Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKA PROPOSAL

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FEBRUARI 2016


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

ASPEK K3 TERHADAP PETUGAS INSTALASI LAUNDRY DI


RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

OLEH :
Wandryatmo.S. Tonapa C111 09 398
Hardianti Abraham C111 10 321
Ira Anastasya C111 09363

PEMBIMBING:
dr. Sultan Buraena, MS, SpOK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN
KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau
aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan
masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi
masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui
usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau
gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Kesehatan
kerja ini merupakan terjemahan dari “ Occupational Health” yang cenderung
diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi masalah-masalah
kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti
usaha-usaha preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif, higine, penyesuaian
faktor manusia terhadap pekerjaannya dan sebagainya.1
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga
kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tecapai, apabila didukung
oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan kerja.
Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat dan
produktif antara lain: suhu ruangan yang nyaman, penerangan atau
pencahayaan yang cukup, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat
kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh atau anggotanya (ergonomic) dan
sebagainya.1
Dasar hukum sistem managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) tercantum dalam undang-undang keselamatan kerja no.1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja. Dalam undang-undang no.23 tahun 1992 tentang
kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa K3 harus diselenggarakan di semua
tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya

2
kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling
sedikit sepuluh orang. Jika memperhatikan isi dari pasal diatas maka jelaslah
rumah sakit, termasuk kedalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman
bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan tidak hanya terhadap para
pelaku langsung yang bekerja dirumah sakit, tapi juga terhadap pasien
maupun pengunjung rumah sakit sehingga sudah seharusnya pihak pengelola
rumah sakit menerapkan upaya-upaya K3 di rumah sakit. Instalasi laundry
merupakan bagian dari rumah sakit yang mempunyai resiko penularan
penyakit infeksi dan juga terdapat beberapa resiko bahaya yang
mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit.2
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan dan meminimalisirkan dan bila mungkin meniadakannya.
Oleh karena itu perlu diadakannya sistem K3 di instalasi laundry agar
penyelenggaraan K3 tersebut lebih efektif, efisien dan terpadu.2

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Survei ini dilakukan untuk mengetahui tentang aspek kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) pada petugas instalasi laundry di Rumah Sakit Ibnu
Sina.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami petugas instalasi
laundry.
b. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat
menggangu kesehatan petugas instalasi laundry.
c. Untuk mengetahui alat pelindung diri yang digunakan petugas instalasi
laundry.
d. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di tempat kerja
petugas instalasi laundry.

3
e. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan
sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus) pada petugas
instalasi laundry.
f. Untuk mengetahui tentang peraturan pimpinan rumah sakit perusahaan
tentang K3 di tempat kerja.
g. Untuk mengetahui keluhan atau penyakit yang dialami yang
berhubungan dengan pekerjaan pada petugas instalasi laundry.
h. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan (misalnya
penyuluhan, pelatihan, pengukuran atau pemantauan lingkungan
tentang hazard yang pernah diadakan).
i. Untuk mengetahui konstruksi bangunan Instalasi Laundry
j. Untuk mengetahui pencegahan dan penangggulangan kebarakan di
Instalasi Laundry.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat
atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan
masyarakat lingkungannya.1
Keselamatan kesehatan kerja adalah merupakan multidisiplin ilmu
yang terfokus pada penerapan prinsip alamiah dalam memahami adanya risiko
yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia dalam lingkungan
industri ataupun lingkungan diluar industri, selain itu keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan profesionalisme dari berbagai disiplin ilmu yaitu
fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur,
transportasi, penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya. 1
Program K3 di rumah sakit (K3RS) bertujuan untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan produktifitas pekerja,
melindungi keselamatan pasien, pengunjung, dan masyarakat serta lingkungan
sekitar rumah sakit. 1,2

2.2. Petugas Instalasi Laundry


2.2.1. Faktor Hazard
Faktor fisik yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa
kebisingan, getaran, radiasi, dan temperatir ekstrim. Faktor-faktor ini penting
diperhatikan dalam tempat kerja, karena pengaruhnya terhadap kesehatan
pekerja dapat berlangsung dengan segera maupun secara kumulatif. Faktor-
faktor yang membahayakan pekerja (faktor hazard) perlu dijelaskan kesan-
kesan penggunaannya. Faktor hazard bisa didapatkan dari kotoran pada kain
cucian atau di tempat tugasan. Ia bisa dibagi kepada faktor biologi (debu dari
serat linen yang mengandung virus), faktor fisik (kebisingan mesin cuci, suhu
panas faktor risiko), faktor kimia (detergen, desinfektan dan pewangi) dan

5
faktor ergonomic (posisi kerja berdiri selama proses kerja sampai selesai) 1,2

2.2.2. Alat Kerja


Pada umumnya, instalasi laundry di rumah sakit digunakan untuk
mencuci sprei ataupun seragam-seragam petugas rumah sakit seperti dokter
atau perawat. Dengan itu, antara bahan yang sering digunakan adalah laundry
disinfektan yang digunakan untuk membunuh kuman-kuman, bakteri yang
menempel pada serat kain, bleaching atau pemutih untuk menghilangkan noda
pada linen atau kain dasar putih. Selain itu, penghilang noda darah
digunakan.2
Antara alat yang digunakan adalah mesin pencuci, mesin pengering, strika,
dan sebagainya. 2

2.2.3. Alat Pelindung


Bagi petugas laundry di rumah sakit akan disediakan alat pelindung
diri yang digunakan oleh petugas-petugas laundry sewaktu melakukan tugas
mereka. Alat-alat yang disediakan seharusnya diberikan mengikut tingkat
keselamatan yang diperlukan. Dalam hal ini dibagikan keperluan alat
pelindung diri berdasarkan :
a. Kontaminasi dengan darah patogen – pihak rumah sakit harus
menyediakan sarung tangan, baju, pelindung wajah / masker ketika
menyortir cucian terkontaminasi.2,3
b. Pajanan pada bahan kimia - Pelayanan Medis dan Pertolongan Pertama
diberikan dimana mata atau tubuh seseorang dapat terkena bahan korosif
merugikan, sehingga diperlukan fasilitas yang cocok untuk membasahi
cepat atau pembilasan mata dan tubuh dalam area kerja untuk penggunaan
darurat. Selain itu, pada paparan pekerja yang alergi lateks harus
menggunakan sarung tangan lateksyang cocok untuk mereka.2,3

6
2.2.4. Kesediaan Obat P3K
Kotak pertolongan pertama kecelakaan (P3K) seharusnya wajib
dimiliki di setiap tempat pekerjaan. Hal ini sangat bermanfaat dalam keadaan
darurat ataupun kecelakaan. Tujuan dari P3K adalah untuk menyelamatkan
nyawa atau mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih berat dan
menunjang penyembuhan.2,4

2.2.5. Pemeriksaan Kesehatan


Petugas K3 harus mengadakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja,
pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus oleh dokter
yang telah memiliki sertifikasi.2,4
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dilakukan supaya memastikan
pekerja sehat secara fisik dan mental untuk melakukan pekerjaannya serta
tidak menderita penyakit menular yang dapat mempengaruhi pekerja lain.
Pemeriksaan sebelum bekerja meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran
jasmani, rontgen paru-paru dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain
yang dianggap perlu. 2,4
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh dokter sekurang-kurangnya
setahun sekali. 2,4
Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan oleh dokter untuk pekerja
tertentu yang melakukan pekerjaan dengan resiko-resiko tertentu.
Pemeriksaan kesehatan khusus juga dilakukan kalau pekerja mengeluh tentang
masalah kesehatan yang mereka derita. 2,4

2.2.6. Peraturan Pimpinan Rumah Sakit Tentang K3


Sistem management K3 adalah bagian dari sistem manajemen yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, prosedur, sumber

7
daya, dan tanggungjawab organisasi. Tujuan dari Sistem management K3 RS
adalah menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat supaya tenaga kerja
produktif disamping dalam rangka akreditasi rumah sakit itu sendiri. Prinsip
yang digunakan dalam sistem management K3 adalah AREC (Anticipation,
Recognition, Evaluation dan Control) dari metode kerja, pekerjaan dan
lingkungan kerja.2,5,6

2.2.7. Keluhan atau Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan tersebut.


Pada setiap pekerjaan yang dilakukan pasti ada resiko terhadap
kesehatan petugas tersebut. Pada petugas instalasi laundry di rumah sakit,
terdapat beberapa penyakit yang perlu diwaspadai terutama penyakit yang
menular. Penyakit penularan ini bisa saja menular melalui cucian yang
dibersihkan seperti jika pada cucian yang terkena darah atau cairan tubuh
patogen.3,4
Selain itu, cedera sewaktu melakukan pekerjaan seperti luka bakar
akibat terkena aliran listrik, pingsan karena kepanasan dan sebagainya. Pada
pekerja yang sering melakukan pekerjaan dengan posisi yang salah bisa saja
mengeluh menderita nyeri pinggang bawah (low back pain). Pada pekerja
yang sensitif terhadap bahan pencuci bisa saja menderita dermatitis kontak
akibat detergen. 3,4

2.2.8. Upaya K3 lain yang Dijalankan


Kesehatan dan keselamatan kerja harus dijalankan pada setiap rumah
sakit karena menurut penelitian insidens terjadinya kecelakaan saat bekerja
mulai meningkat. Jadi setiap petugas di rumah sakit harus didedahkan dengan
K3. Dengan itu, pihak rumah sakit harus aktif melakukan training kesehatan
dan keselamatan kerja di rumah sakit ini kepada petugas-petugas di rumah
sakit. Selain itu, pihak rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap tahap
pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap aspek K3.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Bahan
Bahan yang digunakan pada survei ini adalah checklist yang di buat.
Checklist ini dibuat berdasarkan informasi yang diperlukan daripada tujuan
survei ini dilakukan. Pada survei ini, informasi yang diperlukan adalah ada
tidaknya faktor hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat pelindung diri yang
digunakan, ketersediaan obat p3k di tempat kerja, pelayanan pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan, peraturan pimpinan tentang K3, keluhan atau
penyakit yang dialami petugas dan upaya pengetahuan mengenai K3 kepada
petugas instalasi laundry di rumah sakit yang berkaitan.

3.2. Cara
Cara survey yang dilakukan adalah dengan menggunakan Walk
Through Survey. Teknik Walk Through Survey juga dikenali sebagai
Occupational Health Hazards. Untuk melakukan survei ini, dapat dimulai
dengan mengetahui tentang manejemen perencanaan yang benar, berdiskusi
tentang tujuan melakukan survey, dan menerima keluhan-keluhan baru yang
releven.
Bahaya apa dan dalam situasi yang bagaimana bahaya dapat timbul,
merupakan sebagai hasil dari penyelenggaraan kegiatan Walk Through
Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya dan lamanya paparan bahaya
terhadap pekerja.
Pihak okupasi kesehatan dapat kemudian merekomendasikan
monitoring survey untuk memperoleh kadar kuantitas eksposur atau kesehatan
okupasi mengenai risk assessment.
Walk Through Survey ini adalah bertujuan untuk memahami proses
produksi, denah tempat kerja dan lingkungannya secara umum. Selain itu,

9
mendengarkan pandangan pekerja dan pengawas tentang K3, memahami
pekerjaan dan tugas-tugas pekerja, mengantisipasi dan mengenal potensi
bahaya yang ada dan mungkin akan timbul di tempat kerja atau pada petugas
dan menginventarisir upaya-upaya K3 yang telah dilakukan mencakup
kebijakan K3, upaya pengendalian, pemenuhan peraturan perundangan dan
sebagainya.

3.3. Lokasi Survei


Survey dilakukan di instalasi laundry Rumah Sakit Ibnu Sina
Makassar.

3.4. Jadwal survei


Survei akan dilaksanakan selama 1 minggu ( 8 – 12 Februari 2016)

No. Tanggal Kegiatan

- Melapor ke bagian K3 RS Ibnu Sina


1. 9 Februari 2016
- Pengarahan kegiatan

- Pembuatan proposal walk through


2. 9 Februari 2016 survey
- Walk through survey

3. 10 Februari 2016 - Walk through survey

- Walk through survey


4. 11 Februari 2016 - Pembuatan laporan walk through
survey

- Presentasi laporan walk through


5. 12 Februari 2016
survey

10
BAGAN ALUR KEGIATAN PETUGAS INSTALASI LAUNDRY

Pengambilan linen kotor Proses Finising :


Proses pengeringan
ke masing-masing menyetrika, memberikan
menggunakan mesin
ruangan perawatan. poli pewangi dan melipat,
pengering pakaian (
rawat jalan. ruang mengelompokkan linen
mesin tumbler )
operasi dan ruang UGD. dan pengemas linen

Pemisahan Linen. Memindahkan linen dari Proses mendistribusikan


Berdasarkan jenis mesin cuci ke mesin linen ke ruangan
nodanya. pengering. masinhg-masing

Proses pencucian,
Memindahkan linen
pembilasan, penetralan,
kotor kedalan mesin cuci
dan pelembutan.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Amarudin. Pengawasan Kesehatan dan Lingkungan Kerja. 2006 [cited; Available


from: http://tiarasalsabilatoniputri.files.wordpress.com/2012/03/kesehatan-kerja-
1.ppt
2. Depkes, editor. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3-
IFRS). Jakarta; 2009
3. RSS. Sistem K3 di Instalasi Laundry RS (Kesmas, stase K3). 2012 [cited;
Available from: http://aneukngupi.wordpress.com/2012/11/29/sistem-k3-di-
instalasi-laundry-rs-kesmas-stase-k3/
4. Ferdianto, Hengki. Dermatitis Kontak Iritan Pada Petugas Laundry Rumah Sakit
X (Study Kasus Pengelolaan Penyakit Akibat Kerja). 2011. [cited; Available
from:http://www.slideshare.net/YoTama/savedfiles?s_title=dermatitis-kontak-
iritan-pada-petugas-laundry-rumah-sakit&user_login=hengkiferdianto.
5. Depkes. Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah
Sakit (K3-IFRS). Jakarta; 2006.
6. Ishaq. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3). 2010.
[cited; Available from: http://bocahbancar.files.wordpress.com/2012/09/materi-
training-smk3-by-mr-ishaq-pd-21-sept-2012.pptx

12
CHECKLIST ASPEK K3 PADA PETUGAS LAUNDRY DI RUANG PENCUCIAN

No. Ya Tidak Keterangan

Faktor Hazard

A. Faktor fisik

1. Faktor Bising

Mesin cuci

Mesin Pengering

Kipas Angin

2. Faktor Radiasi √

3. Faktor Tekanan

4. Faktor Penerangan
Lampu
5. Faktor Fibrasi
Mesin Cuci
Mesin Pengering

6. Faktor Temperatur
Suhu panas
B. Faktor kimia

13
1. Padat

Debu

Detergen

Desinfektan

2. Cair

Pewangi

Air

3. Gas

4. Uap

C. Faktor biologi

1. Bakteri

Tetesan darah yang melekat di


kain

Tempat cucian kotor

2. Virus

Tetesan darah yang melekat di


kain

Tempat cucian kotor

14
3. Jamur
Tempat pencucian yang lembab
Plafon yang lembab

D. Faktor ergonomis

1. Posisi bekerja

Berdiri

2. Cara bekerja

Mengangkat

3. House Keeping
Posisi meja setrika yang tidak
nyaman
Desain ruangan (rapi, bersih,
teratur, tidak sempit)
Letak peralatan kerja (mesin cuci,
mesin pengering, tempat
menyetrika, APD)

E. Faktor Psikososial

1. Jadwal kerja

2. Hubungan kerja

15
3. Beban kerja

4. Gaji

F. Alat kerja yang digunakan

1. Mesin cuci

2. Mesin Pengering

3. Setrika

G. Alat pelindung diri ketika melakukan pekerjaan

1. Masker

2. Sarung tangan

3. Baju pelindung diri

4. Pelindung kepala

5. Kaca mata

Ketersediaan obat P3K

Pemeriksaan kesehatan

1. Berkala

2. Pemeriksaan khusus

3. Ada bukti hasil pemeriksaa


kesehatan
Peraturan pimpinan rumah sakit

16
tentang K3

Selalu menggunakan alat pelindung diri


(APD)

Keluhan /penyakit yang dialami

1. Luka bakar

2. Dermatitis

3. Low back pain

4. Muskuloskeletal disorder's

5. Izin untuk berobat ke klinik/RS

6. Surat cuti sakit

Upaya lain perusahaan tentang K3

1. Penyediaan APAR (Pemadam


Api Ringan)

2. Penyuluhan

3. Pelatihan

4. Pemantauan hazard/pengukuran

5. .Ada rambu-rambu bahaya

6. Rambu-rambu eavkuasi

Konstruksi bangunan

17
2. Lantai
- Kedap air
- Tidak licin
- Mudah dibersihkan
3. Dinding
- Kuat
- Datar
- Cat anti jamur
4. Ventilasi

5. Langit-langit
- Kuat
- Mudah dibersihkan
- Tinggi minimal 2,7m
6. Konstruksi
- Balkon
- Beranda
- Talang
7. Pintu
- Kuat
- Tinggi
- Lebar
8. Jarangan istalasi
- Instalasi air
- Limbah
- Gas
- Listrik
- Sistem pengawasan

18
- Telekomunikasi

Alur kegiatan Petugas Linen

1. Pengambilan Linen kotor

2. Pemisahan linen

3. Pemindahan linen

4. Proses pencucian

5. Pemindahan linen

6. Proses pengeringan

7. Proses Finising

9. Proses mendistribusikan linen

19

Anda mungkin juga menyukai