PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Karena pendidikan merupakan pilar bangsa, maka kemajuan suatu bangsa akan sangat
evaluasi berkenaan dengan proses pendidikan yang sudah dilaksanakan. Proses evaluasi
bersifat kualitatif. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai,
tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Keputusan dan pendapat akan dipengaruhi
Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa.
Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak biasa. Sistem
penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran
pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan
motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, penulis membahas
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya
1. tujuan pembelajaran
3. evaluasi
disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yangn hendak dicapai.
Selain mengaju pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan
dengan KBM yang dilaksanakan. Sebagai misal jika kegiatan belajar mengajar
Selain hal diatas, evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik
apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut:
3
1. Prinsip Keseluruhan
Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip
Harus diingat bahwa evaluasi hasil belajar itu tidak boleh dilakukan secara
evaluasi hasil belajar nharus dapat mencapai bebagai aspek yang menggambarkan
perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik sebagai
makhluk hidup. Dalam hubungan ini, evaluasi hasil belajar disamping dapat
mengungkap aspek proses berpikir juga dapat mengungkap aspek kejiwaan lainnya,
yaitu aspek nilai atau sikap dan aspek keterampilan yang melekat pada diri masing-
Dengan melakukan evaluasi hasil belajar secaara bulat, utuh menyeluruh akan
diperoleh bahan-bahan keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaaan dan
2. Prinsip Kesinambungan
prinsip kesinambungan dimaksudkan disinii bahwa evaluasi hasil belajar yang baik
adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung menyambung
Dengan evaluasi hasil hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur, terencana
dan terjadwal itu maka dimungkinkan bagi evaluator untuk memperoleh informasi yang
4
sejak dari awalmula mengikuti program pendidikan sampai pada saat mereka mengakhiri
dimaksudkan agar pihak evaluator dapat memperoleh kepastian daan kemantapan dalam
3. Prinsip obyektivitas
dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari factor-faktor yang
sifatnya subyektif.
evaluator harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar, menurut keadaan senyatanya
1. Keterpaduan
tujuan instruksional, materi serta metode pengajaran yang merupakan tiga kesatuan
terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah
secara harmonis dengan tujuan instruksional dan materi pengajaran yang hendak
disajikan.
2. Keterlibatan Siswa
5
Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, siswa mutlak. Untuk dapat
dijalaninya secara aktif siswa membutuhkan evaluasi. Dengan demikian, evaluasi bagi
siswa merupakan kebutuhan, bukan sesuatu yang ingin dihindari. Penyajian evaluasi
merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan siswa akan informasi mengenai
3. Koherensi
materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang
hendak diukur.
4. Pedagogis
Di samping sebagai alat penilai hasil atau pencapaian belajar, evaluasi juga
perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi
pedagogis.
5. Akuntabilitas
pertanggungjawaban (accountability).3
B. Alat-Alat Evaluasi
Dalam pengertian umum alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih
6
efektif dan efisien. Kata alat bisa disebut juga dengan istilah instrument. Dengan
Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik, maka
dikenal dengan teknik evaluasi. Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran
disekolah dikenal adanya dua macam teknik yaitu teknik tes dan nontes. Dengan teknik
tes, maka evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah itu dilakukan dengan jalan
menguji peserta didik. Sebaliknya, dengan teknik nontes maka evaluasi dilakukan tanpa
1. Teknik Nontes
Dengan teknik nontes maka evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan
analysis). Kemudian menurut suharsimi arikunto, teknik nontes itu ada 6 yaitu skala
Teknik nontes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam
rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup dan ranah
keterampilan.
a. Angket (kuesioner)
7
Angket (kuesioner) adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden). Dengan angket, orang dapat diketahui tentang
1) Dari segi siapa yang menjawab ada dua yaitu angket langsung dan tidak
langsung. Angket lansung adalah angket yang dikirimkan dan diidi langsung
dikirimkan dan diisi bukan oleh responden. Angket tidak langsung biasanya
dan sebagainya.
2) Dari segi cara menjawab ada dua yaitu angket tertutup dan terbuka. Angket
responden hanya tinggal member tanda pada jawaban yang dipilih. Sedangkan
b. Wawancara
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka,
dan dengan arah dan tujuan yang telah ditentukan. Dikatakan sepihak karena dalam
wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
8
1) Wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan
pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek
evaluasi.
dahulu.dalam hal ini responden tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan
oleh penanya.
c. Pengamatan (observasi)
alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses
terjadinya sesuatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya
1) observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, dalam hal ini
dan merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang dalam kelompok yang
diamati.
secara sistematis dan sudah ditaur menurut kategorinya. Berbeda dengan observasi
9
partisipan, maka dalam observasi sistematik ini pengamat berada diluar kelompok.
dirinya.
kelompok. Dalam hal ini,ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi
sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.6
d. Pemeriksaan dokumen
tanpa menguji juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan
2. Teknik Tes
a. Pengertian Tes
Secara harfiah kata “tes” berasal dari bahasa Perancis kuno:testum dengan arti:
alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jens logam mulia yamg nilainya
sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia
Adapun dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya
berjudul Psichological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang
mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta
dapat betul-betul dignakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau
10
tingkah laku individu. Adapun menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya yang
sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Sedangkan
menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas
atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak
sehingga menghasilkan suatu nilaitentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut,
yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan
Apabila definisi kita analisa, maka akan kita temukan unsur-unsur sebagai berikut:
1) Bahwa tes itu berbentuk suatu tugas yang terdiri dari suatu pertanyaan-pertanyaan
atau perintah-perintah.
2) Bahwa tes itu diberikan kepada seorang anak atau sekelompok anak untuk
dikerjakan.
b. Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
11
2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut
akan dapat diketahui tes tersebut akan dapat diketahui seberapa jauh program
c. Penggolongan Tes
Berdasarkan atas jumlah peserta atau pengikut tes maaka tes hasil belajar dapat
1) Test individual, yaitu suatu tes dimana pada saat tes itu diberikan kita hanya
2) Test kelompok, yaitu dimana pada saat tes itu diberikan, kita menghadapi
sekelompok anak.9
Tes seleksi dengan istilah ujian ringan atau “ujian masuk”. Tes ini
dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan
untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre test. Tes jenis ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manaka materi atau bahan pelajaran yang
12
akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Karena itu maka butir-
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post test, tes akhir dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting
menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam saat
oleh peserta didik maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan
(theraphy) yang tepat. Tes diagnostik ini bertujuan ingin menemukan jawaban atas
Tes formatif (formative test) adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk
mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif”
13
Tes sumatif (Sumative Test) adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di Sekolah, tes ini dikemas
dengan istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi Belajar Tahap Akhir),
dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijazah (STTB). Tes sumatif
ini pada umumnya disusun atas dasar mata pelajaran yang telah diberikan selama satu
catur wulan atau satu semester. Dengan demikian materi tes sumatif itu jauh lebih
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya
1. Tujuan pembelajaran
3. Evaluasi
seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan
efisien. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik, maka
dikenal dengan teknik evaluasi. Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran
disekolah dikenal adanya dua macam teknik yaitu teknik tes dan nontes.
Ada beberapa teknik non tes yaitu observasi, wawancara, angket, dan pemeriksaan
dokumen. Sedangkan yang termasuk teknik tes adalah tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes
B. Saran
karena hal ini nantinya akan membantu mereka dalam mengevaluasi siswanya kelak.
Dan untuk mendapat penilaian yang sesuai, para calon guru ini harus mengetahui
prinsip-prinsip evaluasi dan alat yang digunakan dalam mengevaluasi siswanya. Agar
dalam penilaian didapatkan nilai yang akurat dan sesuai yang diharapkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16