1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Fisiologi Haid dan Proses Konsepi. Dan juga kami berterima kasih
kepada Ibu selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas 1.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fisiologi haid dan proses konsepsi. Dan
juga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
2
Daftar Isi
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
2. Fisiologi Haid…………………………………………………….......7
a. Siklus Menstruasi Normal ...............................................................9
3. Fase-fase dalam Siklus Menstruasi (Haid)……………...….....12
a. Fase menstruasi atau deskuamasi……………………...…….…...12
b. Fase pasca haid atau fase regenerasi………………...……...........13
c. Fase intermenstruum atau fase proliferasi…….…………......….14
d. Fase prahaid atau fase sekresi……………...……………...……..15
4. Gangguan-gangguan haid………………………………...….......16
a. Gangguan Siklus Haid…………………………………...…...…..16
b. Gangguan volume dan lama haid..……………………...……….17
c. Dismenorea……………………………………………...……...…17
5. Pengertian konsepsi…………...………………………...….…......18
6. Spermatogenesis………………………………………...…........….19
7. Oogenesis………………….…………………………….....………...20
8. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio Manusia…....…21
3
a. Trimester I…………………………………………………….….21
b. Trimester II…………………………………………………....…28
c. Trimester III………………………………………………….…..30
A. KESIMPULAN ....................................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen
tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk
membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.
B. Tujuan
C. Manfaat
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menambah wawasan
bagi pembaca tentang Fisiologi Haid dan Proses Konsepsi.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
2. Fisiologi Haid
8
Siklus menstruasi normal
9
Price & Wilson (2006:1281) membagi siklus menstruasi menjadi
dua yaitu siklus ovarium dan endometrium dimana kedua siklus tersebut saling
mempengaruhi.
a) Siklus Ovarium
1. Fase Folikular
10
Kadar estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH. Kemudian
kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf,
lapisan granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan
sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus luteum yang berwarna
kuning pada ovarium. Korpus luteum terus mensekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang semakin lama semakin meningkat.
b) Siklus Endometrium
1. Fase Proliferasi
2. Fase Sekresi
11
dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat, sehingga memberikan seperti
gambaran “gigi gergaji”. Inti sel bergerak ke bawah, dan permukaan epitel
tampak kusut. Stroma menjadi edematosa. Terjadi pula infiltrasi leukosit
yang banyak dan pembuluh darah menjadi makin berbentuk spiral dan
melebar. Lamanya fase sekresi pada setiap perempuan 14±2 hari.
3.Fase Menstruasi
12
b. Fase pasca haid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar
berangsurangsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru
yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktu ini tebal
endometrium + 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi
berlangsung + 4 hari. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi
sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase
proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).
13
c. Fase intermenstruum atau fase proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal + 3,5 mm. Fase
ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-4 dari siklus haid. Fase
profilerasi dapat dibagi atau 3 subfase, yaitu :
14
d. Fase prahaid atau fase sekresi
Fase ini sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai
ke-28. Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan
getah, yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah
tertimbun glikogen dan 13 kapur yang kelak diperlukan sebagai
makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini
adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang
dibuahi.
Fase sekresi dibagi atas :
1. fase sekresi dini. Pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase
sebelumnya karena kehilangan cairan.
2. fase sekresi lanjut. Pada fase ini endometrium berkembang dan
menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan
getah yang mengandung glikogen dan lemak.
15
4. Gangguan-gangguan haid
a. Gangguan Siklus Haid
1. Polimenorea
Siklus haid lebih pendek dari normal, yaitu kurang dari 21
hari, perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak daripada haid
normal. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, kongesti ovarium
karena peradangan,endometriosis,dan lain-lain.Pada gangguan
hormonal terjadi gangguan ovulasi yang menyebabkan pendeknya
masa luteal. Diagnosis dan pengobatan membutuhkan pemeriksaan
hormonal dan laboratorium lain.
2. Oligomenorea
Siklus haid lebih panjang dari normal, yaitu lebih dari 35
hari, dengan perdarahan yang lebih sedikit. Umumnya pada kasus ini
kesehatan penderita tidak terganggu dan fertilitas cukup baik.
3. Amenorea
Keadaan dimana tidak adanya haid selama minimal 3 bulan
berturut-turut.Amenorea dibagi menjadi 2, yaitu amenorea primer dan
sekunder.Amenorea primer ialah kondisi dimana seorang perempuan
berumur 18 tahun atau lebih tidak pernah haid, umumnya
dihubungkan dengan kelainan-kelainan kongenital dan
genetik.Amenorea sekunder adalah kondisi dimana seorang pernah
mendapatkan haid, tetapi kemudian tidak mendapatkan haid, biasanya
merujuk pada gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit
infeksi, dan lain-lain. Ada pula amenorea fisiologis yaitu masa
sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi, dan setelah
menopause.
16
b. Gangguan volume dan lama haid
1. Hipermenorea (menoragia)
Merupakan perdarahan haid yang lebih banyak dari normal,
atau lebih lama dari 8 hari.Penyebab kelainan ini terdapat pada
kondisi dalam uterus.Biasanya dihubungkan dengan adanya mioma
uteri dengan permukaan endometrium yang lebih luas dan
gangguan kontraktilitas, polip endometrium, gangguan peluruhan
endometrium, dan sebagainya. Terapi kelainan ini ialah terapi pada
penyebab utama.
2. Hipomenorea
Merupakan perdarahan haid yang lebih pendek dan atau
lebih sedikit dari normal.Penyebabnya adalah terdapat pada
konstitusi penderita, kondisi uterus, gangguan endokrin, dan lain-
lain.Terapi hipomenorea adalah bersifat psikologis untuk
menenangkan penderita, kecuali bila sudah didapatkan penyebab
nyata lainnya. Kondisi ini tidak memperngaruhi fertilitas.
c. Dismenorea
Dismenorea adalah gangguan ginekologik berupa nyeri saat
menstruasi, yang umumnya berupa kram dan terpusat di bagian perut
bawah.Rasa kram ini seringkali disertai dengan nyeri punggung
bawah, mual muntah, sakit kepala atau diare.Istilah dismenorea hanya
dipakai jika nyeri terjadi demikian hebatnya, oleh karena hampir
semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bagian bawah
sebelum dan selama haid. Dikatatakan demikian apabila nyeri yang
terjadi ini memaksa penderita untuk beristirahat dan meninggalkan
aktivitasnya untuk beberapa jam atau hari.
17
5. Pengertian konsepsi
18
sel, kemudian membelah lagi menjadi 8 sel dan ahhirnya zigot menjadi 12-
16 blastomer yang menyerupai buah murbai yang
disebut morula. Perjalanan zigot hingga memasuki kavum uteri memerlukan
waktu sekitar 3 hari.
6. Spermatogenesis
Spermatozoa terdiri dari bagian kepala yang terdiri dari inti sel
dan akrosom (bagian pelisis kulit telur), bagian badan yang kaya
mitokondria dan bagian ekor yang kaya akan flagel. Selanjutnya
spermatozoa menuju ke uretra di bantu oleh cairan (semen) dari vesicula
seminalis (kantong sperma), kelenjar prostat, dan kelenjar cowper (bulbo).
19
3 ml semen mengandung 350-360 juta sperma. Spermatogenesis
dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu;
a. Gonadotropin praduksi hipotalamus, hormon ini merangsang
produksi FSH dan LH oleh kelenjar hipofisa.
b. Folicle Stimulating Hormon (FSH) selanjutnya merangsang sel
sertoli untuk memproduksi ABP/Androgen Binding Protein yang
akan memicu pembentukan sperma.
c. Luteinizing Hormon (LH) selanjutnya merangsang produksi
testoteron (androgen) oleh Sel Leydig.
d. Testoteron selanjutnya akan merangsang perkembangan seks primer
dan seks sekunder dan juga merangsang spermatogenesis. Jika
spermatozoa sudah terbentuk, maka Sel Sertoli akan menghasilkan
hormon inhibin yang akan menghambat hipofisa memproduksi FSH
dan LH.
7. Oogenesis
20
b. Selang 6 bulan berikutnya terjadi meiosis I tahap I yang berhenti pada
profase I. Pada usia 7 tahun terjadi lanjutan meiosis I (metafase I,
anafase I, dan telofase I) yang menghasilkan 300.000- 400.000 oosit
primer.
c. Pada masa pubertas terjadi meiosis I tahap II (profase II, metafase II,
anafase II, dan telofase II), dan bersamaan menjelang ovulasi akan
dihasilkan oosit sekunder dan badan polar I, badan polar I kemudian
mebelah menjadi 2 badan polar.
d. Selanjutnya oosit sekunder mengalami meiosis II yang berhenti pada
metafase II sebelum ovulasi. Setelah ovulasi dan ada penetrasi sperma,
maka meiosis II dilanjutkan yang menghasilkan ootid dan badan polar
II.
e. Ootid kemudian berdiferensiasi menjadi ovum pada saat menjelang
pelburan inti sel sperma dan ovum. 3 badan polar menempel di ovum
dan berdegenerasi.
21
diperhatikan benar, kurun waktu ini amat rawan terhadap kemungkinan
terjadi kecacatan fatal.
a. Bulan Pertama
Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal janin.
Kurang lebih satu jam setelah proses peleburan sel telur dan sel sperma,
semua aspek pendukung kehidupan, berupa materi genetic yang disebut
gen, saling dipertukarkan. Minggu ini sebenarnya masih periode
menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal
perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid
terakhir. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan
informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim.
Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan
oksigen. Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti
lingkaran sinar yg mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan
sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma
sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka, yaitu menuju sel telur
yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma
ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa
menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir
masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang
tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung
telur.
Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30
jam setelah dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua. Sambil terus
membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai
berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari
22
yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst
terpaut pada endometrium.
Minggu ke-3 sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin
belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah
menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit.
Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
Pada minggu ke-4, Darah mulai mengalir dari plasenta ke
janin. Plasenta adalah organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio.
Melalui plasenta ini, ibu memberi nutriens dan oksigen ke embrio.
Tumbuh jari-jari pada tangan, memiliki kaki, paha, dan organ dalam
mulai tumbuh, seperti: lidah, esofagus, dan lambung. Selain itu, ginjal,
hati, kantung empedu, dan pankreas berkembang untuk beberapa hari.
Paru-paru mulai berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk.
Muka, organ indera, dan organ reproduksi mulai terbentuk, dengan
ukuran embrio sekitar 2 hingga 3,5mm, jantung mulai berdenyut dan
sistem peredaran darah sudah melaksanakan fungsinya meski masih
dalam taraf yang sangat sederhana. Fungsi plasenta bagi janin sangat
banyak. Dari menyediakan hormon-hormon yang diperlukan untuk
tumbuh kembang dan proses pembedaan sesuai jenis kelamin janin,
sampai mensuplai nutrisi dan oksigen. Di samping itu, ia juga berfungsi
sebagai alat pernapasan dan pembuangan sisa-sisa metabolism janin.
Tahap ini merupakan fase gastrula yaitu tahap pertumbuhan
embrio berbentuk mangkuk yang terdiri atas dua sel atau masa embrio
dini setelah masa blastula yaitu struktur bulat, hasil pembelahan zigot.
Tahap kedua, yang disebut tahap embrio, berlangsung lima setengah
minggu. Tahap embrio mulai ketika zigot telah tertanam dengan baik
pada dinding rahim. Dalam tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai
terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda
23
dibandingkan manusia dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan
tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat dikenali.
b. Bulan kedua
Pada minggu ke-5, embrio diperkirakan berukuran antara 5-7
mm. Pembentukan organ-organ tubuh seperti telinga dan alat
pencernaan makin sempurna.
24
Pada minggu ke-6, persentase perkembangan embrio sudah
lebih besar dibanding dari minggu2 sebelumnya, yaitu 5 mm.
Bentuknya melengkung seperti udang. Pada minggu ini kepala dan
leher sudah mulai muncul, dan mata yang letaknya masih berjauhan
juga sudah ada. Selain itu hidung yang masih berbentuk tonjolan sudah
mulai terlihat walaupun masih kecil. Pada minggu ini juga peredaran
darah dan organ2 penting tubuh seperti ginjal, hati sistem pencernaan
sudah mulai terbentuk.
25
Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai kisaran
2731 mm. Secara keseluruhan embrio makin menyerupai bayi dengan
taksiran berat sekitar 13-15 gram. Semua organ tubuh juga mulai
bekerja, meski belum sempurna.
26
Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa bergerak secara tak
teratur, yang jika dijumlahkan rata-rata sebanyak 60 kali gerakan dalam
satu jam. Janin di usia dua bulan. Tubuh embrio semakin menyerupai
bayi. Cikal bakal mata janin tampak berupa dua bintik hitam.
c. Bulan ke tiga
Minggu ke-9, perkembangan janin di minggu ini, si
embrio ganti nama, jadi janin. Panjang si janin ini sekarang adalah 3 cm
dengan berat sekitar 2 gr, dia sudah punya tangan yang besarnya
sekacang kapri dan jari sudah mulai terbentuk. Kaki sudah membentuk
lutut dan jari. Di minggu ini organ genital sudah mulai terlihat jelas.
27
gr.Rambut, kuku pada jari tangan dan kaki sudah tumbuh. Janin sudah
mulai bergerak dan bisa meluruskan tubuhnya, bahkan mengubah
posisinya.
28
a. Bulan Keempat
Pada minggu ke-13 panjang janin (dari puncak kepala
sampai bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm dengan berat kira-kira 20
gram. Pada minggu ini, seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut
halus yang disebut lanugo. 18 Pada minggu ke-16, panjang janin
mencapai taksiran 12 cm dengan berat kira-kira 100 gram. Refleks
gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana, biasanya
terasa sebagai kedutan. Di usia ini, janin juga mulai mampu
mengenali dan mendengar suara-suara dari luar kantong ketuban.
Termasuk detak jantung ibu bahkan suarasuara di luar diri si ibu,
seperti suara gaduh atau teriakan maupun sapaan lembut.
b. Bulan Kelima
Pada bulan kelima, berat dan panjang janin semakin
semakin meningkat. Pada minggu ke-18 taksiran panjang janin
adalah 14 cm dengan berat sekitar 150 gram. Pada minggu ke-
21,beratnya sekitar 350 gram dengan panjang kira-kira 18cm. Pada
minggu ke-21 ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami
pematangan fungsi dan perkembangan.
29
Pada bulan kelima, janin mulai aktif mencari tahu
sekelilingnya. Di usia ini janin mulai aktif mencari tahu apa saja
yang terdapat di sekelilingnya, bahkan bagian dari kehidupannya.
Dia sering meraba-raba kantonq amnion (ketuban) dengan kedua
tanganmungilnya. Kalau bosan bermain dengan kantong amnion,
janin akan mencoba menyentuh tubuhnya sendiri.
a. Bulan Ketujuh
Pada minggu ke-29, berat janin sekitar 1250 gram dengan
panjang ratarata 37 cm. Kelahiran bayi prematur mesti diwaspadai
karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik
maupun mentalnya. Pada minggu ke-32, berat bayi berkisar 1800-2000
gram dengan panjang tubuh 42 cm.
30
b. Bulan Kedelapan
Pada minggu ke-33 berat janin lebih dari 2000 gram dan
panjangnya sekitar 43 cm. Pada minggu ke-35, secara fisik bayi
berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram, Namun yang
terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-
parunya. Ini sangat penting karena kematangan paru-paru sangat
menentukan kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.
c. Bulan Kesembilan
Pada minggu ke-36,berat bayi harusnya mencapai 2500 gram
dengan panjang 46 cm. Pada minggu ke-37, dengan panjang 47 cm dan
berat 2950 gram, di usia ini bayi dikatakan siap lahir karena seluruh
31
fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala
bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir, kendati
sebagian kecil di antaranya dengan posisi sungsang. Pada minggu ke38,
berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. Meski biasanya
akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan
lahir di usia kehamilan 38 minggu.
32
DAFTAR PUSTAKA
http://erepo.unud.ac.id/9993/3/a149619cc2cf71dcd2b8e08ee32b2931.pdf
Andin, Dita.2010.”Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita”. Jogjakarta. 𝐴+ plus
Books.
Verralts, Sylvia.1997. “Anatomi dan Fungsi Terapan dalam Kebidanan“.
Jakarta.Buku Kedokteran.
33