KIMIA ANALISIS II
“Spektro UV-vis, Spektro Ir dan Spektro AA-S”
OLEH :
IDAWATI
(917312906201003)
1. Spektrofometri Uv-vis
Defenisi spektro UV-vis
Obat generik saat ini masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat
karena alasan kualitas dari obat generik lebih rendah dibandingkan obat merek.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan profil disolusi rifampisin
tablet merek (A, B, C) dengan tablet rifampisin generik (D, E). Parameter
penting dalam menentukan mutu obat dalam bentuk tablet adalah penetapan
kekerasan, penetapan waktu hancur dan uji disolusi. Pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan produk yang beredar di pasaran yaitu 3 sampel merek
dan 2 sampel generik tablet rifampisin. Tablet rifampisin yang digunakan
adalah tablet salut selaput dengan dosis 450 mg. Tablet diuji sifat fisik meliputi
keseragaman bobot, kekerasan, waktu hancur dan uji disolusi.
Mutu suatu tablet ditentukan dari beberapa parameter fisik yang harus
dipenuhi antara lain: penetapan kadar, kekerasan tablet, kerenyahan tablet,
waktu hancur dan disolusi. Faktor-faktor tersebut di atas saling mempengaruhi,
jika semakin keras suatu tablet maka kerenyahannya kecil, waktu hancur lama
dan disolusinya semakin kecil. Uji laju disolusi merupakan contoh prosedur
laboratories yang dapat merefleksikan perilaku obat invivo (Ringoringo, 1985),
Sehingga uji disolusi dapat menjadi salah satu metode untuk membuktikan
kulitas suatu sediaan termasuk tablet rifampisin generic dan bermerek.
Metode penilitian
Bahan: Bahan yang digunakan adalah rifampisin baku (Kimia Farma),
tablet rifampisin merek (Bernofarm, Sanbe, Sandoz), tablet rifampisin generik
(Kimia Farma dan Hexpharm), aquabidestilata (Widatra) dan HCl Merck (p.a).
Sepuluh tablet ditimbang, dihitung bobot rata rata tiap tablet. Jika ditimbang
satu per satu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih
besar dari bobot rata-ratanya yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tabletpun
yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan
kolom B (DEPKES RI, 1979).
Tabel 1. Sediaan Rifampisin di pasaran (ISFI, 2008)
o Uji kekerasan tablet
Lima buah tablet dimasukkan kedalam alat uji waktu hancur (disintegration
tester). Setiap tabung diisi satu tablet, kemudian dimasukkan ke dalam penangas
air dengan suhu sebesar 37ºC. jalankan alat sampai semua fraksi pecahan tablet
lewat ayakan yang terletak pada bagian bawah alat. Catat waktu yang
diperlukan sebagai waktu hancur tablet.
3. Uji Disolusi
Pembuatan medium disolusi HCl 0,1 N Pipet 8,36 ml HCl (p.a) masukkan
dalam labu takar 1000,0 ml kemudian diencerkan dengan akuabidest sampai
tanda. Pembuatan larutan stok 0,1000 g rifampisin baku ditimbang kemudian
dilarutkan dalam 100 ml HCl 0,1 N. Konsentrasi larutan tersebut adalah 1 mg/ml
atau 1000 ppm. Kemudian larutan konsentrasi 1000 ppm diencerkan menjadi 100
ppm. Larutan stok dipipet sebanyak 2,5 ml dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml
dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda batas. Penetapan panjang
gelombang maksimum larutan stok sebanyak 40 ml diencerkan dengan larutan
HCl 0,1 N sampai 10,0 ml.
Masukkan larutan dalam kuvet dan dibaca absorbansinya pada panjang
gelambang antara 400 nm-800 nm. Catat panjang gelombang maksimal yang
diperoleh. Pembuatan seri konsentrasi Untuk membuat kurva baku perlu dibuat
suatu seri konsentrasi. Pembuatan seri konsentrasi dibuat dengan cara
mengencerkan rifampisin baku dari larutan stok 100 ppm menggunakan pelarut
HCl 0,1 N. Seri konsentrasi yang akan dibuat adalah 0,5; 10; 20; 30; 40; 50 dan
60 ppm. Dari larutan stok rifampisin 100 ppm dipipet masing-masing 0,05; 1; 2;
3; 4; 5 dan 6 ml ke dalam labu takar 10 mL, kemudian larutan tersebut ditambah
HCl 0,1 N sampai tanda batas. Pembuatan kurva baku Kurva baku ditentukan
dengan menggunakan larutan yang telah dibuat seri konsentrasinya yaitu 0,5; 10;
20; 30; 40; 50 dan 60 ppm. Dari larutan stok rifampisin 100 ppm dipipet
masingmasing 0,05; 1; 2; 3; 4; 5 dan 6 ml ke dalam labu takar 10 mL, kemudian
larutan tersebut ditambah HCl 0,1 N sampai tanda batas.
Masing-masing seri konsentrasi tersebut dibaca absorbansinya pada alat
spektrofotometerUV-Vis pada panjang gelombang maksimal. Dari kurva
hubungan antara konsentasi rifampisin dengan luas area dapat diperoleh harga
koefisien korelasinya. Dengan harga koefisien korelasi tersebut dapat ditentukan
linearitasnya bagus atau tidak dan dapat digunakan untuk menentukan kadar dari
obat yang akan dianalisis.
Hasil dan Pembahasan
Sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak 5 jenis sampel. Dari 5 jenis
sampel tersebut diantaranya 3 sampel tablet rifampisin merek dan 2 sampel
tablet generik. Dimana tiap jenis sampel terdiri atas 28 tablet dimana 3 tablet
untuk disolusi, 10 tablet untuk uji kekerasan sekaligus untuk uji keseragaman
bobot dan 15 tablet untuk uji waktu hancur.
1. Hasil Uji sifat fisik tablet
Selain profil disolusi parameter disolusi yang juga penting adalah nilai C45
dan DE45. C45 yaitu jumlah zat aktif yang terlarut pada menit ke 45. Pada
monografi Farmakope Indonesia IV mencantumkan bahwa konsentrasi 75%zat
terlarut untuk rifampisin (C43H58N4O12) ditunjukkan pada menit ke 45. Hasil
penelitian ini sesuai karena pada menit ke 45 konsentrasi yang diperoleh lebih
dari 75% (tabel 5).
Tabel 5. Nilai parameter C45 tablet rifampisin
*
Keterangan : = tidak ada perbedaan yang signifikan dengan taraf kepercayaan 95%; A.
RIFAMTIBI; B. RIMACTANE; C. RIFABIOTIK; D. KIMIA FARMA GENERIK; E. HEXPHARM GENERIK
DE45 atau dissolution efficiency pada menit ke-45 merupakan salah satu dari
parameter disolusi. Dimana nilai DE45 menunjukkan kecepatan pelarutan obat
ke dalam medium mendekati profil absorpsi obat secara in vivo. Hasil
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada DE45 antara
tablet rifampisin merek dan generik. Sehingga dari hasil yang diperoleh tersebut
dapat menunjukan bahwa rifampisin tablet merek dan generik memiliki khasiat
dan mutu yang sama.
Tabel 3. Hasil DE45 tablet rifampisin
*
Keterangan : = tidak ada perbedaan yang signifikan dengan taraf kepercayaan
95%; A. RIFAMTIBI; B. RIMACTANE; C. RIFABIOTIK; D. KIMIA FARMA GENERIK; E.
HEXPHARM GENERIK
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan antara profil disolusi tablet rifampisin merek
dengan tablet rifampisin generik begitu pula pada uji sifat fisik tabletnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. 2004. Pedoman Uji Bioekivalensi. Jakarta: Badan Pengawasan Obat
dan Makanan Republik Indonesia.
DEPKES RI. 1979. Farmakope Indonesia Ed. III. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
DEPKES RI. 1979. Farmakope Indonesia Ed. III. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
ISFI. 2008. Informasi Spesialite Obat Indonesia. ISFI: Jakarta
Mursyidi, A., dan Rochman, A. 2006. Pengantar Kimia Farmasi Analisis :
volumetri dan gravimetri. Yogyakarta: Yayasan Farmasi Indonesia. Hlm. 29.
Ramadhana, B. 2005. Analisis disolusi dan Waktu Hancur Tablet Salut dan Non
Salut Asam Mefenamat 500 mg. [Tugas Akhir]. Bogor: Akademi Kimia Analisa.
Siregar C, Agoes G, Logawa B. 1992. Validasi Mutu Sediaan Solida. Sukmadjaja
A; Mar’u U;
Badruzaman S; editor; ITB, 1 Mei 1992. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi (Terjemahan) Noerono, S. Edisi V. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada Press.
1
0
Analisis Kadar Siprofloksasin dalam Sediaan Tablet dengan Metode
Spektroskopi Near-Infrared dan Kemometrik
(Ciprofloxacin’s Level Analysis on Tablet Dosages Form by Near-Infrared
Spectroscopy Method and Chemometric)
A. Definisi Spektroskopis Infra Merah (Ir)
1
1
dalam penelitian ini masing-masing adalah Partial Least Square (PLS) dan
Linear Discriminant Analysis (LDA)
produk tablet siprofloksasin yang beredar di pasaran adalah 250
mg, 500 mg dan 750 mg. Kadar siprofloksasin dalam produk harus dijamin
tepat untuk mempertahankan mutu sesuai yang diinginkan produsen
sehingga pengawasan mutu perlu dilakukan. Hal ini penting diperhatikan
mengingat tablet siprofloksasin dosis tunggal dengan kadar yang berlebih
dapat menimbulkan berbagai efek samping dan resistensi. Persyaratan
kadar untuk sediaan siprofloksasin menurut USP 30 yaitu mengandung
siprofloksasin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket. Dalam penelitian ini akan dilakukan
pengembangan dan validasi metode analisis penetapan kadar
siprofloksasin dalam sediaan tablet menggunakan metode spektroskopi
NIR dan kemometrik. NIR merupakan salah satu instrumen dalam analisis
farmasetika yang dikenal secara luas digunakan untuk pengujian bahan
baku, proses monitoring dan kontrol kualitas
Spektrum yang dihasilkan oleh NIR tidak dapat diekstrak dan
digali informasinya secara langsung sehingga untuk mengekstrak
informasi spektrum yang diperlukan dan menggunakan informasi
spektrum tersebut untuk aplikasi kualitatif dan kuantitatif diperlukan
metode analisis data multivariat. Metode statistik multivariat sering
disebut dengan metode kemometrik [4]. Metode kemometrik merupakan
salah satu cara untuk memperoleh informasi penting mengenai objek
tertentu pada data dengan menggunakan tehnik statistik atau matematika
[5]. Analisis kemometrik dengan teknik Partial Least Square (PLS) dan
Linear Discriminant Analysis (LDA) merupakan teknik kalibrasi
multivariat yang bisa digunakan untuk penentuan multikomponen.
NIR kini menjadi penting dalam analisis sampel farmasetika
dikarenakan ketangguhan (robustness) yang sangat menonjol dari
instrumen tersebut [6]. Berbagai keuntungan dari NIR dibandingkan
dengan metode lain yang masih tradisional diantaranya adalah cepat,
1
2
sedikit atau tidak memerlukan preparasi, memiliki kapasitas pengukuran
terpisah (menggunakan probe serat optik), dapat memprediksi sifat fisika
kimia dari sebuah spektra tunggal [1], dan dapat menganalisis sampel yang
utuh sehingga sampel dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut [7]. Dari
berbagai keuntungan diatas maka NIR dapat menjadi alternatif dalam
penetapan kadar siprofloksasin dari metodemetode yang sudah ada.
Sebagai metode pembanding digunakan metode spektrofotometri UV-Vis
yang telah banyak digunakan dalam penetapan kadar siprofloksasin.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi model PLS yang
efektif untuk mendeteksi kadar siprofloksasin dan menentukan hasil
pembentukan model klasifikasi siprofloksasin berdasarkan spektrum
inframerahnya menggunakan LDA,mengaplikasikan metode NIR (Near
Infrared) dan kemometrik yang telah dikembangkan untuk menentukan
kadar siprofloksasin dalam sediaan tablet siprofloksasin yang beredar di
pasaran dan mengetahui kesesuaian hasil yang diperoleh dari metode Near-
Infrared (NIR) jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari metode
pembanding.
Metode Penelitian
1
3
amilum (pharmaceutical grade), laktosa (pharmaceutical grade) dan
avicel (pharmaceutical grade).
Sampel training set, test set dan sampel nyata dalam penelitian ini
adalah sediaan tablet siprofloksasin (generik dan paten) yang dipilih
berdasarkan mayoritas ketersediaannya di apotik yang dikumpulkan
berdasarkan tehnik pengambilan sampel Purposive Sampling. Teknik ini
juga berlaku dalam pengambilan sampel bahan pengisi tablet (matriks),
dimana matriks yang dipilih adalah pengisi sediaan tablet yang umum
digunakan dan tersedia di laboratorium. Sejumlah 20 tablet dari
seluruh sampel training set, test set dan sampel nyata (paten dan generik),
yang digunakan masing-masing ditimbang dan dihitung berat rata-ratanya,
kemudian masing-masing tablet digerus sampai halus dan diayak dengan
ayakan B-60, setelah itu disimpan dalam pot plastik yang telah diberi
label. Sampel training set, test set dan sampel nyata yang telah dipreparasi
tersebut kemudian ditentukan data spektrumnya dengan instrumen
spektroskopi Near Infra-Red Luminar 3070 dan diolah lebih lanjut untuk
pembuatan model kalibrasi dan klasifikasi dengan tehnik kemometrik
menggunakan perangkat lunak The Unscrambler X 10.2
kuantitatif dalam penelitian ini dibentuk dengan teknik analisis
multivariat PLS, sedangkan model klasifikasi yang digunakan dibentuk
dengan tehnik analisis multivariat LDA. Masing-masing model yang telah
terbentuk kemudian divalidasi menggunakan dua tehnik validasi silang,
tehnik yang pertama adalah Leave One Out Cross Validation (LOOCV)
dengan mengolah data training set pada perangkat lunak The
Unscrambler X 10.2 dan teknik kedua adalah validasi silang 2-Fold-Cross-
Validation (test set) menggunakan sampel tablet siprofloksasin generik
maupun paten yang berbeda merk ataupun nomor batch dari sampel- sampel
yang digunakan dalam training set.
Model kalibrasi yang telah dinyatakan valid kemudian diterapkan
pada penetapan kadar sampel nyata dengan instrumen NIR. Kadar yang
diperoleh kemudian dibandingkan dengan kadar yang diperoleh dari metode
1
4
pembanding. Kadar yang diperoleh dari kedua metode tersebut kemudian
diuji dengan uji T Dua Sampel Berpasangan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan kadar yang diberikan keduanya.
Hasil Penelitian
1
5
lalu dihitung koefisien variasi (KV) dari keenam replikasi. Penilaian
parameter presisi menggunakan spektrofotometri UV-Vis seperti yang
tertera pada Tabel 1 ini dinyatakan presis berdasarkan syarat
penerimaan nilai KV untuk uji presisi yaitu harus ≤ 2,7 [12]. Selanjutnya,
untuk uji akurasi dalam penelitian ini digunakan metode standar adisi.
Penambahan analit ditentukan dengan menggunakan 3 macam
konsentrasi antara 30%-60% kali dari analit yang diperkirakan [13].
Persyaratan penerimaan% rekoveri adalah 98% - 102% untuk
konsentrasi analit ≥10% dan KV ≤ 2,7 [12]. Oleh karena memenuhi
persyaratan untuk penerimaan nilai KV dan % rekoveri, maka penilaian
parameter akurasi dengan spektrofotometri UV-Vis ini dinyatakan akurat.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap parameter-parameter validasi, yang
meliputi linieritas, batas deteksi dan batas kuantitasi, presisi, dan akurasi,
metode analisis kadar siprofloksasin dalam sediaan tablet dengan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis ini dinyatakan valid
Pembentukan model kalibrasi dengan PLS dalam penelitian ini
dibentuk dari 175 komposisi set kalibrasi (training set). Seluruh set
kalibrasi telah diperoleh data absorbansinya pada panjang gelombang 850-
2300 nm. Pemilihan set data yang digunakan harus memenuhi spesifikasi
1
6
dalam memprediksi konsentrasi hasil prediksi dengan konsentrasi
sebenarnya.
Model klasifikasi dalam penelitian ini dibuat dengan LDA.
Kemampuan model dalam membedakan sampel yang mengandung bahan
aktif (“siprofloksasin”) dengan bahan tambahan (“matriks”) dapat dilihat
berdasarkan nilai % akurasi terhadap sampel dalam training set. Pemetaan
model LDA yang telah terbentuk sesuai gambar 3 menunjukkan bahwa
nilai % akurasi adalah 100% yang menunjukkan bahwa model tersebut
dapat mengklasifikasikan ke-20 sampel training set dengan benar.
Metode validasi lain yang digunakan adalah 2-fold cross
validation. pada penelitian ini, validasi ini menggunakan 10 sampel
independen (test set) dengan konsentrasi yang telah diketahui. Sampel
tersebut kemudian diprediksi menggunakan model kalibrasi terpilih.
Korelasi antara konsentrasi hasil prediksi model dengan konsentrasi
1
7
tertera pada etiket. Analisis statistik dengan uji T Dua Sampel
Berpasangan terhadap data tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan bermakna pada kadar sampel nyata yang ditetapkan dengan
kedua metode, dimana nilai signifikansi yang diperoleh adalah
0,249 dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai signifikansi tersebut >
0,05 sehingga pengambilan keputusan hipotesis dinyatakan H0 diterima
1
8
KESIMPULAN
Metode spektroskopi NIR untuk analisis kadar siprofloksasin dalam sediaan
tablet ini dapat diaplikasikan pada sediaan tablet siprofloksasin yang beredar di
pasaran. Hasil analisis kadar siprofloksasin dengan metode spektroskopi NIR dan
kemometrik memberikan hasil yang sama bila dibandingkan dengan metode
spektrofotometri UV-Vis dan perlu dikembangkan metode penetapan kadar
siprofloksasin dalam bentuk sediaan lain dengan metode spektroskopi NIR dan
kemometrik.
1
9
DAFTAR PUSTAKA
Gowen, A. A., O’Donnel, C., Cullen, P., dan Bell, S . E .J. 2008.Recent
Applications of Chemical Imaging to Pharmaceutical Process Monitoring
and Quality Control. Dublin : School of Food Science and Environmental Health
Dublin Institute of Technology.
syarif, Estuningtyas, Setiawati, Muchtar, Arif, Bahry, Suyatna,Dewoto,
Utama, Darmansjah, Wiria, Nafrialdi, Wilmana, Ascobat, Setiabudy, Sunaryo,
Wardhini, Suherman, Gunawan, Ganiswarna, Arozal, Mariana, Istiantoro,
Sadikin, Louisa dan Elysabeth. 2009. Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Pharmacopeia USP. 2007. The National Formulary. Edition 30. TheUnited
States Pharmacopeial Convention.
Berrueta, L. A., Alonso-Salces, R. M. & Héberger, K. 2007.Supervised
Pattern Recognition in Food Analysis. Journal of Chromatography A.
http://www.chemres.hu/userfiles/supervisedheberger_2007_cikk %281%29 pdf.
[29 Maret 2013].
Grewal, A.S., Patro, S.K., Kanungo, S.K., dan Bhardwaj, S.K. 2012.
Simultaneous Specthrophotometric Estimation of Ciprofloxacin and Ornidazole
in Tablet Dosage Form, IJPSR, 3(8): 2716-2720.
2
0
PENENTUAN KADAR BESI DARI TABLET MULTIVITAMIN
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Prosedur Percobaan
o Preparasi larutan standar.
2
1
arang). Setelah itu tambahkan 50 ml air deionisasi dan saring dengan kertas
Whatman No 40 saat dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Dicuci residu
dengan 25 ml air deionisasi dan ditera. Preparasi sampel dilakukan triplo.
Dan dibaca absorbans larutan sampel pada SSA. Sampel selanjutnya juga
diukur menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan terlebih dahulu
mengukur panjang gelombang maksimum yang akan digunakan dalam
percobaan. Sampel yang telah dipreparasi sebelumnya diukur
absorbansnya. Data yang diperoleh selanjutnya dicatat dan diolah
menggunakan perangkat pengolah data.
Pembahasan
2
2
hanya berasal dari Fe, setelah dikoreksi oleh absorbans blangko.
Persamaan garis yang didapat adalah y = 0.0118 + 0.0242x. data yang
diperoleh ini dapat dilihat pada lampiran
Larutan Konsentrasi (ppm) Absorbans Aterkoreksi
Blanko 0,0028
Standar 1 1 0,0337 0,0309
Standar 2 2 0,0622 0,0594
Standar 3 3 0,0916 0,0888
Standar 4 4 0,1163 0,1135
Standar 5 5 0,1386 0,1358
Standar 6 6 0,1558 0,153
Standar 7 7 0,1814 0,1786
Blanko 0
Sangobion 1 0,9833 0,0374 0,0346
Sangobion 2 0,8417 0,034 0,0312
Sangobion 3 1,6625 0,0537 0,0509
Sangobion 4 1,6208 0,0527 0,0499
Sangobion 5 1,2792 0,0445 0,0417
Sangobion 6 1,1875 0,0423 0,0395
Meskipun memiliki banyak kelebihan, metode spektrofotometri
serapan atom juga memiliki beberapa kekurangan seperti terdapat
beberapa unsur yang tidak dapat menghasilkan uap atom pada keadaan
dasar saat mencapai nyala seperti tidak terdisosiasi. Selain itu, beberapa
nyala juga lebih tepat untuk beberapa unsur tertentu, maka dengan
bertambahnya analit juga akan dilakukan pertukaran terhadap sumber
sinar gas pembakaran, dan diperlukan lampu katoda yang mahal untuk
setiap unsur (Haryati 2009).
Kadar Fe juga ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis untuk
membandingkan hasil yang didapat dari spektrofotometri serapan atom.
Spektrum absorbsi yang diperoleh dari hasil analisis dapat memberikan
informasi panjang gelombang dengan absorbans yang dihasilkan oleh
larutan standar digunakan untuk membuat kurva standar. Konsentrasi
suatu senyawa atau unsur dapat dihitung dari kurva standar yang diukur
pada panjang gelombang dengan absorbans maksimum. Hasil yang
diperoleh menunjukkan penentuan panjang gelombang maksimum
terhadap nila absorbans tertentu dengan panjang gelombang 471 nm.
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan untuk
mengetahui pada panjang gelombang berapa diperoleh penyerapan
maksimum oleh larutan dengan konsentrasi terbesar dan agar diperolah
data yang akurat. Serapan Fe3+ metode standar adisi pada panjang
gelombang maksimum menghasilkan nilai kemiringan sebesar 93.13%.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa Serapan Fe3+ metode
standar adisi menunjukkan bahwa semakin tinggi absorbansinya semakin
baik nilai kemiringan yang akan diberikan.
2
3
Kelinearitas kurva standar secara spektrofotmetri serapan atom jauh
lebih baik bila dibandingkan dengan spektrofotometri UV-Vis (Gambar
1 dan Gambar 3). Ketepatan yang diperoleh pada penentuan secara
spektrofotometri serapan atom jauh lebih besar dibandingkan secara
spektrofotometri UV-Vis (lampiran). Hal ini menunjukkan bahwa
pengukuran dengan spektrofotometer serapan atom lebih baik. Hal ini
karena sifatnya yang selektif, spesifik, tidak membutuhkan biaya analisa
yang mahal, sensitivitasnya tinggi, dapat dengan mudah membuat
matriks yangsesuai dengan standar, dan waktu analisa sangat cepat (Haryati
2009).
2
4
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan ini dapat ditentukan kadar besi dalam tablet
multivitamin dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom maupun
spektrofotometri UV-Vis. Penentuan kadar Fe dalam tablet multivitamin
menggunakan spektrofotometri serapan atom lebih baik bila dibandingkan
dengan menggunakan spektrofotmetri UV-Vis. Hal ini ditunjukkan dengan
perbedaan nilai ketelitian dan ketepatan dari kedua instrumen yang digunakan.
2
5
Daftar Pustaka
Haryati. 2009. Analisis unsur pengotor Fe, Cr, dan Ni dalam larutan uranil nitrat
menggunakan spektrofotometer serapan atom. Jurnal Teknologi Bahan
Bakar Nuklir. 5(1) : 565-572
Rialita, et al . 2013. Analisis kafein dalm kopi bubuk di kota Menado
menggunakan
spektorfotometri UV-Vis. Jurnal Ilmiah Farmasi. 2(4) : 122-128
2
6
Lampiran Spektorofotometri AAS
Tabel 1 Konsentrasi standar Fe pada standar dan sampel sangobion
0,2
Absorbans
0,15
0,1 y = 0,0242x + 0,0118
R² = 0,9938
0,05
0
0 2 4 6 8
Konsentrasi (ppm)
4
Tabel 2 Kadar Fe pada sampel sangobion
Bobot Konsentrasi (ppm)
Larutan sangobion Setelah Sebelum Bobot Fe (g) Kadar Fe (%)
(g) pengenceran pengenceran
Sangobion 1 0,0106 0,9833 4,9165 0,0005 4,6382
Sangobion 2 0,0116 0,8417 4,2085 0,0004 3,6280
Sangobion 3 0,0141 1,6625 8,3125 0,0008 5,8954
Sangobion 4 0,0104 1,6208 8,104 0,0008 7,7923
Sangobion 5 0,0123 1,2792 6,396 0,0006 5,2000
Sangobion 6 0,0111 0,1875 0,9375 0,0001 0,8446
Rerata 4,6664
SD 2,3346
Ketelitian 49,9703
5
499 0.1051 513 0.0835
501 0.1018 515 0.0814
503 0.1007 517 0.0814
505 0.0931 519 0.0804
507 0.0910 521 0.0762
509 0.0846 523 0.0620
511 0.0846 525 0.0600
0,2500
0,2000
471; 0,1612
Absorbans
0,1500
0,1000
0,0500
0,0000
425 445 465 485 505 525
Panjang gelombang (nm)
6
2 0.540608 0.54373
3 0.534617
1 0.707744
Larutan 6 7.00 2 0.725842 0.71231
3 0.703335
0,8
0,7
0,6
0,5
Absorbans
0,4
0,3
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Konsentrasi Standar Fe3+(ppm)