Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DESAIN GEMPA BERBASIS KINERJA (PERFORMANCE BASED DESIGN)


PADA BANGUNAN BERTINGKAT DELAPAN DI SURABAYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gempa adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang
pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga asal dalam (KBBI Daring, 2018).
Dalam 50 tahun terakhir tercatat gempa bumi terbesar di Indonesia terjadi di Aceh
pada tahun 2004 dengan kekuatan gempanya sebesar 9,1-9,3 Magnitude hingga
menyebabkan tsunami dan menewaskan 280.000 korban jiwa. Adapun kasus gempa
yang langka terjadi yaitu di Kalimantan Tengah pada tahun 2018 sebesar 4,2
Magnitude sedangkan selama ini pulau Kalimatan dikenal aman dari gempa dan
Tsunami.
Umumnya saat gempa terjadi bangunan mengalami perpindahan pada bagian
atas yang diakibatkan gaya gempa tersebut (ATC-40, 1996). Namun, gaya gempa
yang terjadi masih memberikan dampak terhadap bangunan berupa getaran setelah
gempa berlangsung. Meskipun getaran yang diberikan setelah gempa tidak sebesar
dengan saat gempa itu terjadi namun hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan
bangunan bertambah walaupun saat gempa berlangsung bangunan masih berdiri
(tidak runtuh). Oleh karena itu, setiap infrastruktur gedung maupun non-gedung
harus dirancang mampu menanggung gaya gempa yang besar.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam perancangan desain
tahan gempa, maka muncullah metode baru yaitu metode desain berbasis kinerja.
Desain berbasis kinerja atau performance based design menekankan kinerja
struktur saat terjadinya respon gempa. Selama berlangsungnya respon gempa
struktur dapat mengalami kerusakan bahkan keruntuhan. Tingkat kerusakan pada
struktur kemudian menggambarkan seberapa besar kinerja dari struktur (performa
struktur) yang didesain. Besar kinerja struktur tersebut dipengaruhi faktor dari
keamanan, kontrol pada deformasi struktur dan kinerja lain yang disyaratkan serta
peraturan desain berbasis kinerja yang umum digunakan yaitu ATC-40, FEMA 356
dan FEMA 440.

1
TUGAS AKHIR
PERANCANGAN DESAIN GEMPA BERBASIS KINERJA (PERFORMANCE BASED DESIGN)
PADA BANGUNAN BERTINGKAT DELAPAN DI SURABAYA

Salah satu cara dalam mendesain bangunan tahan gempa berbasis kinerja
yaitu merancang gedung dengan minimal 3 tingkat dan berada pada wilayah gempa
yang kuat. Perancangan ini akan merancang bangunan bertingkat delapan dengan
menggunakan data tanah Surabaya dan mengacu pada peta gempa Indonesia tahun
2017. Metode ini merupakan teknik baru dalam merancang bangunan tahan gempa
berbasis kinerja sehingga perancangan ini sangatlah penting untuk dilaksanakan
dikarenakan tingkat kesulitannya yang tinggi dan minimnya penggunaan metode
desain berbasis kinerja dalam perancangan tahan gempa saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan bahasan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah,
“Perancangan bangunan tahan gempa menggunakan desain rekayasa gempa
berbasis kinerja (performance based design) pada bangunan bertingkat delapan di
Surabaya.”

1.3 Batasan Masalah


Pada perancangan gedung ini akan membahas perancangan struktur atas pada
gedung perpustakaan yang dibatasi dengan penggunaan struktur atas adalah struktur
beton bertulang. Adapun gambar yang digunakan adalah gambar Gedung
Perpustakaan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan data tanah di Surabaya.

1.4 Tujuan Perancangan


Adapun tujuan dari perancangan gempa berbasis kinerja ini antara lain:
a. Merancang struktur atas bangunan tahan gempa berdasarkan desain berbasis
kinerja dengan penyesuaian peraturan ATC-40.
b. Mengetahui batas limit atau batas tingkat kinerja dari struktur yang dirancang.

1.5 Manfaat Perancangan


Manfaat dari perancangan ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai perancangan struktur bertingkat tinggi tahan gempa berbasis kinerja dan
dapat menjadi acuan pembanding faktor keamanan desain tahan gempa untuk
perancangan struktur bertingkat tinggi.

2
TUGAS AKHIR
PERANCANGAN DESAIN GEMPA BERBASIS KINERJA (PERFORMANCE BASED DESIGN)
PADA BANGUNAN BERTINGKAT DELAPAN DI SURABAYA

1.6 Kode Referensi Desain


Peraturan yang digunakan dalam perancangan ini adalah,
a. ASCE 7-10: Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures
b. ATC-40 (1996): Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings
c. FEMA 356 (2002): Prestandard and Commentary for the Seismic Rehabilitation
of Buildings
d. FEMA 440 (2005): Improvement of Nonlinear Static Seismic Analysis
Procedures
e. SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung Dan Non Gedung
f. SNI 1727:2013 Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain

SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung

Anda mungkin juga menyukai