OLEH :
IDAWATI
(917312906201003)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam pendidikan kesehatan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini telah kami slesaikan dengan sebaik – baiknya dan kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan –
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian ( galenik) atau campuran
dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat bahan alam yang ada di Indonesia
saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka.
Semakin maraknya penggunaan obat tradisional berdasarkan khasiat yang
turun temurun semakin memperluas kesempatan terjadinya pemalsuan simplisia
bahkan ada beberapa jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO) yang
telah jelas dilarang penambahannya baik sengaja maupun tidak disengaja
kedalam produk obat tradisional.
Oleh karena itu, maka diperlukan adanya analisis terhadap sediaan jamu
yang beredar dipasaran yang meliputi analisis makroskopik dan mikroskopik
serta analisis kimia untuk melindungi masyarakat luas dari peredaran obat
tradisional yang mengandung simplisia palsu maupun bahan kimia obat.
Pemeriksaan mutu simplisia dapat dilakukan secara argonoleptik,
makroskopik, mikroskopik, biologi dan kimiawi. Pemeriksaan argonoleptik dan
makroskopik dilakukan untuk memeriksa kemurniaan mutu simplisia dengan
menggunakan manusia. Caranya adalah dengan mengamati ciri-ciri luar seperti
bentuk, warna, rasa, dan bau simplisia. Setelah dilakukan pemeriksaan
makrskopik selanjutnya dilakukan pemeriksaan secara mikroskopik untuk
melihat ciri-ciri histiologi terutama untuk menegaskan keahliannya. Selanjtnya
dilakukan penetapan mutu untuk senyawa aktif didalam simplisia tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MAKROSKOPIS
a. Definisi
Metode makroskopik merupakan cara untuk mengidentifikasi
simplisia baik dalam keadaan tunggal maupun campuran. Cara ini dapat
diterapkan pada obat tradisional rajangan, obat tradisional godogan, dan obat
tradisional dalam bentuk serbuk maupun bentuk modifikasinya, pil, tablet,
parem, namun tidak dapat diterapkan pada obat tradisionalyang diolah
menjadi ekstrak / sari simplisia.
Secara makroskopis, identifikasi maklhuk hidup dapat dilakukan
dengan melihat struktur morfologinya. Identifikasimakhluk hidup secara
morfologis ada dua macam yaitu dengan kunci determinasidan identifikasi.
Determinasi dan identifikasi mempunyai tujuan yang sama, yaitumenemukan
nama suatu obyek yang sedang dicari tetapi metode yang digunakanuntuk
mencarinya berbeda. Determinasi tumbuhan dilakukan denganmenggunakan
kunci determinasi, yang berisi pernyataan- pernyataan yangmemungkinkan
pengguna untuk sampai kepada suatu nama tertentu . sedangkanidentifikasi
adalah proses pencarian nama dengan menggunakan informasisebagian yang
diperoleh dari spesimen tumbuhan. Informasi sebagian tersebut dapat berupa
sifat struktural morfologis, anatomis, bau, fifiologi, kegunaan ataubukti
artefak lain yang memungkinkan sebagai jalan untuk menemukan nama.
b. Uji tanaman obat secara makroskopis
KINGDOM Plantae
DEVISI Tracheophyta
KELAS Magnoliopsida
ORDO Sapindales
FAMILI Anacardiaceae
GENUS Mangifera L