Anda di halaman 1dari 29

What's Up Café

SUSTAINABILITY
REPORT
2019

PREPARED AND PRESENTED BY:


Adji Riswanto (023141253)
Fajar Rezki (023161033)
Samuel Febrian (023161095)
Jerry Adolf Togo (023161133)
Siti Nabilla Oktarisa (023161204)
Shahnaz Brillianty (023001714032)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti


Jakarta, 6 Juli 2019
Penulis

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah bagi kita,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu. Kami menyajikan laporan ini
untuk menyelesaikan tugas akhir Akuntansi Keberlanjutan kami dan juga untuk mempelajari
Analisis Laporan Keberlanjutan dari What's Up Cafe. Selama proses pembuatan laporan ini
kami juga menemukan beberapa kendala dan tentunya kami ingin mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada mereka yang telah memandu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih:
1. Tuhan kami, atas kehendak Tuhan dan berkah bagi kami untuk menyelesaikan laporan ini.
2. Orang tua Kami yang terkasih atas dukungan mereka dalam memberikan dukungan yang
menghangatkan hati sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini.
3. Kepada ibu Risa Nurmala Dewi,,SE.MM atas kesabarannya dalam membimbing kami
dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Teman-teman kami, atas dukungan mereka yang selalu mendukung kami untuk terus
mengerjakan tugas ini dan banyak lagi dan terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya.
5. Pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. .
Sebagai manusia, kita tahu bahwa kita tidak bisa lepas dari kesalahan. Karena kami
masih harus banyak belajar, dan kami tahu bahwa laporan ini memiliki banyak kelemahan,
oleh karena itu kami terbuka untuk kritik dan saran untuk menjadi lebih baik lagi. Kami
berharap atas pengampunan Anda, jika saja laporan kami memiliki banyak kesalahan dalam
memberikan informasi kepada pembaca. Terima kasih banyak atas perhatiannya.

Jakarta, 9 juli 2019


Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 0
Daftar Isi 1
BAB I 2
PENDAHULUAN 2
PROSES BISNIS 3
TOPIK MATERIAL 4
Topik Material What's Up Café 4
Topik Materi yang terkait GRI 5
STAKEHOLDER 6
Kepemilikan 6
Karyawan 6
Pemasok 6
Pelanggan 6
AREA IMPROVEMENT 7
Departemen Akuntansi 7
Departemen Layanan 7
BAB 2 8
Tinjauan Literatur 8
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) 8
Sustainability 9
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 10
Definisi Usaha Kecil Menengah 10
Kriteria Perusahaan Kecil Menengah 11
Stakeholder 12
Topik Material 13
Bab 3 16
Metode Penelitian 16
Proses wawancara 17
Daftar Pertanyaan 18
BAB 4 19
HASIL DAN PEMBAHASAN 19
BAB 5 24
KESIMPULAN DAN SARAN 24
Kesimpulan 24
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
Lampiran 27
BAB I
Latar Belakang Perusahaan

What’s Up Cafe merupakan sebuah tempat yang menyuguhkan berbagai makanan


seperti mie instan, roti bakar dan aneka jenis menu lainnya menjadi makanan yang sedikit
lebih “berkelas” namun dengan harga yang tetap ramah di kantong. Didirikan oleh Ayu Zulia
Shafira bersama seorang rekannya Ivan Valentino Lie pada bulan Mei 2015 dan resmi dibuka
pada bulan Juni 2015. Meski menu utama di kafe ini adalah mie instan, namun yang disajikan
adalah mie instan yang sudah dimodifikasi dengan versi yang lebih sehat, yakni tanpa
menggunakan bumbu instan yang terdapat di dalam kemasan mie tersebut. Adapun Brand
yang dipakai di kafe ini adalah Indomie.
Dengan tagline ‘‘The Next Level of Indomie’’ kafe ini mengangkat indomie ke level
yang lebih tinggi dan berbeda. Namun bedanya adalah masakannya memakai racikan
bumbu tersendiri membuat makanan yang disajikan lebih otentik. What’s Up Cafe mulai
beroperasi pukul 11.00 siang hingga pukul 24.00 malam, berlokasi di 2 tempat yang berbeda
yaitu pertama berada di Jalan Burangrang No 37 Bandung dan kedua berada di Jalan
Cihampelas No.81 Bandung. Kafe ini resmi dibuka pada bulan Agustus 2016 untuk cabang
Burangrang dan bulan September 2016 untuk cabang Cihampelas.

What’s Up Cafe memiliki dekorasi yang very comfy dan adorable, sehingga sangat
cocok untuk dijadikan tempat hangout bersama teman-teman maupun rekan bisnis.
Untuk table-nya, What’s Up Cafe hanya menyediakan dua jenis meja yaitu meja kecil
dengan 4 kursi dan meja besar untuk 6-8 orang. Seperti namanya, speciality dari What’s
Up Cafe adalah varian menu indomienya, mulai dari hidangan indomie yang standar
sampai indomie spesial ala What’s Up.
Alasan kami memilih What’s Up Cafe untuk menjadi bahan penelitan adalah
karena sistem perusahaan yang digunakan cukup sederhana dan juga terletak berdekatan
dengan tempat kami tinggal sehingga mempermudah kami untuk melakukan penelitian
ini.

2
Bisnis
Proses

What’s Up Cafe saat ini mempunyai 9 outlet yang tersebar di Jadetabek dan
Bandung, setiap outlet di pimpin oleh seorang manager, manager ini bertanggung
jawab untuk memastikan setiap kegiatan di seluruh area berjalan dengan baik. 
Dalam melakukan kegiatannya, seorang manager di bantu oleh supervisor yang
tugasnya adalah bertanggung jawab melakukan pengawasan dalam kegiatan
operasional yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, tujuan utamanya adalah
agar operasional cafe/resto berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan.
Supervisor membawahi satu divisi yaitu captain, captain tugasnya adalah bertanggung
jawab atas kelancaran operasional di area cafe/resto, mengawasi atau mengontrol
kinerja waitress agar sesuai dengan SOP dan membuat program kerja yang
menyangkut dengan kenaikan omset. Captain membawahi lima divisi yaitu
1. Stock keeper 
Bertanggung jawab penuh atas keluarnya berbagai jenis barang jadi, penempatan barang
jadi ke lokasi penyimpanan (BLN)
2. Cashier
Bertanggung jawab untuk menerima uang pembayaran saat pembelian produk dan
melakukan pengembalian uang sisa pembayaran, selain itu juga melakukan penghitungan
jumlah total penjualan perhari, per minggu, ataupun perbulan serta mengenali barang
yang paling laris terjual
3. TL Floor 
Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerjasama team yang
solid, dan bertanggung jawab atas baik buruknya kinerja karyawan dalam lingkup
kebersihan cafe/resto TL Floor membawahi satu divisi yaitu waiter, tugasnya adalah
bertanggung jawab untuk melayani tamu yang akan makan dan minum di cafe/resto.
mempersiapkan service equipment, mengangkat alat makan dan membersihkan meja,
mengambil dan menyajikan pesanan tamu
4. TL Kitchen 
Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerjasama team yang
solid, termasuk dalam memberikan bimbingan/pelatihan kepada anak buah TL kitchen
membawahi 4 divisi yaitu : 
a. Cook 
Bertanggung jawab untuk memasak segala jenis menu yang disediakan.
b. Checker 
Bertanggung jawab untuk memeriksa atau mengecek pesanan.
c. Cook helper 
Bertanggung jawab untuk membantu persiapan, pengolahan dan penyajian makanan.
d. Dishwasher 
Bertanggung jawab untuk membersihkan peralatan makan dan kerja.
e. TL Bar 
Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerjasama team yang
solid, termasuk dalam memberikan bimbingan/pelatihan kepada anak buah. TL Bar
membawahi satu divisi yaitu Bartender, tugasnya adalah membuat minuman sesuai
dengan orderan tamu.

3
3
MATERIAL TOPIK WHAT'S UP CAFÉ
KEPUASAN PELANGGAN
What's Up Cafe sangat peduli dengan
kepuasan pelanggan, itu bisa dilihat
melalui layanan yang diberikan kepada
pelanggan. Pelanggan dapat memesan
produk sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan mereka dan dengan service
yang baik juga ramah kepada pelanggan.

Kualitas produk
Kualitas adalah sesuatu yang
sangat dipertimbangkan dan
diprioritaskan oleh What's Up Cafe
dari UKM. Itu bisa dilihat dari
pemilihan bahan baku mie instan dan
keperluan dapur lainnya yang
berkualitas. Dengan bahan-bahan
yang bagus juga akan menghasilkan
makanan dan minuman yang akan
membuat pelanggan puas dan akan
datang kembali.

Penggunaan Energi yang efisien


Demi kenyamanan pelanggan What's
Up Cafe menyediakan alat penyejuk,
musik-musik kekinian, dan juga wifi.
Semua proses tersebut menggunakan
energi listrik, oleh karena itu What's Up
Cafe sangat memperhatikan efisiensi
dalam penggunaan listrik. Salah satu hal
yang dilakukan oleh What's Up Cafe
adalah dengan mematikan alat-alat
tersebut ketika pelanggan tidak ada
untuk meminimalisir penggunaan listrik.

4
Topik Material
Terkait GRI

GRI 200 (Topik Ekonomi)


Kinerja Ekonomi
201-1 Nilai Ekonomi Langsung Dihasilkan dan Didistribusikan
GRI 300 (TOPIK LINGKUNGAN)
Material
301-1 Bahan yang Digunakan Berdasarkan Jenis dan Berat
301-2 Bahan Input Daur Ulang Digunakan
Energi
302-1 Konsumsi Energi dalam Organisasi
Air
303-1 Penarikan Air Berdasarkan Sumber
GRI 400 (TOPIK SOSIAL)
Kepegawaian
401-1 Jumlah dan Tingkat Perekrutan Karyawan Baru dan Pergantian Karyawan
Setiap Tahun
Hubungan Tenaga Kerja / Manajemen
402-1 Periode Pemberitahuan Minimum Tentang Perubahan Operasional
Kesehatan dan Keselamatan Pelayan
416-1 Penilaian Dampak Kesehatan dan Keselamatan dari Kategori Produk dan
Layanan
Pemasaran dan Pelabelan
Persyaratan untuk Informasi dan Pelabelan Produk dan Layanan

5
IDENTIFIKASI STAKEHOLDER

Pemilik (Owner)
Pemilik What’s Up Cafe adalah Ayu Zulia Shafira  dan Valentino Ivan. Ayu yang
kebetulan adalah pemenang dari businness plan competition yang diadakan oleh
komunitas bisnis Onein 20 Movement untuk kategori Mahasiswa. Sedangkan Ivan
merupakan entrepreneur muda yang sudah malang melintang di industri kuliner
sejak tahun 2006.
Nama Perusahaan : What’s Up Café
Alamat : Jl. Tanjung Duren Barat Blok G No.12, Grogol Petamburan Jakarta Barat
Telpon : (021) 22561312
Jenis Perusahaan : Perusahaan Kuliner
Bentuk Bisnis : Kepemilikan
Karyawan (Employee)
Pemasok (supplier)
Pemasok adalah orang, organisasi, atau entitas yang dibutuhkan
penyelenggara organisasi (pihak cafe belum mengkonfirmasi kembali)
Pelanggan (customer)
Pelanggan dikenal sebagai penerima layanan yang dihasilkan oleh penjual atau
pemasok. Hasil layanan yang dihasilkan oleh What’s Up Cafe adalah mie instan
yang dioleh dengan racikan dan bumbu-bumbu rahasia dan itu harus memenuhu
ekspetasi para pelanggan. Dalam hal rasa, kualitas, maupun kebersihannya.
Pesaing (competitors)
Dalam industri kuliner yang sudsh pasti memiliki banyak pelanggan yang pasti
akan berdatangan, bukan berarti What’s Up Cafe tidak memiliki pesaing. Selain
What’s Up Cafe ada banyak restoran-restoran lain yang menyediakan menu mired
bahkan sama. Untuk mengatasi hal tersebut What’s Up Cafe lebih memperbanyak
iklan-iklan promosi-promosi dan juga diskon yang biasanya sangat familiar dengan
mahasiswa/i di Jakarta untuk bersaing di pasar.

6
a fé
C

Area Improvement

Departemen Akuntansi
Informasi keuangan sangat
penting dalam bisnis. Oleh karena itu,
pemilik harus meningkatkan
manajemen keuangan ukm tersebut,
salah satu hal yang ingin dilakukan
pemilik adalah menggunakan sistem
perangkat lunak akuntansi online agar
lebih mudah untuk merekam dan
mengawasi kegiatan bisnis.
Memperbaiki manajemen keuangan
sangat penting untuk digunakan
dalam pengambilan keputusan dan
evaluasi kinerja bisnis What's Up Café.
sehingga dapat menciptakan target di
masa depan dengan strategi yang
terencana dengan baik.

Departemen Layanan
Departemen ini, sebagian besar kegiatan
operasional dilakukan di sini. Dari
pelayanan pelanggan ketika masuk dan
mau memesan makanan dan minuman,
Memilih barang dapur dan kebutuhan inti
lainnya dari pemilik pasokan, dari
beberapa barang dan pemasok terjamin.
Keterampilan dan kebersihan tempat
juga harus berkualitas tinggi. Terkait
dengan penciptaan layanan yang
berkualitas dan peningkatan kepuasan
pelanggan.

7
BAB 2
KAJIAN LITERATUR

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) ialah sebuah pendekatan dimana perusahaan

mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis dan dalam interaksi dengan para

stakeholders berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan (Nuryana, 2005).

Menurut Kotler dan Nancy (2005) mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR)

didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui

praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.

Jadi, secara garis besar Corporate Social Responsibility (CSR) adalah bentuk tanggung jawab

perusahaan terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomisnya dan juga bertujuan untuk

meminimalkan kesenjangan sosial serta kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas

operasional perusahaan.

PYRAMID OF CSR

Konsep ini dikembangkan oleh Archie B. Carrol

yang memberikan justifikasi teoritis dan logis mengapa

sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR bagi

masyarakat dan sekitarnya. Dalam pandangan Carrol,

CSR adalah puncak piramida hyan erat terkait, dan

bahkan identik dengan tangggung jawab filantropis.

Tangung Jawab Ekonomis

Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah pondasi perusahaan.

Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus

hidup.

Tanggung Jawab Legal

Perusahaan harus taat pada hukum yang berlaku. Dalam proses mencari laba, perusahaan

tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Tanggung Jawab Etis

Perusahaan memeiliki kewajiban untuk menajalnkan praktek bisnis yang baik, adal, dan fair.

Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi pelaku organisasi perusahaan.

Tanggung Jawab Filantropis

Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan juga

dituntu agar dapat memeberi kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua.

8
9

2. Sustainability
(Keberlanjutan)

Secara konseptual Elkington merumuskan tiga prinsip dasar yang mendasari CSR agar
teciptanya suatu keberlajutan, yaitu:
Profit. Perusahaan perlu berupaya untuk memperoleh keuntungan yang tinggi untuk
dapat terus menjalankan kegiatan operasional dan mengembangan bisnisnya.
People. Perusahaan yang ingin menjaga kelangsungan hidupnya dalam jangka
panjang harus menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat agar memperoleh
legitimasi atas segala kegiatan bisnis yang dilakukan. Legitimasi diperlukan agar
terwujud suatu perusahaan yang sustainable dan acceptable.
Planet. Perusahaan merupakan bagian dari lingkungan di mana perusahaan berada.
Bentuk tanggung jawab perusahaan atas kepeduliannya dengan lingkungan, yaitu
dengan menjaga kelestarian dan keberlanjutan hayati (Hadi, 2011:21).
3. USAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH (UMKM)
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah. UMKM diatur berdasarkan  UU Nomor
20 tahun 2008 tentang  Usaha Mikro, Kecil,dan
Menengah. Berikut kutipan dari isi UU 20/2008.
Pengertian UMKM
Usaha Mikro  adalah usaha produktif milik
orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud  dalam Undang-
Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.

10
KRITERIA UMKM

Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :
Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan
sebagai kesempatan kerja untuk mencari  nafkah, yang
lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya
adalah pedagang kaki lima.
Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat
pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima
pekerjaan subkontrak dan ekspor.
Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

11 11
4. Stakeholder (Pemangku Kepentingan)

Stakeholder  adalah  semua pihak di dalam masyarakat, baik itu individu,

komunitas atau kelompok masyarakat, yang memiliki hubungan dan kepentingan

terhadap sebuah organisasi/ perusahaan dan isu/ permasalahan yang sedang

diangkat.  Stakeholder merupakan bagian penting dari sebuah organisasi yang

memiliki peran secara aktif maupun pasif untuk mengembangkan tujuannya. 

Stakeholder dalam kegiatan bisnis atau perusahaan memiliki peran yang

berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing, namun memiliki

tujuan yang sama yaitu mengembangkan suatu perusahaan dalam kegiatan bisnis.

Adapun beberapa stakeholder meliputi pemegang saham, karyawan/pegawai,

supplier, konsumen, kreditor, pemerintah. Bahkan, pesaing perusahaan juga dapat

disebut sebagai stakeholder karena akan mempengaruhi kestabilan perusahaan.

Stakeholders dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok (Maryono et al.2005) dalam

penelitian (Yosevita:25), antara lain:

1. Stakeholders primer

Stakeholder primer merupakan stakeholder yang terkena dampak

secara langsung baik dampak positif maupun dampak negatif dari suatu

rencana serta mempunyai kaitan kepentingan langsung dengan kegiatan

tersebut. Stakeholders yang memiliki pengaruh dan kepentingan

dikatakan sebagai stakeholder primer dan harus dilibatkan penuh dalam

tahapan-tahapan kegiatan.

2. Stakeholders sekunder atau pendukung

Stakeholders pendukung merupakan stakeholder yang tidak memiliki

kepentingan langsung terhadap suatu rencana tetapi memiliki

kepedulian yang besar terhadap proses pengembangan. Stakeholders

pendukung menjadi fasilitator dalam proses pengembangan suatu

kegiatan dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.

Stakeholders pendukung meliputi para investor atau pihak swasta, LSM,

dan peneliti.

12
5. TOPIK MATERIAL
Topik material adalah hal yang dianggap

penting oleh suatu usaha/bisnis yang akan

mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

usaha tersebut. Topik material dalam UMKM

What’s Up Cafe yang memproduksi makanan

dan minuman adalah kualitas bahan baku,

ketenagakerjaan, energi, serta kesehatan dan

keselamatan pelanggan.

13
Kualitas Bahan Baku
Kualitas bahan baku merupakan salah satu topik yang material
karena UMKM ini mengutamakan kepuasan pelanggan. Mie Instan selaku
bahan baku utama yang digunakan, memiliki kualitas yang cukup baik
dan sangat terjamin. Begitu pun dengan bahan-bahan baku lainnya
seperti sayur-sayuran, bawang, dan bumbu dapur lainnya juga dipilih
dan diperhatikan betul kualitasnya. Jika kualitasnya tidak diperhatikan
maka akan berpengaruh terhadap profit yang didapatkan oleh UMKM.
Ketenagakerjaan
What’s Up Cafe memiliki sistem kontak setahun yang berartikan bahwa
mereka tidak memiliki karyawan tetap. Tetapi, mereka dikontrak kerja
selama setahun apabila kinerjanya bagus dan memuaskan maka meraka
akan dikontrak lagi selama setahun kedepan  apabila mereka
mengkinginkannnya. What’s Up Cafe memiliki total karyawan terdiri dari
12 orang (2 Leader, 2 Cashier, 2 TL floor, 4 TL kitchen, 2 TL Bar). Jam
kerja dibagi menjadi 2 shift yaitu:
Shift 1 pukul 10.00 s/d 17.00 terdiri dari: 1 leader, 1 cashier, 1 TL floor,
2 TL kitchen, 1 TL bar.
Shift 2 pukul 17.00 s/d 00.00 terdiri dari: 1 leader, 1 cashier, 1 TL floor,
2 TL kitchen, 1 TL bar.

14
Energi
Penggunaan energi dalam usaha ini terdiri
dari energi listrik. Karena untuk kenyamanan
pelanggan What’s Up Cafe menyediakan 2 area
yaitu terdiri dari smoking area dan non-smoking
area. Untuk di area merokok cafe menyediakan
kipas angin yang terus menyala selama cafe itu
dibuka. Sedangkan untuk area bebas asap
rokok mereka menyediakan juga ac yang terus
menyala demi kenyamanan pelanggan. Lalu,
mereka juga memutarkan lagu dengan sound
system yang tentunya memerlukan juga energi
listrik.

Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan


Walaupun pekerjaan ini memiliki
kemungkinan yang sangat kecil untuk
terjadinya kecelakaan pada saat kerja,
What’s Up Cafe juga memiliki asuransi
kesehatan untuk karyawan-karyawannya.

15
B A B 3

Metode Penelitian
Jangka Waktu Penelitian
Penelitian ini kami lakukan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan sejak tanggal 1
Maret 2019 s/d 20 Juni 2019. Kami melakukan kunjungan ke UMKM yang
bersangkutan sebanyak 2 (dua) kali, pada tanggal 19 Juni 2019. (Absen
terlampir)

16
Proses Interview
Kami melakukan interview selama 2 (dua) kali,
yaitu:
Tanggal 30 April 2019
Narasumber, kami bernama Mas Dicky selaku
Manager Cafe. Hal-hal yang ditanyakan adalah
hal-hal yang berkaitan dengan informasi umum
cafe seperti:
Jumlah karyawan
Gaji karyawan
Pendapatan Cafe per hari
Jumlah penggunaan data
Tanggal 19 Juni 2019
Narasumber, kami bernama Mba Tina selaku
Captaian Cafe. Hal-hal yang ditanyakan adalah
hal-hal yang berkaitan dengan GRI Digital
Reporting Platform.

17
Pertanyaan-Pertanyaan
yang Diajukan

Tanggal 30 April 2019 Tanggal 19 Juni 2019

Darimana membeli dan mendapatkan GRI 102 : Pengungkapan Umum 2016


bahan baku? Profil Organisasi
Jenis makanan dan minuman apa Strategi

saja yang disediakan? Etika dan Integritas

Berapakah jumlah karyawannya? Keterlibatan Pemangku Kepentingan


Praktik Pelaporan
Berapa lama jam kerjanya?
Seri 200 (Topik Ekonomi)
Berapa minimal dan maksimal harga
Kinerja Ekonomi
makanan dan minuman yang
Keberadaan Pasar
tertsedia?
Dampak Ekonomi Tidak Langsung
Dari banyak pilihan makanan dan Praktik Pengadaan
minuman yang ada mana yang paling Perilaku Anti Persaingan
favorit? Seri 300 (Topik Lingkungan)
Apa saja hambatan dari proses Material
produksi? Energi

Apa saja yang harus diperhatikan dari Air

proses produksi? Air Limbah (Efluen) dan Limbah


Seri 400 (Topik Sosial)
Apa yang Cafe lakukan terhadap hasil
Kepegawaian
limbah yang diperoleh?
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Berapa penghasilan yang diperoleh
Pelatihan dan Pendidikan
oleh cafe dalam sehari?
Keanekaragaman dan Kesempatan
Setara
Pekerja Anak
Kerja Paksa atau Wajib Kerja
Masyarakat Lokal
Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
Pemasaran dan Pelabelan

18
B A B 4

Topik Material & Analisis Pengungkapan


GRI 200 EKONOMI
GRI 201 Kinerja Ekonomi
What's Up Café mengungkapkan Informasi tentang pembuatan dan distribusi nilai-
nilai ekonomi yang memberikan indikasi dasar bagaimana sebuah organisasi
menciptakan
1. kekayaan untuk kepentingan pemangku kepentingan. Berikut ini adalah
ringkasan dari nilai ekonomi langsung yang diproduksi dan didistribusikan oleh What's
Up
2. Café dalam setahun:
Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan: pendapatan
3. 400.000.000,00 IDR
Biaya operasional
4. 87.000.000,00 IDR
Upah dan tunjangan karyawan
5. 21.600.000,0 IDR
Pembayaran kepada penyedia modal
0,0 IDR
6. Total pembayaran kepada pemerintah (Harap berikan uraian berdasarkan negara di
bidang penjelasan di bawah, jika berlaku
7. 0,0 IDR
Investasi komunitas
0,0 IDR
8. Nilai ekonomi dipertahankan: 'nilai ekonomi langsung dihasilkan' kurang 'nilai
ekonomi didistribusikan'
311.200.000,0 IDR
Penjelasan, termasuk rincian pembayaran kepada pemerintah menurut negara jika
berlaku
PPN = 10%

19
Analisis:
What's Up Café didirikan pada Mei 2015 dan diresmikan pada Juni 2015 karena baru
memulai bisnis ini, Ayu dan Ivan berusaha mengembangkan bisnisnya dengan mencari
pelanggan untuk memperkenalkan bisnisnya.
Menjalankan bisnis ini juga tidak luput dari masalah-masalah yang normal terjadi.
salah satu contoh yang telah terjadi adalah:
What's Up Café yang memiliki cukup banyak pesaing. Pesaing dalam industri yang
sama bahkan menu dan tema yang cukup mirip. Maka dari itu what's up cafe terus meng-
upgrade menu-menu yang ada tempat yang lebih nyaman dan harga yang cukup
terjangkau oleh kantong mahasiswa. Sehingga sampai sekarang What's Up Café
memiliki pendapatan yang stabil.

20
GRI 300 LINGKUNGAN

GRI 301 Material

Dalam industri kuliner, What's Up Café

menggunakan beberapa bahan baku utama

dalam kegiatan produksinya. Bahan baku yang

digunakan seperti mie instan, bumbu dapur,

dan minuman soda. Penggunaan bahan

menggunakan bahan berkualitas bagus dan

fresh. Bahan-bahan baku utnuk What's Up Café

diambil dari beberapa pemasok mie instan dan

minuman soda yang memiliki kualitas yang

bagus dan juga untuk bumbu dan sayur juga

dipilih dari pemasok yang terpercaya yang

memiliki produk yang segar.

21
GRI 400 SOSIAL
GRI 401: Pekerjaan
Di What's Up Café semua karyawan dikontrak kerja selama 1
tahun. Sehingga di What's Up tidak memiliki banyak karyawan
tetap. Karyawan tetap hanya terletak di kantor pusat saja, untuk
koki what's up mempertahankan 1 koki tetap yang akan meng-
upgrade menu-menu baru setiap paling telat 3 bulan sekali.
Untuk karyawan lain seperti waiters, kasir, dan pembersih
hanya dikontrak 1 tahun saja dan apa bila kontrak selesai bisa
dilanjutkan jika mau.
Untuk jam kerja sendir sudah dibagi menjadi 2 bagian:
Shift 1 pukul 10.00 s/d 17.00 terdiri dari: 1 leader, 1 cashier, 1
TL floor, 2 TL kitchen, 1 TL bar.
Shift 2 pukul 17.00 s/d 00.00 terdiri dari: 1 leader, 1 cashier, 1
TL floor, 2 TL kitchen, 1 TL bar.

22
GRI 404: Pelatihan dan Pendidikan
Meskipun bagi karyawan dengan
kualifikasi yang baik untuk perusahaan
itu akan sangat menguntungkan bagi
perusahaan. Di What's Up Café tidak ada
pelatihan dan pendidikan khusus.
Mereka hanya mendapatkan kebebasan
untuk membantu satu sama lain
sehingga dapat berlatih lewat
kesempatan itu seperti contohnya
waiters dapat membantu koki di dapur
sehingga dapat berlatih dengan itu.

GRI 417: Pemasaran dan Pelabelan


What's Up Café melakukan
pemasarannya melalui promosi.
Promosi yang dilakukan melalui
social media seperti official instagram
What's Up Café disana terdapat
informasi saat mereka memiliki menu
baru atau diskon untuk mahasiswa
dan banyak lainnya.

23
B A B 5

L A N
E S I MPU
K
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang dilakukan oleh
peneliti terhadap keberlanjutan pada perusahaan food and beverages tersebut
berdasarkan panduan GRI, kami menyimpulkan beberapa hal:
Perusahaan disarankan untuk berkomitmen dalam menerapkan
praktik pelaporan keberlanjutan dengan cara mengintegrasikan praktek
keberlanjutan dalam model bisnis dan keputusan strategic perusahaan.
Perusahaan disarankan secara continue menerbitkan sustainability
report setiap tahunnya dalam mengungkapkan jumlah item dimensi
materialitas. Komitmen yang kkuat dalam menerapkan praktek pelaporan
keberlanjutan akan membuat perusahaan tersebut konsisten dalam
pelaporan keberlanjutan. Karena konsistensi dalam laporan keberlanjutan
akan memudahkan perusahan dalam melakukan evaluasi kinerja
keberlanjutan serta mengidentifikasi biaya tambahan dan sumber daya
yang digunakan dalam pelaporan keberlanjutan.
Perusahaan disarankan untuk melengkapi jumlah item dimensi
materialitas yang diungkapkan sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh Global Reporting Initiative G4 (GRI G4) Guidelines terutama pada item
kategori Hak Asasi Manusia (HAM) dan tanggung jawab atas produk.
Informasi dalam sustainability report dapat menjadi salah satu media
promosi terhadap public sehingga sikap positif masyarakat terhadap
perusahaan akan semakin besar. Hal ini dapat berdampak pada
peniongkatan kinerja dan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba.

24
SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang sudah kami paparkan kami
memberikan beberapa saran terkait kualitas laporan keberlanjutan yang ditemukan
selama proses penelitian. Sarran ini berguna untuk menningkatkan kualitas dari
laporan keberlanjutan. Berikut saran yang telah kami rumuskan:
Saran untuk Perusahaan
Memberikan kode indeks baik di kategori maupun sub kategori dalam laporan
keberlanjutan dan menambahkan diagram (table/chart) untuk lebih
mempermjudah pengguna dalam memahami laporan keberlanjutan.
Kecocokan antara indeks GRI dengan laporan pun perlu diperhatikan karena
indeks GRI bisa menjadi area pengguna untuk menyortir kebutuhan informasi
dari laporan keberlanjutann
Saran untuk Pembaca
Pembaca sebaiknya mengetahui aspek material apa saja yang dinyatakan
material oleh UMKM tersebut dan mengetahui seberapa dalam seharusnya
perusahaan dalam menyatakan aspek-aspek keberlanjutan dalam laporan
keberlanjutannya.
Pembaca sebaiknya mengetahui pedoman GRI-G4 yang hanya berfokus pada
aspek-aspek material dan aspek-aspek apa saja yang menjadi core dari sebuah
laporan keberlanjutan dan pedoman GRI-G4 industri food and beverages agar
dapat memahami lebih lanjut terkait aspek dari industri food and beverages
yang dinyatakan khusus dipedoman tersebut

25
27
ABSENSI

28

Anda mungkin juga menyukai