Yang kedua, dunia saat ini melihat gelagat buruk dari penyebaran Islam
yang begitu pesat di Eropa, sehingga inilah saatnya untuk
mempropaganda dan mengadu domba umat Islam dengan
menggolongkan umat Islam kepada dua kelompok, yakni Islam Radikal
sebagai basic terorisme dunia, dan Islam Moderat sebagai sahabat
mereka.
Hadirin, kedua dampak ini menyebar ke seluruh daerah di tanah
Indonesia. Bahkan tidak begitu lama dari kasus WTC, Bali sebagai pusat
wisata Indonesia, dibom oleh mereka yang mengaku sebagai para
mujahid Islam. Lalu apakah Islam telah mengajarkan tentang jihad
sebagai sebuah penindasan dan teror? ataukah sesungguhnya Jihad
dapat menjadi sarana untuk membangun persaudaran? Oleh
karenanya,
adalah tema yang akan kita bahas dalam kesempatan kali ini. Dengan
redaksi awal, firman Allah swt surat at-Taubah ayat 41:
رِمجاهففدة العبففد: وما الجهاد الكبر ؟ قال: قالوا. رجعنا من الجهاد الصغر إلى الجهاد الكبر
{ِفهواه }رواه البيهقي
Artinya : “Kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad yang besar.
Para sahabat bertanya ; apakah itu jihad yang besar ? Rasul menjawab ;
seorang hamba berjihad melawan hawa nafsunya.” [HR. al-Baihaqi]
Inilah yang terjadi saat ini, jihad tidak lagi memberikan dampak positif
kepada semua orang berupa kemaslahatan dan kebaikan kepada setiap
orang, melainkan karena nafsu al-hawa’ yang dikedepankan. Padahal
Rasulullah Muhammad saw diutus kemuka bumi ini adalah sebagai
pembawa Rahmat Allah kepada seluruh makhluk di muka bumi ini, ( وما
)ارسلنك إل رحمة للعالمين. Untuk itu, marilah kita jadikan Jihad di Indonesia
ini jihad yang dapat menciptakan persaudaraan, sebagaimana yang
dilakukan oleh para pendahulu kita, penyebar Islam di tanah Nusantara.
Bukan seperti yang dilakukan oleh para pembajak Islam, yang
membesarkan nama Islam melalui tindakan teror terhadap orang-orang
yang berbeda dengan mereka.