Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KELOMPOK 1D (D/KP/IV)

MAKALAH TUTORIAL KEPERAWATAN DEWASA II

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2018
PENYUSUN

1. MAULANA RAHMAN 04.16.4441 KETUA

2. INDRA WIJAYANTO 04.16.4439 SEKRETARIS


3. MUH ROBI FIRMAN SIDIK 04.16.4442 ANGGOTA
4. ABDUL KARIM 04.16.4434 ANGGOTA
5. BAKRI WAHIT 04.16.4436 ANGGOTA
6. FEBRI ISMAIL 04.16.4437 ANGGOTA
7. I NYOMAN ARTANA 04.16.4438 ANGGOTA
8. MUHAMMAD KHOIRUL UMAM 04.16.4443 ANGGOTA
Lampiran I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penulisan Kasus
Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan
keluhan nyeri pada skrotum terasa kaku dan besar. Saat dilakukan pemeriksaan
fisik terdapat benjolan pada skrotum. Keluhan ini dialami setelah pasien
mengalami kecelakaan kurang lebih 1 tahun yang lalu.
B. Daftar Kata Sulit
1. Hidrokel
2. Skrotum
C. Daftar Pertanyaan
a) Pertanyaan dari kasus
1. Apakah cairan hidrokel ini menyebabkan kelainan pada testis?
2. Gejala-gejala yang ditimbulkan hidrokel?
3. Kenapa skrotum bisa mengalami hidrokel padahal kecelakaannya lebih
dari 1 tahun?
4. Komplikasi pada hidrokel?
5. Penangananya seperti apa?
6. Penyebab terjadinya hidrokel?
7. Apakah dapat disembuhkan atau tidak?
8. Apakah akan berpengaruh pada keturunanya?
b) Pertanyaan LO
1. Definisi
2. Faktor penyebab/etiologi
3. Tanda dan gejala
4. Patofisiologi/pathway
5. Komplikasi
6. Klasipikasi
7. Penanganan
8. Askep
9. Dischar planning
BAB II

HASIL

A. Klarifiksi Istilah
1. Hidrokel
Penumpukan atau penimbunan cairan pada selaput testis, cairan yang
mengelilingi testis yang menyebabkan pembengkakan, pembengkakan pada
skrotum
2. Skrotum
Alat reproduksi eksternal laki-laki yang berfungsi sebagai pembungkus testis
B. Jawab Pertanyaan
a) Pertanyaan dari kasus
1. Apakah cairan hidrokel ini menyebabkan kelainan pada testis?
Pasti ada apabila tidak segera ditangani bisa menggangu kesuburan dan
fungsi seksual,testis akan menjadi tertekan
2. Gejala-gejala yang ditimbulkan hidrokel?
Nyri, skrotum berat, skrotum membesar, skrotum nampak seperti balon
berisi air.
3. Kenapa skrotum bisa mengalami hidrokel padahal kecelakaannya lebih
dari 1 tahun?
Ketidak tahuan dari pasien, terjadi cedera dan trauma dari testisnya yang
mengakibatkan cairan pada testis keluar sedikit demi sedikit kemudian
menumpuk pada bagian skrotum
4. Komplikasi pada hidrokel?
Terjadi infeksi, mempengaruhi kerja testis nya, penyumbatan aliran darah
pada testis, tumor, adanya luka pada testis, adanya peradangan dan
hipertermi,hubungan seksual menurun
5. Penangananya seperti apa?
Pengkajian, dilakukan pembedahan, kolaborasi dengan dokter terkait obat,
sebelum pembedahan kontrol nyerinya
6. Penyebab terjadinya hidrokel?
Benturan, kelainan pada testis, trauma atau cedera pada testisnya, cacing
wuchereria bancrofti, genetik, pola hidup, infeksi.
7. Apakah dapat disembuhkan atau tidak?
Bisa dengan cara pembedahan
8. Apakah akan berpengaruh pada keturunanya?
Tidak
b) Pertanyaan LO
1. Definisi
- Hidrokel adalah sesuatu yang tidak nyeri bila ditekan, massa berisi cairan
yang dihasilkan dari gangguan drainase limfatik dari skrotum dan
pembengkakan tunika vaginalis yang mengelilingi testis (Lewis, 2014; p.
1324).
Hidrokel adalah penyebab umum dari pembengkakan skrotum dan
disebabkan oleh ruang paten di tunika vaginalis. Hidrokel terjadi ketika
ada akumulasi abnormal cairan serosa antara lapisan parietal dan visceral
dari tunika vaginalis yang mengelilingi testis (Parks & Leung, 2013; p.1).
Hidrokel adalah pelebaran kantong buah zakar karena terkumpulnya
cairan limfe di dalam tunica vaginalis testis. Hidrokel dapat terjadi pada
satu atau dua kantung buah zakar (Kemenkes RI, 2013; h. 78-9).
Hidrokel adalah kumpulan cairan dalam area skrotum yang mengelilingi
testis (ADAM, 2012; p. 1).
Hidrokel adalah kumpulan cairan di antara lapisan viseralis dan parietal
tunika vaginalis testis atau di sepanjang funikulus spermatikus. (Kowalak
dkk, 2011; h. 662).
Hidrokel adalah penumpukan cairan berlebihan di antara cairan lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis, yang dalam keadaan normal cairan
ini berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem
limfatik di sekitarnya (Purnomo, 2010; h.19).Faktor penyebab/etiologi
2. Tanda dan gejala
1.Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri.
Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya benjolan di kantong
skrotum tidak berubah sepanjang hari, sedangkan pada hidrokel
komunikan besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat
anak menangis. (Purnomo, 2010 : h. 19).
2.Pembengkakan skrotum dan rasa berat pada skrotum, ukuran yang lebih
besar daripada ukuran testis dan penumpukkan cairan pada massa yang
flasid atau tegang (Kowalak, 2011 : 662).
3.Ukuran skrotum kadang-kadang normal tetapi kadang-kadang sangat
besar, sehingga penis tertarik dan tersembunyi. Kulit pada skrotum
normal, lunak dan halus. Kadang-kadang akumulasi cairan limfe disertai
dengan komplikasi, yaitu komplikasi dengan chyle (chylocele), darah
(haematocele) atau nanah (pyocele). Uji transiluminasi dapat digunakan
untuk membedakan hidrokel dengan komplikasi dan hidrokel tanpa
komplikasi (Kemenkes RI, 2013; h. 79
3. Patofisiologi/pathway
-Pada anatomi yang normal, dalam perkembangannya, rongga skrotum
anak laki-laki terhubung ke rongga perut melalui struktur yang disebut
prosesus vaginalis. Prosesus vaginalis biasanya menutup pada saat lahir,
atau segera setelah lahir. Namun pada kasus hidrokel prosesus vaginalis
tidak menutup atau menutup setelah cairan dari perut telah masuk ke
dalam rongga skrotum. Kanal (kanalis inguinalis) antara rongga perut
(peritoneum) dan skrotum tetap terbuka. Cairan dari peritoneum
memasuki kanal dan skrotum dan menyebabkan pembengkakan skrotum
(ADAM, 2012; p. 1).
4. Komplikasi
-kesuburan pria tidak akan terpenagaruh dengan adanya,hidrokel,tapi
beberapa ,penyakit seerius -
bisa di tandai dengan munculnya hidrokel,beberapa penyakit serius itu
,diantaranya hernia dan -
inguinal ,yaitu bagian dari usus seseorang ,terperangkap dalam dinding
perut ,bagian bawah dan-
[area lipat paha ] yg bisa menimbulkan komplilkasi mematikan dan
kemudian hidrokel juga -
dapat tanda awal adanya infeksi atou tumor baik ,infeksi tumor bisa
menurunkan fungsi produksi-
sperma .
5. Klasipikasi
-1.Hidrokel komunikan
Melibatkan PPV yang memanjang hingga ke dalam skrotum. Pada kasus
ini PPV bersambung dengan tunika vaginalis yang mengelilingi testis.
Defek pada hidrokel ini lebih kecil sehingga hanya terjadi akumulasi
cairan (Jenkins, 2008 dalam Mahayani dan Darmajaya, 2012).
Terjadi karena adanya prosesus vaginalis yang terbuka yang mengarah ke
berbagai jumlah cairan serosa dalam testis cavum vaginalis. Risiko jangka
panjang hidrokel berkomunikasi adalah pengembangan hernia inguinalis.
(Borgmann, 2014: p. 280)
2.Hidrokel nonkomunikan
Berisi cairan yang terperangkap dalam tunika vaginalis pada skrotum.
Prosesus vaginalisnya tertutup sehingga cairan tidak dapat terhubung
dengan ruang abdomen. Hidrokel ini umum terjadi pada bayi, dan
biasanya cairan akan direabsorbsi sebelum umur 1 tahun.
3.Hidrokel reaktif
Hidrokel nonkomunikan yang berkembang dari kondisi inflamasi pada
skrotum.
4.Hidrokel pada cord
Terjadi bila prosesus vaginalis menutup di atas testis, tetapi tetap ada
hubungan kecil dengan peritoneum. Pada hidrokel ini, terdapat sebuah
daerah seperti kantung pada inguinal canal yang terisi oleh cairan. Cairan
ini tidak sampai masuk ke dalam skrotum.
5.Hidrokel pada canal of nuck
Terjadi pada wanita saat cairan terakumulasi di dalam prosesus vaginalis
pada saluran inguinal (Hata, dkk, 2004 dalam Mahayani dan Darmajaya,
2012; Jagdale, dkk, 2012).
Hal ini dapat terjadi karena adanya rembesan fisiologis cairan
intraperitoneal atau hipersekresi atau bisa juga penyerapan dalam lapisan
epitel pada segmen distal. Secara klinis, hidrokel ini tanpa rasa sakit,
tembus cahaya, berfluktuasi (berubah-ubah), pembengkakan tidak dapat
mengecil di daerah inguinalis dan labio mayora (Jagdale, dkk, 2012).
6.Hidrokel abdominoscrotal terjadi karena pembukaan kecil pada prosesus
vaginalis. Cairan masuk ke dalam hidrokel dan terperangkap. Hidrokel
akan terus membesar dan suatu saat akan meluas ke atas menuju abdomen
(Hata, dkk, 2004 dalam Mahayani dan Darmajaya, 2012).
6. Penanganan
- Hidrokel dapat sembuh dengan sendirinya karena penutupan spontan dari
PPV (patent processus vaginalis) sesaat setelah lahir. Residu pada hidrokel
nonkomunikan tidak bertambah maupun berkurang dalam volume, dan
tidak terdapat tanda silk glove. Cairan pada hidrokel biasanya terserap
kembali ke dalam tubuh sebelum bayi berumur 1 tahun.
Oleh karena, observasi sering diperlukan untuk hidrokel pada bayi.
Hidrokel harus diobati apabila, tidak menghilang setelah berumur 2 tahun
menyebabkan rasa tidak nyaman, bertambah besar atau secara jelas terlihat
pertambahan atau pengurangan volume, apabila tidak terlihat, dan
terinfeksi (Mahayani dan Darmajaya, 2012).
7. Askep
- Pengkajian Keperawatan
1. Anamnese
Berkaitan dengan lamanya pembengkakan skrotum dan apakah ukuran
pembengkakan itu bervariasi baik waktu istirahat maupun dalam keadaan
emosional (menangis, ketakutan).
2. Pemeriksaan Fisik
Lakukan pemeriksaan pada posisi berbaring dan berdiri. Jika pada posisi
berdiri tonjolan tampak jelas, baringkan pasien pada posisi supine. Bila
terdapat resolusi pada tonjolan (dapat mengecil), harus dipikirkan
kemungkinan hidrokel komunikan atau hernia.
Bila tonjolan tidak terlihat, lakukan valsava maneuver untuk
meningkatkan tekanan intarabdominal. Pada anak yang lebih besar, dapat
dilakukan dengan menyuruh pasien meniup balon, atau batuk. Pada bayi,
dapat dilakukan dengan memberikan tekanan pada abdomen (palpasi
dalam) atau dengan menahan kedua tangan bayi diatas kepalanya sehingga
bayi akan memberontak sehingga akan menimbulkan tonjolan. Hidrokel
dapat dibedakan dengan hernia melalui beberapa cara :
a. Pada pemeriksaan fisik dengan transiluminasi hidrokel berwarna
merah terang, dan hernia gelap
b. Hidrokel pada saat diinspeksi terdapat benjolan yang hanya di skrotum
c. Auskultasi pada hidrokel tidak ada bising usus, pada hernia ada bising
usus
d. Pada saat dipalpasi hidrokel teraba seperti kistik, tetapi pada hernia
teraba kenyal
e. Hidrokel tidak dapat didorong, hernia dapat didorong.
3. Lakukan transiluminasi test
Transiluminasi adalah sorotan dari sebuah lampu secara terus menerus
pada area tubuh atau organ untuk memeriksa adanya kelainan. Sediakan
lampu kamar yang redup atau dimatikan sehingga area tubuh dapat dilihat
lebih jelas, ambil senter, pegang skrotum, sorot dari bawah, bila sinar
merata atau menyala pada bagian skrotum, maka isinya cairan (ADAM,
2013).
4. Kaji setelah pembedahan berupa infeksi, perdarahan, disuria dan
drainase.

L. Diagnosa keperawatan
1. Pre operasi
a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan pembengkakan skrotum
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk
skrotum.
c. Ansietas pada orangtua b.d perubahan status kesehatan
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan
sumber informasi tentang penyakit

2. Post operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit jaringan, trauma
pembedahan
b. Resiko infeksi b.d prosedur invansif (luka post op)
c. Resiko perdarahan berhubungan dengan insisi post op
d. Ansietas berhubungan dengan lingkungan hospitalisasi
e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan
perawatan luka saat di rumah.
Lampiran III

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Transillumination. 14 Oktober 2013. [Diakses tanggal 31


Desember 2014 06:14 WIB]. Didapat dari :
http://ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth

Borgmann H. Urology at a glance. Berlin: Springer; 2014. p. 279-280.

Direktoral Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Kementrian Kesehatan RI. Informasi pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan. Jakarta : Kemenkes RI; 2013. h. 78-9.

Divisi Andrology / Men’s Health. Dalam : Purnomo B B, Daryanto B, Seputra


K P. Pedoman diagnosis & terapi SMF urologi labolatorium ilmu bedah.
Malang : RSU Dr. Saiful Anwar / Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya;
2010.
LAPORAN PENILAIAN LAPORAN/PAPER
Nama kelompok/kelas : 1D / D/KP/IV
Hari/tanggal : 27 Maret 2018 Mata kuliah :
Keperawatan Dewasa II
Nama mahasiswa :
1. Maulana Rahman 5. Muh Robi Firman Sidik
2. Abdul Karim 6. Indra Wijayanto
3. Febri Ismail 7. I Nyoman Artana
4. Muhammad Khoirul Umam 8. Bakri Wahit

NO ITEM 5 4 3
PENILAIAN
1 Penulisan laporan
sesuai format yang
diberikan
2 Menjelaskan
kelengkapan data
terkait topic
3 Kesesuaian topic
dengan data
penunjang
4 Menjelaskan isi
topic secara jelas
dan rinci
5 Menampilkan data
terbaru
6 Menampilkan
kritikal analisis
terhadap topic
7 Memberikan
literature/ref
erensi yang
adekuat
berdasarkan
evidence
8 Menyimpulkan
topik secara jelas
dan rinci
9 Menggunakan
penulisan yang
benar (EYD) dan
kesalahan penulisan
10 Menampilkan
kosistensi
penulisan (topic,
tujuan, evalusi)
Total Skor

Nilai Akhir

Keterangan Angka:
5 : Excellent
4 : Good
3 : Average
2 : Below Average
1 : Unsatisfied
Comments:
...........................................................................................................
.....................................................................................................................
..........
.....................................................................................................................
..........
.....................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai