Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MEMUTUSKAN
KESATU : Pemberlakuan keputusan direktur Rumah Sakit Umum Bangli
tentang kebijakan pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Bangli
KEDUA : Kebijakan pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Bangli sebagai
mana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelengaraan Pelayanan di Rumah
Sakit Umum Bangli dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit
Umum Bangli
KEEMPAT : Isi dari diktum kesatu sampai keempat terlampir dalam keputusan
ini.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bangli
Pada tanggal : 6 Februari 2015
Direktur
RUMAH SAKIT UMUM BANGLI
A. Pelayanan Instalasi :
5. Seluruh staf Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
pedoman/panduan dan standar prosedur operasional yang berlaku, serta
sesuai dengan etika profesi, etika Rumah Sakit dan etiket Rumah Sakit yang
berlaku.
6. Seluruh staf Rumah Sakit dalam melaksanakan pekerjaannya wajib selalu sesuai
dengan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS),
termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).
7. Pelayanan instalasi kedokteran forensik dalam jam kerja dan dilanjutkan dengan
sistim on call.
B. Identifikasi :
1. Setiap pasien yang masuk rawat inap, HD dan endoscopy harus dipasangkan
gelang identitas pasien.
2. Pasien selalu diidentifikasi sebelum pemberian obat, sebelum transfusi darah atau
produk darah lainnya, sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan laboratorium klinis, sebelum pemeriksaan radiologi, serta sebelum
dilakukan tindakan.
C. Admisi Pasien
1. Rumah sakit menerima pasien rawat inap atau di daftar untuk pelayanan rawat
jalan berdasarkan kebutuhan pelayanannya.
2. Semua pasien yang datang ke rumah sakit harus melakukan proses pendaftaran
rawat jalan atau rawat inap di bagian pendaftaran.
3. Pasien yang akan dilakukan rawat inap terlebih dahulu pasien diberikan informasi
tentang pelayanan rawat inap di admission
4. Observasi pasien di ruangan IGD dalam waktu 6 jam, jika lebih dari 6 jam pasien
harus melakukan pendaftaran sebagai pasien rawat inap.
5. Bila tempat tidur penuh dan diruangan ada pasien di ijinkan pulang tapi belum
pulang, pasien dari IGD/Poliklinik bisa memesan kamar diruangan tersebut dan
sebelum pasien di ruangan pulang , pasien bisa dititip di ruang transit (IGD). Bila
semua kamar di ruangan penuh dan tidak ada pasien rencana pulang, maka
admisiion berkoordinasi dengan Dokter IGD/ Poliklinik untuk pertimbangan
merujuk pasien
6. Hambatan yang terjadi pada pelayanan Pasien usia lanjut
- Jika pasien gawat darurat diprioritaskan menggunakan brancard atau kursi
roda
- Jika pasien rawat jalan dituntun dan dicarikan tempat duduk atau
menggunakan kursi roda oleh petugas customer service Badan Rumah Sakit
Umum Bangli
I. Pemulangan Pasien :
1. DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan
kesiapan pasien untuk dipulangkan.
2. Rumah Sakit Umum Bangli tidak mengijinkan pasien meninggalkan rumah sakit
dalam satu waktu tertentu/ijin pulang sementara/cuti
3. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang terbaik
atau sesuai kebutuhan pasien.
4. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan penunjang dan
kelanjutan pelayanan medis.
5. Identifikasi organisasi dan individu penyedia pelayanan kesehatan di
lingkungannya yang sangat berhubungan dengan pelayanan yang ada di rumah
sakit serta populasi pasien.
6. Resume pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang.
7. Resume pasien pulang berisi alasan pasien di rawat, diagnosis, penyakit penyerta,
temuan fisik, prosedur diagnostik dan terapi, medikamentosa termasuk obat
waktu pulang, keadaan pasien pada saat pulang serta intruksi tindak lanjut.
8. Salinan resume pasien pulang didokumentasikan dalam rekam medis.
9. Salinan resume pasien pulang diberikan kepada pasien / keluarga pasien.
J. Transportasi :
1. Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan
2. Transportasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
3. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi, baik kontrak maupun
milik rumah sakit, dilengkapi dengan peralatan yang memadai, perbekalan dan
medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa.
L. Asesment pasien :
1. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan
pelayanannya melalui suatu proses asesmen yang baku.
2. Seluruh pasien baik rawat inap maupun rawat jalan harus mendapat asesmen awal
sesuai standar profesi medik, keperawatan dan profesi lain yang berlaku di
Rumah Sakit Umum ( RSU ) Bangli.
3. Asesmen awal setiap pasien meliputi evaluasi faktor fisik, psikologis, sosial dan
ekonomi, termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan
6. Asesmen awal medis dan keperawatan harus lengkap dalam waktu 24 jam
pertama sejak rawat inap atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien yaitu Dokter,
Perawat, Ahli Gizi.
7. Asesmen awal medis pasien rawat inap dilakukan oleh Dokter Penanggung Jawab
Pasien.
8. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum
tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau
riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi.
9. Asesmen awal untuk pasien gawat darurat berdasarkan kebutuhan dan kondisinya
Pengkajian gawat darurat minimal harus meliputi : riwayat singkat kejadian
gawat darurat , kesadaran ,Circulation, Airway, Breathing,( CAB ) dan tanda vital
yang meliputi tekanan darah , nadi dan pernafasan
10. Pada pasien Gawat Darurat yang perlu tindakan operasi , dibuat catatan dan
diagnose pra operasi sebelum tindakan dilakukan.
11. Kebutuhan medis, keperawatan yang teridentifikasi dicatat dalam rekam medis.
12. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang
signifikan, sejak asesmen dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk
rawat inap
13. Pengkajian awal pasien meliputi kebutuhan akan adanya perencanaan untuk
pemulangan pasien ( Discharge Planning )
14. Pada kondisi tertentu pasien memerlukan perncanaan pulang lebih dini termasuk
rencana pemulangan kritis, demi kepentingan penanganan selanjutnya dirumah ,
berhubungan dengan kelanjutan pengobatan , kepatuhan minum obat, proses
rehabilitasi , proses asesmen dilakukan segera setelah pasien diterima sebagai
pasien rawat inap
15. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi
dan pengobatan untuk menetapkan respons terhadap pengobatan dan untuk
merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan pasien.
16. Interval pengkajian ulang dilakukan tergantung kondisi pasien .Pada pasien
gawat, pengkajian ulang yang bertujuan melihat respon terapi dilakukan dalam
hitungan menit, sedangkan pengkajian lain dapat dalam hitungan hari,
O. Pelayanan kasus Emergency diidentifikasi dengan cara triage dan dilakukan oleh
tenaga Medis yang kompeten yang telah mengikuti pelatihan BTCLS/ATCLS.
T. MANAJEMEN NYERI:
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan
dilakukan asesmen apabila ada rasa nyerinya.
2. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif.
3. Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol.
4. Komunikasi dengan dan mendidik pasien dan keluarga tentang
pengelolaan nyeri dan gejala dalam konteks pribadi, budaya dan
kepercayaan agama masing-masing.