Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT GASTRITIS
1.Pengertian
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai
di klinik penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari.Gastritis adalah
proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut
(Hirlan, 2009)

2.Penyebab dan faktor predisposisi


a.Makan tidakteratur atau terlambat makan. Biasanya menunggu lapar dulu, baru makan
dan saat makan langsung makan terlalu banyak
(Puspadewi, 2009).

b.Bisa juga disebabkan oleh bakteri bernama Helicobacter pylori Bakteri tersebut hidup di
bawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lamung. Fungsi lapisan lendir sendiri
adalah untuk melinudngi kerusakan dinding lambung akibat produksi asam lambung.
Infeksi yangt diakibatkan bakteri Helicobacter menyebabkan peradangan pada dinding
lambungyang disebut gastritis (Aziz, 2011).
c. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung Oleh karena itu, orang yangmerokok
lebih sensitive terhadap gastritis maupun ulser. Merokok juga akan meningkatkanasam
lambung, melambatkan kesembuhan dan meningkatkan resiko kanker lambung (Yuliarti,
2009).
d. Stress. Hal ini dimungkinkan karena karena system persarafan di otak berhubungan
dengan lambung, sehingga jika seseorang mengalami stress, bisa muncul kelainan dalam
lambungnya. Stress bisa menyebabkan terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh.
Perubahan itu akan merangsangsel-sel
dalam lambung yang kemudian memproduksi asam secara berlebihan.Asam yang
berlebihan ini membuat lambung terasa nyeri, perih dan kembung. Lama-kelamaan hali ini
dapat menimbulkan luka di dinding lambung (Sari, 2008).

e. Efek samping obat-obatan tertentu. Konsumsi obat penghilangan rasa nyeri, seperti obat
antiinflamasi nonsteroid(OAINS) misalnya aspirin, ibuproven (Advil, Motrin dll), juga
naproxen (aleve), yang terlalu sering dapat menyebabkan penyakit gastritis, baik itu
gastritis akut maupun kronis (Aziz, 2011).

f. Mengkonsumsi makanan terlalu pedas dan asam. Minum minuman yang mengandung
alkohol dan cafein seperti kopi. Hal itu dapat meningkatkan produksi asam lambung
berlebihan hingga akhirnya terjadi iritasi dan menurunkan kemampuan fungsi
dindinglambung (Suratum, 2010).

g. Alkohol, mengkonsumsi olkohol dapat mengiritasi (merangsang) dan mengikis


permukaan lambung (Suratum, 2010).

h.Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) menyebabkan kerusakan
mukosagaster dan menimbulkan edema dan pendarahan.

i.Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi dan kerusakan susunan
syaraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCl lambung.
j.Asam empedu adalah cairan yang membantu pencernaan lemak. Cairan ini diproduksi di
hati dan dialirkan ke kantong empedu. Ketika keluar dari kantong empedu akan dialirkan
ke usus kecil (duodenum). Secara normal, cincin pylorus (pada bagian bawah lambung)
akan mencegah aliran asam empedu ke dalam lambung setelah dilepaskan ke duodenum.
Namun, apabila cincin tersebut rusak dan tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik
atau dikeluarkan karena pembedahan maka asam empedu akan mengalir ke lambung
sehingga mengakibatkan peradangan dan gastritis kronis (Suratum, 2010).

3.Manifestasi klinik(tanda dan gejala)


a. Tanda dan gejala Gastritis Akut
Gejala yang paling sering dijumpai pada penderita penyakit gastritis adalah keluhan nyeri,
mulas, rasa tidak nyaman pada perut, mual, muntah, kembung, sering platus, cepat
kenyang,rasa penuh di dalam perut, rasa panas seperti terbakar dan sering sendawa
(Puspadewi, 2012)

b. Tanda dan Gejala Gastritis Kronis


1. Gastritis sel plasma
2. Nyeri yang menetap pada daerah epigastrium
3. Mausea sampai muntah empedu
4.. Dyspepsia
5. Anorreksia
6. Berat badan menurun
7. Keluhan yang berhubungan dengan anemia

4.Patofisiologi
0bat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa lambung
(gastritis erosif). Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi lambung dari
autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCl ke
mukosa dan HCl akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di mukosa lambung menstimulasi
perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan histamine dari sel
mast. Histamine akan menyebabkan peningkatan pemeabilitas kapiler sehingga terjadi
perpindahan
cairan dari intra sel ke ekstrasel dan meyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga
timbul perdarahan pada lambung. Lambung dapat melakukan regenerasimukosa oleh
karena itu gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya. Bila lambung sering terpapar
dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan
diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi
sel mukasa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan
menurun atau
hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap diusus halus.
Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel darah
merah. Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan
perdarahan (Suratum, 2010)
5.Pathway kesehatan
6.Penatalaksanaan
a.Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi

b.Berikan terapi antasida dan antibiotik

c.Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil

d.Berikan analgesik jenis cair topikal

7.Pemeriksaan penunjang
a. Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan
letaknya tersebar.
b.Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis.
c.Pemeriksaan radiology.
d.Pemeriksaan laboratorium.
e.Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada
klien dengan gastritis kronik.
f.Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang
rendah merupakan anemia megalostatik.
g.Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
h.Gastroscopy: Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area
perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT GASTRITIS
1.PENGKAJIAN.
Anamnese meliputi :
1. Nama:
2. Usia:
3. Jenis kelamin:
4. Jenis pekerjaan:
5. Alamat:
6. Suku/bangsa:
7. Agama:
8. Tingkat pendidikan:
bagi orang yang tingkat pendidikan
rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh
penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan
memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
9. Riwayat sakit dan kesehatan
a) Keluhan utama: Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.
b) Riwayat penyakit saat ini: Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari gejala yang
dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor pencetus,
upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
c) Riwayat penyakit dahulu: Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit
sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.

Pemeriksaan fisik, yaitu


Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di kwadran
epigastrik.
1.B1(breath):takhipnea
2.B2 (blood):takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat,
warna kulit pucat.
3.B3 (brain):sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi,
nyeri epigastrum.
4.B4 (bladder): oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5.B5 (bowel):anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap
makanan pedas.
6.B6 (bone): kelelahan, kelemahan
Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
2.Sirkulasi
Gejala: kelemahan, berkeringat
Tanda: -hipotensi (termasuk postural)
-takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
-nadi perifer lemah
-pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
-warna kulit pucat,sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
-kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok,
nyeri akut, respons psikologik)
3.Integritas ego
Gejala: faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),
perasaan tak berdaya.
Tanda: tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
4.Eliminasi
Gejala: riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastroenteritis
(GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya luka peptik atau gaster,
gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster.
Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda: -nyeri tekan abdomen, distensi
-bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan.
-karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang
merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi (perubahan
diet, penggunaan antasida).
-Saluaran urine : menurun, pekat.

5.Makanan / Cairan
Gejala : -anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
-masalah menelan : cegukan
-nyeri ulu hati, sendawa bau asam
, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit
buruk (perdarahan kronis).
6.Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda: tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume
sirkulasi / oksigenasi).
7.Nyeri / Kenyamanan
Gejala : -nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih,
nyeri hebat tiba
-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan
banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).
-nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah
makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
-nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam
setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida
(ulkus duodenal).
-Tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
-faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat
-obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.
8. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : AdaTanda : peningkatan suhu, spider
angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis / hipertensi portal)
9.Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang
mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI.
Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak
berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah
kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Mustaqin A.,
Gangguan Gastrointestinal )

2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.
2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)
3.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Intervensi Rasional
1. Nyeri (akut) 1. Puasakan pasien di 6jam 1. Mengurangi
berhubungan pertama, inflamasi pada
dengan inflamasi mukosa lambung,
mukosa lambung.

Tujuan: 2. Dilatasi gaster


Setelah dilakukan 2. Berikan makanan lunak dapat terjadi bila
tindakan sedikit demi sedikit dan pemberian makanan
keperawatan selama berikan minuman hangat, setelah puasa terlalu
1 x 24 jam cepat,
- Nyeri klien
berkurang atau 3. Atur posisi yang nyaman 3. Posisi yang tepat dan
hilang. bagi klien. dirasa nyaman oleh
- Skala nyeri 0. klien dapat mengurangi
- Klien dapat relaks. resiko klien terhadap
- Keadaan umum nyeri.
klien baik.

4. Ajarkan teknik distraksi 4. Dapat membuat


dan reklasasi. klien jadi lebih baik
dan melupakan nyeri.

5. Kolaborasi dalam 5. Analgetik dapat


pemberian analgetik. memblok reseptor
nyeri pada susunan
saraf pusat.
2. Volume cairan 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan yang
kurang dari individual. Anjurkan klien adekuat akan
kebutuhan tubuh untuk minum (dewasa : 40- mengurangi resiko
berhubungan 60 cc/kg/jam). dehidrasi pasien
dengan intake yang
tidak adekuat dan 2.Awasi tanda-tanda vital, 2. menunjukkan
output cair yang evaluasi turgor kulit, status dehidrasi atau
berlebih (mual dan pengisian kapiler dan kemungkinan
muntah) membran mukosa peningkatan
- Tujuan : kebutuhan
penggantian cairan.
Setelah dilakukan
3. Pertahankan tirah baring, 3. Aktivitas/muntah
tindakan
mencegah muntah dan meningkatkan
keperawatan
tegangan pada defekasi tekanan intra
1x24jam,masalah
abdominal dan dapat
kekurangan volume
mencetuskan
cairan pasien dapat
perdarahan lanjut.
teratasi.

4. Berikan terapi IV line 4.Mengganti


sesuai indikasi kehilangan cairan
yang hilang dan
Kriteria Hasil : memperbaiki
Mempertahankan keseimbanngan cairan
volume cairan segera.
adekuat dengan 5. Kolaborasi pemberian 5. Cimetidine dan
dibuktikan oleh cimetidine dan ranitidine ranitidine berfungsi
mukosa bibir untuk menghambat
lembab,turgor kulit sekresi asam lambung
baik, pengisian
kapiler berwarna
merah muda, input
dan output
seimbang.
3. Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menjaga nutrisi
kebutuhan tubuh makan sedikit demisedikit tetap terpenuhi dan
b/d anorexia dengan porsi kecil namun mencegah terjadinya
sering. mual dan muntah
Tujuan : yang berlanjut.
Setelah dilakukan 2. Berikan makanan yang
tindakan lunak dan makanan yang di 2. Untuk
keperawatan 3x24 sukai pasien/di gemari. mempermudah pasien
jam kebutuhan dalam mengunyah
nutrisi pasien dapat makanan.
terpenuhi 3. lakukan oral higyne 2x 3. kebersihan mulut
sehari akan merangsang
Kriteria hasil : nafsu makan pasien.
- Keadaan umum
cukup 4. timbang BB pasien setiap 4. Mengetahui status
-Turgor kulit baik hari dan pantau turgor nutrisi pasien.
- BB meningkat kulit,mukosa bibir dll 5. Mempercepat
- Kesulitan pemenuhan
menelan berkurang 5. Konsultasi dengan tim kebutuhan nutrisi
ahli gizi dalam pemberian dengan pemberian
menu. menu yang tepat
sasaran.
4. Intoleransi aktifitas 1. Observasi sejauh mana 1. Mengetahui
b/d kelemahan fisik klien dapat melakukan aktivitas yang dapat
Tujuan : Klien aktivitas. dilakukan klien.
dapat beraktivitas.
2. Berikan lingkungan yang 2. Menigkatkan
Kriteria hasil : tenang. istirahat klien.
- Klien dapat 3. Membantu bila
beraktivitas tanpa 3. Berikan bantuan dalam perlu, harga diri
bantuan, aktivitas. ditingkatkan bila
- Skala aktivitas 0-1 klien melakukan
4. Jelaskan pentingnya sesuatu sendiri.
beraktivitas bagi klien. 4. Klien tahu
pentingnya
beraktivitas.
5. Tingkatkan tirah baring 5.Tirah baring dapat
atau duduk dan berikan obat meningkatkan
sesuai dengan indikasi stamina tubuh pasien
sehinggga pasien
dapat beraktivitas
kembali.

5. Ansietas b/d 1. Awasi respon fisiologi 1. Dapat menjadi


perubahan status misalnya: takipnea, indikator derajat takut
kesehatan,ancaman palpitasi, pusing, sakit yang dialami pasien,
kematian dan nyeri. kepala, sensasi kesemutan. tetapi dapat juga
berhubungan dengan
Tujuan : kondisi fisik atau
Setelah dilakukan status syok.
tindakan 2.Dorong pernyataan takut 2.Membuat hubungan
keperwatan dan ansietas, berikan umpan terapeutik
1x24jam pasien balik.
3. Berikan informasi yang 3.Melibatkan pasien
Kriteria hasil : akurat. dalam rencana asuhan
-Mengungkapkan dan menurunkan
perasaan dan 4.Berikan lingkungan yang ansietas yang tak
pikirannya secara tenang untuk istirahat. perlu tentang
terbuka ketidaktahuan.
-Melaporkan 5. Dorong orang terdekat 4.Memindahkan
berkurangnya untuk tinggal dengan pasien dari stresor

pasien.
6. Tunjukan teknik
cemas dan takut relaksasi. luar, meningkatkan
-Mengungkapkan relaksasi, dapat
mengerti meningkatkan
tentangpeoses keterampilan koping.
penyakit 5.Membantu
-Mengemukakan menurunkan takut
menyadari terhadap melalui pengalaman
apa yang menakutkan menjadi
diinginkannya yaitu seorang diri.
menyesuaikan diri 6.Belajar cara untuk
terhadap perubahan rileks dapat
fisiknya membantu
menurunkan takutdan
ansietas
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika

Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta


:EGC

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :


Gosyen Publising.

Jurnal

Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa nyaman nyeri di
RSUD jombang

Hubungan pola makanan dengan timbulnya gastritis pada pasien di universitas


muhammadiyah malang center (UMC)

Jurnal nyeri gastritis versi wayan supetran

Anda mungkin juga menyukai