapsus tali pusat
• Uterus cacat • Insufisiensi plasenta (JTL)

©Bimbel UKDI MANTAP


Indikasi janin (II)
• Inkompatibilitas rhesus
• Kehamilan lewat waktu
• Herpes genitalis
• Diabetes mellitus
• Primigravida tua (>35 th)
• Riwayat obstetri jelek
©Bimbel UKDI MANTAP
Indikasi Ibu

Indikasi Ibu
• Plasenta previa totalis, janin mati
• PE Berat/Eklampsia, janin mati, induksi gagal
• Ruptura Uteri Imminent, janin mati, letak
lintang

©Bimbel UKDI MANTAP


Indikasi campuran

Plasenta previa totalis

Solusio plasenta, janin hidup

Preeklampsia berat/eklampsia

DKP/DJP
©Bimbel UKDI MANTAP
Kontra Indikasi Seksio Cesarea

Janin mati, kecuali plasenta previa totalis,


parsialis, atau palsenta letak rendah belakang

Korioamnionitis yang berat

Prognosis janin sangat jelek, misal sangat


prematur, cacat bawaan berat dll.

©Bimbel UKDI MANTAP


Jenis Seksio Cesarea
Menurut irisannya
• 1. Klasik atau korporal
• 2. SBR
Berdasar waktunya
• 1. SC darurat
• 2. SC elektif
Jenis lain
• 1. SC ekstraperitoneal
• 2. Cesarean histerectomy

©Bimbel UKDI MANTAP


SC Klasik (1)
Indikasi
• 1. Kesulitan mencapai SBR
• 2. Letak lintang
• 3. Gawat janin
• 4. Plasenta previa dengan insersi di depan
• 5. Dilanjutkan dengan sterilisasi
Keuntungan
• 1. Lebih cepat
• 2. Irisan lebih mudah

©Bimbel UKDI MANTAP


SC klasik (2)

Kerugian
• 1. Perdarahan lebih banyak
• 2. Sulit mencapai kepala
• 3. Reperitonisasi tidak sempurna
• 4. Risiko ruptura uteri pada kehamilan
• berikutnya besar
©Bimbel UKDI MANTAP
SC Segmen Bawah (1)
Indikasi
• Janin letak memanjang
• Tidak ada kesulitan mencapai SBR
• Kehamilan berikut masih diinginkan
Keuntungan
• Perdarahan lebih sedikit
• Jarang mengiris plasenta
• Lebih mudah mengambil kepala
• Lebih mudah menjahitnya kembali
• Reperitonisasi baik
• Risiko ruptura uteri kecil
©Bimbel UKDI MANTAP
SC Segmen Bawah (2)

Kerugian
• Lebih lama
• Perdarahan bisa lebih banyak, bila irisan
terlalu ke lateral
• Bila irisan terlalu ke bwah, bisa melukai
kandung kencing dan repairnya sulit
• Sering sulit mencapai SBR (reseksio, pasca
laparotomi, perlengketan akibat radang dll)
©Bimbel UKDI MANTAP
Histerektomi Sesarea (1)
Definisi: Adalah seksio cesarea yang dilanjutkan
dengan histerktomi

Indikasi:

• Perdarahan yang tidak teratasi


• Plasenta akreta, inkreta dan perkreta
• Mioma multiple
• Kanker serviks atau ovarium
• Ruptura uteri yang irrepairable

©Bimbel UKDI MANTAP


Histerektomi Sesarea (2)
Komplikasi
• Morbiditas dan mortalitas tinggi:
• Operasi terlalu lama
• Trauma usus dankandung kecil lebihbesar
• Perdarahan lebih banyak
Beban psikologis
• Tidak menstruasi lagi
• Menjadi steril
©Bimbel UKDI MANTAP
Persalinan pasca seksio
Once cesarean always cesarean

Trial of vaginal delivery


• Persalinan diramal mudah
• Komplikasi ibu dan janin minimal

Kontraindikasi persalinan vaginal:


• Lebih dari sekali seksio
• SC dengan irisan vertikal
• Ada indikasi absolut untuk SC
• Kelainan letak / presentasi
• Kelainan kehamilan (DM, Toksemia)
• Gawat janin, anak berharga dll

©Bimbel UKDI MANTAP


Komplikasi SC
Perdarahan
• Atonia, irisan terlalu lebar, hematoma lig. latum

Infeksi:
• Luka irisan, saluran UG, peritonitis

Tromboflebitis

Trauma
• Usus, kandung kencing, kulit janin

Ileus

Komplikasi anestesia dan operasi pada umumnya


©Bimbel UKDI MANTAP
Persiapan SC
Persiapan operasi pada umumnya
• Hb min. 10 g/dL
• Jantung, paru, elektrolit, faal hati, ginjal, baik
• Puasa 6-8 jam
• Darah, 250-500 ml

Antibiotika profilaksi
• Ampicillin 1 gram intravena, 15-30 menit pre operasi,
dilanjutkan 1 gram tiap 8 jam
• Kanamycin 1gram im, atau gentamycin 1-2 kali 80 mg,
iv
©Bimbel UKDI MANTAP
Pengawasan pasca operasi
Stop makan dan minum sampai peristaltik baik

Infus Dextrose 5% dan Na Cl 3:1

Pengawasan tanda vital dan balans cairan

Antibiotika seperti di atas

Vitamin

Mobilisasi hari ke-3

Angkat jahitan hari ke 7

Pulang hari ke 8
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP

Anda mungkin juga menyukai