SOSIALISASI
SOSIALISASI
OLEH :
Wandryatmo.S. Tonapa C111 09 398
Hardianti Abraham C111 10 321
Ira Anastasya C111 09363
PEMBIMBING:
dr. Sultan Buraena, MS, SpOK
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling
sedikit sepuluh orang. Jika memperhatikan isi dari pasal diatas maka jelaslah
rumah sakit, termasuk kedalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman
bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan tidak hanya terhadap para
pelaku langsung yang bekerja dirumah sakit, tapi juga terhadap pasien
maupun pengunjung rumah sakit sehingga sudah seharusnya pihak pengelola
rumah sakit menerapkan upaya-upaya K3 di rumah sakit. Instalasi laundry
merupakan bagian dari rumah sakit yang mempunyai resiko penularan
penyakit infeksi dan juga terdapat beberapa resiko bahaya yang
mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit.2
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan dan meminimalisirkan dan bila mungkin meniadakannya.
Oleh karena itu perlu diadakannya sistem K3 di instalasi laundry agar
penyelenggaraan K3 tersebut lebih efektif, efisien dan terpadu.2
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Survei ini dilakukan untuk mengetahui tentang aspek kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) pada petugas instalasi laundry di Rumah Sakit Ibnu
Sina.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami petugas instalasi
laundry.
b. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat
menggangu kesehatan petugas instalasi laundry.
c. Untuk mengetahui alat pelindung diri yang digunakan petugas instalasi
laundry.
d. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di tempat kerja
petugas instalasi laundry.
3
e. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan
sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus) pada petugas
instalasi laundry.
f. Untuk mengetahui tentang peraturan pimpinan rumah sakit perusahaan
tentang K3 di tempat kerja.
g. Untuk mengetahui keluhan atau penyakit yang dialami yang
berhubungan dengan pekerjaan pada petugas instalasi laundry.
h. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan (misalnya
penyuluhan, pelatihan, pengukuran atau pemantauan lingkungan
tentang hazard yang pernah diadakan).
i. Untuk mengetahui konstruksi bangunan Instalasi Laundry
j. Untuk mengetahui pencegahan dan penangggulangan kebarakan di
Instalasi Laundry.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat
atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan
masyarakat lingkungannya.1
Keselamatan kesehatan kerja adalah merupakan multidisiplin ilmu
yang terfokus pada penerapan prinsip alamiah dalam memahami adanya risiko
yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia dalam lingkungan
industri ataupun lingkungan diluar industri, selain itu keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan profesionalisme dari berbagai disiplin ilmu yaitu
fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur,
transportasi, penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya. 1
Program K3 di rumah sakit (K3RS) bertujuan untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan produktifitas pekerja,
melindungi keselamatan pasien, pengunjung, dan masyarakat serta lingkungan
sekitar rumah sakit. 1,2
5
faktor ergonomic (posisi kerja berdiri selama proses kerja sampai selesai) 1,2
6
2.2.4. Kesediaan Obat P3K
Kotak pertolongan pertama kecelakaan (P3K) seharusnya wajib
dimiliki di setiap tempat pekerjaan. Hal ini sangat bermanfaat dalam keadaan
darurat ataupun kecelakaan. Tujuan dari P3K adalah untuk menyelamatkan
nyawa atau mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih berat dan
menunjang penyembuhan.2,4
7
daya, dan tanggungjawab organisasi. Tujuan dari Sistem management K3 RS
adalah menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat supaya tenaga kerja
produktif disamping dalam rangka akreditasi rumah sakit itu sendiri. Prinsip
yang digunakan dalam sistem management K3 adalah AREC (Anticipation,
Recognition, Evaluation dan Control) dari metode kerja, pekerjaan dan
lingkungan kerja.2,5,6
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bahan
Bahan yang digunakan pada survei ini adalah checklist yang di buat.
Checklist ini dibuat berdasarkan informasi yang diperlukan daripada tujuan
survei ini dilakukan. Pada survei ini, informasi yang diperlukan adalah ada
tidaknya faktor hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat pelindung diri yang
digunakan, ketersediaan obat p3k di tempat kerja, pelayanan pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan, peraturan pimpinan tentang K3, keluhan atau
penyakit yang dialami petugas dan upaya pengetahuan mengenai K3 kepada
petugas instalasi laundry di rumah sakit yang berkaitan.
3.2. Cara
Cara survey yang dilakukan adalah dengan menggunakan Walk
Through Survey. Teknik Walk Through Survey juga dikenali sebagai
Occupational Health Hazards. Untuk melakukan survei ini, dapat dimulai
dengan mengetahui tentang manejemen perencanaan yang benar, berdiskusi
tentang tujuan melakukan survey, dan menerima keluhan-keluhan baru yang
releven.
Bahaya apa dan dalam situasi yang bagaimana bahaya dapat timbul,
merupakan sebagai hasil dari penyelenggaraan kegiatan Walk Through
Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya dan lamanya paparan bahaya
terhadap pekerja.
Pihak okupasi kesehatan dapat kemudian merekomendasikan
monitoring survey untuk memperoleh kadar kuantitas eksposur atau kesehatan
okupasi mengenai risk assessment.
Walk Through Survey ini adalah bertujuan untuk memahami proses
produksi, denah tempat kerja dan lingkungannya secara umum. Selain itu,
9
mendengarkan pandangan pekerja dan pengawas tentang K3, memahami
pekerjaan dan tugas-tugas pekerja, mengantisipasi dan mengenal potensi
bahaya yang ada dan mungkin akan timbul di tempat kerja atau pada petugas
dan menginventarisir upaya-upaya K3 yang telah dilakukan mencakup
kebijakan K3, upaya pengendalian, pemenuhan peraturan perundangan dan
sebagainya.
10
BAGAN ALUR KEGIATAN PETUGAS INSTALASI LAUNDRY
Proses pencucian,
Memindahkan linen
pembilasan, penetralan,
kotor kedalan mesin cuci
dan pelembutan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
CHECKLIST ASPEK K3 PADA PETUGAS LAUNDRY DI RUANG PENCUCIAN
Faktor Hazard
A. Faktor fisik
1. Faktor Bising
Mesin cuci
Mesin Pengering
Kipas Angin
2. Faktor Radiasi √
3. Faktor Tekanan
4. Faktor Penerangan
Lampu
5. Faktor Fibrasi
Mesin Cuci
Mesin Pengering
6. Faktor Temperatur
Suhu panas
B. Faktor kimia
13
1. Padat
Debu
Detergen
Desinfektan
2. Cair
Pewangi
Air
3. Gas
4. Uap
C. Faktor biologi
1. Bakteri
2. Virus
14
3. Jamur
Tempat pencucian yang lembab
Plafon yang lembab
D. Faktor ergonomis
1. Posisi bekerja
Berdiri
2. Cara bekerja
Mengangkat
3. House Keeping
Posisi meja setrika yang tidak
nyaman
Desain ruangan (rapi, bersih,
teratur, tidak sempit)
Letak peralatan kerja (mesin cuci,
mesin pengering, tempat
menyetrika, APD)
E. Faktor Psikososial
1. Jadwal kerja
2. Hubungan kerja
15
3. Beban kerja
4. Gaji
1. Mesin cuci
2. Mesin Pengering
3. Setrika
1. Masker
2. Sarung tangan
4. Pelindung kepala
5. Kaca mata
Pemeriksaan kesehatan
1. Berkala
2. Pemeriksaan khusus
16
tentang K3
1. Luka bakar
2. Dermatitis
4. Muskuloskeletal disorder's
2. Penyuluhan
3. Pelatihan
4. Pemantauan hazard/pengukuran
6. Rambu-rambu eavkuasi
Konstruksi bangunan
17
2. Lantai
- Kedap air
- Tidak licin
- Mudah dibersihkan
3. Dinding
- Kuat
- Datar
- Cat anti jamur
4. Ventilasi
5. Langit-langit
- Kuat
- Mudah dibersihkan
- Tinggi minimal 2,7m
6. Konstruksi
- Balkon
- Beranda
- Talang
7. Pintu
- Kuat
- Tinggi
- Lebar
8. Jarangan istalasi
- Instalasi air
- Limbah
- Gas
- Listrik
- Sistem pengawasan
18
- Telekomunikasi
2. Pemisahan linen
3. Pemindahan linen
4. Proses pencucian
5. Pemindahan linen
6. Proses pengeringan
7. Proses Finising
19