Anda di halaman 1dari 33

FISIOLOGI HAID DAN PROSES KONSEPSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas 1


Dosen Pengampu : Ns. Zumrotul Choiriyyah,M.Kes
Disusun oleh :
1. Amalia D (010115A
2. Bilal Muhammad (010115A023)
3. Bunga Priska K (010115A024)
4. Erika S (010115A
5. Habibatuzakiya (010115A
6. Lidya F (010115A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Jl. Gedongsongo, Candirejo, Ungaran Kab. Semarang 50513

TAHUN AJARAN 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Fisiologi Haid dan Proses Konsepi. Dan juga kami berterima kasih
kepada Ibu selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas 1.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fisiologi haid dan proses konsepsi. Dan
juga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang


kurang berkenan dan kami berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan makalah
yang telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
yang membangun.

Ungaran, 04 Maret 2017

Penulis

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 4

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................... 4


B. TUJUAN ............................................................................................................... 5
C. MANFAAT ........................................................................................................... 5

BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................... 6

1. Pengertian Haid atau Menstruasi ……………………………....6

2. Fisiologi Haid…………………………………………………….......7
a. Siklus Menstruasi Normal ...............................................................9
3. Fase-fase dalam Siklus Menstruasi (Haid)……………...….....12
a. Fase menstruasi atau deskuamasi……………………...…….…...12
b. Fase pasca haid atau fase regenerasi………………...……...........13
c. Fase intermenstruum atau fase proliferasi…….…………......….14
d. Fase prahaid atau fase sekresi……………...……………...……..15
4. Gangguan-gangguan haid………………………………...….......16
a. Gangguan Siklus Haid…………………………………...…...…..16
b. Gangguan volume dan lama haid..……………………...……….17
c. Dismenorea……………………………………………...……...…17
5. Pengertian konsepsi…………...………………………...….…......18
6. Spermatogenesis………………………………………...…........….19
7. Oogenesis………………….…………………………….....………...20
8. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio Manusia…....…21

3
a. Trimester I…………………………………………………….….21
b. Trimester II…………………………………………………....…28
c. Trimester III………………………………………………….…..30

BAB III. PENUTUP .......................................................................................................

A. KESIMPULAN ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ciri khas kedewasaan manusia ialah adanya perubahan-perubahan


siklik pada alat kadungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Hal ini
adalah suatu proses yang kompleks dan harmonis meliputi serebrum,
hipotalamus, hipofisis, alat-alat genital ,korteks adrenal, glandula tireoidea dan
kelenjar-kelenjar lain yang kini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Haid atau menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang


dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Fase Menstruasi adalah peristiwa
luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding
endometrium yang robek. Dapat juga diakibatkan karena berhentinya sekresi
hormone estrogen dan progesterone sehingga kandungan hormone dalam darah
menjadi tidak ada. Fase menstruasi mulai pada hari pertama dari siklus dan
berlangsung 3-6 hari dengan total darah dan cairan yang keluar bervariasi
tetapi biasanya tidak lebih dari 60 ml.

Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan


hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran
darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah
satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur
lainnya dan menjadi dominan hingga kemudian mulai memproduksi hormon
yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone
estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan
tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar

5
mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen
tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk
membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Haid atau Menstruasi


2. Untuk mengetahui fisiologi Haid atau Menstruasi
3. Untuk mengetahui fase-fase dalam menstruasi
4. Untuk mengetahui gangguan-gangguan haid
5. Untuk mengetahui pengertian Konsepsi
6. Untuk mengetahui proses konsepsi

C. Manfaat

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menambah wawasan
bagi pembaca tentang Fisiologi Haid dan Proses Konsepsi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Haid atau Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang


dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004). Menstruasi adalah
perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium
uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis,dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait
pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium
memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya
bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklus maupun
lama siklus menstruasi (Greenspan,1998).

Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik


dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium
(Wiknjosastro, 2005). Sementara menurut Prawirohardjo (2011:161)
pendarahan haid merupakan hasil interaksi kompleks yang melibatkan
sistem hormon dengan organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofise, ovarium,
dan uterus serta faktor lain di luar organ reproduksi.
Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal,
merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara
berkala yang berasal dari mukosa uterusdan terjadi relatif teratur mulai
dari menarche sampai menopause, kecuali pada masa hamil dan laktasi.
Lama perdarahan pada menstruasi bervariasi, pada umumnya 4-6 hari, tapi
2-9 hari masih dianggap fisiologis.

7
2. Fisiologi Haid

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh


hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium
(indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun
dapat berkembang menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang
menjadi folikel degraaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan
produksi FSH,10 sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua
yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh
releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran
RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus. Produksi hormone gonadotropin (FSH dan LH) yang baik
akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung
estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di
bawah pengaruh LH, folikel degraaf menjadi matang sampai terjadi
ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan
menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LRH, Korpus
luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum
berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi,
perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut
menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus
luteum tersebut dipertahankan (Novaks Gynecology,1996).

8
Siklus menstruasi normal

Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya


menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Umumnya, jarak siklus menstruasi
berkisar dari 15-45 hari dengan rata-rata 28 hari. Lamanya berbeda-beda antara
2-8 hari, dengan rata-rata 4-6 hari (Price & Wilson, 2006:1281). Panjang daur
menstruasi dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda
dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal,
termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut (Wiknjosastro,
2005). Darah menstruasi biasanya tidak membeku. Jumlah kehilangan darah
tiap siklus berkisar 60-80 ml. Kira-kira tiga per empat darah ini hilang dalam
dua hari pertama. Wanita berusia <35 tahun cenderung kehilangan lebih
banyak darah dibanding mereka yang berusia >35 tahun (Benson, 2009).

9
Price & Wilson (2006:1281) membagi siklus menstruasi menjadi
dua yaitu siklus ovarium dan endometrium dimana kedua siklus tersebut saling
mempengaruhi.

a) Siklus Ovarium
1. Fase Folikular

Siklus diawali hari pertama menstruasi, atau terlepasnya


endometrium. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial
dalam ovarium. Umumnya hanya satu terus berkembang dan menjadi
folikel deGraaf dan yang lainnya berdegenerasi. Folikel terdiri dari sebuah
ovum dan dua lapisan sel yang mengelilinginya. Lapisan dalam yaitu sel-
sel granulosa mensintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan
folikular selama paruh pertama siklus menstruasi, dan bekerja sebagai
prekusor dalam sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang
mengelilinginya.
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada teka interna. Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui
17-hidroksilasi turunan dari androstenedion, testosterone dan estradiol.
Kandungan enzim aromatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat
perubahan androgen menjadi estrogen. Folikel, oosit primer mulai
menjalani proses pematangannya. Pada waktu yang sama, folikel yang
sedang berkembang menyekresi estrogen lebih banyak ke dalam sistem ini.
Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH melalui
mekanisme umpan balik positif.
2. Fase Luteal

LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum


ovulasi, oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya.

10
Kadar estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH. Kemudian
kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf,
lapisan granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus luteum yang berwarna
kuning pada ovarium. Korpus luteum terus mensekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang semakin lama semakin meningkat.

b) Siklus Endometrium
1. Fase Proliferasi

Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan


dalam stadium istirahat. Stadium ini berlangsung kira-kira selama 5 hari.
Kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal,
kelenjar-kelenjar menjadi hipertropi dan berproliferasi, dan pembuluh darah
menjadi banyak sekali. Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama
cepatnya. Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan
berbentuk tubulus. Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma
eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah. Stroma cukup padat pada
lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar. Pembuluh darah
akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil. Lamanya fase proliferasi sangat
berbeda-beda pada setiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi.

2. Fase Sekresi

Setelah ovulasi, dibawah pengaruh progesteron yang meningkat dan


terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum, endometrium menebal dan
menjadi seperti beludru. Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-kelok,

11
dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat, sehingga memberikan seperti
gambaran “gigi gergaji”. Inti sel bergerak ke bawah, dan permukaan epitel
tampak kusut. Stroma menjadi edematosa. Terjadi pula infiltrasi leukosit
yang banyak dan pembuluh darah menjadi makin berbentuk spiral dan
melebar. Lamanya fase sekresi pada setiap perempuan 14±2 hari.

3.Fase Menstruasi

Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada


siklus 28 hari dan kemudian mulai beregresi. Akibatnya terjadi penurunan
progesteron dan estrogen yang tajam sehingga menghilangkan perangsangan
pada endometrium. Perubahan iskemik terjadi pada arteriola dan diikuti
dengan menstruasi.

3. Fase-fase dalam Siklus Menstruasi (Haid)

Setiap satu siklus menstruasi terdapat empat fase perubahan yang


terjadi pada uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang
terkoordinasi antara hipofisis anterior,ovarium, dan uterus.

a. Fase menstruasi atau deskuamasi


pada fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale.
Darah haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah
merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang
mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks, dan
kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlansung selama 3- 4 hari.

12
b. Fase pasca haid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar
berangsurangsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru
yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktu ini tebal
endometrium + 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi
berlangsung + 4 hari. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi
sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase
proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).

13
c. Fase intermenstruum atau fase proliferasi

Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal + 3,5 mm. Fase
ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-4 dari siklus haid. Fase
profilerasi dapat dibagi atau 3 subfase, yaitu :

1. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)


Fase ini terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat
dikenali dari epitel permukaaan yang tipis dan adanya regenerasi
epitel.
2. Fase proliferasi madya (midproliferation phase)
Fase ini terjadi pada hari ke-8 sampai dengan hari ke-10. Fase ini
merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan
yang berbentuk torak yang tinggi.
3. Fase proliferasi akhir (late proliferation phase)
Fase ini berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini
dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai
banyaknya mitosis.

14
d. Fase prahaid atau fase sekresi
Fase ini sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai
ke-28. Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan
getah, yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah
tertimbun glikogen dan 13 kapur yang kelak diperlukan sebagai
makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini
adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang
dibuahi.
Fase sekresi dibagi atas :

1. fase sekresi dini. Pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase
sebelumnya karena kehilangan cairan.
2. fase sekresi lanjut. Pada fase ini endometrium berkembang dan
menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan
getah yang mengandung glikogen dan lemak.

15
4. Gangguan-gangguan haid
a. Gangguan Siklus Haid
1. Polimenorea
Siklus haid lebih pendek dari normal, yaitu kurang dari 21
hari, perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak daripada haid
normal. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, kongesti ovarium
karena peradangan,endometriosis,dan lain-lain.Pada gangguan
hormonal terjadi gangguan ovulasi yang menyebabkan pendeknya
masa luteal. Diagnosis dan pengobatan membutuhkan pemeriksaan
hormonal dan laboratorium lain.

2. Oligomenorea
Siklus haid lebih panjang dari normal, yaitu lebih dari 35
hari, dengan perdarahan yang lebih sedikit. Umumnya pada kasus ini
kesehatan penderita tidak terganggu dan fertilitas cukup baik.

3. Amenorea
Keadaan dimana tidak adanya haid selama minimal 3 bulan
berturut-turut.Amenorea dibagi menjadi 2, yaitu amenorea primer dan
sekunder.Amenorea primer ialah kondisi dimana seorang perempuan
berumur 18 tahun atau lebih tidak pernah haid, umumnya
dihubungkan dengan kelainan-kelainan kongenital dan
genetik.Amenorea sekunder adalah kondisi dimana seorang pernah
mendapatkan haid, tetapi kemudian tidak mendapatkan haid, biasanya
merujuk pada gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit
infeksi, dan lain-lain. Ada pula amenorea fisiologis yaitu masa
sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi, dan setelah
menopause.

16
b. Gangguan volume dan lama haid

1. Hipermenorea (menoragia)
Merupakan perdarahan haid yang lebih banyak dari normal,
atau lebih lama dari 8 hari.Penyebab kelainan ini terdapat pada
kondisi dalam uterus.Biasanya dihubungkan dengan adanya mioma
uteri dengan permukaan endometrium yang lebih luas dan
gangguan kontraktilitas, polip endometrium, gangguan peluruhan
endometrium, dan sebagainya. Terapi kelainan ini ialah terapi pada
penyebab utama.

2. Hipomenorea
Merupakan perdarahan haid yang lebih pendek dan atau
lebih sedikit dari normal.Penyebabnya adalah terdapat pada
konstitusi penderita, kondisi uterus, gangguan endokrin, dan lain-
lain.Terapi hipomenorea adalah bersifat psikologis untuk
menenangkan penderita, kecuali bila sudah didapatkan penyebab
nyata lainnya. Kondisi ini tidak memperngaruhi fertilitas.

c. Dismenorea
Dismenorea adalah gangguan ginekologik berupa nyeri saat
menstruasi, yang umumnya berupa kram dan terpusat di bagian perut
bawah.Rasa kram ini seringkali disertai dengan nyeri punggung
bawah, mual muntah, sakit kepala atau diare.Istilah dismenorea hanya
dipakai jika nyeri terjadi demikian hebatnya, oleh karena hampir
semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bagian bawah
sebelum dan selama haid. Dikatatakan demikian apabila nyeri yang
terjadi ini memaksa penderita untuk beristirahat dan meninggalkan
aktivitasnya untuk beberapa jam atau hari.

17
5. Pengertian konsepsi

Konsepsi adalah hasil proses pembuahan sel sperma pada telur


yang di kenal dengan istilah fertilisasi. Pertemuan inti ovum dengan inti
spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Periode
ini adalah awal terjadinya kehamilan pada seorang wanita. Fertilisasi adalah
peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang terjadi di saluran telur
(oviduk) atau di uterus.

Peristiwa konsepsi terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14


terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal. Ovulasi adalah peristiwa
matangnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi. Pada saat coitus, 3-5 cc
semen yang ditumpahkan ke dalam forniks posterior, dengan jumlah
spermatozoa sekitar 200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks terus
melintasi uterus menuju tuba falopi. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur
akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina
bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur
yang telah dibuahi oleh sperma akan mengalami serangkaian pembelahan
dan tumbuh menjadi bakal janin (embrio).
Spermatozoa yang dapat melintasi zona pellusida dan masuk ke
dalam vitellus pada saat fertilisasi hanya satu. Pada keadaan normal, sel
tubuh mempunyai 46 buah kromosom, masing-masing ovum dan sperma
memiliki 23 kromosom terdiri dari 22 kromosom tubuh (autosom) dan 1
kromosom seks. Kedua inti akan menyatu pada saat fertilisasi, sehingga
ovum memiliki 46 kromosom, bersatunya sel sperma dan sel telur
membentuk zigote.

Zigot akan mengalami pembelahan sekitar 30 jam pasca


konsepsi. Proses pembelahan menjadi 2 sel disebut blastomer. Blastomer
akan berjalan menuju uterus dan terus melakukan pembelahan menjadi 4

18
sel, kemudian membelah lagi menjadi 8 sel dan ahhirnya zigot menjadi 12-
16 blastomer yang menyerupai buah murbai yang
disebut morula. Perjalanan zigot hingga memasuki kavum uteri memerlukan
waktu sekitar 3 hari.

6. Spermatogenesis

Sperma diproduksi di spermatogonia (sel epidermis tubulus


seminiferus testis. Hormon yang berpengaruh: Hormon Gonadotropin, FSH,
LH, Testoteron. Proses pembentukan melalui mitosis untuk menghasilkan
spermatosid primer yang selanjutnya melakukan pembelahan meiosis
sehingga menghasilkan spermatid yang kemudian berdiferensiasi menjadi
sperma.
1. Mitosis pada sel spermatogonium (2n) menghasilkan spermatogonium
(2n) dengan jumlah yang banyak sekali
2. Selanjutnya sebagian spermatogonium akan mengalami mitosis I dan
spermatogonium lainnya membesar menjadi spermatosit primer (2n)
3. Spermatosit primer kemudian mengalami meiosis tahap 1 menjadi 2
spermatosit sekunder (n) yang selanjutnya mengalami meiosis tahap 2
dan menghasilkan 4 spermatosid sekunder (n).
4. Spermatosid sekunder selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi
spermatozoa.

Spermatozoa terdiri dari bagian kepala yang terdiri dari inti sel
dan akrosom (bagian pelisis kulit telur), bagian badan yang kaya
mitokondria dan bagian ekor yang kaya akan flagel. Selanjutnya
spermatozoa menuju ke uretra di bantu oleh cairan (semen) dari vesicula
seminalis (kantong sperma), kelenjar prostat, dan kelenjar cowper (bulbo).

19
3 ml semen mengandung 350-360 juta sperma. Spermatogenesis
dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu;
a. Gonadotropin praduksi hipotalamus, hormon ini merangsang
produksi FSH dan LH oleh kelenjar hipofisa.
b. Folicle Stimulating Hormon (FSH) selanjutnya merangsang sel
sertoli untuk memproduksi ABP/Androgen Binding Protein yang
akan memicu pembentukan sperma.
c. Luteinizing Hormon (LH) selanjutnya merangsang produksi
testoteron (androgen) oleh Sel Leydig.
d. Testoteron selanjutnya akan merangsang perkembangan seks primer
dan seks sekunder dan juga merangsang spermatogenesis. Jika
spermatozoa sudah terbentuk, maka Sel Sertoli akan menghasilkan
hormon inhibin yang akan menghambat hipofisa memproduksi FSH
dan LH.

7. Oogenesis

Ovum diproduksi di ovarium. Pada embrio terdapat sekitar


600.000 buah sel induk telur (oogonium). Pada usia 5 bulan oogonium akan
bermitosis sehingga menghasilkan 7 juta oosit primer dan pada ssat lahir
jumlah oosit primer tinggal 2 juta yang bertahan samapai masa pubertas.
Oogonium dan oosit ini terdapat di folikel telur yang pertumbuhannya dari
folikel primer, sekunder, tersier dipengaruhi oleh FSH. Pada ssat ovulasi,
folikel tersier berubah menjadi folikel de graff. Ovum terbentuk setelah
oosit primer bermeiosis menjadi ovum.
a. Pada saat embrio, seorang wanita mempunyai 600.000 oogonium
(calon ovum) yang kemudian membelah secara mitosis menjadi 7 juta
oogonium pada saat embrio berusia 5 bulan, tetapi menurun menjadi 2
juta oogonium pada saat embrio tersebut neonatus.

20
b. Selang 6 bulan berikutnya terjadi meiosis I tahap I yang berhenti pada
profase I. Pada usia 7 tahun terjadi lanjutan meiosis I (metafase I,
anafase I, dan telofase I) yang menghasilkan 300.000- 400.000 oosit
primer.
c. Pada masa pubertas terjadi meiosis I tahap II (profase II, metafase II,
anafase II, dan telofase II), dan bersamaan menjelang ovulasi akan
dihasilkan oosit sekunder dan badan polar I, badan polar I kemudian
mebelah menjadi 2 badan polar.
d. Selanjutnya oosit sekunder mengalami meiosis II yang berhenti pada
metafase II sebelum ovulasi. Setelah ovulasi dan ada penetrasi sperma,
maka meiosis II dilanjutkan yang menghasilkan ootid dan badan polar
II.
e. Ootid kemudian berdiferensiasi menjadi ovum pada saat menjelang
pelburan inti sel sperma dan ovum. 3 badan polar menempel di ovum
dan berdegenerasi.

8. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio Manusia

Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel telur


(ovum) dengan sebuah sel sperma (spermatozoa). Pertemuan ini
menghasilkan noktah yang disebut zigot. Di dalam perut ibu, zigot lama-
kelamaan akan tumbuh berkembang menjadi janin. Pada manusia, proses
pertumbuhan janin di dalam perut ibu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
pertumbuhan janin trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.
Satu trimester itu adalah selama 13 minggu atau kurang lebih tiga bulan.
1. Tahapan Perkembangan janin Trimester Pertama
Trimester pertama merupakan waktu pembentukan dan
perkembangan pesat dari semua sistem dan organ tubuh bayi. Semua
cikal bakal organ penting janin terbentuk di trimester ini. Yang harus

21
diperhatikan benar, kurun waktu ini amat rawan terhadap kemungkinan
terjadi kecacatan fatal.

a. Bulan Pertama
Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal janin.
Kurang lebih satu jam setelah proses peleburan sel telur dan sel sperma,
semua aspek pendukung kehidupan, berupa materi genetic yang disebut
gen, saling dipertukarkan. Minggu ini sebenarnya masih periode
menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal
perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid
terakhir. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan
informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim.
Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan
oksigen. Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti
lingkaran sinar yg mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan
sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma
sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka, yaitu menuju sel telur
yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma
ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa
menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir
masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang
tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung
telur.
Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30
jam setelah dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua. Sambil terus
membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai
berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari

22
yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst
terpaut pada endometrium.
Minggu ke-3 sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin
belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah
menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit.
Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
Pada minggu ke-4, Darah mulai mengalir dari plasenta ke
janin. Plasenta adalah organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio.
Melalui plasenta ini, ibu memberi nutriens dan oksigen ke embrio.
Tumbuh jari-jari pada tangan, memiliki kaki, paha, dan organ dalam
mulai tumbuh, seperti: lidah, esofagus, dan lambung. Selain itu, ginjal,
hati, kantung empedu, dan pankreas berkembang untuk beberapa hari.
Paru-paru mulai berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk.
Muka, organ indera, dan organ reproduksi mulai terbentuk, dengan
ukuran embrio sekitar 2 hingga 3,5mm, jantung mulai berdenyut dan
sistem peredaran darah sudah melaksanakan fungsinya meski masih
dalam taraf yang sangat sederhana. Fungsi plasenta bagi janin sangat
banyak. Dari menyediakan hormon-hormon yang diperlukan untuk
tumbuh kembang dan proses pembedaan sesuai jenis kelamin janin,
sampai mensuplai nutrisi dan oksigen. Di samping itu, ia juga berfungsi
sebagai alat pernapasan dan pembuangan sisa-sisa metabolism janin.
Tahap ini merupakan fase gastrula yaitu tahap pertumbuhan
embrio berbentuk mangkuk yang terdiri atas dua sel atau masa embrio
dini setelah masa blastula yaitu struktur bulat, hasil pembelahan zigot.
Tahap kedua, yang disebut tahap embrio, berlangsung lima setengah
minggu. Tahap embrio mulai ketika zigot telah tertanam dengan baik
pada dinding rahim. Dalam tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai
terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda

23
dibandingkan manusia dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan
tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat dikenali.

Bentuk gastrula Bentuk blastula

b. Bulan kedua
Pada minggu ke-5, embrio diperkirakan berukuran antara 5-7
mm. Pembentukan organ-organ tubuh seperti telinga dan alat
pencernaan makin sempurna.

24
Pada minggu ke-6, persentase perkembangan embrio sudah
lebih besar dibanding dari minggu2 sebelumnya, yaitu 5 mm.
Bentuknya melengkung seperti udang. Pada minggu ini kepala dan
leher sudah mulai muncul, dan mata yang letaknya masih berjauhan
juga sudah ada. Selain itu hidung yang masih berbentuk tonjolan sudah
mulai terlihat walaupun masih kecil. Pada minggu ini juga peredaran
darah dan organ2 penting tubuh seperti ginjal, hati sistem pencernaan
sudah mulai terbentuk.

Pada minggu ke-7, di minggu ini besarnya embrio seukuran


kuku jari kelingking atau 1 cm, tangan sudah mulai ada dan
berkembang dengan cepat. Tonjolan-tonjolan yang di minggu
sebelumnya masih tampak pada rangka, pada minggu ini sudah jelas.

25
Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai kisaran
2731 mm. Secara keseluruhan embrio makin menyerupai bayi dengan
taksiran berat sekitar 13-15 gram. Semua organ tubuh juga mulai
bekerja, meski belum sempurna.

26
Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa bergerak secara tak
teratur, yang jika dijumlahkan rata-rata sebanyak 60 kali gerakan dalam
satu jam. Janin di usia dua bulan. Tubuh embrio semakin menyerupai
bayi. Cikal bakal mata janin tampak berupa dua bintik hitam.

c. Bulan ke tiga
Minggu ke-9, perkembangan janin di minggu ini, si
embrio ganti nama, jadi janin. Panjang si janin ini sekarang adalah 3 cm
dengan berat sekitar 2 gr, dia sudah punya tangan yang besarnya
sekacang kapri dan jari sudah mulai terbentuk. Kaki sudah membentuk
lutut dan jari. Di minggu ini organ genital sudah mulai terlihat jelas.

Minggu ke-10, Panjang janin 4,5 cm dengan berat 5 gr.


Rahang atas dan bawah sudah terbentuk dan janin sudah mulai
memproduksi air seni. Bentuk janin sudah hampir menyerupai manusia.
Darah dan sel-sel tulang mulai terbentuk.

Minggu ke-11, organ tubuh sudah terbentuk dengan


lengkap dan mulai berfungsi. Panjang sekitar 6 cm, dengan berat 10

27
gr.Rambut, kuku pada jari tangan dan kaki sudah tumbuh. Janin sudah
mulai bergerak dan bisa meluruskan tubuhnya, bahkan mengubah
posisinya.

Di minggu ke-12, struktur yang telah terbentuk akan


terus bertumbuh dan berkembang kian sempurna.

2. Pertumbuhan Janin Trimester Kedua


Pertumbuhan janin di trimester kedua ditandai dengan
percepatan pertumbuhan dan pematangan fungsi seluruh jaringan dan
organ tubuh.

28
a. Bulan Keempat
Pada minggu ke-13 panjang janin (dari puncak kepala
sampai bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm dengan berat kira-kira 20
gram. Pada minggu ini, seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut
halus yang disebut lanugo. 18 Pada minggu ke-16, panjang janin
mencapai taksiran 12 cm dengan berat kira-kira 100 gram. Refleks
gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana, biasanya
terasa sebagai kedutan. Di usia ini, janin juga mulai mampu
mengenali dan mendengar suara-suara dari luar kantong ketuban.
Termasuk detak jantung ibu bahkan suarasuara di luar diri si ibu,
seperti suara gaduh atau teriakan maupun sapaan lembut.

b. Bulan Kelima
Pada bulan kelima, berat dan panjang janin semakin
semakin meningkat. Pada minggu ke-18 taksiran panjang janin
adalah 14 cm dengan berat sekitar 150 gram. Pada minggu ke-
21,beratnya sekitar 350 gram dengan panjang kira-kira 18cm. Pada
minggu ke-21 ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami
pematangan fungsi dan perkembangan.

29
Pada bulan kelima, janin mulai aktif mencari tahu
sekelilingnya. Di usia ini janin mulai aktif mencari tahu apa saja
yang terdapat di sekelilingnya, bahkan bagian dari kehidupannya.
Dia sering meraba-raba kantonq amnion (ketuban) dengan kedua
tanganmungilnya. Kalau bosan bermain dengan kantong amnion,
janin akan mencoba menyentuh tubuhnya sendiri.

3. Pertumbuhan Janin Trimester Ketiga


Pada trimester ketiga, masing-masing fungsi organ tubuh
semakin matang. Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang
makin sering, sementara denyut jantungnya pun kian mudah didengar.

a. Bulan Ketujuh
Pada minggu ke-29, berat janin sekitar 1250 gram dengan
panjang ratarata 37 cm. Kelahiran bayi prematur mesti diwaspadai
karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik
maupun mentalnya. Pada minggu ke-32, berat bayi berkisar 1800-2000
gram dengan panjang tubuh 42 cm.

30
b. Bulan Kedelapan
Pada minggu ke-33 berat janin lebih dari 2000 gram dan
panjangnya sekitar 43 cm. Pada minggu ke-35, secara fisik bayi
berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram, Namun yang
terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-
parunya. Ini sangat penting karena kematangan paru-paru sangat
menentukan kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.

c. Bulan Kesembilan
Pada minggu ke-36,berat bayi harusnya mencapai 2500 gram
dengan panjang 46 cm. Pada minggu ke-37, dengan panjang 47 cm dan
berat 2950 gram, di usia ini bayi dikatakan siap lahir karena seluruh

31
fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala
bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir, kendati
sebagian kecil di antaranya dengan posisi sungsang. Pada minggu ke38,
berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. Meski biasanya
akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan
lahir di usia kehamilan 38 minggu.

Di usia kehamilan 38 minggu, bayi mencapai berat


sekitar 3250 gram dengan panjang sekitar 49 cm. Pada minggu ke-40,
panjang bayi mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram
dan siap dilahirkan.

32
DAFTAR PUSTAKA

http://erepo.unud.ac.id/9993/3/a149619cc2cf71dcd2b8e08ee32b2931.pdf
Andin, Dita.2010.”Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita”. Jogjakarta. 𝐴+ plus
Books.
Verralts, Sylvia.1997. “Anatomi dan Fungsi Terapan dalam Kebidanan“.
Jakarta.Buku Kedokteran.

33

Anda mungkin juga menyukai