Anda di halaman 1dari 2

Merintis Jejak Karir di Amerika

Dunia VFX atau Visual Effect rasanya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, mengetahuinya saja
belum apalagi bergelut di dunia itu dan tentunya hanya segelintir orang saja yang berani untuk terjun di
dunia VFX. Film-film yang kita tonton yang selalu menjadi Box Office tentunya tak lepas dari VFX, tanpa
Visual Effects yang baik maka kesempurnaan film tak bisa dicapai. Oleh karena itu masih sangat sedikit
sekali orang Indonesia yang bekerja di bidang Visual Effects mengingat tak mudah untuk terjun di bidang
itu dan kalaupun ada pasti lah mereka lebih banyak berada di luar negeri dimana banyak Visual Effect
Studio besar berada.

Kabar baiknya satu per satu anak-anak muda Indonesia memberanikan diri untuk terjun di dunia VFX
bahkan secara khusus mengambil kuliah di luar negeri khususnya di Amerika untuk semakin mendalami
VFX. Salah satunya seorang pemuda asli Indonesia yang saat ini sedang merintis jejak karirnya di
Amerika yaitu Kevin Herjono. Tentu bagi kita namanya masih begitu asing, tapi beberapa tahun ke
depan seiring pengalamannya, sedikit demi sedikit nama Kevin Herjono akan akrab di telinga masyarakat
Indonesia.

Pemuda asal Semarang kelahiran 1993 itu sejak lulus SMA melanjutkan kuliahnya di Amerika mengambil
jurusan Visual Effect di Savannah College of Art and Design. Jurusan yang tentunya tak banyak yang
tahu bagi kita yang berada di Indonesia. Oleh karena itu hanya sebagian kecil orang Indonesia yang
bekerja di bidang itu dan mungkin hanya sekitar puluhan saja.

Mengapa kemudian Jono panggilan akrab anak muda itu menjadi sebuah kabar baik bagi Indonesia? Di
usianya yang masih muda Jono sudah memulai karir dengan baik. Diawali dengan bekerja di Framestore
yaitu sebuah VFX Studio di Amerika yang sudah memiliki nama besar di sana. Untuk diketahui
Framestore Studio ini terlibat dalam pembuatan film Gravity dan Jono mendapat kesempatan bekerja
selama 3 bulan disana sebagai Computer Generated (CG) Artist yang itu tentunya menjadi prestasi
tersendiri. Padahal Jono baru lulus tahun 2015 lalu dan sudah mendapat kesempatan besar untuk
bekerja di Perusahaan besar.

Perjalanan karir Jono sebagai CG Artist makin bersinar ketika dia mendapat kesempatan besar bekerja
di Blur Studio pada bulan Januari 2016. Blur Studio merupakan Animation-Visual Effect Studio yang
berada di Amerika yang sudah punya nama besar. Blur Studio pernah terlibat dalam pembuatan untuk
VFX-Animation Prologue dan Main on End Titles film Thor : The Dark World, serta pembuatan End Titles
untuk film Amazing Spiderman. Founder dari Blur Studio ini adalah Tim Miller yang merupakan Director
dalam film Deadpool dimana Blur Studio juga ambil bagian dalam film itu untuk pembuatan Opening
Title Sequence .Tidak hanya film, Blur Studio juga menggarap project untuk Games maupun project-
project lain seperti misalnya games Resident Evil :Racoon City, Batman : Arkham City serta project besar
lainnya.

Jono sendiri di Blur Studio mendapat kesempatan besar untuk menggarap project bersama tim nya
untuk Client sekelas Microsoft dan Warner Brothers. Sebuah kesempatan yang besar bagi Jono untuk
mengembangkan kemampuan serta karirnya di Amerika dengan terlibat di sebuah perusahaan ternama
disana dengan Client ternama pula. Selain itu Jono juga mendapat masukan langsung dan dimentori oleh
Rini Sugianto, seorang Animator dari Indonesia yang namanya sudah kita kenal dimana dia pernah
terlibat dalam pembuatan film The Adventure of Tintin serta The Avengers.

Mendapat masukan serta mendapat mentor seorang Rini Sugianto tentunya merupakan sebuah
kesempatan yang langka bagi Jono, animator kelas dunia ini tak keberatan memberi masukan terkait
karirnya di Amerika nanti dan tentunya mendorong Jono jika sudah cukup pengalaman untuk kembali ke
Indonesia untuk membangun industri kreatif di Indonesia berbekal pengalaman di Amerika. Saat ini kita
hanya bisa berharap beberapa tahun ke depan baik Jono maupun anak muda-anak muda lain yang saat
ini sedang merintis karir di Amerika maupun Negara lain untuk bisa kembali ke Indonesia suatu saat dan
bersama-sama membangun Industri Kreatif di Indonesia untuk bisa mengejar ketertinggalan kita di
bidang ini dan bahkan bisa sejajar dengan Industri Kreatif Negara maju lain.

Anda mungkin juga menyukai