Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PEMBAHASAN
A. Pemetaan Literatur
Penelitian ini didukung oleh Jurnal dan Skripsi yang bersumber dari berbagai media, di bawah ini akan dijelaska Jurnal dan
Skripsi apa saja yang akan dipakai di dalam penelitian ini:
Table 4.1 Jurnal dan Skripsi terkait Konformitas dan Gaya Hidup Hedonis
Metode
No Pengarang Tujuan Penelitian Penelitian Subjek Penelitian Hasil
(Variabel)
1 Hadi& Sholihul Penelitian ini bertujuan Kuantitatif Subjek penelitian ini Hasil penelitian ini disimpulkan
(2016)denganjudul, untuk mengetahui X= adalah santri yang bahwa terdapat hubungan
Hubungan antara Hubungan anatara Konformitas sekaligus belajar di yangsinginfikan antara
konformitas dengan gaya konformitas dengan gaya Y= Gaya sekolah formal Konformitas dengan Gaya hidup
hidup hedonis di Pesantren. hidup hedonis. hidup Hedonis berjumlah 120 orang. Hedonis dengan nilai r sebesar
0,658 dan nilai sangat
signifikansi sebesar <0,01.
2 Hadi, Sholihul, Taufiq Penelitian ini bertujuan Kuantitatif Subjek penelitian ini Hasil penelitian ini disimpulkan
Muhammad, Prakoso,& untuk mengetahui hubungan X= adalah siswa pesantren bahwa terdapat hubungan yang
Fajar(2015)denganjudul, antara konformitas dengan Konformitas yang juga bersekolah di singinfikan terhadap
Hubungan antara gaya hidup hedonis. Y= Gaya sekolah formal konformitas dengan gaaya
Konformitas dengan gaya hidup berjumlah 300 orang. hidup Hedonis dengan nilai r
hidup Hedonis di Pesantren. Hedonis. sebesar 0,602 dan nilai sangat
signifikansi sebesar <0,01.
3 Kusumastuti(2006)denganju Tujuan penelitian ini untuk Kuantitatif Subjek penelitian ini Hasil penelitian ini disimpulkan
dul, Hubungan antara mengetahui hubungan antara X1= Konsep adalah remaja anggota bahwa titak terdapat hubungan
konsep diri dan Konformitas konsep diri dan konformitas diri klub mobil di signifikansiterhadap konsep

15
16

Metode
No Pengarang Tujuan Penelitian Penelitian Subjek Penelitian Hasil
(Variabel)
3 dengan kecenderungan gaya dengan kecenderungan gaya X2= Surakarta, berjumlah 30 diri dengangaya hidup hedonis
hidup Hedonis pada remaja hidup hedonis. Konformitas orang. dengan nilai r sebesar -0,444
klub Mobil Trakinaz. Y= gaya hidup dan nilai signifikansi sebesar
Hedonis. <0,05 sedangkan terdapat
Hubunganyang sedangantara
konformitas dengan gaya hidup
hedonis dengan nilai r sebesar
0,520 dan nilai signifikansi
sebesar <0,05.
4 Nabila Nur Fitriyani Tujuan penelitian ini adalah Kuantitatif Subjek penelitian ini Hasil penelitian ini disimpulkan
(2016)denganjudul, untuk mengetahui hubungan X= adalah siswa XI bahwa tidak terdapat hubungan
Hubungan antara antara konformitass dengan Konformitas sekolah menengah signifikansi terhadap
Konformitas dengan gaya Gaya hidup Hedonis. Y= gaya kejurusan SMK konformitas dengan gaaya
hidup Hedonis Hidup Muhammadiyah hidup Hedonis dengan nilai r
Hedonis. Karanganyar berjumlah sebesar 0,063 dan nilai
90 orang. signifikansi sebesar >0,05.
5 Naeli,Lestari,&Supriyono(2 Penelitian ini bertujuan Kuantitatif Subjek penelitian ini Hasil penelitian ini disimpulkan
014)denganjudul, Hubungan untuk mengetahui ada atau X= adalah semua anggota bahwa terdapat hubungan yang
antara konformitas dengan tidaknya hubungan antara Konformitas hijabers community di signifikansi terhadap
kecenderungan gaya hidup konformitas dengan Y= Gaya kota Malang, berjumlah konformitas dengan gaaya
hedonispada komunitas kecenderungan gaya hidup hidup 53 orang. hidup Hedonis dengan nilai r
hijabers di kota Malang. hedonis pada hijabers Hedonis. sebesar0,360 dan nilai
community di kota Malang. signifikansi sebesar <0,05.
6 Ningtyas(2014)denganjudul, Tujuan penelitian ini adalah Kuantitatif Subjek penelitian ini Hasil penelitian ini disimpulkan
Hubungan antara untuk mengetahui hubungan X= adalah mahasiswa yang bahwa terdapat hubungan yang
konformitas kelompok dan antara konformitas dan gaya Konformitas berkuliah di universitas signifikansi terhadap
gaya hidup hedonis hidup hedonis pada energing Y= Gaya negeri dan swasta di konformitas dengan gaaya
17

Metode
No Pengarang Tujuan Penelitian Penelitian Subjek Penelitian Hasil
(Variabel)
6 konsumtif pada energing adulthood. hidup hedonis. Surabaya berjumlah hidup Hedonis dengan nilai r
adulthood di surabaya. 300 orang. sebesar 0,113 dan nilai
signifikansi sebesar <0,05.

7 Rahmalisa, Tujuan penelitian ini adalah Kuantitatif Subjek penelitian ini Hasil penelitian ini disimpulkan
&Laksmi(2015)denganjudul, untuk mengetahui hubungan X= adalah kelompok bahwa terdapat hubungan yang
Hubungan antara antara konformitas terhadap Konformitas mahasiswa yang sangat kuat terhadap
Konformitas terhadap teman teman sebaya dengan gaya Y= Gaya berusia 18-21 tahun konformitas dengan gaaya
sebaya dengan Gaya hidup hidup hedonis. hidup hedonis. berjumlah 63 orang. hidup Hedonis dengan nilai r
hedonis pada Mahasiswa. sebesar 0,701 dan nilai
signifikansi sebesar <0,05.

8 Rianto (2013)denganjudul, Penelitian ini bertujuan Kuantitatif Subjek penelitian ini Hasil penelitian ini disimpulkan
Hubungan antara untuk mengetahui hubungan X= adalah Mahasiswa yang bahwa terdapat hubungan yang
Konformitas kelompok antara konformitas Konformitas tergabung dalam sedang terhadap konformitas
teman sebaya dengan gaya kelompok teman sebaya Y= Gaya Jaringan Intelektual dengan gaaya hidup Hedonis
hidup Hedonis pada dengan gaya hidup hedonis. hidup Hedonis Mahasiswa dengan nilai r sebesar 0,483
Mahasiswa Kab. Dhamasraya dan nilai signifikansi sebesar
Dhamasraya di Yogyakarta. Yogyakarta (JIMDY) <0,05.
berjumblah 55 orang.
9 Safitri(2015)denganjudul, Tujuan penelitian ini adalah Kuantitatif Subjek penelitian ini Hasil penelitian ini disimpulkan
Hubungan antara untuk mengetahui hubungan X= adalaah SPG event di bahwa terdapat hubungan yang
konformitas rekan kerja antara konformitas rekan Konformitas kota Malang sedang terhadap konformitas
dengan gaya hidup hedonis kerja dengan gaya hidup Y= gaya hidup berjumlaah 46 orang. dengan gaaya hidup Hedonis
pada sales promotion girls di hedonis. Hedonis. dengan nilai r sebesar 0,624 dan
kota Malang. nilai signifikansi sebesar <0,05.
18

Metode
No Pengarang Tujuan Penelitian Penelitian Subjek Penelitian Hasil
(Variabel)
10 Sholihah, & Penelitian ini bertujuan Kuantitatif Subjek penelitian ini Hasil penelitian ini disimpulkan
Kuswardani(2015)denganju untuk mengetahui hubungan X1= gaya adalah siswa SMA bahwa terdapat hubungan yang
dul, Hubungan antara gaya antara gaya hidup hedonis hidup Hedonis Negeri 2 Surakarta sedang antara Gaya hidup
hidup hedonis dan dan konformitas teman X2= kelas 2 yang berusia Hendonis dan konformitas
konformitas teman sebaya sebaya dengan perilaku Konformitas 15-18 tahun dan dengan Perilaku konsumtif
dengan perilaku konsumtif konsumtif terhadap ponsel Y= perilaku memiliki ponsel dengan nilai r sebesar 0,514 dan
terhadap ponsel pada pada remaja. konsumtif. berjumlah 55 orang. nilai signifikansi sebesar<0,05.
remaja.
19

B. Pembahasan
Setelah penulis mengumpulkan seluruh studi literatur dari penelitian yang diteliti oleh Hadi& Sholihul (2016), Hadi, Sholihul,
Taufiq, Muhammad, Prakoso, &Fajar (2015), Kusumastuti,(2006),Nabila Nur Fitriyani (2016), Naeli,Lestari,&Supriyono(2014),
Ningtyas(2014), Rahmalisa, &Laksmi(2015), Rianto (2013), Safitri(2015), Sholihah, & Kuswardani(2015), menunjukan bahwa
adanya hubungan konformitas dengan gaya hidup hedonis.
HadidanSholihul (2016), hasil penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konformitas dengan
gaya hidup hedonis di pesantren. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rondom samplling,
dengana jumlah subjek 120 orang. Berdasarkan hasil kolerasi r 0,658 dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,01). Hal tersebut
menunjukan positif yang sangat signifikan antara konformitas dengan gaya hidup hedonis di pesantren.Pendapat di atas searah
dengan menurut Kotler & Amstrong (1997), gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti
kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk dalam proses pengambilan keputusan
pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Hadi, Sholihul, Taufiq, Muhammad, Prakoso, &Fajar (2015), berdasarkan hasil korelasi product moment pearson antara
konformitas dengan gaya hidup hedonis adalah nilai r sebesar 0,602 dan nilai signifikansi (p) 0,000. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara konformitas dengan gaya hidup hedonis di pesantren. Berdasarkan analisis data
diketahui 0,363 yang mengidikasikan kontribusi efektif konformitas terhadap hedonis adalah 36,3%. Subjek peneliti ini adalah santri
yang juga bersekolah disekolah formal berjumlah 300 orang.Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Sarwono (2001), bahwa
konformitas adalah kesesuaian antara perilaku seseorang dengan perilaku orang lain yang didorong oleh keinginannya sendiri.
20

Kusumastuti (2006), hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan yang positif antara konformitas dengan gaya hidup
hedonis dengan teknik stepwire diperoleh hasil nilai koefisien kolerasi 0,520 dengan p <0,01 artinya semakin tinggi konformitas
maka akan semakin tinggi pada kecenderungan gaya hidup hedonis. Dan ada hubungan yang negatif yang sangat signifikan antara
konsep diri dengan gaya hidup hedonis dengan teknik stepwire diperoleh hasil nilai koefisien kolerasi -0,444 dengan p<0,01 artinya
semakin tinggi konsep diri pada remaja maka semakin rendah gaya hidup hedonis. Subjek penelitian ini adalah remaja anggota klub
mobil di Surakarta, berjumlah 30 orang.Hal ini menujukkan bahwa hedonisme dipengaruhi oleh faktor lain seperti lingkungan.
Gunarsa (2003), menjelaskan proses perkembangan individu pada masa remaja mengalami perkembangan yang cukup meningkat,
sehingga individu lebih mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Selanjutnya Nabila Nur Fitriyani (2016), tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konformitass dengan
Gaya hidup Hedonis. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan terhadap konformitas dengan gaaya hidup
Hedonis dengan nilai r sebesar 0,063 dan nilai signifikansi sebesar >0,05.Subjek penelitian ini adalah siswa XI sekolah menengah
kejurusan SMK Muhammadiyah Karanganyar berjumlah 90 orang. Santrock (2005), menjelaskan bahwa konformitas teman sebaya
pada remaja dapat menimbulkan dampak positif atau negatif semuanya tergantung oleh pribadi individu.
Hal ini dapat diterima karena menurut Parkinson (1993), para sales promotion girls, mempunyai tugas untuk meyakinkan
konsumen dengan cara berpenampilan yang menarik dan harus mengikuti tren saat ini. Selanjutnya Naeli dan Supriyono (2014), hasil
korelasi product moment pearson antara konformitas dengan gaya hidup hedonis adalah nilai r sebesar 0,360 dan nilai signifikansi
p<0,01. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara konformitas dengan gaya hidup hedonis
pada anggota hijabers community di kota Malang dengan berjumlah 53 orang. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Baron
dan Byrne (2005), yang mengemukakan terdapat dua motif penting yang mendasari kecenderungan manusia melakukan konformitas
21

yang tercermin dalam dua jenis pengaruh sosial (social influence), yaitu pengaruh sosial normatif (normative social influence) dan
pengaruh sosial informasional (informational social influence).
Selanjutnya Ningtyas (2014), hasil penelitian ini menunjukan ada kolerasi psitif antara konformitas dengan gaya hidup
hedonis denga nilai r sebesar 0,113 dan p 0,026 (<0,05) atau hipotesis peneliti diterima. Penelitian ini juga menemukan adanya
kolerasi antara faktor ekonomi, pendapatan (jumlah uang saku per bulan) dan pengeluaran dan gaya hidup hedonis. Sehingga adanya
dukungan dari faktor ekonomi membuat energing adulthood dapat menjadi lebih hedonis.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara konformitas dan gaya hidup hedonis pada energing adulthood.Kunto (1999), mengemukakan tentang
hal yang berkaitan dengan gejala hedonisme bahwa generasi yang paling mudah terpengaruh oleh hedonisme adalah remaja.
Sedangkan untuk gaya hidup hedonis para SPG, yang memiliki tingkat Gaya hidup hedonis tinggi dengan presentase sebesar
41,3 % dengan jumlah frekuensi 19 SPG, tingkat gaya hidup hedonis sangat tinggi sebesar 32,5 % dengan jumlah frekuensi 15 SPG,
serta yang memiliki tingkat gaya hidup hedonis rendah sebesar 26,2% dengan jumlah frekuensi 12 SPG. Selanjutnya penelitian
Rahmalisa, &Laksmi (2015), terdapat hubungan yang positif antara konformitas terhadap teman sebaya dengan gaya hidup hedonis
pada mahasiswa, artinya semakin tinggi nilai konformitas terhadap teman sebaya maka semakin tinggi gaya hidup hedonis pada
mahasiswa, demikian sebaliknya. dengan nilai r sebesar 0,701 dan nilai signifikansi 0,000.Menurut Kartono dan Gulo (1987),
konformitas adalah kecenderungan untuk dipengaruhi oleh kelompok dan tidak menentang norma-norma yang telah digariskan oleh
kelompok, sehingga untuk mempertahankan gengsi agar individu diakaui teman-temannya mereka berusaha mengikuti tuntutan-
tuntutan dari kelompok tersebut.
Selanjutnya Rianto (2013), hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara
konformitas kelompok teman sebaya dengan gaya hidup hedonis. Hubungan tersebut ditunjukan oleh koefisien korelasi (r) = 0,483,
koefisien determinan (r²) = 0,233 dengan kesalahan p = 0,00 (p<0,01). Hasil ini menginformasikan bahwa bahwa semakin tinggi
22

konformitas kelompok teman sebaya, maka semakin tinggi gaya hidup hedonis, sebaliknya semakin rendah konformitas kelompok
teman sebaya, maka semakin rendah gaya hidup hedonis.Berdasarkan kategori konformitas kelompok teman sebaya, pada mahasiswa
Dhamasraya (JIMDY) memiliki konformitas kelompok teman sebaya pada kategori sedang yaitu ditunjukan sebanyak 81,8%,
sedangkan pada kategori rendah ditunjukan sebanyak 22,2%. Jadi mayoritas konformitas kelompok teman sebaya pada mahasiswa
Dhamasraya (JIMDY) berada pada kategori sedang.Selanjutnya tingkat gaya hidup hedonis pada mahasiswa Dhamasraya (JIMDY)
memiliki gaya hidup hedonis pada tingkatan sedang, yaitu ditunjukan sebanyak 94,5 %, sedangkan pada tingkatan rendah ditunjukan
sebanyak 3,6% . Jadi mayoritas gaya hidup hedonis pada mahasiswa Dhamasraya (JIMDY) berada pada kategori sedang.Sikap
manusia yang selalu tidak puas dengan apa yang telah dihasilkanya, kepuasan yang bersifat sementara. Jika suatu kebutuhan
terpuaskan akan muncul kebutuhan lain dan menuntut pemuasan yang natinya hanya akan menjadi kepuasan sementara. Menurut
Maslow (Feist &Gregory, 2008) kebutuhan manusia merupakan bawaan dan tersusun menurut tingkatan. Lima kebutuhan tersebut
adalah kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta yang di miliki, kebutuhan akan rasa harga diri
dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Safitri (2015), dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara Konformitas rekan kerja dengan
gaya hidup Hedonis pada SPG di kota Malang dengan nilai r sebesar 0,624 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini ditunjukan
dengan sekor sebesar 41,2 % dengan jumlah frekuensi 19 SPG yang memiliki tingakat konformitas tinggi, tingkat konformitas sangat
tinggi sebesar 26,2 % dengan jumlah frekuensi 12 SPG, serta yang memiliki tingkat konformitas rendah sebesar 30,4% dengan
jumlah frekuensi 14 SPG, dan yang memiliki tingkat konformitas yang sangat rendah 2,2% dengan frekuensi 1 SPG.Myers, dkk
(2005) membagi aspek konformitas menjadi dua aspek utama yaitu aspek normatif dan aspek informatif. Aspek normatif dapat dilihat
dari perilaku individu dalam melakukan penyesuaian. Sementara aspek informatif dapat dinilai berdasarkan penerimaan pendapat
kelompok dan mencari pendapat kelompok.
23

Selanjutnya Sholihah dan Kuswardani(2015), berdasarkan hasilpenelitianhubunganantara gaya hidup hedonis dan
konformitas teman sebaya dengan perilaku konsumtif adalah sebesar 0,514 dengan p <0,01. Hal ini berarti adanyahubunganpositif
yang sangat signifikan antara gaya hidup hedonis dan konformitas teman sebaya dengan perilaku konsumtif terhadap ponsel pada
remaja. Hal ini berarti semakin tinggi gaya hidup hedonis dan konformitas teman sebaya, maka perilaku konsumtifnya semakin
tinggi, sebaliknya semakin rendah gaya hidup hedonis dan konformitas teman sebaya, maka perilaku konsumtifnya semakin
rendah.Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Surakarta kelas 2 yang berusia 15-18 tahun dan memiliki ponsel berjumlah
55 siswa.Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif terhadap ponsel antara lain seperti yang
dikemukakan oleh Betty dan Kahle (dalam Sutisna, 2001), yaitu pengaruh keluarga, pengalaman dan kepribadian. Selain itu juga
terdapat faktor lain yang mempengaruhi terjadinya perilaku konsumtif terhadap ponsel yaitu harga diri dan konsep diri.

Anda mungkin juga menyukai