FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 59 27 Februari 2017
BAHAN AJAR/DIKTAT
BIMBINGAN KONSELING
18U00015/15U00015
2 SKS
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 59 27 Februari 2017
Pada hari ini Kamis tanggal 14 bulan Februari tahun 2019 Bahan Ajar Mata
Kuliah Bimbingan Konseling telah diverifikasi oleh Ketua Pusat Pengembangan
Kurikulum, Inovasi Pembelajaran, MKU dan MKDK.
Semarang, 14-02-2019
Kepala Pusat Pengembangan Tim Penulis
Kurikulum, Inovasi Pembelajaran
MKU dan MKDK
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 59 27 Februari 2017
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan buku ajar yang berjudul
“Bimbingan dan Konseling”. Buku ini dibuat dengan tujuan memenuhi
kebutuhan mahasiswa progam kependidikan di semua Fakultas di lingkungan
Universitas Negeri Semarang yang menempuh matakuliah bimbingan dan
konseling.
Pada edisi ini disajikan materi-materi dalam BAB, meliputi: (1) Latar
belakang, pengertian, persamaan, dan perbedaan bimbingan dan konseling di
sekolah; (2) Urgensi dan kedudukan bimbingan dan konseling dalam
penyelenggaraan pendidikan formal; (3) tujuan, fungsi, dan orientasi bimbingan
dan konseling; (4) Asas-asas dan prinsip bimbingan dan konseling, (5) Pola
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah; (6) Pemetaan tugas guru mata
pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling pada jalur pendidkan
formal dan non formal; (7) Jenis-jenis masalah siswa di berbagai tingkat sekolah
(TK, SD, SLTP/SLTA); (8) Manajemen bimbingan dan konseling dan (9) Pola
organisasi bimbingan dan konseling di sekolah.
Pada edisi ini terdapat perubahan-perubahan yang dilakukan oleh tim
penulis. Perubahan tersebut dilakukan untuk mengikuti perkembangan dan
mengikuti Visi dan Misi Universitas Negeri Semarang menjadi Universitas
Berwawasan Konservasi, Bereputasi Internasional, dan Pengembang Peradaban
Unggul.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang membantu dalam
penyelesaian buku ini. kami menerima kritik dan saran sebagai bahan
penyempurnaan terbitan berikutnya. Harapan kami, semoga buku ini bermanfaat
bagi para dosen dan mahasiswa progam pendidikan khususnya di lingkungan
Universitas Negeri Semarang.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 59 27 Februari 2017
DESKRIPSI MATAKULIAH
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 59 27 Februari 2017
DAFTAR ISI
Prakata
Daftar Isi
BAB I LATAR BELAKANG, PENGERTIAN, PERSAMAAN, DAN PERBEDAAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
Deskripsi Singkat
Capaian pembelajaran Pertemuan
A. Sejarah Singkat Lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia
B. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
C. Pengertian Bimbingan dan Konseling
D. Persamaan dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
E. Beberapa Kesalahpahaman tentang Bimbingan dan Konseling di Sekolah
F. Ringkasan
G. Pertanyaan dan Tugas
H. Daftar Pustaka
BAB II URGENSI DAN KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN FORMAL
Deskripsi Singkat
Capaian Pembelajaran Pertemuan
A. Urgensi Bimbingan dan Konseling
B. Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Formal
C. Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan Konselor
D. Ringkasan
E. Pertanyaan dan Tugas
F. Daftar Pustaka
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 59 27 Februari 2017
BAB I
LATAR BELAKANG, PENGERTIAN,
PERSAMAAN, DAN PERBEDAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SEKOLAH
Deskripsi Singkat
Pada bab ini akan dibahas serangkaian materi pembelajaran, yang
meliputi faktor-faktor yang melatar belakangi perlunya bimbingan dan konseling
di sekolah terdiri dari yang mencakup: (1) latar belakang psikologis, (2) latar
belakang sosiologis, (3) latar belakang kultural, (4) latar belakang pedagogis.
Selanjutnya akan dibahas tentang pengertian bimbingan dan konseling yang
mencakup: (1) pengertian bimbingan dan unsur-unsur pokok bimbingan, (2)
pengertian konseling dan unsur-unsur pokok konseling, dan (3) persamaan dan
perbedaan antara bimbingan dan konseling.
MATERI
A. Sejarah Singkat Lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia
Sebelum membahas secara mendalam dan terperinci tentang hal-
hal apa saja yang melatarbelakangi perlunya pelayanan Bimbingan dan
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8dari 59 27 Februari 2017
untuk SMK. Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga guru Bimbingan dan
Konseling maka pada tahun 1978 di lingkungan IKIP membuka “crash-
programme” Bimbingan dan Penyuluhan melalui Pendidikan PGSLP yang
disempurnakan. Usaha semacam ini kemudian berlanjut dengan dibukanya
program Deploma tiga (D3) jurusan Bimbingan dan Penyuluhan sejak tahun
1982/1983.
Meskipun ketentuan perundang-undangan belum memberikan
ruang gerak, akan tetapi karena didorong oleh keinginan kuat untuk
memperkokoh profesi guru bimbingan dan konseling (guru BK), maka
dengan dipelopori oleh guru BK yang bertugas sebagai tenaga akademik di
beberapa LPTK, pada tanggal 17 Desember 1975 di Malang didirikanlah
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), yang menghimpun lulusan
Program Sarjana Muda dan Sarjana yang bertugas di sekolah dan para
konselor yang bertugas di LPTK, di samping para konselor yang berlatar
belakang bermacam-macam yang secara de facto bertugas sebagai guru
pembimbing di lapangan.
Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,
Nomor 026 tahun 1989 menyebutkan secara eksplisit pekerjaan bimbingan
dan penyuluhan (konseling) dan pekerjaan mengajar yang satu sama lain
berkedudukasn seimbang atau sejajar.Keberadaan pelayanan bimbingan
dan penyuluhan di sekolah dipertegas oleh Peraturan Pemerintah No 28
tahun 1990 dan No 29 tahun 1990 yang menegaskan bahwa (1) bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
(2) bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Dengan diberlakukannya Kurikulum 1994, mulailah ada ruang gerak
bagi layanan ahli bimbingan dan konseling dalam sistem persekolahan di
Indonesia, sebab salah satu ketentuannya adalah mewajibkan tiap sekolah
untuk menyediakan 1 (satu) orang konselor untuk setiap 150 (seratus lima
puluh) peserta didik, meskipun hanya terealisasi pada jenjang pendidikan
menengah. Sejumlah hal dilakukan sebagai konsolidasi profesi sehingga
Bimbingan dan Konseling menjadi profesi yang utuh dan berwibawa antara
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12dari 59 27 Februari 2017
harus ada asuhan yang terarah. Adapun asuhan dengan melalui belajar
sering disebut pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu bentuk
lingkungan, bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap
perkembangan individu. Dalam konsepsi tentang tugas-tugas
perkembangan (developmental task) dikatakan bahwa setiap periode
tertentu terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan.
Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut
akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian
dirinya di dalam masyarakat.
Sebagai komponen yang terpadu dalam sistem pendidikan,
bimbingan dan konseling memfasilitasi perkembangan peserta
didik/konseli untuk mencapai kemandirian, dalam wujud kemampuan
memahami diri dan lingkungan, menerima diri, mengarahkan diri,
dan mengambil keputusan, serta merealisasikan diri secara
bertanggung jawab, sehingga tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan
dalam kehidupannya. Bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan diselenggarakan untuk membantu peserta didik/konseli
dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Tugas perkembangan ini diantaranya meliputi: (1) Mencapai
perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa; (2) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai
bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat
manusia; (3) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap
tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi;
(4) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau
mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat; (5)
Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima
dalam kehidupan sosial yang lebih luas; (6) Mencapai pola
hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai
pria atau wanita; (7) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap
positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 13dari 59 27 Februari 2017
terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat; (8) Memiliki
kemandirian perilaku ekonomis; (9) Mengenal kemampuan, bakat,
minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni; (10)
Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya; dan (11)
Mencapai kematangan dalam kesiapan diri menikah dan hidup
berkeluarga.
Sejalan dengan hal tersebut, Havighurst (Hurlock: 1990)
mengemukakan sejumlah tugas perkembangan yang harus diselesaikan
oleh remaja, diantaranya adalah: (1) Mencapai hubungan baru yang
lebih matang dengan teman sebaya baik priya maupun wanita. (2)
Mencapai peran sosial pria dan wanita. (3) Menerima keadaan fisiknya
dan menggunakannya secara efektif; (4) Mencari kemandirian
emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya; (5)
Mencapai jaminan kebebasan ekonomis; (6) Memilih dan menyiapkan
lapangan pekerjaan; (7) Persiapan untuk memasuki kehidupan keluarga.
Mengingat pentingnya tugas-tugas perkembangan seperti tersebut di
atas, maka sekolah mempunyai peranan yang penting dalam membantu
siswa untuk mencapai taraf perkembangan melalui pemenuhan tugas-
tugas perkembangan secara optimal. Pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan komponen pendidikan yang secara khusus dapat
membantu siswa dalam proses perkembangannya.
b. Masalah Perbedaan Individu
Setiap siswa sebagai individu sebenarnya mempunyai ciri-ciri
yang khas dan unik, baik ciri-ciri fisik maupun dinamika psikisnya.
Keunikan dari individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang
individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik aspek
jasmaniah maupun rohaniah. Individu yang satu berbeda dari individu
yang lainnya yang sering disebut dengan istilah individual deffereces.
Timbulnya perbedaan individu ini dapat kita kembalikan kepada faktor
bawaan dan lingkungan sebagai komponen utama yang mempengaruhi.
Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu
meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya lingkungan yang
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 14dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 15dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 16dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 17dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 18dari 59 27 Februari 2017
sendiri, dan akhirnya individu tersebut menjadi pasif, apatis, manarik diri dari
pergaulan, dan ragu-ragu. Bagi individu yang tidak mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan bisa berakibat tidak diakuinya individu tersebut oleh
lingkungannya, sehingga timbul rasa tidak aman, terisolasi, rendah diri,
agresif, merusak, memberontak, membolos, mencuri, dan sebagainya.
Guru bidang studi yang senantiasa memiliki kesempatan bertatap muka
dengan para siswa dalam proses belajar pembelajaran di kelas sudah
sewajarnya kalau para guru tersebut dapat memantau atau mengobseravasi
secara langsung bebagai perilaku para siswa yang dapat diidentifikasi
mengalami masalah dengan penyesuaian diri mereka. Untuk masalah yang
ringan guru bidang studi dapat menanganinya sendiri, namun untuk masalah
penyesuaian diri yang dianggap berat dan diluar kemampuan guru bidang
studi maka dapat direferal kepada guru Bimbingan dan Konseling. Karena
kalau masalah penyesuaian diri ini dibiarkan dan tidak segera dibantu untuk
mengatasinya akan mengganggu proses belajar siswa dan tidak menutup
kemungkinan berakibat buruk pada pencapain pembelajarannya. Oleh karena
itu diperlukan usaha nyata untuk menanggulangi gejala-gejala tersebut. Di
sinilah peranan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan.
d. Masalah belajar
Di sekolah, di samping banyaknya siswa yang berhasil secara gemilang
dalam belajar, tidak jarang dijumpai adanya siswa yang mengalami
kegagalan, seperti angka-angka rapot di bawah standard ketuntasan yang
telah ditentukan oleh sekolah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan
prestasi di bawah kemampuan dasar (underachiever), Secara umum siswa-
siswa seperti itu dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami
masalah belajar. Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada
contoh-contoh tersebut. Gejala-gejala lain yang menandakan siswa
mengalami kesulitan belajar diantaranya adalah: menunujukkan prestasi
rendah yang dicapai oleh kelompok kelas, hasil yang dicapai tidak seimbang
dengan usaha yang dilakukan, lambat dalam mengerjakan tugas-tugas
belajar, menunjukkan sikap yang kurang wajar, menunjukkan tingkah laku
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 19dari 59 27 Februari 2017
yang berlainan, anak didik yang tergolong memiliki IQ tinggi, yang secara
potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi
kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah, anak didik
yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar
mata pelajaran, tetapi di lain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.
Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami
oleh siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
rendahnya inteligensi. Beberapa penyebab masalah belajar siswa tersebut
misalnya pengaturan waktu belajar yang kurang baik, memilih cara belajar
yang kurang efektif, kurang dalam mempersiapkan ujian atau ulangan, tidak
memiliki cara memusatkan perhatian (konsentrasi) belajar, dan lain
sebagainya. Kegagalan itu terjadi dapat disebabkan karena mereka tidak
mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa
agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah
memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang
timbul dalam kegiatan belajar. Di sinilah letak pentingnya program bimbingan
dan konseling untuk membantu mereka dalam keberhasilan belajar.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 20dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 21dari 59 27 Februari 2017
kehidupan dan cara hidup siswa melalui siaran televisi dan akses
internet yang sudah bisa dilakukan dimana saja, menjadi tantangan
terssendiri bagi dunia pendidikan untuk mengantisipasinya, jika kita tidak
siap terhadap perubahan tersebut maka siapa pun akan tergusur, tetapi
tidak jika para pegiat pendidikan senantiasa berinovasi dan berkreasi
dalam mengantisipasi perubahan tersebut, dengan menggunakan
fasilitas teknologi tersebut.
Atas dasar keadaan tersebut di atas, sekolah sebagai suatu
lembaga pendidikan formal harus bertanggung jawab untuk mendidik
dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat
dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya.
Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang
diberikan di sekolah, namun sesungguhnnya kegiatan itu saja belum
cukup memadai dalam membantu siswa mengatasi berbagai
permasalahan yang dilaminya dan menyiapkan siswa terjun di
masyarakat dengan berhasil. Oleh karena itu, sangatlah diperlukan
adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang secara
khusus diberi tugas dan tanggung jawab untuk memberi bantuan
kepada siswa dalam mencegah terjadi permasalahan sebagai akibat
dari perubahan sosial budaya, memecahkan berbagai masalah, baik
masalah belajar, penyesuaian diri, maupun masalah-masalah pribadi,
yang apabila dibiarkan akan menghambat tercapainya tujuan belajar
siswa di sekolah.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 22dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 23dari 59 27 Februari 2017
garis tangan, aura dan sebagainya. Ancaman juga bisa datang dari individu
yang dirinya sendiri terganggu namun seolah bersikap bijak karena dalam
prosedur ini klien tidak perlu bertatap muka dengan dirinya.
Kemajuan teknologi selain membawa kemajuan dan pembaharuan dalam
segala bidang, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi ini juga
berdampak negatif pada bangsa-bangsa di dunia, termasuk bagi bangsa
Indonesia. Banyak persoalan yang menimpa bangsa Indonesia sebagai
dampak negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi ini.
Persoalan-persoalan itu meliputi peningkatan epidemi AIDS, ketergantungan
pada obat-obat terlarang dan alkohol, kekerasan pada anak-anak dan
remaja, semakin tingginya angka kehamilan, semakin tingginya kasus bunuh
diri, semakin tingginya kasus siswa putus sekolah (DO), semakain maraknya
perkelahian antar pelajar, dan lain-lain.
Lebih lanjut lagi, saat mebahas problem-problem di atas kita mencatat
kalau banyak dari isu tersebut bukan hanya penanganan segera tetapi juga
upaya preventif agar tidak membesar dan merembes kemana-mana.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar problem
tersebut berada di wilayah kerja konselor.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 24dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 25dari 59 27 Februari 2017
a. Perkembangan Pendidikan
Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa
berkembang dari saat ke saat sesuai dengan perkembangan yang terjadi di
lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan adalah
adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan
seperti kurikulum, strategi belajar pembelajaran, alat bantu belajar, sumber-
sumber, dan sebagainya. Setiap ada perubahan kurikulum senantiasa
menimbulkan banyak persoalan baik bagi sekolah sebagai lembaga
penyelengara pendidikan formal, bagi guru, maupun bagi siswa. Apalagi
kadang dan bahkan sering pelaksanaan kurikulum baru diberlakukan pada
saat kondisi di lapangan (sekolah) baik dari segi sarana dan prasara dan
segi ketrampilan guru-guru belum siap sehingga meresahkan masyarakat
dalam hal ini sekolah. Kedaan seperti tersebut akan berdampak negatif bagi
kegiatan belajar siswa. Pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer yang
baru-baru ini dilaksanakan di Indonesia juga menimbulkan keresahan
masyarakat karena fasilitas belum merata bagi seluruh sekolah di Indonesia,
sehingga menimbulkan kekawatiran dan kecemasan bagi para siswa
khususnya mereka yang secara fasilitas belum memadai. Masih banyak
contoh lain permasalahan yang dialami oleh siswa sebagai akibat dari
perubahan kurikulum.
Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi kehidupan para
siswa baik dalam bidang akademik, sosial, maupun pribadi. Para siswa
diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan
pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang berarti dalam
keseluruhan proses belajarnya. Proses penyesuaian diri para siswa
memerlukan bantuan yang sistematis melalui pelayanan bimbingan dan
konseling. Bimbingan dan konseling bagi para siswa pada hakekatnya
merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan pendidikan.
b. Peranan Guru
Sebagai pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama
ialah mendidik yaitu membantu subjek didik untuk mencapai kedewasaan.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 26dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 27dari 59 27 Februari 2017
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “Guidance
and Counseling” dalam bahasa Inggris. Sesuai dengan istilahnya, maka
bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun untuk
pengertian yang sebenarnya, tidak setiap bantuan adalah bimbingan.
Misalnya seorang guru membisikkan jawaban suatu soal ujian pada waktu
ujian, agar siswanya lulus, tentu saja “bantuan” itu bukan bentuk bantuan
yang dimaksud dengan “bimbingan”. Demikian juga bila seorang polisi
membantu menyebrang jalan siswa SD karena jalan sangat ramai, bantuan
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 28dari 59 27 Februari 2017
semacam itu bukan bantuan dalam arti “bimbingan”. Bentuk bantuan dalam
bimbingan membutuhkan syarat tertentu, bentuk tertentu, prosedur tertentu,
dan pelaksanaan tertentu sesuai dengan dasar, prinsip, dan tujuannya.
Rumusan demi rumusam bimibngan bermunculan sesuai dengan
perkembangan pelayanan bimbingan itu sendiri sebagau suatu pekerjaan
yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Berbagai rumusan
tentang bimbingan tersebut di antaranya adalah sebabgai berikut:
a. Rumusan Jons (dalam Prayitno, 2015) menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada invidu untuk
dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta
dapat memajukan jabatan yang dipilihnya itu Frank Parson, (dalam
Prayitno, 2015). Rumusan ini mengadung 3 hal pokok, yaitu bimbingan: 1)
diberikan kepada inidividu, 2) mempersiapkan individu memasuki suatu
jabatan. 3) menyiapkan individu agar menvapai kemajuan dalam jabatan.
b. Rumusan Chiskolm (dalam Prayitno 2015) mengemukakan bahwa
bimbingan adalah membantu setiap individu untuk lebih mengenali
berbagai informasi tentang dirinya.
c. Rumusan Lefever dalam Mc Danel (1959) menjelaskan bahwa bimbingan
adalah bagian dari proses Pendidikan yang teratur dan sistematik guna
membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannnya dalam
menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya dapat
memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi masyarkat.
d. Rumusan Mortensen & Schmuller (1976) bimbingan diartikan sebagai
bagian dari keseluruhan Pendidikan yang membantu menyediakan
kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan ahli dengan cara mana
setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
kesangggupan sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi.
e. Crow & Crow (dalam Prayitno: 2015) mengemukakan bahwa bimbingan
adalah bantuan yang diberikan oeleh seseorang, laki-laki atau perempuan,
yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada
individu-individu setiap usia untuk membantu mengatur kegiatan hidupnya
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 29dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 30dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 31dari 59 27 Februari 2017
2. Pengertian Konseling
Secara etimologis. Istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu
“Consilium” yang berarti “dengan“ atau “bersama” yang dirangkai dengan kata
“menerima” atau “memahami”. Apakah yang dimaksud dengan konseling? Tidak
mudah menjawab pertanyaan ini, apalagi kalau jawaban itu harus bisa diterima
dan memuaskan semua pihak yang berkepentingan dengan istilah tersebut.
Sebagaimana dengan istilah bimbingan, istilah konselingpun mengalami
perubahan dan perkembangan. Kutipan di bawah ini akan menampilkan
perkembangan sejumlah rumusan konseling yang telah dikutip oleh Prayitno dan
Amti.E. (2015)
a. Pendapat Jones (1951) konseling adalah kegiatan dimana semua fakta
dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada maalah
tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, di mana ia diberi
bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Rumusan ini
mengandung arti bahwa: (1) konseling terdidiri atas kegiatan pengungkapan
fakta atau data tentang siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat
mengatasi sendiri masalah-masalahnya, (2) bantuan itu diberikan secara
langsung kepada siswa, (3) tujuan konseling itu adalah agar siswa dapat
mencapai perkembangan yang semakin baik.
b. Pendapat Shertzer dan Stone (1974) konseling adalah interaksi yang terjadi
antara dua orang individu, masing-masing disebut konselor dan klien, yang
terjadi dalam suasana yang profesional, dilakukan dan dijaga sebagai alat
memudahkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien. Rumusan ini
mengandung makna bahwa: (1) konseling merupakan interaksi antara dua
orang individu masing-masing disebut konselor dan klien, (2) dilakukan
dalam suasan professional, (3) berfungsi dan bertujuan sebagai alat untuk
memudahkan perubahan perilaku.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 32dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 33dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 34dari 59 27 Februari 2017
konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien”
Dalam wawancara konseling itu klien atau konseli mengemukakan masalah-
masalah yang sedang dialami kepada konselor, dan konselor menciptakan
suasana hubungan yang akrab dengan menerapkan prinsip-prinsip dan Teknik-
teknik wawancara konseling sedemikian rupa sehingga masalahnya terjelajahi
segenap seginya dan pribadi klien terangsang untuk mengatasi masalah yang
sedang dihadapinya dengan menggunakan kekuatannya sendiri. Proses
konseling pada dasarnya adalah usaha menghidupkan dan mendayagunakan
secara penuh fungsi-fungsi yang minimal secara potensial. Jika fungsi ini
berjalan dengan baik dapat diharapkan dinamika klien akan kembali berjalan
dengan wajar mengarah kepada tujuan yang positif.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 35dari 59 27 Februari 2017
Kedua istilah itu tidak terpisah satu sama lain, sehingga istilah bimbingan
selalu dirangkaikan dengan istilah konseling. Berkenaan dengan pandangan
ketiga ini, Downing (1998); Hansen, Stefic, dan Warner (1977) sebagaimana
yang dikemukakan oleh Prayitno (2015) menyatakan bahwa bimbingan adalah
suatu pelayanan khusus yang terorganisasikan dan teritegrasikan ke dalam
program sekolah untuk menunjang perkembangan siswa secara optimal.
Sedangkan konseling menyangkut usaha pemberian bantuan kepada siswa
secara perorangan dalam mempelajari cara-cara baru guna penyesuaian diri.
Lebih lanjut, Moser dan Moser (dalam Prayitno,2015) menyatakan bahwa di
dalam keseluruhan pelayanan bimbingan, konseling dianggap sebagai inti dari
proses pemberian bantuan. Sejalan dengan ini Mortensen dan Schmuller (dalam
prayitno: 2015) lebih tegas menyatakan bahwa konseling adalah jantung hatinya
program bimbingan.
Pertanyaan berikut yang timbul dari uraian di atas adalah manakah di antara
ketiga pandangan itu yang benar? Jawaban secara pasti tidak dapat
dikemukakan, karena masing-masing memiliki alasan dan latar belakang yang
berbeda. Tetapi sebagai pegangan bagi kita dengan memperhatikan literatur-
literatur yang ada dan praktek bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah,
kiranya pandangan ketiga lebih banyak diterapkan oleh para ahli di sekolah dan
masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, bimbingan dan konseling memiliki persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaan sebagaimana diuraikan di bawah ini.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 36dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 37dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 38dari 59 27 Februari 2017
3. Bimbingan dan konseling melayani orang yang sakit dan kurang normal
Kesan ini sering muncul di kalangan siswa bahwa bila ada siswa yang
datang kepada konselor dia akan diberi cap sebagai anak yang sakit atau
sebagai anak yang abnormal. Kesan ini muncul mungkin karena konselor
dalam membantu siswa kurang profesional. Untuk itu maka konselor harus
memberikan sosialisasi tentang tentang tugas dan tanggung jawab
konselor, tentang program kerja layanan bimbingan dan konseling,
terutama program layanan bimbingan dan konseling yang berisi tentang
rencana kerja bagi siswa di sekolah termasuk di dalamnya program kerja
untuk kegiatan yang berfungsi preventif.
4. Konselor dianggap sebagai polisi sekolah
Masih banyak anggapan bahwa konselor adalah orang yang bertindak
sebagai polisi sekolah, yaitu orang yang harus menjaga tata tertib sekolah,
disiplin, dan keaman sekolah. Kesan ini muncul karena sering diketahui
bahwa barang siapa yang melanggar tata tertib sekolah harus berurusan
dengan konselor. Sampai saat ini masih ada konselor yang merangkap
sebagai penegak disiplin, bertugas memberi sanki kepada siswa yang
melanggar tata tertip sekolah. Untuk itu maka sebaiknya petugas
kedisiplinan di sekolah bukan dirangkap oleh konselor, tetapi oleh personil
lain yang bertanggung jawab lansung terhadap tata tertib.
5. Konselor yang harus aktif sedangkan klien pasif
Hal yang sebenarnya bukanlah yang demikian karena proses bimbingan
adalah proses yang sistematis artinya konselor bertugas memberikan
beberapa alternatif jalan keluar dan biarkanlah klien yang akan memilih dan
menentukan cara pemecahan permasalahannya.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 39dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 40dari 59 27 Februari 2017
sekolah, dan staf adnimistrasi, Kerja sama dengan orang tua siswa juga
sangat dianjurkan karena waktu anak terbanyak justru di rumah bersama
orang tua.
10. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat
Disadari bahwa semua pihak menghendaki agara masalah yang dihadapi
oleh klien segera mungkin dapat diatasi, hasilnyapun hendaknya dapat
dilihat dengan segera. Namun harapan itupun sering kali tidak terkabul.
Pengubahan pandangan ataupun sikap ataupun perilaku seringkali harus
melalui suatu proses yang mungkin bisa berlangsung beberapa hari,
minggu, dan bahkan bulan. Oleh karena itu, dalam hal ini bagi orang-orang
yang menginginkan hasil segera tampak akan menjadi kecewa dan
kekecewaan itu justru akan mementahkan usaha-usaha pengubahan
pandangan, sikap, dan perilaku yang diinginkan.
11. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan
instrumen
Perlengkapan dan sarana utama yang pasti dan dapat dikembangkan pada
diri konselor adalah ketrampilan pribadi. Dengan kata lain, instrumen (alat-
alat tes, inventori, angket, dan sebagainya) hanyalah sekedar membantu.
Ketiadaan alat-alat tersebut tidak boleh menghambat dan mengganggu
apalagi melumpuhkan sama sekali pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Oleh karena itu konselor tidak boleh menjadikan ketiadaan alat-
alat (instrument) itu sebagai alasan atau dalih untuk mengurangi apalgi
tidak melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
12. Bimbingan dan konseling hanyalah menangni masalah yang dianggap
ringan
Ukuran berat-ringannya suatu masalah memang sangat relatif, seringkali
masalah seseorang dianggap ringan dan sepele, namu setelah dilakukan
analisis secara mendalam ternaya masalah orang tersebut kompleks dan
sangat berat. Demikian sebaliknya, masalah seseorang kelihatanya sangat
berat, namun setelah dilakukan analisis secara mendalam ternyata
masalahnya sederhana dan ringan. Menyikapi keadaan ini maka perlu
diketahui bahwasannya tugas guru bimbingan dan konseling di sekolah
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 41dari 59 27 Februari 2017
F. RINGKASAN
Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari
dimasukkannya Bimbingan dan Penyuluhan pada setting sekolah. Pemikiran
ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Malang 1960.
Peranan bimbingan dan konseling di sekolah semakin mendapat
perhatian dan posisi yang kuat sejak tahun 1971 yaitu dengan beridirinya
Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) yang dilanjutkan dengan
lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas yang di dalamnya
memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan. Kurikulum 1975 berisi
layanan Bimbingan dan Penyuluhan sebagai salah satu dari wilayah layanan
dalam sistem persekolahan mulai dari jenjang SD sampai dengan SMA yaitu
pembelajaran yang didampingi layanan Manajemen dan Layanan Bimbingan
dan Konseling. Dengan diterbitkannya perundang-undangan, peraturan
pemerintah, dan peraturan Menteri Pendidikan sejak tahun 1960 an hingga
saat ini membuktikan bahwa pamerintah merasa melalui Menteri
pendidikannya merasa bahwa pelayanan Bimbingan dan Konseling sangat
dibutuhkan dalam proses penyelenggaraan Pendidikan di sekolah. Dengan
diterbitkannnya Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Secara resmi
mulai diterapkannya pola Bimbingan dan Konseling Komprehensif,
sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 6 ayat 1 yang menyebutkan bahwa:
“Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program
yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan
individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan sistem”.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 42dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 43dari 59 27 Februari 2017
H. DAFTAR PUSTAKA
Direktorat jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan tenaga Pendidikan
Nasional, (2007), Rambu-Rambu Penyelenggaran Bimbingan dan
Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta, Dirjen Dikti.
Gibson, R.L & Mithcell, M.H. (2011), Bimbingan dan Konseling, Edisi
Ketujuh, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 44dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 45dari 59 27 Februari 2017
BAB II
URGENSI DAN KEDUDUKAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
FORMAL
Deskripsi Singkat
Pada bab ini akan dibahas serangkaian materi pembelajaran yang meliputi:
urgensi bimbingan dan konseling, kedudukan layanan bimbingan dan konseling
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, keunikan dan keterkaitan tugas
Guru dan konselor, dan bidang-bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah.
Capain Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pentingnya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
2. Memiliki wawasan yang luas dan benar tetang kedudukan bimbingan dan
konseling dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
3. Menjelaskan tiga wilayah/bidang utama dalam proses penyelenggaraan
pendidikan formal di sekolah.
4. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab guru BK dalam pencapaian tujuan
pendidikan bagi siswa di sekolah.
5. Menjalaskan kontribusi unik dan keterkaitan layanan guru bidang studi dan
konselor.
MATERI
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 46dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 47dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 48dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 49dari 59 27 Februari 2017
berjalan dengan lancar dan efektif apabila siswa terbebas dari masalah-masalah
yang mengganggu proses belajarnya. Pembebasan masalah-masalah siswa
tersebut dilakukan melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Lebih jauh lagi,
materi layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
penyesuaian pengajaran dengan individualitas siswa. Demikian juga terhadap
administrasi dan supevisi, bimbingan dan konseling dapat memberikan
sumbangan berarti, misalnya dalam kaitannya dengan penyusunan kurikulum,
pengembangan program-program pengajaran, pengambilan kebijakan yang tepat
dalam rangka penciptaan iklim yang benar-benar menunjang bagi pemenuhan
kebutuhan dan perkembangan siswa.
Sebaliknya, bidang pengajaran dan administrasi dapat memberikan
sumbangan yang besar bagi suksesnya bidang bimbingan dan konseling. Bidang
kurikulum dan pengajaran merupakan lahan yang efektif bagi terlaksananya di
dalam praktek materi-materi layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan
pengajaran yang sehat dan mantap akan memberikan sumbangan yang besar
bagi pencegahan timbulnya masalah siswa, dan juga merupakan wahana bagi
pengetahuan masalah-masalah siswa. Pengajaran perbaikan dan pemberian
bantuan materi pengayaan merupakan bentuk layanan bimbingan yang
diselenggarakan melalui kegiatan pengajaran. Bidang administrasi dan supervisi
memberikan sumbangan besar bagi pelayanan bimbingan dan konseling
melaalui berbagai kebijakan dan pengaturan yang menghasilkan kondisi yang
memungkinkan berjalannya layanan–layanan itu secara optimal, sehingga
segenap fungsi-fungsi dan jenis layanan serta kegiatan bimbingan dan konseling
dapat terlaksana dengan lancar dan mencapai sasaran.
Atas dasar uraian tersebut di atas, nampaklah bahwa suatu kegiatan
pendidikan yang baik dan ideal hendaknya mencakup ketiga bidang tersebut.
Pendidikan yang hanya menjalankan program kegiatan pengajaran dan
administratif saja tanpa memperhatikan pembinaan siswa mungkin hanya akan
menghasilkan individu yang cakap dan bercita-cita tinggi, tetapi mereka kurang
mampu dalam memahami kemampuan atau potensi dirinya, dan tidak sanggup
untuk mewujudkan dirinya secara optimal. Melalui program layanan bimbingan
dan konseling yang baik dan benar, maka setiap siswa mendapat kesempatan
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 50dari 59 27 Februari 2017
Atas dasar uraian tersebut di atas, jelaslah bahwa bimbingan dan konseling
merupakan salah bidang kegiatan dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan
proses pendidikan, yang secara terintegrasi bersama-sama dengan bidang
administrasi dan bidang kurikulum mewujudkan tujuan pendidikan, yaitu
membantu perkembangan peserta didik secara optimal sesuai dengan potensi,
bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.
Dalam Permendiknas No. 23/2007 dirumuskan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 51dari 59 27 Februari 2017
bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui
pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk
mewujdukan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity
development) yang dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan
(sebagaimana dimaksud dan dirumuskan dalam Permendiknas No. 23/2006
tentang SKL). Persamaan, keunikan, dan keterkaitan wilayah layanan guru dan
konselor dapat digambarkan dalam Gambar 2. 1 berikut:
Gambar 2.1 Kesamaan dan Keunikan Wilayah Kerja Guru dan Konselor
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 52dari 59 27 Februari 2017
Pimpinan Satuan
Pendidikan
Manajemen
Muatan Lokal
Mata Pelajaran
Bidang Studi
Pengembangan Diri
Bimbingan dan
Konseling
Konselor
Konselor
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 53dari 59 27 Februari 2017
Matriks 1
Kontribusi Unik dan keterkaitan Layanan Guru dan Konselor
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 54dari 59 27 Februari 2017
Standar Ipsatif
Dampak Utama Minim
Langsung
tindak
intervensi
Dampak tidak Pilihan strategis Utama
langsung
tindak
intervensi
Pendekatan Optimasi pemanfaatan Pengenalan diri oleh
umum instructional effects & Konseli diperhadapkan
nurturant effects melalui mata dengan pengenalan
pelajatan, dalam pembelajaran lingkungan dalam
yang mendidik, skenario rangka pengatasan
tindakan diatur oleh Guru masalah pribadi, sosial,
(Wawasan kependidikan guru) (sebagian) belajar, dan
karir, skenario tindakan
merupakan hasil
transaksi yang
merupakan keputusan
konseli (worldview
konselor)
Perencanaan Penetapan kebutuhan belajar Penetapan kebutuhan
tindak intervensi oleh guru (keputusan penataan diri
situasional oleh guru) diputuskan secara
transaksional oleh
konseli, difasilitasi oleh
Konselor
Pelaksanaan Penyesuaian sambil jalan Penyesuaian sambil
tindak intervensi berdasarkan respons jalan berdasarkan
ideosinkratik peserta didik transaksi makna antara
terhadap keputusan dan konseli dengan konselor
tindakan guru (keputusan (keputusan
transaksional oleh guru) transaksional diambil
oleh konseli)
Penilaian proses Ketercapaian Standar Aproksimasi
dan hasil Kompetensi Kemandirian dengan
Standar Ipsatif
Lintasan Menuju ketercapaian Tujuan Menuju Kemandirian
Perkembangan Utuh Pendidikan (holistik) dalam pengambilan
peserta didik keputusan Pendidikan
dan Karir dalam konteks
Tujuan Utuh Pendidikan
(holistik)
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 55dari 59 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 56dari 59 27 Februari 2017
peluang dan potensi yang dimiliki siswa amat diperlukan sehingga siswa
mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan
kebutuhan khusus peserta didik. Kegiatan orientasi, informasi, konseling
individual, rujukan, kolaborasi, dan advokasi diperlukan di dalam
implementasi layanan ini. Guru sebagai orang yang memiliki waktu lebih
banyak berjumpa dengan siswa di sekolah dapat membantu konselor dalam
menyediakan berbagai data yang dibutuhkan dalam pelayanan undividual.
4. Komponen Sistem Pendukung, yaitu kegiatan yang terkait dengan dukungan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya, Teknologi Informasi dan
Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara
berkelanjutan.
D. RINGKASAN
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya
landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun
yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik
yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi
dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek
fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral spiritual). Konseli sebagai seorang
individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on
becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling akan lebih terasa jika
melihat berbagai keadaan yang terjadi di sekolah. Keadaan-keadaan yang
dimaksudkan misalnya adalah sebagai berikut seperti (a) Terdapat berbagai
masalah dalam pendidikan yang tidak mungkin diselesaikan oleh seorang
guru. (b) Dalam situasi tertentu kadang-kadang terjadi perselisihan atau
konflik antara siswa dan guru, sehingga dalam situasi pertentangan itu
sangatlah sulit guru untuk menyelesaikannya. Untuk itu perlulah adanya
pihak ketiga atau pihak lain yang dapat menyelesaikan konflik tersebut. (c)
Sering ditemukannya masalah-masalah pribadi siswa, sehingga diperlukan
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 57dari 59 27 Februari 2017
F. DAFTAR PUSTAKA
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 58dari 59 27 Februari 2017
Gibson, R.L & Mithcell, M.H. (2011), Bimbingan dan Konseling, Edisi
Ketujuh, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 59dari 59 27 Februari 2017