Anda di halaman 1dari 10

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA

(Studi Kasus di Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang)

Sugito
Fakultas Hukum Unnes

Abstract

0RVWRIGUXJDEXVHYLFWLPVDUHLQFOXGHGLQ\RXQJDJHVZKLFKDUHEHWZHHQWR\HDUVROGZLWK
WKHWHQGHQF\RILQFUHDVLQJQXPEHURIYLFWLPVIURP\HDUWR\HDU7KHUHIRUHLWQHHGVHPSKDWLFDFWLRQVIURP
WKHODZHQIRUFLQJRI¿FHUVHVSHFLDOO\SROLFHWRH[HFXWHODZHQIRUFHPHQWDJDLQVWGUXJDEXVHVWULFWO\E\
XWLOL]LQJSUHYHQWLYHDQGUHSUHVVLYHPHDVXUHV,QODZHQIRUFHPHQWDJDLQVWGUXJDEXVHWKHUHLVDVXSSRUWLYH
factor in form of the spirit of police to execute law enforcement; meanwhile, the hindering factor is the
ODFNRIIXQGDQGDFWLYHSXEOLFSDUWLFLSDWLRQVWRSHUIRUPGUXJDEXVHSUHYHQWLRQV

Keywords : Law enforcement, drug abuse

PENDAHULUAN mendapatkan perhatian serius dari segenap


komponen bangsa. Salah satu komponen
Bahaya penyalahgunaan narkoba di
bangsa yang dimaksud adalah Kepolisian
Indonesia dewasa ini sudah dalam taraf yang
1HJDUD5HSXEOLN,QGRQHVLD 32/5, 3HUOXQ\D
mengkhawatirkan. Dari berbagai sumber,
keseriusan dari aparat kepolisian, dikarenakan
baik sumber yang berasal dari pemerintah
32/5,PHUXSDNDQVDODKVDWXDSDUDWXUSHQHJDN
maupun dari media massa dapat diketahui
hukum dalam sistem hukum Indonesia.
bahwa penyalahgunaan narkoba sudah
Penyalahgunaan narkoba merupakan salah
sedemikian meluas dan semakin marak.
satu penyakit masyarakat yang harus
Sebagian besar korban penyalahgunaan
dicegah dan ditanggulangi pertumbuhannya.
narkoba tergolong usia muda yakni berusia
Pencegahan dan penanggulangan tumbuhnya
± WDKXQ GHQJDQ NHFHQGHUXQJDQ
penyakit masyarakat merupakan salah satu
jumlah korban dari tahun-ketahun semakin
ZHZHQDQJ32/5,VHEDJDLPDQDGLDPDQDWNDQ
meningkat. Bahkan tercatat pula remaja
8QGDQJXQGDQJ1RPRU7DKXQWHQWDQJ
memulai perkenalannya dengan narkoba
.HSROLVLDQ 1HJDUD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD
SDGDXVLD\DQJVHPDNLQPXGD NXUDQJOHELK
'DODPSHQMHODVDQSDVDO8QGDQJXQGDQJ
 WDKXQ  3HUNHPEDQJDQ SHQ\DODKJXQDDQ
1RPRU  7DKXQ  GLMHODVNDQ EDKZD
narkoba di Indonesia yang sedemikian pesat
yang dimaksud penyakit masyarakat antara
ini antara lain dapat dilihat dari kalangan
lain: pengemis dan penggelandangan,
yang menyalahgunakan narkoba. Data
pelacuran, perjudian, penyalahgunaan obat
0DEHV3ROUL  PHPSHUOLKDWNDQEDKZD
dan narkotika, pemabukan, perdagangan
penyalahgunaan narkoba tidak tergantung
manusia, pengisapan atau praktek lintah darat,
pada tingkat pendidikan formal.
dan pungutan liar.
Penyalahgunaan narkoba perlu
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan

 Forum Ilmu Sosial, Vol. 35 No. 1 Juni 2008


dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Psikotropika adalah zat atau obat baik
SHUDQ .HSROLVLDQ :LOD\DK .RWD %HVDU alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
Semarang dalam penegakan hukum terhadap yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
penyalahgunaan narkoba dan faktor-faktor selektif pada susunan saraf pusat yang
apa saja yang mendukung atau menghambat PHQ\HEDENDQSHUXEDKDQNKDVSDGDDNWLYLWDV
SHUDQ .HSROLVLDQ :LOD\DK .RWD %HVDU mental dan perilaku. Bahan atau zat adiktif
Semarang dalam penegakan hukum terhadap lainnya adalah bahan lain bukan narkotika
penyalahgunaan narkoba? atau psikotropika yang penggunannya dapat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menimbulkan ketergantungan.
SHUDQ .HSROLVLDQ :LOD\DK .RWD %HVDU Golongan-golongan narkotika lazim
Semarang dalam penegakan hukum terhadap disebut sebagai Golongan I, II, dan III.
penyalahgunaan narkoba dan mengetahui 1DUNRWLND JRORQJDQ , DGDODK QDUNRWLND
faktor-faktor yang mendukung atau yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
PHQJKDPEDWSHUDQ.HSROLVLDQ:LOD\DK.RWD pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
Besar Semarang dalam penegakan hukum digunakan untuk terapi, serta mempunyai
terhadap penyalahgunaan narkoba. potensi sangat tinggi mengakibatkan
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki ketergantungan. Pasal 5 Undang-undang
kegunaan praktis, dapat dipergunakan 1RPRU  7DKXQ  PHQ\DWDNDQ
sebagai bahan masukan bagi penegakan narkotika golongan I hanya dapat digunakan
hukum terhadap penyalahgunaan narkoba untuk kepentingan kesehatan dan/atau
khususnya dilakukan oleh Kepolisian. SHQJHPEDQJDQLOPXSHQJHWDKXDQ1DUNRWLND
Selain itu, bagi kalangan akademisi, hasil golongan II adalah narkotika yang berkhasiat
penelitian ini diharapkan juga dapat digunakan untuk pengobatan yang digunakan sebagai
sebagai pijakan awal dalam penelitian pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
lanjutan terutama terhadap permasalahan- terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan
permasalahan yang belum terungkap melalui ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
penelitian ini. tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Istilah narkoba adalah singkatan dari 1DUNRWLNDJRORQJDQ,,,DGDODKQDUNRWLND\DQJ
QDUNRWLND SVLNRWURSLND GDQ ]DW EDKDQ  berkhasiat untuk pengobatan dan banyak
adiktif lainnya. Menurut Undang-undang digunakan dalam terapi dan/atau untuk
1RPRU  7DKXQ  WHQWDQJ 1DUNRWLND tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
yang dimaksud dengan narkotika adalah zat mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
atau obat yang berasal dari tanaman atau ketergantungan.
bukan tanaman baik sintetis maupun semi 1DUNRWLND VHVXQJJXKQ\D WHUGLUL DWDV
sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan EDQ\DNMHQLVVHSHUWLKHURLQ 3XWDXDWDX37: 
atau perubahan kcsadaran, hilangnya rasa, GDQJDQMD PDUL\XDQDKDVKLVJHOHNbudha
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, stick, marijane  3VLNRWURSLND DQWDUD ODLQ
dan dapat menimbulkan ketergantungan. VHSHUWLREDWSHQHQDQJ REDWWLGXUSLOkoplo,

Forum Ilmu Sosial, Vol. 35 No. 1 Juni 2008 


BK, Nipam, Valium, Lexoton Ectasy inex, dalam dirinya, dengan memakai obat pemakai
XTC, huge drug, yuppie drug, essence, clarity, secara sementara dapat membebaskan dirinya
butterfly, black heart  methamphetamine dan persoalan-persoalan berat yang ia hadapi.
VKDEXVKDEX DWDX XEDV  6HGDQJNDQ ]DW Pengaruh obat secara kimiawi mampu
adiktif lainnya seperti alkohol, zat yang menurunkan tingkat kesadaran pemakai dan
PXGDK PHQJXDS /HP aica aibon, thinner, membuatnya lupa pada segala persoalan yang
EHQVLQVSLULWXV GDQ]DW\DQJPHQLPEXONDQ ia hadapi.
KDOXVLQDVL MDPXUNRWRUDQ NHUEDX DWDXVDSL Faktor lingkungan, meliputi
NHFXEXQJ  ketidakharmonisan keluarga, pekerjaan,
Orang yang menyalahgunakan kelas sosial ekonomi, tekanan kelompok.
narkoba dapat dikelompokkan dalam dua Banyak pemakai narkoba yang berasal dari
bagian besar, yakni faktor yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis, suasana
LQGLYLGXGDQIDNWRUOLQJNXQJDQ)DNWRU\DQJ rumah yang diwarnai pertengkaran orang
EHUDVDO GDUL LQGLYLGX PHOLSXWL NHSULEDGLDQ tua yang terus menerus, kurang komunikasi
intelegensi, usia, dorongan kenikmatan, dan kasih sayang di dalam keluarga. Karena
perasaan ingin tahu, dan memechkan keputusasaan dan kekecewaaan maka
persoalan Mayoritas pemakai mempunyai pemakai terdorong untuk mencari dunia yang
kepribadian lebih tertutup dan kecenderungan lain, dunia pelarian yaitu penyalahgunaan
neuritis dibandingkan yang bukan pemakai. narkoba. Sering didapati seseorang rnenjadi
Bahwa taraf intelegensia para pemakai pemakai hanya karena ia lebih mudah
lebih banyak berada pada taraf rata-rata di memperoleh obat yang ia inginkan akibat
bawah rata-rata kelompoknya. Mayoritas dari bidang pekerjaannya yang berkaitan
pemakai adalah kaum muda dan remaja yang dengan obat-obatan. Berdasarkan kenyataan
kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi sering dijumpai di masyarakat bahwa pada
psikologis mereka yang butuh pengakuan umumnya pemakai berasal dan kelas sosial
identitas dan kelabilan emosi. Pengaruh ekonomi menengah ke atas. Mungkin hal ini
REDW QDUNRED  GLVDWX VLVL GDSDW PHPEHUL disebabkan karena lebih banyak mendapatkan
kenikmatan yang unik dan tersendiri padahal informasi untuk mendapatkan obat atau
pada dasarnya setiap orang punya dorongan mereka relatif mempunyai kemampuan untuk
mencari kenikmatan, yang bila diperoleh membeli obat. Kelompok berperan sebagai
akan dilakukan berulang-ulang. Kenikmatan media awal perkenalan obat. Selain itu ada
ini dapat diperoleh dari pengaruh obat. hal umum bila pemakai obat menginginkan
Bahwa proses awal terbentuknya seseorang dan menekankan anggotanya berbuat hal yang
pemakai adalah melalui coba-coba karena sama, yaitu memaki narkoba.
rasa ingin tahu. Kemungkinan menjadi iseng %DGDQ 1DUNRWLND 1DVLRQDO  
kemudian menjadi pemakai yang bergantung. PHQJLGHQWL¿NDVLEHEHUDSDFLULFLULNHMDKDWDQ
Pemakai mulai menyalahgunakan obat untuk QDUNREDVHEDJDL  NHMDKDWDQLQWHUQDVLRQDO
memecahkan persoalan-persoalan psikologis international crime     WHURUJDQLVLU

 Forum Ilmu Sosial, Vol. 35 No. 1 Juni 2008


organize crime    EHUXSD MDULQJDQ penjara maksimal 15 tahun dan denda.
VLQGLNDW   WHUVHOXEXQJ   VLVWHP VHO
WHUSXWXV  PRELOLWDVWLQJJL  GXNXQJDQ METODE PENELITIAN
GDQD\DQJEHVDU  VLVWHPWUDQVSRUWDVLGDQ
Berdasarkan permasalahan yang diajukan
komunikasi dengan memanfaatkan teknologi
dalam penelitian ini, maka pendekatan
yang canggih.
penelitian yang digunakan adalah pendekatan
Dilihat dari perbuatan yang dilakukannya,
yuridis sosiologis. Dengan pendekatan ini
kejahatan-kejahatan narkoba dapat
penelitian akan lebih berfokus kepada upaya
dikelompokkan sebagai: kejahatan yang
untuk memahami realitas yang ada.
menyangkut produksi narkotika, kejahatan
Penelitian ini bermaksud untuk
yang menyangkut jual beli narkotika,
menganalisis penggunaan hukum pidana
kejahatan yang menyangkut pengangkutan
dan memahami keberadaan penyalahgunaan
dan transit narkotika, kejahatan yang
narkoba, sebab dalam kenyataan keberadaan
menyangkut penguasaan narkotika, kejahatan
hukum tidak steril tetapi banyak dipengaruhi
yang menyangkut penyalahgunaan narkotika.
aspek-aspek non hukum.
8QGDQJXQGDQJ1RPRU7DKXQ
Penelitian ini dilakukan di Kepolisian
WHQWDQJ 1DUNRWLND DQWDUD ODLQ PHPXDW
:LOD\DK.RWD%HVDU 3RZLOWDEHV 6HPDUDQJ
bahwa ancaman pidana untuk penyalahguna,
Dipilihnya Powiltabes Semarang didasari
pengedar, dan produsen telah dibedakan.
oleh beberapa pertimbangan antara lain
Penyalahgunaan narkotika untuk golongan I,
EDKZD 6HPDUDQJ VHEDJDL LEX NRWD 3URYLQVL
WDKXQGLWDPEDKGHQGDJRORQJDQ,,WDKXQ
Jawa Tengah telah berkembang menjadi kota
ditambah denda, dan untuk golongan III, 5
metropolitan sebagaimana kecenderungan
tahun dan ditambah denda. Terhadap pengedar
umumnya kasus-kasus penyalahgunaan
ancaman pidananya, untuk golongan I, pidana
narkoba lebih banyak dibandingkan dengan
mati, penjara seumur hidup atau penjara
kota-kota lainnya di Jawa Tengah.
PDNVLPDO  WDKXQ JRORQJDQ ,, SLGDQD
)RNXV SHQHOLWLDQ LQL DGDODK   SHUDQ
penjara 15 tahun dan denda, untuk golongan
kepolisian dalam menegakan hukum terhadap
,,,3LGDQDSHQMDUDWDKXQGDQGHQGD8QWXN
SHQ\DODKJXQDDQ QDUNRED GDQ   IDNWRU
produsen tidak terorganisir, golongan I pidana
faktor yang membuat atau mendukung
mati, penjara seumur hidup atau penjara
penegakan hukum terhadap penyalahgunaan
PDNVLPDO  WDKXQ GDQ GHQGD JRORQJDQ
narkoba.
II, 15 tahun penjara dan denda. Golongan
Untuk memperoleh data yang diperlukan,
II, 7 tahun penjara dan denda. Produsen
penelitian ini menggunakan teknik
terorgansir, golongan I, pidana mati, penjara
ZDZDQFDUD PHQGDODP indepth interview 
seumur hidup atau penjara minimal 5 tahun
GDQ GRNXPHQWDVL :DZDQFDUD PHQGDODP
SHQMDUDDWDXPDNVLPDOWDKXQSHQMDUDGDQ
dilakukan terhadap sejumlah informan,
denda, golongan II, pidana penjara maksimal
agar peneliti memperoleh deskripsi yang
 WDKXQ GDQ GHQGD JRORQJDQ ,,, SLGDQD
utuh tentang penegakan hukum terhadap

Forum Ilmu Sosial, Vol. 35 No. 1 Juni 2008 


penyalahgunaan narkoba. Dokumentasi penegak hukum dilapangan, polisi selalu
dilakukan untuk memperoleh data yang mengalami berbagai resiko oleh karena itu
bersumber dari peraturan-peraturan dan polisi bukan hanya dituntut agar mampu
keputusan-keputusan yang berkait dengan mengembangkan profesionalisme yang
penegakan hukum terhadap penyalahgunaan bermutu tinggi saja tetapi juga membutuhkan
narkoba. ruang gerak yang lebih lapang dalam
'DWD \DQJ WHUNXPSXO GLXML YDOLGLWDVQ\D melakukan berbagai diskresi.
GHQJDQ PHQJJXQDNDQ WULDQJXODVL 0LOHV Upaya represif adalah merupakan
GDQ +XEHUPDQ    7ULDQJXODVL LQL upaya terakhir yang harus ditempuh apabila
digunakan tidak hanya pada saat pengumpulan langkah-langkah melalui upaya preemtif
data, tetapi juga pada waktu memeriksa hasil PDXSXQ SUHYHQWLI WLDN EHUKDVLO 'DODP
analisis kualitatif. Penggunaan triangulasi penanggulangan penyalahgunaan narkoba,
ini bermanfaat pula untuk memecahkan gaya yang dilakukan oleh Powiltabes
persoalan-persoalan potensial mengenai Semarang adalah wetchman style, yaitu
YDOLGLWDV NRQVWUXN 8QWXN NHSHUOXDQ LWXODK gaya menjaga keamanan dan ketertiban
jenis triangulasi yang akan digunakan dalam dengan menindak kejahatan yang dianggap
SHQHOLWLDQLQLDGDODK  WULDQJXODVL berbahaya. Berdasarkan gaya ini semua
data, dengan cara mengumpulkan data dari bentuk kejahatan harus ditindak secara tegas,
waktu ke waktu dan orang atau sumber yang dan juga dilakukan sesuai dengan fungsi
EHUEHGDGDQ  WULDQJXODVLSHULRGHGHQJDQ utama polisi, yaitu menegakan hukum.
cara menggunakan metode menggumpulkan Meski demikian, keberhasilan kepolisian
data yang berbeda dalam kaitannya dengan dalam menanggulangi berbagai kejahatan
unit analisis atau fokus penelitian yang sama. termasuk tindak pidana narkoba bukan saja
Analisis data menggunakan interactive ditentukan oleh upaya-upaya penegakan
model of analycis dari Miles dan Huberman hukum saja, tetpi juga sangat dipengaruhi oleh
 ±  'HQJDQ PRGHO LQL SHQHOLWL sejauh mana kemampuan polisi dalam menata
bergerak pada tiga komponen, yaitu data masyarakatnya, baik dari segi kehidupan
reduction, data display, dan concueling bermasyarakat maupun bernegara.
drawing. Dalam penelitian ini peneliti tetap Pembenahan mutu aparat penegak
bergerak diantara tiga komponen analisis hukum melalui peningkatan kemampuan
dengan kegiatan pengumpulan data. penguasaan hukum, peningkatan keterampilan
teknis yuridis, peningkatan integritas
HASIL DAN PEMBAHASAN moral, peningkatan profesionalisme, serta
Upaya Penanggulangan/Upaya Represif pemupukan komitmen dan disiplin.
Strategi pembenahan mutu aparat melalui
Upaya represi ada kaitannya dengan
langkah-langkah di atas, memang sgngat
tindakan polisi dalam menghadapi suatu
diperlukan bagi tegaknya supiemasi hukum.
pelanggaran maupun kejahatan. Hal ini
Aturan yang mutu membutuhkan aparat
dilakukan sebagai penegakan hukum. Sebagai

 Forum Ilmu Sosial, Vol. 35 No. 1 Juni 2008


pelaksana yang mutu juga, dalam arti memiliki FRPPLVVDULVVHQJRHGHRI¿FHUQYDQMXVWLWLHHQ
penguasaan hukum, memiliki keterampilan goede politie ambtenaren, en ik zal met een
teknis yuridis, memiliki integritas moral, slecht wetboek van strajprosesrecht het
profesional, serta berdisiplin. Macetaya goede beruken EHUL DNX KDNLP \DQJ EDLN
penegakan suprcmasi hukum selama ini di jaksa yang baik, serta polisi yang baik, maka
Indonesia, salah satunya disebabkan oleh dengan hukum yang buruk sekalipun akan
PXWXDSDUDW\DQJUHQGDK.DVXVVXDSPD¿D PHPSHUROHKKDVLO\DQJOHELKEDLN 
peradilan, kekerasan dalam proses hukum, Tentu saja aparat yang mutu tersebut perlu
kesalahan dalam penerapan hukum, serta disokong oleh polisi organisasi yang kondusif
berbagai pelanggaran yang dilakukan aparat seperti: adanya program peningkatan keahlian
hukum selama ini, merupakan akibat belaka yang terus-menerus, adanya sinkronisasi
dari rendahnya mutu aparat dalam seluruh penugasan dengan keahlian sehingga dapat
dimensi di atas. menjalankan wewenangnya secara tepat,
Minimnya penguasaan hukum, akan WLGDNDGDQ\DLQWHUYHQVLNHNXDVDDQ\DQJGDSDW
menyebabkan distorsi dalam penerapan mengganggu tugas yang sedang dijalankan,
hukum seperti misalnya penerapan aturan adanya sistem reward and punishment atas
yang tidak tepat ataupun impunity SHPELDUDQ kinerja yang dihasilkan, jaminan penghasilan
VXDWX SHODQJJDUDQ XQWXN WLGDN GLKXNXP  yang memadai, serta tersedianya sistem
Demikian pula, minimnya kemampuan monitoring yang efektif untuk memantau
teknis yuridis, akan berakibat pada terjadinya setiap langkah pelaksanaan tugas.
proses hukum yang sesat. Ketiadaan integrasi Menghadapi kondisi transisional dimana
moral akan mernunculkan manipulasi dan persoalan saling berhimpitan, serba darurat,
tindakan korup lainnya dalam proses hukum. dan penuh komplikasi maka aparat penegak
Sedangkan kurangnya profesionalisme dan hukum dituntut melakukan langkah-langkah
disiplin, akan berakibat pada munculnya terobosan dalam menjalankan hukum, tidak
SURVHVKXNXP\DQJWLGDNH¿VLHQ%HUGDVDUNDQ sekedar menerapkan peraturan secara hitam-
berbagai pertimbangan tersebut, maka putih, ini penting dilakukan karena seperti
pembenahan mutu aparat merupakan langkah telah dikatakan di atas, banyak peraturan yang
yang sangat strategis dalam rangka penegakan sudah ketinggalan zaman, terhampar begitu
supremasi hukum. Bermakna tidaknya banyak kenyataan dan persoalan kekinian
suprermasi hukum, ditentukan oleh hasil yang secara redaksional sulit ditemukan
nyata yang dihasilkan oleh penerapan hukum dalam teks-teks aturan yang ada. Jika pun ada
yang efektif. aturannya, banyak yang tidak mutu karena
Begitu pentingnya faktor aparat dalam saling kontradiktif dan tumpang-tindih di
konteks penegakan hukum, sampai-sampai sana-sini.
seorang ahli hukum Belanda yang sangat Kehadiran pelaku hukum yang arif,
WHUNHQDO 3URI 7DYHPH EHUXFDS GHPLNLDQ YLVLRQHU GDQ NUHDWLI PXWODN SHUOX XQWXN
geef me goede rechter, goede rechter “memandu” pemaknaan yang kreatif terhadap

Forum Ilmu Sosial, Vol. 35 No. 1 Juni 2008 


aturan-aturan yang demikian itu. Aparat baru setiap kali terhadap suatu peraturan.
penegakan hukum, entah polisi, jaksa, maupun Dalam semangat “pro-keadilan” dan
hakim dituntut mencari dan menemukan “pro-kebenaran”, proses penegakan hukum
keadilan-kebenaran dalam batas dan di tengah dikerahkan untuk berpihak pada suatu
keterbatasan kaidah-kaidah hukum yang ada. kepentingan besar, yaitu mensejahterakan
Di bawah panduan merekalah kita harapkan dan memberi keadilan kepada manusia
muncul penegakan hukum secara progresif bringing justice to the people  'L VLQLODK
sebagaimana ditawarkan Profesor Satjipto hukum progresif butuh jasa pelaku hukum
5DKDUGMR yang kreatif menerjemahkan hukum itu dalam
Berbeda dengan pola yang selama fora kepentingan-kepentingan sosial yang
ini ditempuh, penegakan hukum secara memang harus dilayaninya.
progresif menawarkan pemulihan melalui Sudah tentu, cara kerja aparat penegak
jalan kepeloporan. Di bawah semboyan: hukum yang progresif berbeda dengan cara
“Hukum untuk manusia” dan “Keadilan di yang biasa. Untuk mewujudkan keadilan,
atas peraturan”, maka dedikasi para pelaku pelaku hukum progresif dituntut untuk
hukum mendapat tempat utama untuk sedapat mungkin mengambil posisi seakan-
PHODNXNDQ UHYLWDOLVDVL 3DUD SHODNX KXNXP akan ia mengalami sendiri kasus yang sedang
dituntut mengedepankan kejujuran dan ditangani. Inilah yang oleh Aristoteles disebut
ketulusan dalam penegakan hukum, mereka sebagai epikeia. Dengan cara ini, keadilan
harus memiliki empati dan kepedulian pada bisa ditemukan, Sebab harus diakui, kita tidak
keadilan dan kebenaran. bisa secara langsung menemukan keadilan
Kepeloporan pelaku hukum menjadi lewat proses logis-formal. Keadilan justru
ujung tombak penegakan hukum, maka diperoleh lewat intuisi.
proses perubahan tidak lagi berpusat pada Faktor yang Mendorong
SHUDWXUDQWDSLSDGDNUHDWLYLWDVSHODNXKXNXP
mengaktualisasi hukum dalam ruang dan Faktor yang mendorong kepolisian untuk
waktu yang tepat Atau dalam bahasa Plato, mencegah dan menanggulangi narkoba
para pelaku hukum harus mampu melakukan adalah salah satu kewajiban polisi sebagai
equity3DUDSHODNXKXNXP \DQJSURJUHVLI  penegak hukum. Secara konseptual, pola
dapat melakukan perubahan atau pembaruan, penanggulangan penyalahgunaan narkoba
tanpa harus menunggu perubahan peraturan adalah dengan melibatkan seluruh golongan
changing the law  3HUDWXUDQ \DQJ EXUXN dan lapisan masyarakat untuk turut berperan
tidak haras menjadi penghalang bagi para serta penanggulangan dan peredaran gelap
pelaku hukum progresif untuk menghadirkan narkoba menganut prinsip bahwa pencegahan
keadilan bagi rakyat dan pencari keadilan. lebih baik daripada penindakan.
Mereka dapat melakukan interpretasi secara Upaya ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan narkoba melalui

 Forum Ilmu Sosial, Vol. 35 No. 1 Juni 2008


pengendalian dan pengawasan jalur resmi untuk menangkap tiga pengedar yang setiap
serta pengawasan langsung terhadap jalur- pengedar membawa satu gram saja sudah
jalur peredaran gelap atau tidak resmi dengan habis, sebab setiap gram sabu-sabu seharga
tujuan agar potensi yang ada tidak menjadi 5SMDGLGDQDLWXWLGDNPHQFXNXSL
ancaman faktual. Upaya penindakan dan Disamping itu untuk mengadakan test
pemberantasan dengan sanksi yang tegas dan urin, untuk mengetahui jenis narkoba yang
konsisten akan menjadi tidak berarti tanpa dipakai pelku harus menyerahkan barang
adanya profesionalisme aparat penyidik yang NH3XVODEIRU 3XVDW/DERUDWRULXP)RUHQVLN 
handal serta dukungan dari seluruh komponen Semarang. Biaya kekurangannya ditanggung
bangsa. sendiri dan bantuan-bantuan.
Disamping itu suatu tugas juga semangat 6HGDQJNDQ PHQXUXW &KDHUXO 5DV\LG
untuk melakukan tugas, sebab tanpa adanya Kapolda Jateng, penyalahgunaan narkoba
semangat yang gigih, dana yang sedikit tidak dulu tingkat SLTA, sekarang sudah masuk
akan memperoleh hasil yang maksimal. NH VHNRODK 6/73 6XDUD 0HUGHND WDQJJDO
Dalam melaksanakan tugas represif polisi  KDODPDQ   ,QL PHPEXNWLNDQ
WLGDNPHQJHQDO63 sudah banyak dan rawannya penyalahgunaan
QDUNRED1DPXQGHPLNLDQEHUGDVDUNDQUHNDS
Faktor yang Menghambat
UHNDSLWXODVLWDKXQEXODQ-DQXDULVDPSDL
Faktor Internal GHQJDQ2NWREHU6DWXDQ1DUNRED3RZLOWDEHV
Hambatan berupa anggaran yang terbatas, Semarang sebagai berikut.
demikian pula fasilitas dan sarana yang ada -XPODK.DVXV NDVXV
MXJDWHUEDWDV'LVDPSLQJLWXMXJDNXDOL¿NDVL -XPODKWHUVDQJNDRUDQJ
dan jumlah personal yang terbatas dan juga -XPODK3 
gerak yang terhalang oleh dimensi politik. Disini tidak menutup kemungkinan yang
Kendala khusus kepolisian dalam mencegah belum terungkap masih banyak karena yang
dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba GLEDZDK XPXU  WDKXQ KDQ\D  RUDQJ VH
adalah kurangnya dana dan jumlah personil Kapolwil Semarang.
yang professional. Berkaitan dengan profesionalisme,
0HQXUXW ,UMHQ &KRHUXO 5DV\LG PDQWDQ keahlian dan prosedur kerja, sarana maupun
Kapolda Jateng, bahwa dana operasional prasarana yang dimiliki oleh penyidik.
selama satu tahun setelah ditetapkan ternyata Polisi profesional adalah polisi yang mampu
hanya mampu membiayai operasional melakukan tugasnya sesuai dengan kapasitas
VHODPD GHODSDQ EXODQ 6XDUD 0HUGHND pendidikan yang diterimanya serta dilengkapi
WDQJJDO  KDODPDQ   %DKNDQ sekaligus mampu menggunakan instrumen-
3RZLOWDEHV6HPDUDQJVHODPDEXODQKDQ\D instrumen hasil pengembangan ilmu
GLGDQDL 5S  HQDP MXWD UXSLDK  pengetahuan yang ada dan diperuntukkan
berarti satu bulan hanya dua juta rupiah. pada bidang tugas/posisi dalam organisasinya
uang itu kalau digunakan sebagai penyamar serta sesuai dengan situasi tantangan pada
saat itu.
Forum Ilmu Sosial, Vol. 35 No. 1 Juni 2008 
0HQXUXW6DPXHO:DONHUGDODP6DWMLSWR kebetulan si pelanggar itu adalah teman baik
5DKDUMR WXMXDQ XWDPD SURIHVLRQDOLVDVL si polisi tersebut, karena teman, si pelanggar
Polisi adalah: menghapus pengaruh politik, itu jelas-jelas telah melanggar hukum. Hal
mengangkat pimpinan eksekutif yang semacam inilah yang membuat penegakan
berkemampuan, membangun suatu misi hukum masih lemah dalam kehidupan sehari-
pelayanan masyarakat yang “non – partisan” hari.
yaitu pelayanan yang tidak memihak. Di polwiltabes Semarang semua kasus
Meningkatkan standar bagi personel penyalahgunaan narkoba dapat dilaksanakan
Kepolisian, memperkenalkan/menggunakan GHQJDQEDLNWHUEXNWLGHQJDQWHUXQJNDSQ\D
asas-asas manajemen ilmiah, menekankan RUDQJGDQ\DQJGL3DGD1DPXQKDVLO
disiplin Polisi. operasi itu masih terbatas pada pemakai dan
Di Powiltabes Semarang untuk pengedar karena bandarnya berada di Jakarta.
meningkatkan professional anggota diadakan Faktor Eksternal
alatihan dan pendidikan ketrampilan.
disamping itu memberikan kesempatan dan Adanya strategi baru pemasaran Bandar-
kelonggaran untuk meningkatkan pendidikan bandar narkotika dengan memanfaatkan
formal. berbagai modus operandi yang baru. Semakin
berkembangnya teknologi membawa dampak
Masih Lemahnya Penegakan Hukum
dalam Kehidupan Sehari-hari yang negatif dalam kehidupan masyarakat.
3HUDQPHGLDPDVVDVHSHUWLWHOHYLVLVHPDNLQ
3HQHJDNDQ KXNXP law enforcement  membuat dunia terasa sempit karena apa
adalah rangkaian kegiatan dalam usaha yang terjadi di belahan dunia bisa dilihat
pelaksanaan ketentuan-ketentuan hukum saat itu juga. Media massa adalah sarana
berlaku baik yang bersifat penindakan transformasi nilai-nilai, dari sinilah budaya-
UHSUHVLI  PDXSXQ SHQFHJDKDQ SUHYHQWLI  budaya maupun pengaruh dari asing masuk
mencakup keseluruhan kegiatan baik teknis ke Indonesia.
maupun administratif yang dilaksnakan Kemajuan teknologi seringkali
oleh aparat penegak hukum sehingga dapat dimanfaatkan untuk sarana kejahatan
melahirkan suasana aman, damai, dan tertib PLVDOQ\D WUDQVDNVL JDQMD GDUL GLVWULEXWRU
demi pemantapan kepastian hukum dalam di Aceh dengan pengedar di Jakarta
masyarakat. PHPDQIDDWNDQKDQGSKRQHXQWXNEHUWUDQVDNVL 
Dalam kenyataannya, penegakan hukum Kemajuan teknologi yang lain membuat para
belum bisa sepenuhnya dijalankan oleh aparat pengedar narkotika mempunyai peluang
penegak hukum terutama karena adanya untuk membuat strategi dan cara yang baru
faktor paternalistic yaitu seringkali hubungan dalam mengedarkan narkoba.
yang seharusnya bersifat resmi dianggap
Jaringan Peredaran Markotika yang
sebagai hubungan yang bersifat pribadi,
misalnya dengan pelanggar lalu lintas yang

 Forum Ilmu Sosial, Vol. 35 No. 1 Juni 2008


Terselubung atau Jaringan Terputus REVHUYDVLZDZDQFDUDGHQJDQSHQ\DODKJXQDDQ
narkoba sehingga polisi dapat menangkap,
Yang dimaksud dengan peredaran
menggeledah di tempat pakaian yang dipakai
narkoba yang terselubung atau terputus
atau dimobilnya. Kalau terdapat bukti
adalah apabila ada tersangka yang tertangkap,
baru diadakan tes urine untuk mengetahui,
seringkali hanya terbatas pada pengedar
menggunakan narkoba atau tidak. Oleh
atau pemakainya saja, sedangkan distributor
karena itu, perlu kerja sama antara aparat
maupun produsen tidak bisa ditangkap. Hal
dan masyarakat demi tegaknya hukum. Pada
ini terjadi karena antara pemakai, pengedar,
umumnya masyarakat untuk menjadi saksi
distributor maupun produsen tidak saling
atau melapor takut akan akibatnya, yaitu
mengenal sehingga penyidikan terputus pada
keamanannya kalau nanti dibalas oleh penjahat
pengedar saja.
itu.
Kurangnya Partisipasi Masyarakat dalam 0HQXUXW EDSDN :DVLGL 6+ \DQJ
Hal Penangkapan Pelaku
menghambat usaha represif adalah anti
Seringkali usaha represif yang dilakukan narkoba masih bersifat slogan tapi yang
polisi sebelum mendapat partisipasi dengan peduli masih relatif kecil, tempat-tempat
baik oleh masyarakat. Untuk itulah partisipasi hiburan, pengelolaannya kurang partisipasi,
diperlakukan agar tumbuh suasana saling kepedulian masyarakat dan orang tua kurang,
membantu antara polisi dan masyarakat bahkan seringkali melindungi dan menutup-
dalam hal mencegah, memberantas dengan nutupi.
menangkap penyalahgunaan narkoba. Dengan
kuranya partisipasi masyarakat buronan polisi SIMPULAN
itu dapat meloloskan diri.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
Kurangnya Paritispasi Masyarakat untuk diambil suatu simpulan yakni: pertama,
Melaporkan Penjahat. pengakan hukum dalam penanggulangan
Masyarakat seringkali tahu di suatu yang bersifat represif meliputi penyelidikan,
tempat terdapat pesta narkoba, namun mereka penyidakan, penangkapan pelaku,
tidak mau melapor kepada polisi untuk penyalahgunaaan narkoba, dan penuntutan
membantu penanggulangan narkoba. Di melalui kejaksaan sebagai penuntut umum.
tempat pengusaha disco, di tempat pengusaha Kedua, faktor penghambat dalam
karaoke mestinya dia tahu kalau ada pemakai melakukan penanggulangan antara lain:
dan penjual narkoba, mestinya melapor NXUDQJQ\D GDQD XQWXN XVDKD SUHYHQWLI GDQ
kepada polisi, bahkan seringkali untuk jadi represif, kurangnya partisipasi masyarakat
saksi juga keberatan, akibatnya polisi sering dan orang tua, serta kurangnya partisipasi
kekurangan alat bukti sehingga penjahat para pengelola tempat hiburan. Sedangkan,
tersebut akhirnya dilepas. faktor pendorong petugas menanggulangi
Yang sering terjadi polisi secara rutin penyalahgunaan narkoba adalah adanya
semangat yang tinggi dari aparat kepolisian

Forum Ilmu Sosial, Vol. 35 No. 1 Juni 2008 

Anda mungkin juga menyukai