PRAKTIKUM 5
KONDUKTIVITAS PANAS
KP D
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS SURABAYA
2019
Judul : P5 – Konduktivitas Panas
I. Tujuan
1. Memahami peristiwa perpindahan panas secara konduksi serta parameter-
parameter yang mempengaruhinya.
2. Menentukan konduktivitas panas bahan isolasi.
Q = m c ΔT
𝑄
𝐻=
𝑡
𝑄 ∆𝑇
= −𝐾𝐴
𝑡 𝑥
Dari persamaan-persamaan tersebut, didapati bahwa :
𝐾𝐴
𝑇2 = 𝑇1 − [(𝑇1 − 𝑇20 ) × 𝑒 −𝑚𝑐𝑥𝑡 ]
III. Alat dan Cara Kerja
A. Alat-alat yang diperlukan :
1. Statif percobaan konduktivitas
2. Ketel uap
3. Kompor listrik
4. Stopwatch
5. Termometer (2 buah)
6. Mikrometer sekrup
7. Jangka sorong
8. Ketel air panas
9. Bahan uji (kaca dan mika)
B. Cara kerja :
1. Menimbang plat kuningan (plat bawah) dan mencatat kalor jenis
kuningan dari tabel yang telah tersedia.
2. Mengukur diameter bahan uji dengan menggunakan jangka sorong
dan ketebalan kedua bahan uji dengan micrometer sekrup.
Pengukuran diameter benda uji dilakukan sebanyak tiga kali untuk
kaca dan mika.
3. Mengisi ketel dengan air hingga ¾ volume ketel.
4. Memanaskan ketel yang berisi air dengan menggunakan kompor
listrik (600 W) hingga mendidih. Uap dari ketel air panas
disalurkan dengan selang ke ketel uap yang akan menjadi plat atas
dalam percobaan ini.
5. Meletakkan termometer pada lubang yang terdapat di plat atas.
Mengamati kenaikan suhu plat atas (T1) hingga stabil dan berada
dikisaran 90ºC-95ºC. Kemudian mencatat suhu plat atas (T1).
Setelah suhu dari plat atas stabil, daya listrik pada kompor
diturunkan menjadi 300 W.
6. Meletakkan bahan uji berupa mika di atas plat bawah, sebelumnya
harus memastikan bahwa suhu plat bawah (T2o) sama dengan suhu
ruangan.
7. Meletakkan plat atas di atas bahan uji bersamaan dengan menekan
stopwatch untuk mengukur dan mencatat setiap kenaikan suhu 1ºC
dari plat bawah (T2). Melakukan hal tersebut secara kontinu hingga
mencapai suhu konstan sebesar 55ºC pada kedua bahan uji. Selama
proses percobaan, thermometer yang terdapat pada plat atas dan
plat bawah tidak boleh dilepaskan. Selain itu, kompor juga tidak
boleh dimatikan selama percobaan.
8. Melakukan langkah yang sama untuk bahan uji lain berupa kaca
dengan mendinginkan plat bawah terlebih dahulu hingga kembali
sama dengan suhu ruangan.
d2 d3
d1
11,15 11,11
11,1
d2 d3
d1
12 11,9
11,9
Diameter [cm]
𝑑̅ [cm]
d1 d2 d3
11,1 11,15 11,11 11,12
∑ 𝑑𝑖
𝑑=
𝑛
𝑑 = 11,12 cm
(𝑇1 − 𝑇2 )
Suhu T2 t [s] (𝑇1 − 𝑇2 ) −𝑙𝑛
(𝑇1 − 𝑇20 ) (X2) (XY)
[0C] (Y) (𝑇1 − 𝑇20 )
(X)
25 0 1,0000 0,0000 0,0000 0,0000
26 48,25 0,9856 0,0145 0,0002 0,7003
27 90,39 0,9712 0,0292 0,0009 2,6432
28 131,02 0,9568 0,0442 0,0020 5,7897
29 166,84 0,9424 0,0594 0,0035 9,9044
30 202,85 0,9280 0,0748 0,0056 15,1678
31 239,62 0,9135 0,0904 0,0082 21,6672
32 277,56 0,8991 0,1063 0,0113 29,5106
33 318,4 0,8847 0,1225 0,0150 38,9967
34 355,13 0,8703 0,1389 0,0193 49,3268
35 395,33 0,8559 0,1556 0,0242 61,5104
36 437,57 0,8415 0,1726 0,0298 75,5119
37 477,25 0,8271 0,1898 0,0360 90,6024
38 517,23 0,8127 0,2074 0,0430 107,2827
39 561,31 0,7983 0,2253 0,0508 126,4672
40 598,8 0,7839 0,2435 0,0593 145,8214
41 648,76 0,7695 0,2621 0,0687 170,0245
42 698,84 0,7550 0,2810 0,0789 196,3603
43 750,65 0,7406 0,3002 0,0901 225,3817
44 804,13 0,7262 0,3199 0,1023 257,2377
45 852,4 0,7118 0,3399 0,1156 289,7618
46 902,93 0,6974 0,3604 0,1299 325,4043
47 954,27 0,6830 0,3813 0,1454 363,8294
48 1009,37 0,6686 0,4026 0,1621 406,3597
49 1069,86 0,6542 0,4244 0,1801 454,0216
50 1134,15 0,6398 0,4466 0,1995 506,5651
51 1201,46 0,6254 0,4694 0,2204 563,9983
52 1275,03 0,6110 0,4927 0,2428 628,2564
53 1343,89 0,5965 0,5166 0,2669 694,2616
54 1409,69 0,5821 0,5411 0,2927 762,7228
55 1487,59 0,5677 0,5661 0,3205 842,1560
TOTAL 20360,570 - 7,979 2,925 7467,244
b. Grafik
(𝑇1 −𝑇2 )
Sumbu X =− ln[ ]
(𝑇1 −𝑇02 )
Sumbu Y =𝑡
Contoh perhitungan data ke-2 saat suhu 26 0C:
(𝑇 −𝑇 )
Sumbu X = − ln[ (𝑇1 −𝑇20 )]
1 2
= − ln[ 0,9856]
= 0,0145
Sumbu Y = 𝑡
= 48,25 s
c. Persamaan Garis : 𝑌 = 𝐴 + 𝐵𝑥
∑ 𝑋𝑛2 ∑ 𝑌𝑛 − ∑ 𝑋𝑛 ∑ 𝑋𝑛 𝑌𝑛
𝐴=
𝑁 ∑ 𝑋𝑛2 − (∑ 𝑋𝑛 )2
(2,925 × 20360,570) − (7,979 × 7467,244)
𝐴=
(31 × 2,925) − (7,979)2
−27,5
𝐴=
27,01
𝐴 = −1,017
𝑁 ∑ 𝑋𝑛 𝑌𝑛 − ∑ 𝑋𝑛 ∑ 𝑌𝑛
𝐵=
𝑁 ∑ 𝑋𝑛2 − (∑ 𝑋𝑛 )2
(31 × 7467,244) − (7,979 × 20360,570)
𝐵=
(31 × 2,925) − (7,979)2
69031,529
𝐵=
27,01
𝐵 = 2555,793
𝑌 = (−1,017) + 2555,793𝑥
Titik Regresi
X 0 0,5661
Y 0 1487,59
𝑌1 = (−1,017) + 2555,793(0)
𝑌1 = 0
𝑌2 = (−1,017) + 2555,793(0,5661)
𝑌2 = 1487,59
e. Konduktivitas panas bahan uji 1 (Mika)
𝑚×𝑐×𝑥
𝐾=
1
𝐵 × (4 × 𝜋 × 𝑑̅ 2 )
966,26 × 0,094 × 0,547
𝐾=
1
2555,793 × (4 × 𝜋 × (11,12)2 )
49,683
𝐾=
248087,484
𝐾 = 0,0002 kal.cm/s.°C
(𝑇1 −𝑇2 )
f. Grafik Waktu Terhadap − ln[ ]
(𝑇1 −𝑇02 )
600
400
200
0
-200 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
-ln[(T1-T2)/(T1-T20)]
Diameter [cm]
𝑑̅ [cm]
d1 d2 d3
11,9 12 11,9 11,933
a. Contoh perhitungan diameter rata-rata :
∑ 𝑑𝑖
𝑑=
𝑛
11,9 + 12 + 11,9
𝑑1 =
3
𝑑 = 11,933 cm
(𝑇1 − 𝑇2 )
Suhu T2 t [s] (𝑇1 − 𝑇2 ) −𝑙𝑛
(𝑇1 − 𝑇20 ) (X2) (XY)
[0C] (Y) (𝑇1 − 𝑇20 )
(X)
25 0 1,0000 0,0000 0,0000 0,0000
26 9,97 0,9856 0,0145 0,0002 0,1447
27 18,19 0,9712 0,0292 0,0009 0,5319
28 27,93 0,9568 0,0442 0,0020 1,2342
29 43,18 0,9424 0,0594 0,0035 2,5634
30 50,05 0,9280 0,0748 0,0056 3,7424
31 57 0,9135 0,0904 0,0082 5,1541
32 64,43 0,8991 0,1063 0,0113 6,8503
33 71,51 0,8847 0,1225 0,0150 8,7583
34 78,38 0,8703 0,1389 0,0193 10,8868
35 85,82 0,8559 0,1556 0,0242 13,3530
36 92,88 0,8415 0,1726 0,0298 16,0284
37 99,44 0,8271 0,1898 0,0360 18,8779
38 106,98 0,8127 0,2074 0,0430 22,1895
39 113,8 0,7983 0,2253 0,0508 25,6400
40 121,35 0,7839 0,2435 0,0593 29,5515
41 129,91 0,7695 0,2621 0,0687 34,0463
42 138,41 0,7550 0,2810 0,0789 38,8905
43 146,91 0,7406 0,3002 0,0901 44,1095
44 155,24 0,7262 0,3199 0,1023 49,6606
45 168,96 0,7118 0,3399 0,1156 57,4357
46 176,95 0,6974 0,3604 0,1299 63,7705
47 186,2 0,6830 0,3813 0,1454 70,9915
48 193,58 0,6686 0,4026 0,1621 77,9329
49 202,8 0,6542 0,4244 0,1801 86,0632
50 213.99 0.6398 0.4466 0.1995 95.5781
51 224.29 0.6254 0.4694 0.2204 105.2879
52 234.33 0.6110 0.4927 0.2428 115.4634
53 246.28 0.5965 0.5166 0.2669 127.2297
54 258.3 0,5821 0,5411 0,2927 139,7550
55 273,43 0,5677 0,5661 0,3205 154,7945
TOTAL 3990,490 - 7,979 2,925 1426,516
b. Grafik
(𝑇1 −𝑇2 )
Sumbu X =− ln[ ]
(𝑇1 −𝑇02 )
Sumbu Y =𝑡
Contoh perhitungan data ke-2 saat suhu 26 0C:
(𝑇 −𝑇 )
Sumbu X = − ln[ (𝑇1 −𝑇20 )]
1 2
= − ln[ 0,9856]
= 0,0145
Sumbu Y = 𝑡
= 9,97 s
c. Persamaan Garis : 𝑌 = 𝐴 + 𝐵𝑥
∑ 𝑋𝑛2 ∑ 𝑌𝑛 − ∑ 𝑋𝑛 ∑ 𝑋𝑛 𝑌𝑛
𝐴=
𝑁 ∑ 𝑋𝑛2 − (∑ 𝑋𝑛 )2
(2,925 × 3990,490) − (7,979 × 1426,516)
𝐴=
(31 × 2,925) − (7,979)2
289,799
𝐴=
27,01
𝐴 = 10,279
𝑁 ∑ 𝑋𝑛 𝑌𝑛 − ∑ 𝑋𝑛 ∑ 𝑌𝑛
𝐵=
𝑁 ∑ 𝑋𝑛2 − (∑ 𝑋𝑛 )2
(31 × 1426,516) − (7,979 × 3990,490)
𝐵=
(31 × 2,925) − (7,979)2
12382,643
𝐵=
27,01
𝐵 = 458,449
𝑌 = (10,729) + 458,449𝑥
d. Mencari Titik Minimum dan Maximum Garis Regresi
Titik Regresi
X 0 0,5661
Y 0 273,43
(𝑇1 −𝑇2 )
f. Grafik Waktu Terhadap − ln[ ]
(𝑇1 −𝑇02 )
Grafik Waktu Terhadap -ln[(T1-T2)/(T1-T20)]
300
y = 458.45x + 10.73
250
200
t [s]
150
100
50
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
-ln[(T1-T2)/(T1-T2 0)]
B. Pembahasan
Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas yang
menggunakan zaaat perantara namun zat perantara tersebut tidak ikut
berpindah sehingga tercapai keadaan panas yang seimbang (termal).
Konduktivitas termal adalah kuantitas panas yang ditransmisikan, karena
satuan suhu gradien, dalam satuan waktu dalam kondisi yang stabil dalam
arah normal ke permukaan satuan luas, ketika perpindahan panas hanya
tergantung pada gradien suhu. Bahan yang mempunyai konduktivitas yang
baik disebut dengan konduktor, misalnya logam. Sedangkan bahan yang
mempunyai konduktivitas yang buruk disebut isolator, misalnya kaca,,
mika, woll, dan lain sebagainya. Nilai konduktivitas termal penting untuk
menentukan jenis dari penghantar yaitu konduksi panas yang baik untuk
nilai koefisien konduktivitas termal yang besar dan penghantar panas yang
tidak baik untuk nilai koefisien panas yang kecil.
Percobaan konduktivitas panas dilakukan untuk mengetahui
parameter-parameter yang mempengaruhi konduktivitas panas dan untuk
menentukan nilai konduktivitas bahan isolasi. Percobaan ini dilakukan
dengan memanaskan ketel yang berisi air panas, ketel air panas tersebut
terhubung dengan ketel uap melalui selang. Selang tersebut berguna untuk
memindahkan uap air dari ketel air panas yang mendidih. Termometer
yang ditancapkan pada ketel uap akan mengukur suhu konstan plat bawah
(T1). Selain itu juga perlu diketahui suhu ruangan (T2o) untuk mengetahui
pada mula-mula suhu berapa plat bawah mulai dihitung waktu kenaikkan
suhunya (T2). Bahan uji diletakan diantara plat atas dan plat bawah
(kuningan). Termometer yang diletakkan pada plat bawah (kuningan) akan
mengukur waktu yang diperlukan bahan uji untuk menghantarkan panas
dari ketel sampai suhu yang diinginkan (55°C).
Melalui percobaan yang telah dilakukan, didapati perbedaan antara
konduktivitas panas pada mika dan kaca. Konduktivitas panas pada mika
dan kaca didapat dengan metode grafik. Dimana rumus tersebut
didapatkan dari :
∆𝑇
𝐻 = −𝐾𝐴
𝑥
𝑄 ∆𝑇
= −𝐾𝐴
𝑡 𝑥
𝐾𝐴
𝑇2 = 𝑇1 − [(𝑇1 − 𝑇20 ) × 𝑒 −𝑚𝑐𝑥𝑡 ]
𝐾𝐴
𝑇2 − 𝑇1 = −[(𝑇1 − 𝑇20 ) × 𝑒 −𝑚𝑐𝑥𝑡 ]
𝐾𝐴
𝑇1 − 𝑇2 = [(𝑇1 − 𝑇20 ) × 𝑒 −𝑚𝑐𝑥𝑡 ]
𝑇1 − 𝑇2 −
𝐾𝐴
𝑡
0 = 𝑒
𝑚𝑐𝑥
(𝑇1 − 𝑇2 )
𝐾𝐴
Misalkan k = 𝑚𝑐𝑥 , maka :
𝑇1 − 𝑇2
= 𝑒 −𝑘𝑡
(𝑇1 − 𝑇20 )
𝑇1 − 𝑇2
ln[ ] = ln 𝑒 −𝑘𝑡
(𝑇1 − 𝑇20 )
𝑇1 − 𝑇2
ln[ ] = −𝑘𝑡
(𝑇1 − 𝑇20 )
Sehingga :
𝑇1 − 𝑇2
ln[ ]
(𝑇1 − 𝑇20 )
𝑡=−
𝑘
1 𝑇1 − 𝑇2
𝑡= ln[ ]
𝑘 (𝑇1 − 𝑇20 )
Sumbu Y : t
𝑇 −𝑇
Sumbu X : ln[ (𝑇1−𝑇20 )]
1 2
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.