Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

SKRINING PASIEN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH


BUDI KASIH
Jalan Siliwangi KM.7 No. 84 Majalengka 45459
Telp. .(0233) 8665508 – Fax. (0233) 8665509
Lampiran : 1 (Satu)
Surat Keputusan Direktur RSKB Budi Kasih
Nomor : Tentang kebijakan

BAB I

PENGERTIAN

Skrining adalah suatu proses yang dilakukan untuk


mengidentifikasi apakah kebutuhan dan kondisi pasien dapat dipenuhi
oleh sumber daya atau fasilitas yang ada di rumah sakit yang dilakukan
pada kontak pertama dengan pasien.
Skrining dapat dilaksanakan dengan menggunakan kriteria
triase, penilaian visual, pemeriksaan fsik atau berdasarkan hasil
pemeriksaan fsik, psikologik, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diagnostik imaging sebelumnya.
Pencocokan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya
rumah sakit tergantung dari in ormasi yang diperoleh saat melakukan
skrining tentang kebutuhan pasien, biasanya pada kontak pertama.
BAB II
RUANG LINGKUP

Skrining dilakukan terhadap pasien pada saat sebelum pasien masuk ke


rumah sakit, saat pasien tiba di rumah sakit atau saat pasien sudah di dalam
rumah sakit. Pada pasien yang datang langsung ke rumah sakit, skrining
dilakukan oleh petugas/sta rumah sakit yang pertama kontak dengan
pasien. Pada pasien yang tidak datang langsung ke rumah sakit, skrining
dapat dilakukan melalui telepon atau skrining dilakukan di tempat asal
pasien yang dilakukan oleh petugas medis RSKB Budi Kasih. Pasien yang
akan dirawat atau terdaftar untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan adalah
mereka yang kebutuhan dan kondisinya dapat dipenuhi oleh sumber daya
dan misi rumah sakit yang diidentifkasi melalui proses skrining.
Informasi yang didapat melalui proses skrining penting dalam
membuat keputusan yang tepat tentang apakah pasien dapat dilayani atau
harus dirujuk.

Jenis Skrining terdiri dari :

1. Skrining Non Medis :


Adalah skrining yang dilakukan pada saat pasien tiba dirumah sakit atau
saat pasien menda ar di poliklinik rawat jalan , radiologi, laboratorium
dan fsioterapi untuk menentukan pelayanan mana yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien, serta pelayanan yang dapat dipenuhi
oleh rumah sakit, dan dilakukan oleh tenaga terlatih.

2. Skrining Medis :
Adalah skrining yang dilakukan melalui kriteria triase ( di UGD ) ,
pemeriksaan fsik dan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik imaging) sebelumnya, yang dilakukan
tenaga yang kompeten yaitu dokter atau perawat.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Alur Skrining

Bila pada
pasien Pendaftaran
tidak ada pasien Rawat
kegawatda Jalan
ruratan
Pasien tiba di Skrining oleh
RS petugas RS
Bila pada
pasien ada Unit Gawat
kegawatda Darurat
ruratan

B. Skrining Non Medis


Skrining ini dilakukan oleh tenaga–tenaga non medis yang
berkontak langsung dengan pasien pertama kali datang.
1. Petugas Non Medis (Satpam, Parkir, Petugas lain)
a. Melaksanakan skrining secara visual
b. Mengamati pasien yang masuk ke dalam ruang lingkup RSKB
Budi Kasih, bila melihat ada pasien yang terlihat kegawatan
seperti ; sesak, nyeri perut hebat, lemas, pucat, muntah-
muntah dll. Maka petugas membantu pasien dan
mengarahkan ke UGD untuk dilakukan Triage di UGD.
c. Bila ada pasien membutuhkan bantuan, petugas non medis
menanyakan keluhan pasien tersebut (sambil melihat apakah
ada kegawatan atau tidak pada pasien). Bila ada kegawatan
pasien dibantu dan diarahkan ke UGD dan bila tidak ada
kegawatan dan pasien ingin berobat diarahkan ke bagian
pendaftaran.
d. Bila terdapat pasien kecelakaan, maka petugas diharapkan
membantu pasien hingga sampai ke UGD atau petugas
menghubungi perawat UGD agar perawat UGD dapat
mengevakuasi pasien dengan benar.

2. Petugas Laboratorium
a. Melaksanakan skrining secara visual
b. Mengamati setiap pasien yang mau melakukan pemeriksaan
laboratorium
c. Bila pasien belum berobat dan datang hanya untuk
pemeriksaan maka sarankan pasien agar berobat ke UGD agar
mendapatkan pengobatan dan tindak lanjut di UGD.
d. Bila pasien telah berobat, maka sarankan pasien ke UGD
untuk penanganan kegawatannya, sehingga dokter UGD dapat
berkoordinasi dengan DPJP untuk kegawatan pasien agar dapat
ditindaklanjuti.
e. Setiap pasien yang diarahkan ke UGD, petugas diharapkan
membantu pasien hingga sampai ke UGD, dengan
menggunakan kursi roda bila diperlukan.

3. Petugas Farmasi
a. Melaksanakan skrining secara visual
b. Mengamati setiap pasien yang memberikan resep di Apotik,
bila pasien terlihat kegawatan seperti; nyeri hebat, pucat,
lemas, sesak dll, maka tanyakan keluhan pasien dan sudah
berobat atau belum.
c. Bila pasien belum berobat maka arahkan pasien agar berobat
ke UGD agar mendapatkan pengobatan dan tindak lanjut di
UGD.
d. Bila pasien telah berobat, maka sarankan pasien ke UGD
untuk penanganan kegawatannya, sehingga dokter UGD dapat
berkoordinasi dengan DPJP untuk kegawatan pasien agar dapat
ditindak lanjuti.
4. Front Office (FO)

a. Melaksanakan skrining secara visual


b. Menanyakan tujuan kedatangan pasien dan memberikan
penjelasan tentang jenis-jenis pelayanan, waktu pelayanan dan
nama dokter praktek di RSKB Budi Kasih
c. Bila via telepon maka ditanyakan keluhan pasien dan unit yang
akan dituju.
d. Melakukan skrining berdasarkan atas keluhan pasien, atau
secara kasat mata dicurigai ada kegawatan.
e. Bila ada kegawatan diminta untuk segera masuk ke UGD agar
dapat ditindak lanjuti oleh perawat atau dokter jaga yang
bertugas saat itu (Triage).
f. Bila terdapat pasien kecelakaan, maka petugas menghubungi
perawat UGD agar perawat UGD dapat mengevakuasi pasien
dengan benar.

C. Skrining Medis
1. Perawat
a. Skrining medis dilakukan oleh tenaga medis (perawat) yang
berkontak pertama dengan pasien
b. Ketika kontak pertama kali oleh pasien maka perawat
menanyakan keluhan pasien, sembari melihat kondisi pasien
apakah ada kegawatan atau tidak.
c. Berdasarkan keluhan dan kondisi pasien yang didapat maka
perawat dapat mengarahkan
apakah pasien dapat ke pendaftaran (bila pasien dalam kondisi
sehat dan membutuhkan pengobatan) atau diarahkan ke UGD
sesuai dengan keluhan pasien (bila pasien terdapat kegawatan)

2. Dokter
a. Skrining medis dilakukan oleh dokter yang berkontak pertama
dengan pasien.
b. Skrining medis juga sekaligus dimaksudkan untuk
mengidentkasi pasien-pasien asimptomatik yang berisiko
mengidap gangguan kesehatan serius.
c. Melalui proses skrining diharapkan dapat mengurangi morbiditas
atau mortalitas penyakit
dengan penanganan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.
d. Skrining medis dilakukan melalui kriteria triase, anamnesis,
pemeriksaan fsik, psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostik imajing.
e. Pada kasus rujukan, skrining dapat dilakukan sebelum pasien
dikirim atau sebelum pasien
tiba di UGD, bisa dilakukan via telepon maupun datang sendiri
f. Bila pasien rujukan dilakukan dengan penjemputan, maka skrining
dilakukan ketika tim medis sampai di tempat penjemputan.
g. Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan
pelayanan dan fasilitas yang dibutuhkan pasien rawat inap dan
rawat jalan dengan tepat.

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam melengkapi
proses skrining :

1. Kasus Anak

a. Pemeriksaan Hematologi : Darah Tepi (Hemoglobin,


Hematrokrit, Leukosit, Trombosit, HitungJenis)
b. Tubex TF / IgM Anti Salmonella Typhi (sesuai kasus)
c. Natrium, Kalium, Clorida, Calcium (sesuai kasus)

2. Kasus Umum

a. Hematologi/Darah Lengkap : Hemoglobin,


Hematokrit, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, LED,
dan Hitung Jenis.
b. Glukosa darah sewaktu ( sesuai kasus )
c. Kimia Klinik Standar : Ureum, Creatinin,
SGOT, SGPT ( Sesuai kasus )
d. Urinalisis Lengkap (sesuai kasus)
e. EKG (untuk pasien jantung , pasien dewasa usia
> 40 tahun & sesuai indikasi )
f. Pemeriksaan Radiologi : Foto Rontgen Thorax
(sesuai kasus)
3. Perawatan HCU

a. Hematologi :Darah Lengkap


b. Gula Darah Sewaktu
c. Analisa Gas Darah
d. Kimia darah : Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT, Albumin,
Globulin.
e. Kultur darah, CRP,& IT Ratio
f. Pemeriksaan EKG
g. Pemeriksaan Foto Rontgen Thorax
h. Enzim Jantung (sesuai kasus)
i. Lactat (sesuai kasus)

4. Perawatan Pre Operatif


a. Untuk Golongan Operasi Kecil / Sedang :
- Hematologi rutin
- PT / APTT
- Gula darah sewaktu
- CT/BT ( sesuai indikasi )

b. Untuk Golongan Operasi Besar :


- Hematologi Rutin
- LED
- Golongan Darah dan Rhesus
- AGD + elektrolit
- PT / APTT
- CT/BT
- Bilirubin Total/Direk/Indirek
- Ureum / Creatinin
- SGOT /SGPT
- Glukosa Puasa dan Glukosa 2 jam PP
- Urine puasa
- Protein total/Albumin/Globulin
- Urine Lengkap
- Rontgen : Foto Thorax
- EKG
- Konsul Pre Operati : dokter Sesialis Jantung / dokter
Spesialis penyakit dalam & dokter Spesialis Anestesi
BAB IV
DOKUMENTASI

Pendokumentasian skrining terutama skrining medis, perlu


didokumentasikan dalam berkas rekam medis. Tujuan pendokumentasian
ini untuk mengikuti perkembangan penyakit dan evaluasi pengobatan
ataupun penanganan, serta nantinya akan digunakan untuk bahan
perencanaan pemulangan pasien.

Anda mungkin juga menyukai