Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelainan denyut dan irama jantung merupakan fenomena yang sering kita jumpai di tempat
praktek. Umumnya pasien dengan gangguan denyut dan irama jantung akan datang dengan
keluhan sering berdebar, cepat capai, cepat lelah dalam beraktivitas, serta gangguan tidur.
Gangguan denyut dan irama jantung yang sering ditemukan adalah kecepatan irama jantung
dan denyut yang tidak beraturan, muali dari yang ringan hingga yan berat seperti : sinus
takikardia, ventrikular ekstra sistole, atrial fibrilasi, dan sebagainya. Biasanya pasien akan datang
ke dokter umum terlebih dahulu, namun mengingat kompetensi yang dimilikinya, dokter umum
biasnya akan merujuk pasien tersebut ke dokter spesialis jantung untuk penatalaksanaan lebih
lanjut. Hal yang umum dilakukan oleh dokter/dokter spesialis jantung terhadap pasien
gangguan denyut dan irama jantung adalah melakukan rekam jantung (EKG), dimana hasil
rekam jantung tersebut akan terlihat bentuk dan jenis gangguan denyut dan irama jantung.
Pasien yang telah terdiagnosa mengalami gangguan denyut dan irama jantung umumnya akan
diberikan obat-obatan jantung................ Pemberian obat-obatan tersebut biasanya bersifat
permanen, artinya pasien tersebut harus selalu mengkomsumsi obat-obatan tersebut dalam
jangka waktu yang lama atau bahkan mungkin seumur hidup. Terkadang bila obat-obatan
tersebut sudah kurang berefek terhadap penyakitnya, maka akan dilakukan tindakan medis yang
bersifat intervensi seperti “ablasi” pada pasien atrial fibrilasi yang kurang merespon terhadap
obat oral.
Mengingat terapi medis sampai saat ini yang belum memuaskan serta tingginya biaya yang
diperlukan dalam penatalaksaan pasien dengan gangguan denyut dan irama jantung, maka ilmu
avasin mencoba memberikan alternatif terapi yang bersifat komplementer dengan terapi medis
konvesional. Ilmu avasin yang lahir di daerah timur tengah sejak beberapa abad lalu terus
memberikan kontribusi terhadap penatalaksaan pelbagai macam penyakit. Ilmu avasin terus
dikembangkan bersanding dengan pengetahuan medis modern sehingga ilmu avasin semakin
berkembang dan diterima secara logika ilmu pengetahuan kedokteran modern, termasuk
didalamnya ilmu dalam memberikan terapi terhadap penyakit yang berhubungan dengan
jantung.
Dasar ilmu avasin adalah bahwa setiap organ tubuh manusia memiliki titik ta’ dan tun yang
tersebar di daerah tertentu pada permukaan tubuh. Titik ta, adalah titik proyeksi organ normal
pada permukaan kulit tubuh, sedangkan titik tun adalah titik ta’ yang berubah menjadi titik tun
disaat organ tersebut mengalami gangguan/sakit. Konsep pengobatan dengan metode avasin
adalah apabila sebuah organ mengalami gangguan, maka titik ta’ organ tersebut yang telah
berubah menjadi titik tun dilakukan perangsangan melalui penekanan di titik tersebut dengan
menggunakan sebuah alat berbentuk logam panjang yang dikenal dengan nama “aus”. Dengan
penekanan pada titik tun tersebut diharapkan terjadi perangsangan pada titik tersebut, yang
selanjutnya perangsangan tersebut diserap titik tun tersebut untuk kemudian diteruskan ke
organ yang bersangkutan sebagai informasi untuk dilakukan “self healing” (organ tersebut
melakukan proses penyembuhannya sendiri).
Selain memiliki titik ta’ dan titik tun disekitar organ tersebut (dikenal dengan sebutan tun dekat)
, sebuah organ juga memiliki titik ta dan tun yang lokasinya jauh dari posisi organ tersebut
berasal, semisal jantung, selain memiliki titik ta dan tun dekat didaerah dada kiri dan punggung
kiri, juga memiliki titik ta dan tun di daerah lengan, telapak tangan kiri dan tungkai serta telapak
kaki kiri yang lebih dikenal dengan sebutan tun jauh. Baik titik tun dekat maupun tun jauh
dihubungkan dengan garis-garis yang bersifat imajiner atau yang lebih dikenal dengan garis habl
(habel).
Pasien dengan gangguan denyut dan irama jantung berarti mengalami gangguan di organ
jantung, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh organ disekitarnya. Semisal pasien dengan
struma nodosa (penyakit tiroid) kadang mengalami gangguan takikardia jantung, ataupun pasien
dengan kecemasan berlebihan (gangguan pada transmitter di otak) dapat pula mengakibatkan
peningkatan irama dan ketidakteraturan denyut jantung. Oleh karena itu pada pengobatan
dengan metoda avasin bukan saja titik tun organ terserang saja yang dilakukan perangsangan,
melainkan titik tun organ lain yang berkaitan dengan penyakit tersebut.
Terapi komplementer pada pasien dengan gangguan denyut dan irama jantung adalah
dengan menekan titik tun dekat dan titik tun jauh organ jantung. Titik tun dekat adalah
didaerah dada kiri dan punggung kiri, sedangkan tun jauh adalahlengan kiri, telapak tangan kiri
dan tungkai serta telapak kaki kiri. Selain itu ditekan pula titik tun pada organ yang berkaitan
dengan penyakit jantung tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Apakah terapi avasin dapat menjadi alternatif sebagai terapi komplementer pada pasien
dengan gangguan denyut dan irama jantung
2. Sejauh mana terapi avasin dapat diterapkan sebagai terapi komplementer pada pasien
dengan gangguan denyut dan irama jantung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan mengamati “apakah metoda
pengobatan avasin pada pasien dengan gangguan denyut dan irama jantung dapat bermanfaat
sehingga dapat dijadikan sebagai pengobatan komplementer”.

1.4 Manfaat Penelitian

Metoda pengobatan avasin pada pasien dengan gangguan denyut dan irama jantung
diharapkan mampu mengurangi ataupun menghilangkan ketergantungan pasien terhadap obat-
obatan oral serta memberikan terapi dengan biaya yang lebih terjangkau dan komprehensif.

1.5 Kerangka Pemikiran


Gangguan denyut dan irama jantung merupakan penyakit jantung dengan prevalensi yang
cukup banyak dan sering ditemui ditengah masyarakat. Penderita gangguan denyut dan irama
jantung umumnya akan berobat ke dokter spesialis jantung. Pasien dengan gangguan denyut
dan irama jantung umumnya akan diberikan obat-obatan yang harus diminum rutin dan jangka
panjang, bahkan seumur hidup. Bila dengan terapi obat-obatan tidak memuaskan maka perlu
dilakukan terapi intervensi yang bersifat radikal dengan biaya yang cukup mahal.
Avasin sebagai terapi komplementer yang tengah berkembang di tengah kemajuan dunia medis
mencoba memberikan alternatif dan pelengkap terapi yang selama ini ada. Namun keandalan
terapi avasin secara empirik masih sulit untuk dibuktikan. Bila secara de facto banyak pasien
merasa sembuh dengan terapi avasin, namun secara de jure belum banyak data empirik maupun
penelitian yang dapat membuktikan kebenaran terapi avasin dalam kontribusinya ditengah
dunia medis moderen.
Berdasarkan keterangan diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian terhadap terapi
avasin sebagai terapi komplementer pada pasien dengan gangguan denyut dan irama jantung,
sehingga diharapkan terapi avasin dapat dijadikan sebagai terapi alternatif atau komplementer
pada pasien dengan gangguan denyut dan irama jantung

1.6 Metoda Penelitian


Penelitian ini dilakukan secara prospektif kualitatif

1.7 Lokasi dan waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Klinik Yakin Jl Selakopi No 193 Desa Cihampelas Kecamatan
Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini dilakukan selama 3 Bulan yaitu selama
mulai Bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai