Sejarah McDonald
Restoran cepat saji McDonald pertama kali didirikan oleh kakak beradik Dick dan
Mac McDonald pada tahun 1940. Awalnya mereka memiliki sebuah gerai hotdog bernama
“Airdome” yang berada di Arcadia, California. Mereka kemudian menutup “Airdome” dan
membuka restoran McDonald pertama di Route 66, San Bernardino, California. Restoran ini
menjadi favorit para remaja pada masa itu. Makanan yang pertama-tama dijual adalah
hamburger, kentang (french fries), dan minuman ringan. Ternyata restoran ini meraup
keuntungan yang luar biasa besar sehingga McDonald bersaudara pun membuka cabang-
cabangnya di banyak kota di Amerika Serikat.
(http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_McDonald)
Prinsip penerapan franchise pada restoran cepat saji McDonald sebenarnya bukan
berasal dari kakak-beradik Dick dan Mac McDonald. Adalah Ray Kroc penggagasnya. Ia
mendirikan “McDonald’s Systems, Inc” pada tahun 1955. Inilah cikal bakal sistem franchise
yang membuat restoran cepat saji McDonald mendunia. McDonald membuka outlet ke-
12.000 pada 22 Maret 1991. Di akhir 1993, ia telah memiliki sekitar 14.000 restoran di
seluruh dunia. (Ritzer, 2002 : 2)
McDonald di Indonesia
Restoran McDonald sendiri masuk ke Indonesia pertama kali pada 22 Februari 1991
berlokasi di kawasan Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Pemilik franchise tersebut adalah
Bambang Nuryatno Rachmadi. Orang yang di kemudian hari menjadi Presiden Direktur
McDonald’s Indonesia. McDonald’s dari satu restoran kemudian berkembang dengan cepat
sehingga dalam kurun waktu lima tahun jumlah ouletnya telah mencapai 60 dan menjelang
tragedi Mei 1998, restoran ini telah melampaui angka 100. Krisis ekonomi sempat membuat
McDonald’s menutup sekitar 14 outletnya, namun akhirnya pada akhir 2001 jumlah
restorannya kembali mencapai angka 100. Tahun ini menurut rencana akan dibuka lagi 10
hingga 15 outlet baru. (http://www.sinarharapan.co.id/berita/0202/14/eko04.html)
Dalam memasarkan produknya di Indonesia, McDonalds menyesuaikan menu yang
mereka sajikan dengan menu sehari-hari masyarakat Indonesia. Ini terlihat dari adanya menu
nasi. Jika pada restoran McDonald lain tidak tersedia nasi, maka di Indonesia nasi menjadi
salah satu menu utama dengan lauk ayam goreng renyah. Selain itu, pada beberapa daerah di
Indonesia, racikan bumbu ayamnya disesuaikan dengan selera dan bumbu lokal. Seperti yang
ada di salah satu outlet McDonald di Palembang, mereka membuat ayam goreng yang
bumbunya khas Sumatera yaitu pedas. Porsi burgernya pun disesuaikan dengan porsi orang
Indonesia. Tidak terlalu besar seperti yang biasa dijual di negara asal. Ini tentunya
mempermudah penerimaan masyarakat akan hadirnya McDonald.
Selain itu, McDonald juga menarik perhatian anak-anak dengan memperkenalkan
Ronald McDonald dan Happy Meal. Keberadaan keduanya sukses menarik hati anak-anak
kecil untuk datang ke McDonald. McDonald memperkenalkan maskotnya yang berupa
seorang badut pria. Karakteristik badut yang lucu merupakan sarana promosi jitu untuk
membuat anak-anak kecil mengajak (ataupun memaksa) orangtuanya untuk makan di
McDonald. Sedangkan Happy Meal merupakan sebuah paket menu makanan dan minuman
yang menyediakan hadiah berupa mainan. Mainan ini berupa tokoh-tokoh film kartun yang
digemari anak-anak. Ini merupakan media pemasaran efektif untuk meningkatkan
pemasukan.
Tidak hanya anak-anak, McDonald juga memikat para remaja pelajar sekolah
menengah maupun mahasiswa dengan menawarkan konsep paket hemat. Hemat dari sisi
ekonomis. Dengan uang yang pas-pasan, remaja tetap dapat menikmati makan enak di
McDonald.