SR PDF
SR PDF
SUSTAINABILITY
REPORT
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah bagi kita,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu. Kami menyajikan laporan ini
untuk menyelesaikan tugas akhir Akuntansi Keberlanjutan kami dan juga untuk mempelajari
Analisis Laporan Keberlanjutan dari What's Up Cafe. Selama proses pembuatan laporan ini
kami juga menemukan beberapa kendala dan tentunya kami ingin mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada mereka yang telah memandu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih:
1. Tuhan kami, atas kehendak Tuhan dan berkah bagi kami untuk menyelesaikan laporan ini.
2. Orang tua Kami yang terkasih atas dukungan mereka dalam memberikan dukungan yang
menghangatkan hati sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini.
3. Kepada ibu Risa Nurmala Dewi,,SE.MM atas kesabarannya dalam membimbing kami
dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Teman-teman kami, atas dukungan mereka yang selalu mendukung kami untuk terus
mengerjakan tugas ini dan banyak lagi dan terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya.
5. Pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. .
Sebagai manusia, kita tahu bahwa kita tidak bisa lepas dari kesalahan. Karena kami
masih harus banyak belajar, dan kami tahu bahwa laporan ini memiliki banyak kelemahan,
oleh karena itu kami terbuka untuk kritik dan saran untuk menjadi lebih baik lagi. Kami
berharap atas pengampunan Anda, jika saja laporan kami memiliki banyak kesalahan dalam
memberikan informasi kepada pembaca. Terima kasih banyak atas perhatiannya.
Kata Pengantar 0
Daftar Isi 1
BAB I 2
PENDAHULUAN 2
PROSES BISNIS 3
TOPIK MATERIAL 4
Topik Material What's Up Café 4
Topik Materi yang terkait GRI 5
STAKEHOLDER 6
Kepemilikan 6
Karyawan 6
Pemasok 6
Pelanggan 6
AREA IMPROVEMENT 7
Departemen Akuntansi 7
Departemen Layanan 7
BAB 2 8
Tinjauan Literatur 8
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) 8
Sustainability 9
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 10
Definisi Usaha Kecil Menengah 10
Kriteria Perusahaan Kecil Menengah 11
Stakeholder 12
Topik Material 13
Bab 3 16
Metode Penelitian 16
Proses wawancara 17
Daftar Pertanyaan 18
BAB 4 19
HASIL DAN PEMBAHASAN 19
BAB 5 24
KESIMPULAN DAN SARAN 24
Kesimpulan 24
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
Lampiran 27
BAB I
Latar Belakang Perusahaan
What’s Up Cafe memiliki dekorasi yang very comfy dan adorable, sehingga sangat
cocok untuk dijadikan tempat hangout bersama teman-teman maupun rekan bisnis.
Untuk table-nya, What’s Up Cafe hanya menyediakan dua jenis meja yaitu meja kecil
dengan 4 kursi dan meja besar untuk 6-8 orang. Seperti namanya, speciality dari What’s
Up Cafe adalah varian menu indomienya, mulai dari hidangan indomie yang standar
sampai indomie spesial ala What’s Up.
Alasan kami memilih What’s Up Cafe untuk menjadi bahan penelitan adalah
karena sistem perusahaan yang digunakan cukup sederhana dan juga terletak berdekatan
dengan tempat kami tinggal sehingga mempermudah kami untuk melakukan penelitian
ini.
2
Bisnis
Proses
What’s Up Cafe saat ini mempunyai 9 outlet yang tersebar di Jadetabek dan
Bandung, setiap outlet di pimpin oleh seorang manager, manager ini bertanggung
jawab untuk memastikan setiap kegiatan di seluruh area berjalan dengan baik.
Dalam melakukan kegiatannya, seorang manager di bantu oleh supervisor yang
tugasnya adalah bertanggung jawab melakukan pengawasan dalam kegiatan
operasional yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, tujuan utamanya adalah
agar operasional cafe/resto berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan.
Supervisor membawahi satu divisi yaitu captain, captain tugasnya adalah bertanggung
jawab atas kelancaran operasional di area cafe/resto, mengawasi atau mengontrol
kinerja waitress agar sesuai dengan SOP dan membuat program kerja yang
menyangkut dengan kenaikan omset. Captain membawahi lima divisi yaitu
1. Stock keeper
Bertanggung jawab penuh atas keluarnya berbagai jenis barang jadi, penempatan barang
jadi ke lokasi penyimpanan (BLN)
2. Cashier
Bertanggung jawab untuk menerima uang pembayaran saat pembelian produk dan
melakukan pengembalian uang sisa pembayaran, selain itu juga melakukan penghitungan
jumlah total penjualan perhari, per minggu, ataupun perbulan serta mengenali barang
yang paling laris terjual
3. TL Floor
Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerjasama team yang
solid, dan bertanggung jawab atas baik buruknya kinerja karyawan dalam lingkup
kebersihan cafe/resto TL Floor membawahi satu divisi yaitu waiter, tugasnya adalah
bertanggung jawab untuk melayani tamu yang akan makan dan minum di cafe/resto.
mempersiapkan service equipment, mengangkat alat makan dan membersihkan meja,
mengambil dan menyajikan pesanan tamu
4. TL Kitchen
Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerjasama team yang
solid, termasuk dalam memberikan bimbingan/pelatihan kepada anak buah TL kitchen
membawahi 4 divisi yaitu :
a. Cook
Bertanggung jawab untuk memasak segala jenis menu yang disediakan.
b. Checker
Bertanggung jawab untuk memeriksa atau mengecek pesanan.
c. Cook helper
Bertanggung jawab untuk membantu persiapan, pengolahan dan penyajian makanan.
d. Dishwasher
Bertanggung jawab untuk membersihkan peralatan makan dan kerja.
e. TL Bar
Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerjasama team yang
solid, termasuk dalam memberikan bimbingan/pelatihan kepada anak buah. TL Bar
membawahi satu divisi yaitu Bartender, tugasnya adalah membuat minuman sesuai
dengan orderan tamu.
3
3
MATERIAL TOPIK WHAT'S UP CAFÉ
KEPUASAN PELANGGAN
What's Up Cafe sangat peduli dengan
kepuasan pelanggan, itu bisa dilihat
melalui layanan yang diberikan kepada
pelanggan. Pelanggan dapat memesan
produk sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan mereka dan dengan service
yang baik juga ramah kepada pelanggan.
Kualitas produk
Kualitas adalah sesuatu yang
sangat dipertimbangkan dan
diprioritaskan oleh What's Up Cafe
dari UKM. Itu bisa dilihat dari
pemilihan bahan baku mie instan dan
keperluan dapur lainnya yang
berkualitas. Dengan bahan-bahan
yang bagus juga akan menghasilkan
makanan dan minuman yang akan
membuat pelanggan puas dan akan
datang kembali.
4
Topik Material
Terkait GRI
5
IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
Pemilik (Owner)
Pemilik What’s Up Cafe adalah Ayu Zulia Shafira dan Valentino Ivan. Ayu yang
kebetulan adalah pemenang dari businness plan competition yang diadakan oleh
komunitas bisnis Onein 20 Movement untuk kategori Mahasiswa. Sedangkan Ivan
merupakan entrepreneur muda yang sudah malang melintang di industri kuliner
sejak tahun 2006.
Nama Perusahaan : What’s Up Café
Alamat : Jl. Tanjung Duren Barat Blok G No.12, Grogol Petamburan Jakarta Barat
Telpon : (021) 22561312
Jenis Perusahaan : Perusahaan Kuliner
Bentuk Bisnis : Kepemilikan
Karyawan (Employee)
Pemasok (supplier)
Pemasok adalah orang, organisasi, atau entitas yang dibutuhkan
penyelenggara organisasi (pihak cafe belum mengkonfirmasi kembali)
Pelanggan (customer)
Pelanggan dikenal sebagai penerima layanan yang dihasilkan oleh penjual atau
pemasok. Hasil layanan yang dihasilkan oleh What’s Up Cafe adalah mie instan
yang dioleh dengan racikan dan bumbu-bumbu rahasia dan itu harus memenuhu
ekspetasi para pelanggan. Dalam hal rasa, kualitas, maupun kebersihannya.
Pesaing (competitors)
Dalam industri kuliner yang sudsh pasti memiliki banyak pelanggan yang pasti
akan berdatangan, bukan berarti What’s Up Cafe tidak memiliki pesaing. Selain
What’s Up Cafe ada banyak restoran-restoran lain yang menyediakan menu mired
bahkan sama. Untuk mengatasi hal tersebut What’s Up Cafe lebih memperbanyak
iklan-iklan promosi-promosi dan juga diskon yang biasanya sangat familiar dengan
mahasiswa/i di Jakarta untuk bersaing di pasar.
6
a fé
C
Area Improvement
Departemen Akuntansi
Informasi keuangan sangat
penting dalam bisnis. Oleh karena itu,
pemilik harus meningkatkan
manajemen keuangan ukm tersebut,
salah satu hal yang ingin dilakukan
pemilik adalah menggunakan sistem
perangkat lunak akuntansi online agar
lebih mudah untuk merekam dan
mengawasi kegiatan bisnis.
Memperbaiki manajemen keuangan
sangat penting untuk digunakan
dalam pengambilan keputusan dan
evaluasi kinerja bisnis What's Up Café.
sehingga dapat menciptakan target di
masa depan dengan strategi yang
terencana dengan baik.
Departemen Layanan
Departemen ini, sebagian besar kegiatan
operasional dilakukan di sini. Dari
pelayanan pelanggan ketika masuk dan
mau memesan makanan dan minuman,
Memilih barang dapur dan kebutuhan inti
lainnya dari pemilik pasokan, dari
beberapa barang dan pemasok terjamin.
Keterampilan dan kebersihan tempat
juga harus berkualitas tinggi. Terkait
dengan penciptaan layanan yang
berkualitas dan peningkatan kepuasan
pelanggan.
7
BAB 2
KAJIAN LITERATUR
mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis dan dalam interaksi dengan para
Menurut Kotler dan Nancy (2005) mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR)
praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.
Jadi, secara garis besar Corporate Social Responsibility (CSR) adalah bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomisnya dan juga bertujuan untuk
meminimalkan kesenjangan sosial serta kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas
operasional perusahaan.
PYRAMID OF CSR
Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah pondasi perusahaan.
Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus
hidup.
Perusahaan harus taat pada hukum yang berlaku. Dalam proses mencari laba, perusahaan
tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Perusahaan memeiliki kewajiban untuk menajalnkan praktek bisnis yang baik, adal, dan fair.
Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan juga
dituntu agar dapat memeberi kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
8
9
2. Sustainability
(Keberlanjutan)
Secara konseptual Elkington merumuskan tiga prinsip dasar yang mendasari CSR agar
teciptanya suatu keberlajutan, yaitu:
Profit. Perusahaan perlu berupaya untuk memperoleh keuntungan yang tinggi untuk
dapat terus menjalankan kegiatan operasional dan mengembangan bisnisnya.
People. Perusahaan yang ingin menjaga kelangsungan hidupnya dalam jangka
panjang harus menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat agar memperoleh
legitimasi atas segala kegiatan bisnis yang dilakukan. Legitimasi diperlukan agar
terwujud suatu perusahaan yang sustainable dan acceptable.
Planet. Perusahaan merupakan bagian dari lingkungan di mana perusahaan berada.
Bentuk tanggung jawab perusahaan atas kepeduliannya dengan lingkungan, yaitu
dengan menjaga kelestarian dan keberlanjutan hayati (Hadi, 2011:21).
3. USAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH (UMKM)
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah. UMKM diatur berdasarkan UU Nomor
20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,dan
Menengah. Berikut kutipan dari isi UU 20/2008.
Pengertian UMKM
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik
orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
10
KRITERIA UMKM
Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :
Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan
sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang
lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya
adalah pedagang kaki lima.
Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat
pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima
pekerjaan subkontrak dan ekspor.
Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi Usaha Besar (UB).
11 11
4. Stakeholder (Pemangku Kepentingan)
tujuan yang sama yaitu mengembangkan suatu perusahaan dalam kegiatan bisnis.
1. Stakeholders primer
secara langsung baik dampak positif maupun dampak negatif dari suatu
tahapan-tahapan kegiatan.
dan peneliti.
12
5. TOPIK MATERIAL
Topik material adalah hal yang dianggap
keselamatan pelanggan.
13
Kualitas Bahan Baku
Kualitas bahan baku merupakan salah satu topik yang material
karena UMKM ini mengutamakan kepuasan pelanggan. Mie Instan selaku
bahan baku utama yang digunakan, memiliki kualitas yang cukup baik
dan sangat terjamin. Begitu pun dengan bahan-bahan baku lainnya
seperti sayur-sayuran, bawang, dan bumbu dapur lainnya juga dipilih
dan diperhatikan betul kualitasnya. Jika kualitasnya tidak diperhatikan
maka akan berpengaruh terhadap profit yang didapatkan oleh UMKM.
Ketenagakerjaan
What’s Up Cafe memiliki sistem kontak setahun yang berartikan bahwa
mereka tidak memiliki karyawan tetap. Tetapi, mereka dikontrak kerja
selama setahun apabila kinerjanya bagus dan memuaskan maka meraka
akan dikontrak lagi selama setahun kedepan apabila mereka
mengkinginkannnya. What’s Up Cafe memiliki total karyawan terdiri dari
12 orang (2 Leader, 2 Cashier, 2 TL floor, 4 TL kitchen, 2 TL Bar). Jam
kerja dibagi menjadi 2 shift yaitu:
Shift 1 pukul 10.00 s/d 17.00 terdiri dari: 1 leader, 1 cashier, 1 TL floor,
2 TL kitchen, 1 TL bar.
Shift 2 pukul 17.00 s/d 00.00 terdiri dari: 1 leader, 1 cashier, 1 TL floor,
2 TL kitchen, 1 TL bar.
14
Energi
Penggunaan energi dalam usaha ini terdiri
dari energi listrik. Karena untuk kenyamanan
pelanggan What’s Up Cafe menyediakan 2 area
yaitu terdiri dari smoking area dan non-smoking
area. Untuk di area merokok cafe menyediakan
kipas angin yang terus menyala selama cafe itu
dibuka. Sedangkan untuk area bebas asap
rokok mereka menyediakan juga ac yang terus
menyala demi kenyamanan pelanggan. Lalu,
mereka juga memutarkan lagu dengan sound
system yang tentunya memerlukan juga energi
listrik.
15
B A B 3
Metode Penelitian
Jangka Waktu Penelitian
Penelitian ini kami lakukan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan sejak tanggal 1
Maret 2019 s/d 20 Juni 2019. Kami melakukan kunjungan ke UMKM yang
bersangkutan sebanyak 2 (dua) kali, pada tanggal 19 Juni 2019. (Absen
terlampir)
16
Proses Interview
Kami melakukan interview selama 2 (dua) kali,
yaitu:
Tanggal 30 April 2019
Narasumber, kami bernama Mas Dicky selaku
Manager Cafe. Hal-hal yang ditanyakan adalah
hal-hal yang berkaitan dengan informasi umum
cafe seperti:
Jumlah karyawan
Gaji karyawan
Pendapatan Cafe per hari
Jumlah penggunaan data
Tanggal 19 Juni 2019
Narasumber, kami bernama Mba Tina selaku
Captaian Cafe. Hal-hal yang ditanyakan adalah
hal-hal yang berkaitan dengan GRI Digital
Reporting Platform.
17
Pertanyaan-Pertanyaan
yang Diajukan
18
B A B 4
19
Analisis:
What's Up Café didirikan pada Mei 2015 dan diresmikan pada Juni 2015 karena baru
memulai bisnis ini, Ayu dan Ivan berusaha mengembangkan bisnisnya dengan mencari
pelanggan untuk memperkenalkan bisnisnya.
Menjalankan bisnis ini juga tidak luput dari masalah-masalah yang normal terjadi.
salah satu contoh yang telah terjadi adalah:
What's Up Café yang memiliki cukup banyak pesaing. Pesaing dalam industri yang
sama bahkan menu dan tema yang cukup mirip. Maka dari itu what's up cafe terus meng-
upgrade menu-menu yang ada tempat yang lebih nyaman dan harga yang cukup
terjangkau oleh kantong mahasiswa. Sehingga sampai sekarang What's Up Café
memiliki pendapatan yang stabil.
20
GRI 300 LINGKUNGAN
21
GRI 400 SOSIAL
GRI 401: Pekerjaan
Di What's Up Café semua karyawan dikontrak kerja selama 1
tahun. Sehingga di What's Up tidak memiliki banyak karyawan
tetap. Karyawan tetap hanya terletak di kantor pusat saja, untuk
koki what's up mempertahankan 1 koki tetap yang akan meng-
upgrade menu-menu baru setiap paling telat 3 bulan sekali.
Untuk karyawan lain seperti waiters, kasir, dan pembersih
hanya dikontrak 1 tahun saja dan apa bila kontrak selesai bisa
dilanjutkan jika mau.
Untuk jam kerja sendir sudah dibagi menjadi 2 bagian:
Shift 1 pukul 10.00 s/d 17.00 terdiri dari: 1 leader, 1 cashier, 1
TL floor, 2 TL kitchen, 1 TL bar.
Shift 2 pukul 17.00 s/d 00.00 terdiri dari: 1 leader, 1 cashier, 1
TL floor, 2 TL kitchen, 1 TL bar.
22
GRI 404: Pelatihan dan Pendidikan
Meskipun bagi karyawan dengan
kualifikasi yang baik untuk perusahaan
itu akan sangat menguntungkan bagi
perusahaan. Di What's Up Café tidak ada
pelatihan dan pendidikan khusus.
Mereka hanya mendapatkan kebebasan
untuk membantu satu sama lain
sehingga dapat berlatih lewat
kesempatan itu seperti contohnya
waiters dapat membantu koki di dapur
sehingga dapat berlatih dengan itu.
23
B A B 5
L A N
E S I MPU
K
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang dilakukan oleh
peneliti terhadap keberlanjutan pada perusahaan food and beverages tersebut
berdasarkan panduan GRI, kami menyimpulkan beberapa hal:
Perusahaan disarankan untuk berkomitmen dalam menerapkan
praktik pelaporan keberlanjutan dengan cara mengintegrasikan praktek
keberlanjutan dalam model bisnis dan keputusan strategic perusahaan.
Perusahaan disarankan secara continue menerbitkan sustainability
report setiap tahunnya dalam mengungkapkan jumlah item dimensi
materialitas. Komitmen yang kkuat dalam menerapkan praktek pelaporan
keberlanjutan akan membuat perusahaan tersebut konsisten dalam
pelaporan keberlanjutan. Karena konsistensi dalam laporan keberlanjutan
akan memudahkan perusahan dalam melakukan evaluasi kinerja
keberlanjutan serta mengidentifikasi biaya tambahan dan sumber daya
yang digunakan dalam pelaporan keberlanjutan.
Perusahaan disarankan untuk melengkapi jumlah item dimensi
materialitas yang diungkapkan sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh Global Reporting Initiative G4 (GRI G4) Guidelines terutama pada item
kategori Hak Asasi Manusia (HAM) dan tanggung jawab atas produk.
Informasi dalam sustainability report dapat menjadi salah satu media
promosi terhadap public sehingga sikap positif masyarakat terhadap
perusahaan akan semakin besar. Hal ini dapat berdampak pada
peniongkatan kinerja dan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba.
24
SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang sudah kami paparkan kami
memberikan beberapa saran terkait kualitas laporan keberlanjutan yang ditemukan
selama proses penelitian. Sarran ini berguna untuk menningkatkan kualitas dari
laporan keberlanjutan. Berikut saran yang telah kami rumuskan:
Saran untuk Perusahaan
Memberikan kode indeks baik di kategori maupun sub kategori dalam laporan
keberlanjutan dan menambahkan diagram (table/chart) untuk lebih
mempermjudah pengguna dalam memahami laporan keberlanjutan.
Kecocokan antara indeks GRI dengan laporan pun perlu diperhatikan karena
indeks GRI bisa menjadi area pengguna untuk menyortir kebutuhan informasi
dari laporan keberlanjutann
Saran untuk Pembaca
Pembaca sebaiknya mengetahui aspek material apa saja yang dinyatakan
material oleh UMKM tersebut dan mengetahui seberapa dalam seharusnya
perusahaan dalam menyatakan aspek-aspek keberlanjutan dalam laporan
keberlanjutannya.
Pembaca sebaiknya mengetahui pedoman GRI-G4 yang hanya berfokus pada
aspek-aspek material dan aspek-aspek apa saja yang menjadi core dari sebuah
laporan keberlanjutan dan pedoman GRI-G4 industri food and beverages agar
dapat memahami lebih lanjut terkait aspek dari industri food and beverages
yang dinyatakan khusus dipedoman tersebut
25
27
ABSENSI
28