Komunitas Dia
Komunitas Dia
Dosen Pembimbing :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini.
Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa yang berjudul
tentang “RENCANA STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATN KOMUNITAS
TERKAIT REMAJA (BULLYING)”. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga
untuk menambah wawasan tentang Rencana Strategi yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan diri.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.Desi Deswita, M.
Kep, Sp Kep. Kom. selaku dosen pembimbing mata kuliah Materi Keperawatan Komunitas.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan memperbaiki kesalahan
dimasa yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan di antara masa anak-anak dan masa
dewasa, di mana anak-anak mengalami pertumbuhan cepat di segala bidang. Mereka
bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan, sikap, cara berpikir dan bertindak, tetapi
bukan pula orang dewasa yang telah matang. Masa ini kira-kira pada umur 13 tahun
dan berakhir kira-kira umur 21 (Daradjat, 1983)
Menurut WHO (Who Health Organization) bahwa definisi remaja
dikemukakan melalui tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi.
Sehingga dapat dijabarkan bahwa remaja adalah suatu masa dimana individu
berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya
sampai saat ia mencapai kematangan sosial. Individu yang mengalami perkembangan
psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Serta individu yang
mengalami peralihan dari ketergantungan menjadi keadaan yang relatif lebih mandiri
(Sarwono, 2013).
B. Rumusan Masalah
a. Menjelaskan program pemerintah dan program puskesmas terkain
permasalahan remaja (bullyin)?
b. Menjelaskan konsep terkait dengan remaja (bullying)?
c. Menjelaskan strategi intervensi terkait remaja?
C. Tujuan
a. Untuk menjelaskan bagaimana program pemerintah dan program puskesmas
terkait remaja (bullying)
b. Untuk menjelaskan konsep terkait remaja ( bullying)
c. Untuk menjekaskan strategi intervensi terkait remaja (bullying)
BAB II
PEMBAHASAN
B. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
Kata Remaja berasal dari bahasa Latin adolescentia yang berarti remaja yang
mengalamai kematangan fisik, emosi, mental dan sosial. Piaget (dalam Hurlock,
1980) mengatakan bahwa, masa remaja ialah masa berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia di mana individu tidak lagi merasa di bawah tingkatan
orang dewasa, akan tetapi sudah dalam tingkatan yang sama. Seseorang dikatakan
sudah memasuki masa remaja yaity remaja yang berusia anatara 16 dan 17 tahun.
Periode perkembangan ini akan berakhir pada usia 21 tahun(Pieter, 2011)
Masa remaja adalah masa peralihan di antara masa anak-anak dan masa
dewasa, di mana anak-anak mengalami pertumbuhan cepat di segala bidang.
Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan, sikap, cara berpikir dan
bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Masa ini kira-kira
pada umur 13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 (Daradjat, 1983)
Masa remaja ialah masa penghubung atau masa peralihan antara nasa kanak-
kanak dengan masa dewasa. Pada periode tersebut terjadi perubahan-perubahan
besar dan esensiil mengenai kematangan fungsi-fungsi rokhaniah dan jasmaniah,
terutama fungsi seksual. Yang sangat menonjol pada masa ini : kesadaran yang
mendalam mengenai DIRI SENDIRI, dengan nama orang muda mulai meyakini
kemauan potensi dan cita-cita sendiri. Dengan kesadaran tersebut ia berusahan
menemukan jalan hidupnya, dan mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti
kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan, keindahan dan sebagainya(Kartono, 1986)
(Ii & Pustaka, 2013)masa remaja adalah masa peralihan, ketika individu
tumbuh dari masa kanak-kanak menjadi individu yang memiliki kematangan.
Pada masa tersebut, ada dua hal penting menyebabkan remaja melakukan
pengendalian diri. Dua hal tersebut adalah, pertama hal yang bersifat eksternal,
yaitu adanya perubahan lingkungan, dan kedua hal yang bersifat internal, yaitu
karakteristik di ddalam diri remaja yang membuat relatif lebih bergejolak
dibandingkan dengan perkembangan lainnya (storm and stress periode).
Menurut WHO (Who Health Organization) da;am (Ii & Pustaka, 2013)bahwa
definisi remaja dikemukakan melalui tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan
sosial ekonomi. Sehingga dapat dijabarkan bahwa remaja adalah suatu masa
dimana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan sosial. Individu yang
mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi
dewasa. Serta individu yang mengalami peralihan dari ketergantungan menjadi
keadaan yang relatif lebih mandiri
1. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat
dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran.
Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar
nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi.
Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman
secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.Sebagai
contoh,remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam
keluarga.
Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua
terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib
harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus
dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.Di lingkungan
sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap
pelanggaran tata tertib sekolah.
Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang
berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang
kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data
mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun
akibatnya.
Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan
peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan
pengawasan khusus oleh kepala sekolahdan tim guru atau pembimbing dan
melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung
dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
2. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan
dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan
pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering
ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang
ini.Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara
lain:
a. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah
atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
c. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti
berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
d. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
e. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.Jika
berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakinberkurang dan teratasi.
2. Promosi kesehatan
Melakukan promosi kesehatan berupa penyuluhan yang dilakukan secara
menyeluruh dan terpadu, dimulai dari anak, keluarga, sekolah dan masyarakat.
a. Penyuluhan melalui anak dengan melakukan pemberdayaan pada anak agar
1) Anak mampu mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya bullying
2) Anak mampu melawan ketika terjadi bullying pada dirinya
3) Anak mampu memberikan bantuan ketika melihat bullying terjadi
(melerai/mendamaikan, mendukung teman dengan mengembalikan
kepercayaan, melaporkan kepada pihak sekolah, orang tua, tokoh
masyarakat)
b. Penyuluhan melalui keluarga, dengan meningkatkan ketahanan keluarga dan
memperkuat pola pengasuhan. Antara lain :
1) Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan mengajarkan cinta kasih antar
sesama
2) Memberikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini dengan
memperlihatkan cara beinterakasi antar anggota keluarga.
3) Membangun rasa percaya diri anak, memupuk keberanian dan ketegasan
anak serta mengembangkan kemampuan anak untuk bersosialiasi
4) Mengajarkan etika terhadap sesama (menumbuhkan kepedulian dan sikap
menghargai), berikan teguran mendidik jika anak melakukan kesalahan
5) Mendampingi anak dalam menyerap informasi utamanya dari media
televisi, internet dan media elektronik lainnya.
3. Pemberdayaan
Pemberdayaan dilaksanakan di sekolah denan program, yaitu :
1) Membuat desain program pencegahan yang berisikan pesan kepada murid
bahwa perilaku bully tidak diterima di sekolah dan membuat kebijakan
“anti bullying” atau membuat “duta bullying”.
2) Membangun komunikasi efektif antara guru dan murid dengan metode
ceramah mengenai perilaku bullying dengan menampilkan gambar yang
terkait dengan bulllyng agar siswa termotivasi dan menyadari perilaku salah
tersebut.
3) Menyediakan bantuan kepada murid yang menjadi korban bully dengan
melaporkan ke “Duta Bullying”.
4. Kemitraan
Melakukan pertemuan berkala dengan orangtua, komite sekolah dan guru BK.
Terkait dengan bullying dengan membuat program “Anti Bullying” Kepada
siswa yang menjadi korban Bullying agar mereka mempunyai Rasa aman dan
dihargai sehingga pelajar akan bertindak mengontrol lingkungan dengan
melakukan tingkah laku social seperti melakukan “Anti Bullying”. Manajemen
dan pengawasan disiplin sekolah yang harus kuat sehingga perilaku bullying tidak
terjadi lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja adalah masa peralihan di antara masa anak-anak dan masa
dewasa, di mana anak-anak mengalami pertumbuhan cepat di segala bidang. Mereka
bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan, sikap, cara berpikir dan bertindak, tetapi
bukan pula orang dewasa yang telah matang. Masa ini kira-kira pada umur 13 tahun
dan berakhir kira-kira umur 21 (Daradjat, 1983)
Masa remaja ialah masa penghubung atau masa peralihan antara nasa kanak-
kanak dengan masa dewasa. Pada periode tersebut terjadi perubahan-perubahan besar
dan esensiil mengenai kematangan fungsi-fungsi rokhaniah dan jasmaniah, terutama
fungsi seksual. Yang sangat menonjol pada masa ini : kesadaran yang mendalam
mengenai DIRI SENDIRI, dengan nama orang muda mulai meyakini kemauan
potensi dan cita-cita sendiri. Dengan kesadaran tersebut ia berusahan menemukan
jalan hidupnya, dan mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti kebaikan, keluhuran,
kebijaksanaan, keindahan dan sebagainya (Kartono, 1986).
B. Saran
Afrianti, N., Tahlil, T., Studi, P., Keperawatan, M., Keperawatan, F., Kuala, U. S., … Aceh,
B. (2017). A
Anna, Budi Keliat, D. (2002). Manajeman Keperawatan Psikososial dan Kader kesehatan
jiwa CMHN Intermediate Course. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Daradjat, Z. (1983). Kesehatan Mental. Jakarta: PT GUNUNG AGUNG.
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2013). No Title, 11–28.
Kartono, K. (1986). Psikologi Anak. Bandung: ALUMNI.
No Title. (2017).
Pieter, H. Z. (2011). Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta: KENCANA PRANADA
MEDIA GROUP.
Putri, F., Ningsih, E., Masyarakat, F. K., & Airlangga, U. (2018). PENCAPAIAN
STANDAR NASIONAL PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA PADA, 6,
40–45.
Remaja, K., & Penanganannya, D. A. N. (2017). Kenakalan remaja dan penanganannya, 4.
STRATEGI PENCEGAHAN BULLYING MELALUI PROGRAM “ SEKOLAH CARE ”
BAGI FASILITATOR SEBAYA Muthia Aryuni. (2017), 1(August 2013), 211–222.