Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS

Salah satu langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat adalah upaya pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan secara tepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakn di Puskesmas Pauh yaitu :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
a. Upaya Kesehatan Esensial Puskesmas yang meliputi:
1) Pelayanan promosi kesehatan
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana (KB)
4) Pelayanan gizi
5) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas yang meliputi:
1) Pelayanan Kesehatan Jiwa
2) Pelayanan Usia Lanjut
3) Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah
4) Pelayanan kesehatan indera
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1. Poli Umum
2. UGD
3. Poli KIA-KB
4. Ruang Bersalin
5. Farmasi
3. Jejaring Kesehatan
a. Puskesmas Pembantu (Pustu)
b. Puskesmas Keliling (Pusling)
c. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
d. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial

a. Pelayanan Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang besumber daya
masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.

14
15

Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian


dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai
upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku. Atau dengan kata lain promosi kesehatan
tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku
kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan fisik dan non
fisik dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Tujuan promosi kesehatan adalah memberikan informasi bagi masyarakat terkait


segala hal yang bertujuan pada peningkatan kualitas kesehatan baik individu maupun
masyarakat yang pada tingkatan lanjut akan memicu kesadaran masyarakat mengenai
program atau gerakan yang tengah dicanangkan oleh pemerintah.
Strategi utama promosi kesehatan adalah:
a) Pemberdayaan
b) Bina suasana
c) Advokasi
Promosi kesehatan ini dapat berupa kegiatan lintas program, lintas sektoral
ataupun melibatkan berbagai elemen masyarakat, instansi pemerintah ataupun instansi
swasta.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah:

a. Penyuluhan kesehatan individu, kelompok khusus dan masyarakat yang mencangkup:


1) Penyuluhan PHBS
2) Penyuluhan KIA-KB
3) Penyuluhan Penyakit Menular dan Tidak Menular
4) Penyuluhan Gizi
5) Penyuluhan Napza dan Kespro
6) Penyuluhan Manajemen Posyandu
7) Penyuluhan Imunisasi
b. Memasang poster-poster di Puskesmas Induk, Pustu, Polindes dan Posyandu
c. Melakukan Aksi Cekal Demam Berdarah pada saat wabah dengan menyebarkan
leafet tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
d. Membuat jadwal penyuluhan selama setahun, pencatatan dan pelaporan setiap bulan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.
16

Tabel 4.1 Data Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tahun 2018

Buah
Jumlah Tidak
dan Rumah
Jumlah rumah Asi Jentik Aktifi me Rumah
persa Timbang Air Jamban sayu tangga
No Desa rumah tangga eksklu CTPS nya tas rokok tangga
linan balita bersih sehat r tidak
tangga yang di sif muk fisik dalam sehat
setia sehat
survey rumah
hari
Mekar
1 430 345 8 29 960 249 294 226 110 287 328 168 210 148
Sari
Pauh
2 470 365 61 66 799 216 302 204 145 307 336 188 212 138
Pauh 1
3 613 365 53 64 1251 229 306 215 146 304 343 187 210 130
Belani
4 228 228 15 63 728 134 289 129 95 201 226 137 118 120
Batu
5 450 340 14 16 615 168 291 150 135 279 327 178 190 140
Kucing
Tanjung
6 266 266 22 27 602 163 261 133 106 199 238 132 135 135
Raja
Ketapat
7 398 310 36 55 609 302 294 297 134 289 305 193 278 67
Bening
Air
8 673 340 25 19 1060 259 297 334 132 292 330 330 250 78
Bening
Jumlah
3.528 2.559 234 339 5.564 1.720 2.334 1.688 1.003 2.158 2.433 1.513 1.603 956

b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan


Tujuannya untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
kesehatan melalui kegiatan pencegahan penyakit dan pengawasan lingkungan.
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1) Pemeriksaan dan Pengawasan Tempat-tempat Umum (TTU )
Tempat-tempat umum merupakan lingkungan dimana banyak dilakukan
interaksi/aktifitas oleh banyak orang, sehingga perlu dilakukan pembinaan dan
pengawasan untuk menjaga agar tempat-tempat umum tersebut tetap terpelihara
kebersihan lingkungannya. Lingkungan yang tidak saniter akan memudahkan
penularan penyakit yang membahayakan keselamatan banyak orang.
2) Pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan (TPM )
3) Pemeriksaan kantin Sekolah
4) TP3 Pestisida
5) Penyediaan sarana air bersih
Air adalah benda berbentuk cair dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
minum, mandi dan mencuci serta berbagai kebutuhan lainnyauntuk dapat bertahan
hidup.
Air merupakan unsur yang sangat esensial bagi pemeliharaan berbagai bentuk
kehidupan semua mahluk termasuk manusia. Hampir semua organisme hidup hanya
dapat bertahan hidup dalam perioda yang pendek tanpa air. Pemenuhan kebutuhan
akan air haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas.
Kuantitas air yang diperlukan untuk berbagai penggunaan oleh masyarakat
adalah berbeda-beda, tergantung pada tingkat sosial budaya, suhu atau iklim, dan
ketersediaanya yang ditentukan oleh berbagai faktor. Syarat kualitas meliputi
persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologik. Pemakaian air yang tidak memenuhi
standar baku kualitas air tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan antara lain
kesadaran, estetika dan ekonomis.
17

Tabel 4.2 Penyelenggara Air Minum Tahun 2018

No. Desa Jumlah Penyelenggara Air Minum Yang Memiliki Izin

1 Pauh 1 Tidak
2 Pauh 1 1 Tidak
3 Batu Kucing 0 Tidak
4 Belani 0 Tidak
5 Tanjung Raja 0 Tidak
6 Mekar Sari 0 Tidak
7 Air Bening 2 Tidak
8 Ketapat Bening 1 Tidak
JUMLAH 5 0

6) Jamban sehat
Jamban penting dalam kehidupan kita, seperti pentingnya makan dan minum,
karena kita setiap hari makan dan minum, maka kitapun harus mengeluarkannya
setiap hari. Untuk mengeluarkannya harus mempunyai tempat khusus, tempat itulah
yang disebut jamban.
Membuang tinja di sembarang tempat dapat menularkan penyakit, seperti
Diare, Disentri dan Kolera. Penyakit tersebut dapat terjadi karena binatang/ serangga
yang kontak dengan tinja yang di buang ke sembarang tempat akan membawa kuman
yang diperolehnya dari kotoran tinja, kemudian serangga/ binatang tersebut hinggap
pada makanan kita, bila kita makan makanan tersebut, akan mendatangkan penyakit
seperti yang disebutkan di atas.
7) Penyehatan lingkungan pemukiman
8) Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Menurut Anwar (2001) yang dimaksud dengan air limbah atau air kotor adalah
air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan
kehidupan manusia atau hewan dan lasimnya muncul karena hasil perbuatan manusia
dan industrialisasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka secara umum dapat dikatakan bahwa
limbah cair adalah air bekas pakai yang dihasilkan akibat aktivitas manusia baik yang
berasal dari rumah tangga, pertanian, perdagangan, dan industri maupun tempat-
tempat umum lainnya yang harus di buang yang dapat mebahayakan manusia atau
kelestarian lingkungan.
Untuk mencegah penyakit serta pencemaran akibat air limbah, maka perlu
dibuatkan Saluran Pembuangan Air Limbah dari rumah-rumah/ sumber-sumber air
limbah sebelum di lakukan pengolahan lebih lanjut. Air limbah yang dibiarkan
tergenang, akan menimbulkan pencemaran tanah serta menjadi tempat berkembang
biaknya bibit penyakit.
i. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
j. Pencatatan dan pelaporan
18

c. Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana (KB)


1) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya pelayanan kesehatan berupa
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan bagi: Ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi
dan balita melalui pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS).
Tujuannya menurunkan angka kesakitan dan kematian bagi ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui, serta bayi dan balita.
Sasaran kegiatan KIA adalah bayi, anak balita, anak prasekolah, ibu hamil , ibu
melahirkan, ibu nifas/ menyusui, serta pasangan usia subur dan ibu berisiko tinggi.
Kegiatan yang dilakukan di KIA antara lain:
1. Pemeriksaan ibu hamil
2. Persalinan di Fasilitas Kesehatan
3. Kunjungan ibu nifas dan neonatus
4. Pemeriksaan bayi dan balita
5. Penyuluhan kesehatan KIA
6. Pengobatan sederhana
7. Melakukan imunisasi
8. Deteksi bumil resiko tinggi
9. Pelayanan KB
10.Posyandu balita
11.Kelas ibu hamil
12.Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
13.Rujukan
14.Pencatatan dan pelaporan
2) Pelayanan Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan sehingga kehamilan
hanya terjadi pada waktu yang diinginkan, jarak antara kehamilan diperpanjang dan
kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai jumlah yang
dikehendaki, untuk membina kesejahteraan seluruh keluarga dengan sebaik-baiknya
menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Ruang lingkup kegiatan KB yaitu:
a. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat.
b. Penyediaan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan
pengobatan efek samping KB.
c. Pencatatan dan Pelaporan
19

Sasaran KB adalah:
a. Pasangan Usia Subur (PUS)
b. Ibu yang mempunyai resiko tinggi

Tabel 4.3 Rekapitulasi Laporan KIA Puskesmas Pauh Tahun 2018


No. Keterangan Jumlah (Jiwa)
1 Jumlah Penduduk 14.522
2 Estimasi Bumil 311
3 Jumlah Bumil 378
4 Ibu hamil yang mempunyai buku KIA 120
5 K1 299
6 K4 291
7 TT1 50
8 TT2 74
9 TT3 86
10 TT4 48
11 TT5 16
12 FE1 299
13 FE3 291
14 Deteksi resiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan 42
15 Rujukan maternal 17
16 Rujukan neonatal 2
17 Estimasi Bufas 295
18 Jumlah ibu bersalin 258
19 Persalinan oleh tenaga kesehatan 256
20 Persalinan oleh tenaga non kesehatan 2
21 Vitamin A ibu nifas 231
22 KF1 258
23 KF2 258
24 KF3 229
25 IMD 236
26 Jumlah Bayi Lahir Hidup 248
27 Jumlah lahir mati 10
28 PUS 2.291
29 Peserta KB Baru 648
30 KB aktif 1.872
31 KB pasca persalinan 139
32 Anak usia 0-11 bulan yang di-DDTK 303
33 Anak usia 12-72 bulan yang di-DDTK 424

d. Pelayanan Gizi
Program pelayanan gizi adalah salah satu program pokok puskesmas yang
kegaiatanya meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi
Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI),
kurang vitamin A, keadaan zat gizi lebih, peningkatan surveilans gizi, dan
pemberdayaan usaha perbaikan gizi masyarakat.
Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, 6 bulan sekali,
dan setahun sekali, serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan
jika ditemukan Kejadian Luar Biasa (KLB) masalah gizi misalnya ditemukan kasus gizi
buruk. Kegiatan program ini dilakukan di dalam dan di luar gedung.
20

Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah:


a. Usaha keluarga untuk memperbaiki gizi keluarga.
b. UPGK dilaksanakan oleh keluarga bersama masyarakat dengan bimbingan petugas
Gizi.
Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah :
a. Penyuluhan tentang gizi kepada masyarakat lewat ibu-ibu yang datang ke Puskesmas
maupun yang datang ke posyandu.
b. Penimbangan berat badan bayi dan balita.
c. Peningkatan gizi dengan :
1) Pemberian Zat besi ibu hamil dan menyusui.
2) Pemberian makanan tambahan (MP-ASI).
3) Pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita setiap bulan februari dan
Agustus.
d. Memonitor keadaan bayi dan balita serta ibu hamil lewat Puskesmas dan Posyandu.
e. Pencatatan dan pelaporan.
Upaya perbaikan gizi masyarakat adalah merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan keadaan gizi masyarakat. Adapun usaha yang telah dilakukan antara lain:
a. Pemantauan Pertumbuhan Balita
SKDN merupakan alat monitoring kegiatan penimbangan Balita yang
bertujuan untuk memantau keadaan gizi.
b. Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita
Pemantauan status gizi pada bayi/balita diperlukan untuk mengetahui prevalensi
kasus gizi buruk atau KEP pada suatu wilayah. Dari hasil PSG ini dapat diperoleh
informasi mengenai status gizi, sehingga dapat dijadikan salah satu indikator masalah
kesehatan yang terjadi masyarakat.
c. Distribusi Vitamin A pada Bayi dan Balita
Kegiatan distribusi vitamin A Bayi/Balita dilakukan pada bulan Februari dan
Agustus setiap tahunnya. Pada bulan Februari 2018 pencapaian Vitamin A sebesar
99,4 %, sedangkan pada bulan Agustus 2018 pencapaian Vitamin A 99,5 %.
21

Tabel 4.4 Data SKDN dan Pembagian Vitamin A Tahun 2018


Jumlah Ditim BB Vit A Vit. A
Punya Gizi
No Desa balita bang Naik BGM bulan bulan keterangan
KMS buruk
(S) (D) (N) 2 8
1 Pauh 1 166 100 104 101 10 2 166 165 Semua bayi
2 Pauh 100 76 64 60 6 4 100 99 dan balita
Batu yang BGM
3 82 48 55 52 3 1 81 82
Kucing dan gizi
4 Belani 84 57 73 69 2 1 84 83 buruk telah
Tanjung menadapat-
5 85 50 60 59 1 1 83 85
Raja kan PMT
Mekar
6 137 82 87 86 0 0 135 137 dan
Sari
konseling
Air
7 144 92 100 98 0 0 144 143 gizi
Bening
Ketapat
8 57 53 56 53 0 0 57 57
Bening
Jumlah 855 558 599 578 22 9 850 851

e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


1) Pelayanan Imunisasi
Adapun tujuan program imunisasi ini adalah:
a) Tujuan umum
Menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian bayi akibat Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) diantaranya adalah tuberkulosis,
hepatitis B, polio, difteri, tetanus, pertusis, campak, dan lain sebagainya.
b) Tujuan khusus
1) Tercapainya targrt Universal Child Imunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi
dasar lengkap minimal 80%, secara merata pada bayi di seluruh wilayah kerja.
2) Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (insiden <1/1000 kelahiran
hidup dalam satu tahun).
3) Tercapainya pemutusan rantai penularan poliomielitis.
4) Tercapainya reduksi campak (recam)
Cakupan program imunisasi dasar pada tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas
Pauh dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.5 Cakupan Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Pauh Tahun 2018
DPT Polio Campak
Cakupan
No Desa HB 0 BCG HB (I- (I- IVP /
Desa UCI
III) IV) Rubella
1 Pauh 1 48 49 136 185 42 45
2 Pauh 1 1 54 60 171 231 53 52
3 Batu Kucing 1 27 32 114 146 35 42
4 Belani 1 29 36 110 145 36 37
5 Tanjung Raja 1 29 41 115 156 35 36
6 Ketapat Bening 1 31 34 105 139 30 34
7 Air Bening 1 33 39 111 150 33 38
8 Mekar Sari 1 29 39 117 155 36 39
Jumlah 1.30 300
11 280 330 979 323
7

Cakupan imunisasi Measles Rubella (MR) di Puskesmas Pauh dapat dilihat


pada tabel berikut ini:
22

Tabel 4.6 Cakupan Imunisasi MR di Puskesmas Pauh Tahun 2018


No Sasaran Jumlah sasaran Diimunisasi

1 Balita usia 9 bulan – 6 tahun 1.783 1.991

2 Anak usia 7 – 12 tahun 1.838 1.835

3 Anak usia 13 - <15 tahun 521 518

Jumlah 4.142 4.344

Cakupan imunisasi DT dan Td anak SD pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah


(BIAS) dapat dilihat di tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Cakupan Imunisasi DT dan Td di SD wilayah kerja Puskesmas Pauh


Tahun 2018
No Jenis Imunisasi Jumlah
1 Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 336
2 Imnunisasi Td pada anak kleas 2 SD 292
Jumlah 628

2) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


a) Infeksi Saluran Pernapan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas atau yang lebih dikenal dengan ISPA lebih
banyak mengenai kelompok usia muda yang rawan, khususnya Bayi dan Anak
Balita.
Berdasarkan data dari program ISPA Puskesmas Pauh tahun 2018, ditemukan
sebanyak 1.416 kasus.

Grafik 4.1 Jumlah Penderita ISPA Puskesmas Pauh Tahun 2018


180
160 153
140 133 128
124
111 114 117
120 107 109 105 106 109
100
80
60
40
20
0

Penyakit ini ditimbulkan terutama perumahan yang tidak layak, polusi udara
sehingga memungkinkan penularan penyakit ini dan faktor resiko lainnya seperti;
gizi kurang, status imunisasi yang tidak lengkap, membedong anak, pemberian
ASI tidak/kurang memadai, riwayat penyakit kronis, dan orang tua perokok.
b) Pneumonia
23

Pneumonia adalah penyakit infeki yang menyerang paru sehingga


menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi
ini bisa dialami oleh siapapun. Namun pneumonia pada anak bisa sangat
berbahaya dan menyebabkan kematian. Bersarkan data yang dilaporkan pada
tahun 2018 di Puskesmas Pauh tidak ditemukan kasus pneumonia.
c) Tuberkulosis
Penyakit TB Paru disebabkan oleh kuman tuberculosis dengan gejala khas.
Pada umumnya diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan
menyerang kelompok usia produktif 15 tahun keatas.
Penyakit memiliki daya tular yang tinggi dan untuk mengetahuinya,
dideteksi melalui pemeriksaan dahak di laboratorium terhadap kuman BTA positif.
Indikator yang digunakan dalam Progam TB diantaranya; Proporsi Suspek
yang diperiksa dahaknya, Angka konversi (Conversion Rate), Angka Kesembuhan
(Cure Rate) dan Angka Kesalahan Baca (Error Rate).
Di Puskesmas Pauh pada tahun 2018, jumlah penderita TB yang ditangani
dapt dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.8 Jumlah Penderita TB Paru Puskesmas Pauh Tahun 2018

Tipe BTA Akhir


Skoring
Panduan Obat Klasifikasi
Jumlah Pasien + pengobatan
N +
Triwulan penderita Kate Kate
o Non
TB gori Gori Anak paru B G
paru
1 2
1 Triwulan 2 Sembuh
1 3 2 1 0 3 0 2 1 3 0 1 masih
pengobatan
2 Triwulan 1 lengkap
2 1 sembuh
3 2 1 0 3 0 2 1 3 0
1 masih
pengobatan
3 Triwulan Masih
5 5 0 0 5 0 5 0 5 0
3 pengobatan
4 Triwulan Masih
6 5 0 1 6 0 6 0 5 1
4 pengobatan
3 sembuh
1 lengkap
jumlah 17 14 2 1 17 0 15 2 16 1
13 masih
pengobatan

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penderita TB di Puskesmas


Pauh tahun 2018 sebanyak 17 orang dan semuanya termasuk dalam klasifikasi TB
Paru dengan BTA + sebanyak 16 orang dan skoring + 1 orang. Semua penderita
TB telah mendapatkan konseling dan pengobatan dengan panduan obat kategori 1
sebanyak 14 orang, kategori 2 sebanyak 2 orang, dan kategori anak sebanyak 1
orang. Dari 17 orang penderita TB tersebut sebanyak 3 orang dinyatakan sembuh,
1 orang pengobatan lengkap, dan 13 orang masih dalam pengobatan.
d) Malaria
Malaria adalah penyakit menular dan menyerang semua golongan umur yaitu
bayi, anak-anak dan orang dewasa. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
24

Setiap tahun terdapat 300-500 juta kasus malaria di dunia dan penyebab 1
juta kematian anak. Di daerah yang terjangkit malaria dapat menjadi penyebab
utama kematian dan penghambat pertumbuhan anak.
Di Indonesia angka penderita Malaria cukup tinggi, mencapai 70 juta atau
35% dari penduduk Indonesia. Dimasa yang akan datang , penderita malaria akan
meningkat akibat mobilitas penduduk yang relative cepat, perubahan lingkungan
antara lain karena pembagunan wilayah yang kurang memperhatikan aspek
kualitas lingkungan.
Berdasarkan data dari program P2M tahun 2018, kasus malaria dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

Grafik 4.2 Jumlah Penderita Malaria Puskesmas Pauh Tahun 2018


10
9
9
suspek
8 malaria
7
6 malaria
konfirmasi
5
4 skrining
malaria 3
3 bumil2
2 2 2 2
2
11 1 1 1
1
0
00 0 00 000 00 000 00 00 00 00 00 0

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah malaria klinis di


Puskesmas Pauh tahun 2018 sebanyak 12 orang, dan hanya 1 orang yang
merupakan malaria konfirmasi. Sedangkan ibu hamil yang telah diskrining malaria
sebanyak 14 orang.
e) Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis. Ada 5 virus hepatitis yaitu A, B, C, D, dan E. Karakteristik dari masing-
masing jenis ini berbeda, maka dari itu gejala dan pengobatannya juga beragam.
Berdasarkan data laporan tahun 2018 di Puskesmas Pauh tidak ditemukan
kasus hepatitis.

f) DBD
Kegiatan yang dilaksanakan oleh program P2 DBD adalah sebagai berikut :
1) Mengobati/merawat/merujuk tersangka DBD ke rumah sakit
2) Melaksanakan kegiatan penyelidikan epidemiologi (PE)
25

3) Setelah PE, melaksanakan “Penanggulangan focus” yang terdiri dari satu atau
lebih kegiatan sebagai berikut :
- PSN DBD
- Larvasida
- Penyuluhan
4) Melaksanakan pemeriksaan jentik berkala (PJB)
5) Menyelenggarakan pertemuan/pelatihan/pembinaan kader juru pemantau
jentik (JUMANTIK) dalam penggerakan PSN DBD
6) Melaksanakan penyuluhan intensif melaui berbagai metode dan media
7) Melaksanakan kegiatan 3M sebelum masa penularan
8) Mengembangkan dan melaksanakan metode pemberantasan sarang nyamuk
demam berdarah dengue (PSN DBD) sesuai dengan situasi dan kondisi
masing-masing daerah berdasarkan hasil survei/pelatihan
9) Melaksanakan surveilens Epidemiologi DBD
10) Melaksanakan system kewaspadaan dini (SKD) dan penanggulangan KLB
11) Mengirimkan laporan hasil kegiatan program secara rutin ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
Data yang dilaporkan pada tahun 2018 di Puskemas Pauh dapat dilihat pada
grafik dibawah ini:

Grafik 4.3 Jumlah Penderita DBD Puskesmas Pauh Tahun 2018


1.2
1
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah pnderita DBD pada
tahun 2018 sebanyak 1 orang.

g) Diare
Kebijakan dalam pemberantasan penyakit diare adalah:
1) Tatalaksana standar penderita diare;
26

2) Mengembangkan dan menyebarluaskan pedoman pemberantasan penyakit


diare;

3) Penanggulangan KLB dan peningkatan SKD;


4) Meningkatkan kemitraan;
5) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas;
6) Meningkatkan bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi.
Strategi dalam pemberantasan penyakit Diare adalah:
1) Melaksanakan tatalaksana sesuai standar baik di institusi pelayanan kesehatan
atau di tingkat rumah tangga;
2) Melaksanakan manajemen KLB yang terintegrasi;
3) Melaksanakan upaya pencegahan dan pemberantasan yang berbasis faktor
risiko
Kegiatan program P2 Diare sebagai berikut:
1) Penemuan dan pengobatan penderita.
2) Pertemuan lintas sektor dan program terkait.
3) Sistem Kewaspadaan Dini.
4) Penanggulangan KLB.
5) Pemantapan Logistik.
6) Monitoring dan Evaluasi.
Berikut ini meupakan data jumlah penderita diare di Puskesmas Pauh pada
tahun 2018

Grafik 4.4 Jumlah Penderita Diare Puskesmas Pauh Tahun 2018


70
61
60
50
39 37 38
40 34 36
30 28 27 26
22
19
20 16
10
0

Berdasarkn grafik di atas dapat dilihat diketahui bahwa jumlah seluruh


penderita diare pada tahun 2018 yaitu sebanyak 383 orang dengan kasus terbanyak
di bulan Agustus yaitu sebanyak 61 orang.

h) Typhoid
Penyakit Typhoid merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan
manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air dengan lingkungan yang
27

tercemar. Oleh karena itu sering mewabah pada daerah yang sulit mendapatkan air
bersih untuk dikomsumsi masyarakat.
Berdasarkan data laporan bahwa jumlah penderita Tifoid di wilayah kerja
Puskesmas Pauh tahun 2018 tidak ditemukan kasus typhoid baik typhoid klinis
maupun typhoid konfirmasi.
i) Rabies
Penyakit ini menular melalui gigitan hewan penular rabies (anjing, kucing,
kera dan hewan lainnya). Penyakit Rabies ini adalah penyakit yang memiliki IR
yang rendah tetapi memiliki CFR (Case Fatality Rate) yang tinggi sehingga
penyakit ini sangat berbahaya bila tidak segera diatasi. Dari Surveilans Puskesmas
Pauh pada tahun 2018 ditemukan adanya penderita sebanyak 6 orang dan semua
penderita telah mendapatkan vaksin anti rabies (verorab) dan tidak ada orang
meninggal dengan diagnosa rabies.

Grafik 4.5 Jumlah Penderita Gigitan Hewan Penular Rabies Puskesmas Pauh
Tahun 2018
2.5
2
2

1.5
1 1 1 1
1

0.5

0
0 0 0 0 0 0 0

j) Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai
dengan demam, batuk,konjungtivitis, dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi
karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan
infeksi dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah
ruam kulit ada.

Grafik 4.6 Jumlah Penderita Campak di Puskesmas Pauh Tahun 2018


28

7
6
6
5
4
4
3
2
1 1
1
0
0 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah penderita campak


sebanyak 12 kasus, dan yang paling banyak kasus ada di bulan Maret yaitu
sebanyak 6 orang. Semua penderita campak telah diberikan pengobatan dan
perawatan serta telah diberikan vitamin A.

k) Infeksi Menular Seksual (IMS)


Selama tahun 2018 di Puskesmas Pauh tidak ada laporan tentang kasus atau
penyakit yang termasuk ke dalam IMS seperti sifilis, gonore, servisicitis,
trikomosiasis, herpes genital, dan kandidiasis.

3) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)

a) Diabetes
Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah
yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah
akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan
organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi
yang dapat membahayakan bagi penderita. Diabetes ini terbagi menjadi 2 yaitu
diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Di Puskesmas Pauh jumlah penderita diabetes yang terdeteksi dapat dilihat
pada grafik berikut ini:
29

Grafik 4.7 Jumlah Kunjungan Penderita Diabetes di Puskesmas Pauh Tahun


2018
9
8 8
8
7
7
6 6
6
5 5 5 5
5
4 4
4
3
3
2
1
0

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan penderita


diabetes yang ada di Puskesmas Pauh pada Tahun 2018 sebanyak 66 kasus.
b) Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90
mmHg. Di Puskesmas Pauh jumlah penderita hipertensi dapat dilihat pada grafik
di bawah ini:

Grafik 4.8 Jumlah Kunjungan Penderita Hipertensi di Puskesmas Pauh Tahun


2018
120 114

100 91 90
80 71 69 68 66
60
60 50
43 41 39
40

20

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan penderita


hipertensi di Puskesmas Pauh pada tahun 2018 sebanyak 802 kasus. Semua
penderita hipertensi ini ini telah diberikan pengobatan dan penyuluhan untuk diet
rendah garam serta meningkatkan aktifitas fisik.
c) Asma Bronchiale
Data jumlah kunjungan penderita asma di Puskesmas Pauh tahun 2018 dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
30

Grafik 4.9 Jumlah Kunjungan Penderita Asma di Puskesmas Pauh Tahun


2018
9 8 8 8
8 7
7 6
6
5
4
3 2 2 2 2
2 1 1
1
0
0

d) Stroke
Jumlah kunjungan penderita stroke di Puskesmas Pauh 2018 dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:

Grafik 4.10 Jumlah Kunjungan Penderita Stoke di Puskesmas Pauh Tahun 2018
4.5
4
4
3.5
3 3
3 penderita
2.5 stroke
2 2 2 2
2
1.5 meninggal
1 1
1 akibat
0.5 stroke
1 1
0
00 00 00 0 0 0 0 0 0 0

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan penderita stroke
di Puskesmas Pauh tahun 2018 sebanyak 20 kunjungan. Dan ada 2 orang
meninggal yang diakibatkan oleh stroke.
e) Penyakit Tidak Menular Lainnya
Selama tahun 2018 di Puskesmas Pauh tidak ada laporan untuk penyakit
tidak menular lainnya seperti Penyakit Jantung Kronis (PJK), penyakit tiroid,
lupus, thalasemia, PPOK, osteoporosis, ginjal kronik, tumor payudara, leukemia,
dan kanker serviks.

4. Surveilans
Menurut WHO (2004) surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat diambil tindakan. Berdasarkan
definisi di atas dapat diketahui bahwa surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan
penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis terhadap kejadian dan
31

distribusi penyakit serta fakto-faktor yang mempengaruhinya pada masyarakat


sehingga dapat dilakukan penanggulangan untuk dapat diambil tindakan efektif.
Tujuan surveilans epidemiologi ini adalah agar tersedianya data dan informasi
epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program, dan peningkatan
kewaspadaan serta respon KLB yang cepat dan tepat secara menyeluruh.
Laporan kegiatan surveilans ini terdiri dari laporan mingguan, laporan bulanan,
dan laporan pada saat terjadi KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24
jam. Pada laporan mingguan ada 24 penyakit yang dilaporkan yaitu diare akut,
malaria konfirmasi, suspek dengue, pneumonia, disentri, suspek demam tifoid,
sindrom jaundice akut, suspek chikungunya, suspek flu burung, suspek campak,
suspek difteri, pertusis, Acute Flacid Paralysis (AFP), gigitan hewan penular rabies,
suspek antrax, suspek leptospirosis, suspek kolera, kluster penyakit tidak lazim,
suspek meningitis/encephalitis, suspek neonatus neonatorum, suspek tetanus, ILI
(penyakit serupa influenza), dan suspek HFMD. Sedangkan penyakit yang dilaporkan
setiap bulannya dalam surveilans terpadu adalah kolera, diare, diare berdarah, tifus
perut klinis, TBC paru BTA +, suspek TBC Paru, kusta (PB, MB), campak, difteri,
batuk rejan, tetanus, hepatitis klinis, malaria (klinis, vivak, falsifarum, mix), DBD,
demam dengue, pneumonia, sifilis, gonorrhoe, frambusia, filariasis, influenza,
hipertensi, dan diabetes melitus.

2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

a. Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )


Tujuan UKS adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah.
Ruang lingkup kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dilaksanakan Puskesmas
Pauh seperti:
1) Pendataan
Jumlah siswa yang di data tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Jumlah Siswa Tahun 2018


No Jenjang Sekolah Jumlah Siswa
1 SD 1.599
2 SMP 596
3 SMA 168
Jumlah total

2) Penyuluhan
Penyuluhan yang diberikan disekolah antara lain:
32

a) Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Pra remaja dan Remaja


b) Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
c) Penyuluhan Gizi
d) Penyuluhan NAPZA dan Rokok
e) Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
f) Penyuluhan cara gosok gigi yang benar
g) Penyuluhan kesehatan indera

3) Penjaringan Anak Sekolah.


Penjaringan kesehatan dilakukan bagi siswa kelas I yang baru masuk dan
hasilnya akan dimanfaatkan untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi
kegiatan UKS. Inti dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara dini masalah-
masalah kesehatan anak sekolah, antara lain status gizi anak, kesehatan indera
penglihatan dan pendengaran yang merupakan faktor penting bagi anak dalam
proses pembelajaran

Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Penjaringan Siswa Tahun 2018


siswa Tajam
Jumlah Status gizi Tajam
N Sekola yang Seru O pen- Karie buga
sekola penglihata
o h dijarin men M dengara s gigi r
h N G K n normal
g n
24 1 26 1
1 SD 13 346 86 346 346 255 346
4 6 0
17 0
2 SMP 8 211 1 38 211 39 211 72 211
2
0
3 SMA 1 66 61 0 5 66 25 66 25 66

47 1 12 32 1
Jumlah 22 623 623 623 352 623
7 7 9 4

4) Pemeriksaan berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugas kesehatan, guru UKS, dokter kecil
kepada seluruh siswa dan guru setiap 6 bulan, untuk memantau, memellihara serta
meningkatkan status kesehatan mereka. Kegiatan yang dilakukan berupa
penimbangan BB, pengukuran TB, pemeriksaan ketajaman penglihatan dan
pendengaran oleh guru UKS dengan dokter kecil, pemeriksaan kesehatan oleh
petugas kesehatan.

Tabel 4.11 Jumlah Siswa pada Pemeriksaan Berkala di Wilayah Kerja


Puskesmas Pauh Tahun 2018
33

No Pemeriksaan Berkala Jumlah


1 Jumlah sekolah yang melaksanakan pemeriksaan berkala 14
2 Jumlah siswa yang diperiksa secara berkala 1341
3 Jumlah siswa dengan status gizi normal 1060
4 Jumlah siswa dengan status gizi gemuk 68
5 Jumlah siswa dengan status gizi kurus 213
6 Jumlah siswa dengan serumen 542
7 Jumlah siswa dengan otitis media 4
8 Jumlah siswa dengan karies gigi 688
9 Pemeriksaan HB siswi putri 260

5) Imunisasi
Memberikan imunisasi DT kepada murid kelas I dan imunisasi Td kepada
murid kelas II. Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan perlindungan
jangka panjang terhadap penyakit difteri dan tetanus dengan imunisasi Difteri
Tetanus Toxoid (DT) dan Tetanus Toxoid (TT).
6) Pembinaan UKS dan dokter kecil
Dokter kecil adalah siswa/siswi yang ikut melaksanakan sebagian usaha
pelayanan kesehatan serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang
diselenggarakan di sekolah. Dokter kecil di pilih oleh guru guna ikut melaksanakan
sebagian usaha pelayanan kesehatan terhadap diri sendiri, keluarga, teman murid
pada khususnya dan sekolah pada umunya.
Kriteria Peserta Dokter Kecil adalah:
a. Telah menduduki kelas 4 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
b. Siswa kelas 5 dan 6 yang belum pernah mendapat pelatihan dokter kecil
c. Berprestasi di sekolah
d. Berbadan sehat
e. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab
f. Berpenampilan bersih dan berperilaku sehat
g. Berbudi pekerti baik dan suka menolong
h. Di izinkan orang tua
Kegiatan Dokter Kecil adalah:
a. Menggerakkan teman untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat
b. Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi
c. Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
d. Pemeriksaan penglihatan
e. Pemeriksaan kesehatan gigi

f. Pengenalan dini penyakit dan tanda-tandanya


g. Pengobatan sederhana
h. Pengamatan kebersihan ruang UKS, warung dan kebun sekolah
i. Pengamatan hygiene/ sanitasi, rumah dan sekolah, halaman ruang kelas,
perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cucian, WC, kamar mandi, tempat
sampah, saluran pembuangan.
34

j. Penjagaan kesehatan terhadap kecelakaan: kotak P3K, alat pemadam kebakaran,


alat bermain, lapangan bermain.
k. Pencatatan dan pelaporan.
l. Rujukan.
b. Kesehatan Olahraga
Program kesehatan olahraga bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
khususnya kesehatan jasmani melalui latihan-latihan fisik yang berpengaruh langsung
dan penting terhadap produktivitas kerja. Program kesehatan olahraga meliputi kegiatan
disekolah dan kegiatan olah raga di masyarakat, tetapi dalam kegiatan olahraga di
masyarakat belum terlaksana sebagaimana mestinya.
c. Kesehatan Jiwa
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya kesehatan secara khusus yang dilaksanakan
petugas Puskesmas dengan dukungan peran serta masyarakat dengan menggunakan
teknologi tepat guna. Tujuannya agar tercapainya derajat kesehatan jiwa yang optimal
bagi seluruh masyarakat.

Tabel 4.12 Jumlah Pasien dengan Gangguan Jiwa di Puskesmas Pauh Tahun 2018
No Desa Jumlah Pasien Gangguan Jiwa Pengobatan
1 Pauh 4 2 teratur, 2 tidak teratur
2 Pauh 1 6 2 teratur, 4 tidak teratur
3 Belani 3 Tidak teratur
4 Batu Kucing 2 Tidak teratur
5 Tanjung Raja 0
6 Mekar Sari 0
7 Air Bening 0
8 Ketapat Bening 0
Jumlah 15 4 teratur, 11 tidak teratur

d. Kesehatan Reproduksi dan Remaja


Kegiatan dalam upaya kesehatan reproduksi remaja adalah penyuluhan-
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, masalah-masalah pada sistem reproduksi dan
remaja, penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), konseling, dan pelayanan kesehatan
remaja. Kegiatan ini dilakukan baik di dalam gedung maupun luar gedung seperti ke
sekolah-sekolah SMP/sederajat dan SMA/sederajat.

Tabel 4.13 Jumlah Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Remaja di Wilayah Kerja
Puskesmas Pauh Tahun 2018
Remaja yang
Jumlah remaja
mendapatkan Remaja Remaja
(10-18 tahun) Remaja Remaja
No Desa pelayanan yang bersali
Laki- Perem kesehatan anemia merokok
hamil n
laki puan
1 Pauh 223 220 29 1 1 0 130
2 Pauh 1 273 275 30 0 0 0 161
35

3 Tanjung Raja 204 185 19 2 0 0 108


4 Batu Kucing 187 195 18 1 1 0 111
5 Air Bening 254 236 14 0 0 0 147
6 Ketapat Bening 244 218 16 1 1 0 134
7 Mekar Sari 210 211 11 1 1 0 139
8 Belani 182 194 15 2 1 0 93
Jumlah 1.777 1.74 152 8 5 0 1.023

e. Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)


Kegiatan upaya kesehatan secara khusus yang dilaksanakan posyandu lansia,
senam lansia, penyuluhan, deteksi dan diagnosa dini usia lanjut, diagnosa kelainan usia
lanjut, proteksi dan tindakan khusus pada usia lanjut dan pemulihan. Sedangkan secara
umum dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas lainnya yang
terkait. Upaya kesehatan lansia ini sangat memerlukan dukungan dan peran serta
masyarakat baik di dalam gedung maupun di luar gedung.
Sasaran upaya kesehatan lanjut usia terdiri dari:
1) Kelompok usia menjelang usia lanjut (umur 45-54 tahun)
2) Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium (55-64 tahun)
3) Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (>65 tahun)

Tabel 4.14 Jumlah Pembinaan Lansia di Puskesmas Pauh Tahun 2018


Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah
No Desa posyandu kelompok kader kunjungan
lansia
lansia senam lansia lansia lansia
1 Pauh 518 1 1 2 758
2 Pauh 1 406 1 1 2 499
3 Batu Kucing 337 1 1 2 368
4 Belani 226 1 1 2 364
5 Tanjung Raja 125 1 1 2 386
6 Mekar Sari 224 1 1 2 229
7 Air Bening 372 1 1 2 314
8 Ketapat Bening 205 1 1 2 382
Jumlah 2.413 8 8 16 3.300

f. Upaya Kesehatan Indera


1) Upaya Kesehatan Indera Penglihatan
Upaya Kesehatan mata adalah upaya kesehatan dasar yang dilaksanakan
ditingkat Puskesmas secara terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya.
a) Tujuan umum: meningkatkan derajat kesehatan mata, upaya pencegahan agar tidak
berkembang menjadi lebih buruk.
b) Tujuan khusus :
1) Menurunkan prevalensi kesakitan mata dan kebutaan sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan masyarakat.
36

2) Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat dalam pemeliharaan


dibidang kesehatan mata dan pencegahan kebutaan.
Kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Penyuluhan kesehatan mata dan penyakit mata
b) Pemeriksaan kesehatan mata pada siswa
c) Pemeriksaan dan pengobatan pada pasien di puskesmas
d) Mendata pasien katarak
e) Rujukan

Tabel 4.15 Jumlah Kujnjungan Penyakit Mata di Puskesmas Pauh Tahun 2018
No Nama Penyakit Jumlah
1 Katarak 39
2 Konjungtivitis 117
3 Glaukoma 1
4 Pterigium 3
Jumlah 160

Upaya pencegahan kebutaan di lakukan dengan pemberian Vitamian A dosis


tinggi kepada bayi dan balita pada usia 6 bulan sampai 59 bulan setiap bulan Februari
dan Agustus.

2) Upaya Kesehatan Indera Pendengaran


Kesehatan indera pendengaran merupakan hal yang sangat penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Gangguan pada pendengaran dapat
menimbulkan gangguan komunikasi, kognitif, tingkah laku, perkembangan sosial dan
emosional.

Tabel 4.16 Jumlah Pasien yang Mengalami Gangguan pada Indera Pendengaran di
Puskesmas Pauh Tahun 2018
No Gangguan Indera Pendengaran Jumlah Keterangan
1 Otitis media 13 -
Penjaringan
2 Serumen 324
kesehatan siswa
3 Presbikum 0 -

g.Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana


Setiap bencana selalu menimbulkan krisis kesehatan, dan di wilayah kerja
Puskesmas Pauh ada 5 desa yang merupakan desa rawan bencana terutama banjir yang
terjadi setiap tahunnya. Dalam upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana,
puskesmas akan menyampaikan informasi pra bencana dan perkembangan bencana ke
37

Dinas Kesehatan Kabupaten. Kemudian puskesmas akan membuat posko-posko


kesehatan yang tersebar di desa yang mengalami bencana agar masyarakat yang
menbutuhkan tetap mendapatkan pelayanan kesehatan.

Tabel 4.17 Jumlah Laporan Krisis Kesehatan Akibat Bencana di Wilayah Kerja
Puskesmas Pauh Tahun 2018
Jenis Kerusakan rumah Kedala Korban
N Korban Pengungsi Korban
Desa ben Terbakar/ Rusak Rusak man mening
o roboh (KK) (KK) luka
cana tenggelam berat ringan banjir gal
1 Pauh Banjir 2 0 0 0 1m 215 1 0 0
2 Pauh 1 Banjir 1 0 0 0 45 cm 93 0 0 0
Batu
3 Banjir 0 0 0 0 1m 183 0 0 0
Kucing
4 Belani Banjir 0 0 0 0 10 cm 46 0 0 0
Tanjung
5 Banjir 5 0 0 0 1m 106 1 0 0
Raja

B. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

1. Poli Umum
Poli umum ini difungsikan untuk pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan.
2. Unit Gawat Darurat (UGD)
Ruang UGD ini berfungsi untuk perawatan dan pengobatan kasus gawat dan darurat
yang membutuhkan penanganan segera. Kegiatan yang dilakukan di ruangan ini seperti
perawatan luka mulai dari heating sampai dengan up heating, insisi abses, pengangkatan
serumen, dan lain sebagainya.
3. Poli KIA-KB
Kegiatan di poli KIA adalah pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet Fe dan
Calsium Laktate, pemberian vaksin TT pada ibu hamil, pelayanan KB, konseling, dan lain
sebagainya.

4. Ruang Bersalin, neonatus, dan nifas


Kegiatan di ruang bersalin adalah pertolongan persalinan, pemeriksaan neonatus, dan
perawatan ibu nifas.
5. Farmasi
a. Gudang Obat
Kegiatan yang dilakukan di gudang obat adalah:
1) Mengamprah obat setiap 3 bulan sekali ke gudang farmasi berdasarkan pemakaian
dan kebutuhan.
2) Setelah obat datang obat disimpan dalam gudang dan dicatat pada buku penerimaan
obat, kartu stok obat, buku penerimaan dan pengeluaran obat.
3) Obat disimpan menurut jenis dan kegunaan obat
4) Untuk Puskesmas Pembantu pengamprahannya diberikan setiap 1 bulan sekali sesuai
dengan obat yang dipakai dengan kunjungan pasien.
38

5) Obat yang dikeluarkan langsung dibukukan pada buku penerimaan dan pengeluaran
serta pada kartu setok obat.
6) Setiap akhir bulan mengkompilasi seluruh penggunaan obat dan sisa obat di sub unit
pelayanan yang ada.
7) Membuat laporan setiap bulan sekali dengan memakai blangko LPLPO.
8) Membuat Tabel obat dengan pemakaian 10 obat terbanyak.
9) Melaksanakan Konseling

Tabel 4.18 Daftar 10 Pemakaian Obat Terbanyak di Puskesmas Pauh Tahun 2018
No Nama Obat Jumlah Pemakaian
1 Amoxicillin 14.400
2 Asam mefenamat 10.400
3 Ranitidine 10.280
4 Vitamin B Complek 10.200
5 Dexamethasone 9.300
6 Metformin 7.350
7 Ibuprofen 8.600
8 Captopril 8.500
9 Amlodipin 8.430
10 CTM 8.000

b. Apotik
Kegiatan yang dilaksanakan di apotik adalah sebagai berikut:
3) Merencanakan kebutuhan obat rawat jalan dan UGD
4) Menerima resep
5) Memberikan obat dan informasi obat pada pasien.
6) Membuat rekapan harian pemakaian obat.
7) Memasukan pada register bulanan.
8) Membuat laporan bulanan.
C. Jejaring Kesehatan

Jejaring kesehatan yang ada di Puskesmas Pauh adalah:


1. Puskesmas Pembantu (Pustu)
Puskesmas Pauh memiliki wilayah kerja yang cukup luas terdiri dari 8 desa. Untuk
menjangkau ke semua desa, Puskesmas Pauh memiliki beberapa jaringan diantaranya:
Pustu Pauh, Pustu Translok Pauh, Pustu Air Bening, Pustu Ketapat Bening, Pustu Tanjung
Raja, Pustu Belani, dan Pustu Batu Kucing.
2. Puskesmas Keliling (Pusling)
Puskesmas keliling dilakukan sebagai upaya pelayana kesehatan yang bebasis jemput
bola ke seluruh desa di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Kegiatan ini dilakukan setiap bulan
dengan jadwal yang telah ditentukan bersama pada saat rapat lintas sektoral.
3. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Posbindu PTM dilakukan sebagai upaya deteksi dini pada penyakit-penyakit tidak
menular seperti hipertensi, diabetes, kolesterol, asam urat, dan lain sebagainya. Sasaran
posbindu ini adalah usia dari 15 tahun ke atas. Kegiatan yang dilakukan dalam posbindu
adalah:
39

a. Pendaftaran peserta posbindu


b. Wawancara untuk menggali faktor resiko
c. Penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar perut
d. Pemeriksaan tekanan darah, kadar glukosa dalam darah, asam urat, dan kolesterol.
e. Edukasi / konseling.
4. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Melalui PIS-PK, puskesmas diharapkan mengetahui keterkaitan antara satu masalah
dengan masalah lain di berbagai program, serta mencoba mencari tahu solusi serta
mengintervensi masalah tersebut. Ada 12 indikator dalam PIS-PK yaitu: KB, bersalin di
fasilitas kesehatan, imunisasi dasar lengkap, asi eksklusif, pemantauan pertumbuhan balta,
penderita TB berobat sesuai standar, penderita hipertensi berobat teratur, gangguan jiwa
tidak ditelantarkan, tidak merokok, air bersih, jamban sehat, dan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).

Anda mungkin juga menyukai