Anda di halaman 1dari 17

A.

KLASIFIKASI ISTILAH

1. Atherosclerosis

2. Angina

3. Decompensasi Cordis

4. Infark Myocard

5. Coronary Angioplasty

6. Obat Aspirin

7. Obat Trombolytic

8. Obat Nytroglycerin

9. Obat Beta Blocker

10. TIMI (Trombolysis in Myocardial Infarction)

11. CABG

12. Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD)

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1) Apa pengertian dari decompotio cordis?
2) Apa saja menifestasi dari decompotio cordis?
3) Bagaimana mekanisme terjadinya dispnea yang berkaitan dengan decomposatio

cordis?
4) Bagaimana patogenesis dari decomposatio cordis?
5) Apa resiko yang ditimbulkan dari decomposatio cordis?
6) Apa saja tanda dan gejala dari decompotio cordis?
7) Bagaimana hubungan hipertensi dengan decomposatio cordis?
8) Bagaimana cara penanganan dari decompotio cordis?
9) Apa masalah keperawatan utama yang muncul pada deecomposatio cordis?

Bagaimana penatalaksanaannya?

C. CURAH PENDAPAT
Jawaban Klasifikasi Istilah
1) Aterosklerosis adalah penyempitan dan penebalan arteri karena penumpukan plak

pada dinding arteri.


2) Angina yaitu Nyeri dada atau rasa tidak nyaman yang biasanya disebabkan oleh

kurangnya aliran darah ke jantung


3) Decompensasi cordis, Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis adanya

kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan


4) Infark Myocard yaitu penyumbatan otot jantung atau serangan jantung adalah

kondisi terhentinya aliran darah dari arteri koroner pada area yang terkena yang

menyebabkan kekurangan oksigen (iskemia) lalu sel-sel jantung menjadi mati


5) Coronary Angioplasty adalah Tindakan minimal invasif dengan melakukan

pelebaran dari pembuluh darah koroner yang menyempit dengan balon dan

dilanjutkan dengan pemasangan stent (gorong-gorong) agar pembuluh darah

tersebut tetap terbuka


6) Obat Aspirin adalah obat pengencer darah atau obat yang digunakan untuk

mencegah penggumpalan darah


7) Obat Trombolytic adalah obat-obatan untuk menghancurkan atau melarutkan

gumpalan darah, yang merupakan penyebab utama serangan jantung dan stroke.
8) Obat Nytroglycerin, Nitrogliserin atau glyceryl trinitrate (GTN)

adalah obat golongan nitrat yang digunakan untuk mengurangi intensitas serangan

angina (nyeri dada), terutama pada penderita penyakit jantung koroner. Obat ini

bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, serta meningkatkan pasokan

darah dan oksigen ke otot jantung.


9) Obat Beta Blocker, Beta Blocker sering disebut agen penghambat beta-adrenergik

yang fungsi utamanya untuk menurunkan tekanan darah


10) Thrombolysis in Myocardial Infarction adalah penyumbatan otot jantung atau

kondisi terhentinya aliran darah dari arteri koroner pada area yang terkena yang

menyebabkan kekurangan oksigen (iskemia) lalu sel-sel jantung menjadi mati

(nekrosismiokard).
11) CABG, Prosedur CABG secara sederhana bisa digambarkan sebagai pembuatan

rute baru di sekitar arteri yang menyempit atau tersumbat


12) Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD), Alat yang dapat ditanamkan di

dalam tubuh, dapat melakukan kardioversi, defibrilasi, dan gerak jantung. Oleh

karena itu, alat ini mampu mengoreksi aritmia jantung yang paling mengancam

jiwa.

Jawaban identifikasi masalah


1) Apa pengertian dari decompotio cordis?
Gagal jantung Congestive (Decompontio Cordis) adalah ketidakmampuan jantung

untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

jaringa terhadap oksigen dan nutrisi (Diane. C. Baughman dan Jo Ann. C

Hockley, 2000).
2) Apa saja menifestasi dari decompotio cordis?
Gagal jantung akut merupakan hasil dari kegagalan ventrikel kiri karena

infark miokard, disfungsi katup, atau hipertensi. Kejadiannya berlangsung

demikian cepat dimana mekanisme kompensasi menjadi tidak efektif, kemudian

berkembang menjadi edema paru dan kolaps sirkulasi(syok kardiogenik).


Gagal jantung kronis merupakan hasil akhir dari suatu peningkatan

ketidakmampuan mekanisme kompensasi yang efektif yang berlangsung cukup

relatif lama.
3) Bagaimana mekanisme terjadinya dispnea yang berkaitan dengan decomposatio

cordis?
Karena gangguan kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah

jantung lebih rendah dari curah jantung normal sehingga curah jantung berkurang

maka sistem syaraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk

mempertahankan perfusi jaringan yang memadai maka volume sekuncup yang

harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung


4) Bagaimana patogenesis dari decomposatio cordis?
Gagal jantung terjadi jika curah jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

tubuh akan oksigen. Vasokontriksi yang terjadi terus menerus akibat angiostensin

2 menyebabkan dalam jangka panjang aliran balik vena meningkat dan kerja

ventrikel menjadi lebih tinggi, sehingga terjadi kerusakan pada jantung ( baik
myocardium, perikardium dll ) sehingga terjadi re-modelling dalam jangka waktu

lama sehingga beban jantung menjadi berat


5) Apa resiko yang ditimbulkan dari decomposatio cordis?
a. kadar koleserol tinggi
b. hipertensi
c. diabetes
d. obesitas
e. aktifitas yang kurang
d. merokok
6) Apa saja tanda dan gejala dari decompotio cordis?
Tanda dan Gejala :
a. lelah
b. angina
c. cemas
d. oliguria
e. dipsnue
f. batuk
7) Bagaimana hubungan hipertensi dengan decomposatio cordis?
Hypertensi kronis yang terjadi menyebabkan kerja jantung yang lebih berat,

akibatnya jantung menjadi hypertropi sel sel jantung sehingga mekanisme

kompensasi tubuh yang terus menerus bisa menyebabkan perubahan struktur

myocardium yang berlanjut pada disfungsi myocard dan kerusakan pembuluh

darah koroner. Perubahan dan kerusakan tersebut menyebabkan beban jantung

semakin berat akibatnya jantung sudah tidak mampu lagi menjaga sirkulasi yang

adekuat
8) Bagaimana cara penanganan dari decompotio cordis?
Penatalaksanaan decompensasi cordis:
a. Penatalaksanaan medis
1. Digitalis untuk kekuatan kontraksi jantung
2. Diuretik untuk memacu sekresi natrium dan air melalui

ginjal
3. Vasodilator untuk mengurangi tekanan terhadap

penyembuhan oleh ventrikel dan peningkatan kapasitas

vena.
4. Diit : pembatasan natrium dan lemak.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Pemeriksaan EKG
2. Scan jantung
3. Katerisasi jantung
4. Oksimetri nadi
5. Pemeriksaan tiroid
9) Apa masalah keperawatan utama yang muncul pada deecomposatio cordis?

Bagaimana penatalaksanaannya?
Diagnosa yang mungkin muncul

a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas

miocard , perubahan frekuensi, irama, konduksi listrik, perubahan

struktural misal: kelainan katup, aneurisme ventrikular


b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

kebutuhan suplai O2, kelemahan umum, tirah baring lama


c) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi

glomerulus (menurunnya curah jantung), meningkatnya produksi

antidiuretik dan retensi natrium atau air.


d) Penatalaksanaan
e) a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan

kontraktilitas miocard, perubahan frekuensi, irama,, perubahan struktural

misal: kelainan katup, aneurisme ventrikular.


f) 1. Kaji frekuensi irama jantung
g) 2. Pantau tekanan darah
h) 3. Berikan istirahat dan lingkungan yang tepat
i) 4. Kolaborasi dalam pemberian obat
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

kebutuhan suplai O2, kelemahan umum, tirah baring lama


1. Periksa tanda-tanda vital klien
2. Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas (takikardi,

disritmia, dispnea, berkeringat maupun pucat) 3. Berikan bantuan

dalam aktivitas perawatan diri


4. Kolaborasi Dalam program rehabilitas jantung atau

aktivitas konsumsi berlebihan


c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi

glomerulus (menurunnya curah jantung), meningkatnya produksi

antidiuretik dan retensi natrium atau air.


1. Pertahankan duduk atau tirah baring semifowler

selama masa akut


2. Timbang BB tiap hari
3. Ubah posisi dengan sering, tinggikan kaki bila

duduk
4. Kolaborasi dalam mempertahankan cairan atau

pembatasan nutrium sesuai indikasi.

D. MIND MAPPING

Tanda dan gejala : lelah, angina,


cemas, oliguria, dipsnue dan
batuk

DECOMPO
Diagnosa keperawatan :
SATIO
CORDIS a) Penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan kontraktilitas miocard ,
perubahan frekuensi, irama, konduksi listrik,
perubahan struktural misal: kelainan katup,
aneurisme ventrikular,
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara kebutuhan suplai
O2, kelemahan umum, tirah baring lama
c) Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus
(menurunnya curah jantung), meningkatnya
produksi antidiuretik dan retensi natrium atau
air.
d)
E. BELAJAR MANDIRI
Jawaban Klasifikasi istilah

1. Atherosclerosis adalah sebuah proses inflamasi aktif dan diperantarai oleh

sistem imun yang dimana proses inflamasi sistemik dan mekanisme sistem

imun ( antibodi yang beredar, kompleks imun, dan produk yang dihasilkan

oleh aktifasi sistem imun) memainkan peran dalam mempercepat proses

patologi (Abou-Raya, 2006)

2. Angina adalah sensasi tidak nyaman pada dada dan organ sekitar karena

iskemik miokard. (Hari Hendriarto, 2013)

3. Decompensasi Cordis adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah

yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi

(Smeltzer,2001).

4. Infark Myocard adalah keadaan dimana adanya bukti nekrosis miokardium

pada kondisi klinis yang konsisten dengan iskemia miokard akut. (Thygesen

dkk., 2012).

5. Coronary angioplasty yaitu suatu teknik yang dilakukan dimana balon yang

ditempatkan dalam pembuluh darah (transluminal di dalam saluran atau lumen

pembuluh darah) . (Lim Ing Haan, 2019)

6. Obat aspirin, Obat asam asetil salisilat (aspirin) ini mulai digunakan pertama

kalinya untuk pengobatan simptomatis penyakit-penyakit rematik pada tahun

1899 sebagai obat anti radang bukan steroid sintetik dengan kerja antiradang

yang kuat. (Dannhardt dan Laufer, 2000).


7. Obat Trombolytic adalah obat yang berfungsi untuk menghancurkan atau
melarutkan gumpalan darah, yang merupakan penyebab utama serangan
jantung dan stroke. (Lika, 2019).

8. Obat Nytroglycerin adalah bat golongan nitrat yang digunakan untuk


mengurangi intensitas serangan angina (nyeri dada), terutama pada
penderita penyakit jantung koroner. (Alodokter, 2017)

9. Obat Beta Blocker adalah Penghambat beta atau beta-blockers adalah


golongan obat yang digunakan untuk menangani beragam kondisi pada
jantung. (Alodokter, 2018)

10. TIMI (Trombolysis in Myocardial Infarction) adalah penyumbatan otot


jantung atau kondisi terhentinya aliran darah dari arteri koroner pada area
yang terkena yang menyebabkan kekurangan oksigen (iskemia) lalu sel-sel
jantung menjadi mati (nekrosismiokard).

11. CABG adalah salah satu penanganan intervensi dari PJK dengan cara
membuat saluran baru melewati arteri koroner yang mengalami penyempitan
atau penyumbatan (Feriyawati,2005)

12. Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) adalah perangkat yang dapat


ditanamkan di dalam tubuh, mampu melakukan kardioversi, defibrilasi , dan
(dalam versi modern) berjalan di jantung

Jawaban identifikasi masalah


1) Apa pengertian dari decompotio cordis?
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien.(Diane C. Baughman

dan Jo Ann C. Hockley, 2000).


2) Apa saja menifestasi dari decompotio cordis?
Berikut adalah manifestasi klinis gagal jantung, (Majid, 2017):
1) Tanda dominan : Meningkatnya volume intravaskuler. Kongestif jaringan

akibat tekanan arteri dan vena meningkat karena penurunan curah jantung.

Manifestasi kongesti dapat berbeda tergantung pada kegagalan yang terjadi di

ventrikel.
2) Gagal jantung kiri : Kongesti paru menonjol, hal ini disebabkan ketidak
mampuan ventrikel kiri memompa darah yang datang dari paru.
Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
a) Dispnea : Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan
mengganggu pertukaran gas, bisa juga terjadi ortopnea. Beberapa pasien
bisa mengalami kondisi ortopnea pada malam hari yang sering disebut
Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND).
b) Batuk.
c) Mudah lelah : Terjadi karena curah jantung berkurang dan menghambat
jaringan dari sirkulasi normal, serta terjadi penurunan pada pembuangan
sisa dari hasil katabolisme yang diakibatkan karena meningkatnya energi
yang digunakan saat bernafas dan terjadinya insomnia karena distress
pernafasan.
d) Kegelisahan dan kecemasan. Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan,

stress akibat kesakitan saat bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak

berfungsi bagaimana semestinya.


3) Gagal jantung kanan
a) Kongestif pada jaringan perifer dan jaringan viseral.
b) Edema ekstrimitas bawah, biasanya edema pitting, penambahan berat
badan.
c) Hepatomegali dan nyeri tekan pada abdomen di kuadran kanan atas,
terjadi karena adanya pembesaran vena di hepar.
d) Anoreksia dan mual. Terjadi karena adanya pembesaran vena dan statis
vena di dalam rongga abdomen.
e) Nokturia (sering kencing malam hari).
f) Kelemahan.
3) Bagaimana mekanisme terjadinya dispnea yang berkaitan dengan decomposatio

cordis?
Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Apabila curah
jantung berkurang, maka sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi

jantung untuk tetap mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi

ini gagal untuk dapat mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka

volume sekuncup jantung-lah yang harus menyesuaikan diri untuk tatap bisa

mempertahankan curah jantung.


Volume sekuncup merupakan jumlah darah yang dipompa pada setiap jantung

berkontraksi, hal ini tergantung pada 3 faktor, yaitu: preload (jumlah darah yang

mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh

panjangnya regangan serabut jantung), kontraktilitas (beracuan pada perubahan

kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan
perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium), afterload (mengacu pada

besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan
perbedaan tekanan). Tubuh mengalami beberapa adaptasi pada jantung dan hal ini

terjadi secara sistemik, jika terjadi gagal jantung. Volume dan tekanan pada akhir

diastolik di dalam kedua ruang jantung meningkat, apabila terjadi pengurangan

volume sekuncup kedua ventrikel akibat penekanan kontraktilitas atau afterload

yang sangat meningkat. Hal ini akan meningkatkan panjang serabut miokardium

pada akhir diastolik dan menyebabkan waktu sistolik menjadi singkat. Akan

terjadi dilatasi ventrikel jika kondisi ini berlangsung lama. Pada saat istirahat,

cardiac
output masih bisa berfungsi dengan baik, akan tetapi peningkatan tekanan
diastolik yang berlangsung lama (kronik) akan dijalarkan ke kedua atrium,
sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sitemik. Yang pada akhirnya tekanan kapiler akan

meningkat dan menyebabkan transudasi cairan serta timbul edema paru atau

edema sistemik (Oktavianus & Rahmawati, 2014).


4) Bagaimana patogenesis dari decomposatio cordis?
Gagal jantung merupakan manifestasi akhir dari kebanyakan penyakit jantung.

Pada disfungsi sistolik, kapasitas ventrikel untuk memompa darah terganggu

karena gangguan kontraktilitas otot jantung yang dapat disebabkan oleh rusaknya

miosit, abnormalitas fungsi miosit atau fibrosis, serta akibat pressure overload

yang menyebabkan resistensi atau tahanan aliran sehingga stroke volume menjadi

berkurang. Sementara itu, disfungsi diastolik terjadi akibat gangguan relaksasi

miokard, dengan kekakuan dinding ventrikel dan berkurangnya compliance

ventrikel kiri menyebabkan gangguan pada pengisian ventrikel saat diastolik.

Penyebab tersering disfungi diastolik adalah penyakit jantung koroner, hipertensi

dengan hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomiopati hipertrofi. Disfungsi sistolik

lebih sering terjadi yaitu pada 2/3 pasien gagal jantung. Namun ada juga yang

menunjukkan disfungsi sistolik maupun diastolik.


Beberapa mekanisme kompensasi alami akan terjadi pada pasien gagal jantung

sebagai respon terhadap menurunnya curah jantung serta untuk membantu


mempertahankan tekanan darah yang cukup untuk memastikan perfusi organ yang

cukup. Mekanisme tersebut mencakup:


1. Mekanisme Frank Starling
Menurut hukum Frank-Starling, penambahan panjang serat menyebabkan

kontraksi menjadi lebih kuat sehingga curah jantung meningkat.


2. Perubahan neurohormonal
Salah satu respon neurohumoral yang terjadi paling awal untuk mempertahankan

curah jantung adalah peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis. Katekolamin

menyebabkan kontraksi otot jantung yang lebih kuat (efek inotropik positif) dan

peningkatan denyut jantung. Sistem saraf simpatis juga turut berperan dalam

aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron (RAA) yang bersifat

mempertahankan volume darah yang bersirkulasi dan mempertahankan tekanan

darah. Selain itu dilepaskan juga counter-regulator peptides dari jantung seperti

natriuretic peptides yang mengakibatkan terjadinya vasodilatasi perifer,

natriuresis dan diuresis serta turut mengaktivasi sistem saraf simpatis dan sistem

RAA.
3. Remodeling dan hipertrofi ventrikel
Dengan bertambahnya beban kerja jantung akibat respon terhadap peningkatan

kebutuhan maka terjadi berbagai macam remodeling termasuk hipertrofi dan

dilatasi. Bila hanya terjadi peningkatan muatan tekanan ruang jantung atau

pressure overload (misalnya pada hipertensi, stenosis katup), hipertrofi ditandai

dengan peningkatan diameter setiap serat otot. Pembesaran ini memberikan pola

hipertrofi konsentrik yang klasik, dimana ketebalan dinding ventrikel bertambah

tanpa penambahan ukuran ruang jantung. Namun, bila pengisian volume jantung

terganggu (misalnya pada regurgitasi katup atau ada pirau) maka panjang serat

jantung juga bertambah yang disebut hipertrofi eksentrik, dengan penambahan

ukuran ruang jantung dan ketebalan dinding.


Mekanisme adaptif tersebut dapat mempertahankan kemampuan jantung

memompa darah pada tingkat yang relatif normal, tetapi hanya untuk sementara.

Perubahan patologik lebih lanjut, seperti apoptosis, perubahan sitoskeletal,


sintesis, dan remodelling matriks ekstraselular (terutama kolagen) juga dapat

timbul dan menyebabkan gangguan fungsional dan struktural yang semakin

mengganggu fungsi ventrikel kiri


5) Apa resiko yang ditimbulkan dari decomposatio cordis?
Berikut komplikasi dari gagal jantung menurut (Wijaya & Putri 2013) antara lain :
1) Adema paru akut dapat terjadi akibat gagal jantung kiri.
2) Syok kardiogenik.
Akibat penurunan dari curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak
adekuat ke organ vital (jantung dan otak).
3) Episode trombolik.
Thrombus terbentuk akibat imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi,
trombus dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
4) Efusi pericardial dan tamponade jantung.
Masuknya cairan ke kantung pericardium, cairan dapat meregangkan
pericardium sampai ukuran maksimal. Cardiac output menurun dan aliran
balik vena ke jantung
6) Apa saja tanda dan gejala dari decompotio cordis?
a. Decompensasi cordis kiri :
1. Dispnoe
2. Mudah lelah
3. Kegelisahan dan kecemasan
4. Batuk
b. Decompensasi Cordis kanan
1. Kongestif jaringan perifer dan viseral.
2. Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya

edema pitting, penambahan berat badan.


3. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas

abdomen terjadi akibat pembesaran vena di hepar.


4. Anoreksia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan

statis vena dalam rongga abdomen.


5. Nokturia
6. Kelemahan.
c. Decompensasi Cordis Congestif
Gejalanya merupakan gabungan Dekompensasi Cordis kiri

dan kanan.

7) Bagaimana hubungan hipertensi dengan decomposatio cordis?


Jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah yang tinggi membuat

jantung kerja lebih keras, akibatnya jantung harus melawan tekanan darah yang

tinggi itu. (Siska S. Danny, 2015).


8) Bagaimana cara penanganan dari decompotio cordis?
Ada beberapa penatalaksanaan decompensasi cordis. Tidak ada pengobatan secara

spesifik untuk proses penyembuhan penyakit gagal jantung, akan tetapi secara
umum ada beberapa penatalaksanaan pengobatan untuk gagal jantung adalah

sebagai berikut (Nurarif, 2015) :


1) Perawatan
a) Tirah baring/bedrest
Kerja jantung dalam keadaan dekompensasi harus benar-benar dikurangi,
mengingat kebutuhan oksigen yang relatif meningkat.
b) Pemberian oksigen
Pemberian oksigen secara rumat biasanya diperlukan 2 liter/menit dalam
keadaan sianosis sekali dapat lebih tinggi.
c) Diet
Umumnya diberikan makanan lunak dengan rendah (pembatasan) garam.
Jumlah kalori sesuai kebutuhan, pasien dengan gizi kurang diberi makanan
tinggi kalori tinggi protein. Cairan diberikan 80-100 ml/kgBB/hari.
2) Pengobatan medik
a) Digitalisasi
Digitalis akan memperbaiki kerja jantung dengan memperlambat dan
memperkuat kontraksi jantung serta meninggikan curah jantung.
Dosis digitalis :
1 Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 – 2 mg dalam 4 – 6 dosis selama 24

jam dan dilanjutkan 2 x 0,5 mg selama 2 – 4 hari.


2 Cedilanid IV 1,2 – 1, 6 mg dalam 24 jam.
Dosis penunjang untuk gagal jantung :
Digoksin 0,25 mg sehari untuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis
disesuaikan. Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg.
b) Diuretik
Diuresis dapat mengurangi beban awal (preload), tekanan pengisian yang
berlebihan dan secara umum untuk mengatasi retensi cairan yang
berlebihan. Yang digunakan : furosemid 40 – 80 mg. Pemberian dosis
penunjang bergantung pada respon, rata-rata 20 mg sehari.
c) Vasodilator
Obat vasodilator menurunkan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri dan
menghilangkan bendungan paru serta beban kerja jantung jadi berkurang.
Preparat vasodilator yang digunakan :
1. Nitrogliserin 0,4–0,6 mg sublingual atau 0,2–2 mg/kgBB/menit IV
2. Nitroprusid 0,5 – 1 mg/kgBB/menit IV
d) Pengobatan penunjang lainnya bersifat simptomatik
1) Jika terjadi anemia, maka harus ditanggulangi dengan pemberian sulfa
ferosus, atau tranfusi darah jika anemia berat.
2) Jika terdapat infeksi sistemik berikan antibiotik
Untuk penderita gagal jantung anak-anak yang gelisah, dapat di-berikan
penenang; luminal dan morfin dianjurkan terutama pada anak yang
gelisah. (Long, Barbara C, Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan
Proses Keperawatan, 2013).
3) Operatif
Pemakaian Alat dan Tindakan Bedah antara lain :
a) Revaskularisasi (perkutan, bedah).
b) Operasi katup mitral.
c) Aneurismektomi.
d) Kardiomioplasti.
e) External cardiac support.
f) Pacu jantung, konvensional, resinkronisasi pacu jantung biventricular.
g) Implantable cardioverter defibrillators (ICD).
h) Heart transplantation, ventricular assist devices, artificial heart
9) Apa masalah keperawatan utama yang muncul pada deecomposatio cordis?

Bagaimana penatalaksanaannya?
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan: perubahan kontraktilitas

miokardial atau perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama dan konduksi

listrik, perubahan struktural


b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan: ketidakseimbangan antar suplai

oksigen, kelemahan umum, tirah baring lama atau immobilisasi.


c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi

glomerulus (menurunnya curah jantung) atau meningkatnya produksi ADH dan

retensi natrium atau air.


a) Penatalaksanaan
b) a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan

kontraktilitas miocard, perubahan frekuensi, irama,, perubahan struktural

misal: kelainan katup, aneurisme ventrikular.


c) 1. Kaji frekuensi irama jantung
d) 2. Pantau tekanan darah
e) 3. Berikan istirahat dan lingkungan yang tepat
f) 4. Kolaborasi dalam pemberian obat
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

kebutuhan suplai O2, kelemahan umum, tirah baring lama


1. Periksa tanda-tanda vital klien
2. Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas (takikardi,

disritmia, dispnea, berkeringat maupun pucat)


3. Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri
4. Kolaborasi Dalam program rehabilitas jantung atau

aktivitas konsumsi berlebihan


c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju

filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung), meningkatnya

produksi antidiuretik dan retensi natrium atau air.


1. Pertahankan duduk atau tirah baring semifowler

selama masa akut


2. Timbang BB tiap hari
3. Ubah posisi dengan sering, tinggikan kaki bila

duduk
4. Kolaborasi dalam mempertahankan cairan atau

pembatasan nutrium sesuai indikasi.

Anda mungkin juga menyukai