Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN REAKSI TRANSFUSI DARAH

RSU SARASWATI
Jl. Jend A. Yani Nomor Dokumen : NO. Revisi : Halaman :
No.27 SPO/007/R.I/VIII/18 I 1/2
Cikampek

Tanggal Terbit Disahkan oleh,


PROSEDUR 14 Desember 2016 Direktur RSU Saraswati
TETAP

(dr. Dewvi Lo, MARS)


PENGERTIAN Reaksi yang timbul akibat pemberian transfuse darah, yang dapat
meliputi :
1. Reaksi ringan, dengan gejala : ruam kulit yang gatal
2. Rekasi sedang berat, dengan gejala : urtikaria berat, kulit
kemerahan (flushing), demam > 38 C, menggigil, gelisah,
peningkatan detak jantunmg
3. Reaklsi yang mengancam jiwa, dengan gejala : demam > 38
C, menggigil, gelisah, peningkatan detak jantung, nafas
cepat, urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglopbinuria),
perdarahan yang tidak jelas penyebebnya, bingung,
gangguan kesadaran
TUJUAN Sebagai panduan dalam memberikan pertolongan dan
penatalaksanaan rekasi transfuse darah dengan ceoat
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Saraswati no: Kep/035/yanmed/X/2016 tentang
Panduan Transfusi

PROSEDUR 1. Perawat menghubungi dokter jaga


2. Dokter jaga memeriksa dan mengidentifikasi jenis reaksi
transfuse yang terjadi
3. Pada reaksi transfuse ringan dilakukan :
a. Lambatkabn transfuse
b. Beri antihistamin oral: cetirizine atau loratadine 0,2
mg/Kgkortikosteroid : dexamethasone 0,1 mg/kg BB secara
intravena.
c. Teruskan transfuse dengan kecepatan normal jika tidak
terjadi perburukan gejala Setelah 30 menit
d. Tangani sebagai rekasi transfuse sedang jika gejala menetap
4. Pada reaksi transfuse sedang berat dilakukan :
a. Stop pemberian transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan
memberikan garam normal
b. Beri antihistamin oral : cetirizine atau lopratadine 0,2
mg/Kgkortikosteroid : dexamethasone 0,1 mg/kg BB secara
intravena
c. Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing
d. Perlengkapan bekas transfuse darah, sampel darah pasien
dikirim ke bank darah (darah EDTA 2 sampel, darah tanpa
antikoagulan 1 sampel)
e. Sampel urine yang terkumpul dalam waktu 24 jam diperiksa
ke laboratorium.
f. Observasi tanda-tanda vital secara teratur dan berkala
g. Jika terjadi perbaikan, mulai kembali transfuse secara
perlahan dengan darah baru dan amati dengan seksama
h. Tangani sebagai reaksi yang mengancam jiwa jika tidak
terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit
5. Pada transfuse yang mengancam jiwa dilakukan :
a. Stop transfusi, tetapi biarkab jalur infus dengan memberikan
garam normal
b. Jaga jakan nafas dan beri oksigen
PENANGANAN REAKSI TRANSFUSI DARAH

RSU SARASWATI
Jl. Jend A. Yani
No.27
Cikampek
Nomor Dokumen : NO. Revisi : Halaman :
SPO/007/R.I/VIII/18 I 1/2
c. Beri epinefrin 0,01 mg/kgBB
d. Tangani syok
e. Beri ionjeksi intravena kortikosteroid : dexamethasone 0,1
mg/kgBB
f. Beri bronkodilator jika terjadi wheezing
g. Jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemide
1 mg/kg BB IV
h. Beri antibiotic untuk septisemia
i. Observasi tanda-tanda vital secara teratur dan berkala
j. Catat dan periksa volume urine yang keluar dalam 24 jam
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Staf Medis
3. Instalasi Lboratorium
4. Instalasi Farmasi
5. KomiteMutu dan Manajemen Risiko
6. Komite KPRS
7. Ruang ICU

Anda mungkin juga menyukai