Anda di halaman 1dari 15

PERSEPSI MAHASISWA FIB UNDIP TERHADAP

ELECTRONIC LIBRARY
UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
Oleh:
Sri Ati Suwanto, Yuli Rohmiyati, Desy Ery Dani, Amin Taufiq, Heriyanto
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

ABSTRACT

Electronic Library or often called E-Library growth rapidly and many of libraries in
Indonesia applied this concept. Library of Diponegoro University has been operating E-
library since 2005, and have made many changes, in term of its appearance, or information
shown in the web. This E-Library is used by the university to contribute the implementation of
e-learning and e-research at Diponegoro University. This research is aimed at knowing the
students perception of UNDIP’s E-Library’s service. The methods used in this research
descripve quantitative-qualitative types, using questionaire dan interview data collection.
The benefit of this research can hopefully improve Diponegoro University Library services,
especially at E-Library service. The results of this study are most of the students feel satisfy
with the services given by the librarian concerning the convenience of web accessibility, the
rapidity web access, contents of the web, types and kinds of information provided by the
Diponegoro University’s website. Meanwhile for frequency of web visitation most of the
respondents are rare visiting the we. They said that it is caused by the collections are not up
to date and the appearances are not interesting. For the librarians they said most of them are
not friendly and hospitable. The student hope library should improve their service to meet
their users needs.

Keywords: Users’ perception; Electronic Library, Library of Diponegoro University

A. PENDAHULUAN diberikan di sini adalah perpustakaan


elektronik (e-library).
Perkembangan teknologi baru di bidang
E-Library muncul menandai
komunikasi dan informasi membawa
lahirnya era cyberspace waktu ini menurut
pengaruh terhadap pergeseran paradigma
Hadi (2005: 4) sebagai era penting ketika
perpustakaan yang semula berbasis tekstual
bentuk realitas fisik mengalami pergeseran
menjadi elektronik. Salah satu dampak
pada material digital. Mengutip dari konsep
yang paling signifikan dari perubahan
pendekatan deterministik (technological
paradigma tersebut adalah munculnya
determinism) dari Mc Luhan, yang
layanan-layanan baru yang menawarkan
berpendapat bahwa dunia akan menjadi
pencarian dan penemuan informasi secara
semacam desa global (global village) yang
elektronis. Dan contoh yang dapat
akan memungkinkan manusia terhubung
dengan jaringan infomasi digital sehingga

239
konsep informasi menjadi esensial sebagai oleh African Digital Library memberikan
embrio munculnya perpustakaan digital. definisi koleksi digital sebagai berikut:
Pendit (2007: 1) berpendapat “… an electronic Internet
based collection of
teknologi baru di bidang komputer dan
information that is normally
informasi membawa pemikiran baru yang found in hard copy, but
converted to a computer
diberi tajuk perpustakaan digital (digital
compatible format. Digital
library). Konsep ini membawa pada books seemed somewhat slow
to gain popularity, possible
pemikiran konsep yang tidak saja merujuk
because of the quality of many
pada pergeseran teknologi melainkan pada computer screens and the
relatively short ‘life’ of the
pergeseran tata pikir, pergeseran
Internet.”
paradigma, perubahan tingkah laku, sampai Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
rekonstruksi persepsi dari nilai dan sistem bahwa tolok ukur dari sebuah konsep
nilai yang ada dalam konteks lingkungan perpustakaan digital adalah koleksi yang
digital. dimiliki juga berbentuk digital, di mana
E-Library saat ini berkembang mempunyai bentuk dan format yang
demikian pesatnya di seluruh dunia dan sifatnya mampu diubah (convert) kedalam
diterapkan hampir di seluruh jenis bentuk lain dan membutuhkan jaringan
perpustakaan. E-Library merupakan internet untuk mengakses koleksi tersebut.
Perpustakaan digital (“digital library” atau Sementara itu Donald J. Waters
“electronic library” atau “virtual library), mendefinisikan perpustakaan digital
yaitu perpustakaan yang mempunyai sebagai berikut :
koleksi buku sebagian besar dalam bentuk
“organizations that provide
format digital dan yang bisa diakses dengan
the resources, including the
komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda specialized staff, to select,
structure, offer intellectual
dengan jenis perpustakaan konvensional
access to, interpret, distribute,
yang berupa kumpulan buku tercetak, film preserve the integrity of, and
ensure the persistence over
mikro (microform dan microfiche), ataupun
time of collections of digital
kumpulan kaset audio, video, dan lain-lain. works so that they are readily
and economically available
Isi dari perpustakaan digital berada dalam
for use by a defined
suatu komputer server yang bisa community or set of
communities.”
ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi
yang jauh, namun dapat diakses dengan Konsep perpustakaan digital menurut
cepat dan mudah lewat jaringan komputer. Waters, merupakan sinergi konsep dari
Lebih jauh, Glossary yang dikeluarkan komponen SDM, infrastruktur, asset

240
intelektual (pengetahuan terekam) yang E-library Undip telah dilaksanakan
terkait dengan kebutuhan komunitas sejak tahun 2005 merupakan sebuah upaya
masyarakat, sehingga konsep perpustakaan untuk mendukung pelaksanaan e-learning
digital tidak pernah lepas dari dan e-research di UNDIP. Dari data
perkembangan kebutuhan masyarakat akan kunjungan e-library di UNDIP dari bulan
informasi yang cepat, tepat, dan aktual. Maret - April 2012 page load berkisar
Dalam konteks perguruan tinggi, antara 14.280-38.192 kali, dan first time
konsep perpustakaan digital semakin jelas visit berkisar antara 2.179- 4.523 kali.
lagi memperlihatkan kesinambungan mulai Namun hal yang menarik untuk diketahui
dari konsep pustaka sampai konsep digital. adalah returning visits hanya berkisar
Peradaban perguruan tinggi dikatakan antara 550-2.031 kali. Dari data statistik
Pendit (2007: 2) dibangun dari konsep diatas diasumsikan bahwa pengguna pada
pengetahuan terekam. Setiap perguruan awalnya sangat antusias untuk
tinggi selalu mengupayakan pencarian menggunakan e-library di UNDIP tapi
pengetahuan baru melalui penelitian, kemudian mungkin karena mereka kecewa
penemuan (inquiry), yang kemudian mereka tidak kembali mengunjungi e-
dilakukan perekaman pengetahuan yang library UNDIP, namun mayoritas pengguna
menghasilkan bentuk penyebarluasan tidak lagi mengunjungi situs tersebut untuk
pengetahuan terekam dari pada cendikia di mendapatkan informasi. Sebagian kecil
perguruan tinggi. Kondisi di atas semakin pengguna yang menggunakan kembali
nyata ketika teknologi informasi digunakan berkunjung ke situs tersebut. Hal tersebut
sebagai alat katalis penyebarluasan memicu keinginan para peneliti untuk
informasi ilmiah. mengetahui penyebab turunnya
Dikatakan, perpustakaan elektronik penggunaan E-Library UNDIP serta
dalam konteks perguruan tinggi dapat mendapatkan informasi dan solusi untuk
dilihat sebagai sebuah kesinambungan meningkatkan pelayanan E-Library
alamiah. Pendit (2007: 2) berpendapat, UNDIP. Penelitian ini bertujuan untuk
perpustakaan digital juga mudah dilihat mengetahui perpsepsi mahasiswa terhadap
sebagai kelanjutan upaya awal yang layanan yang diberikan melalui e-library
berkorelasi dengan kinerja dan kualitas UNDIP dan diharapkan dapat menjadi
kepustakawanan sebagai bentuk tradisi acuan bagi pengembangan layanan e-
yang sudah terbukti berperan penting bagi library UNDIP.
pengembangan ilmu pengetahuan manusia.

241
B. TINJAUAN LITERATUR menggambarkan adanya interaksi diantara
1. Persepsi elemen yang sistematis dan teratur untuk
Menurut Ruch (1967: 300), persepsi menciptakan dan membentuk aliran
adalah suatu proses tentang petunjuk- informasi yang mendukung pembuatan
petunjuk inderawi (sensory) dan keputusan dan melakukan kontrol terhadap
pengalaman masa lampau yang jalannya perusahaan (perpustakaan).
diorganisasikan untuk memberikan kepada Sedangkan Indrajit (2000:29)
gambaran yang terstruktur dan bermakna mendefinisikan sistem informasi sebagai
tentang suatu situasi tertentu. Lalu Gibson suatu kumpulan dari komponen-komponen
dan Donely (1994: 53) menjelaskan bahwa dalam perusahaan atau organisasi yang
persepsi adalah proses pemberian arti berhubungan dengan proses penciptaan dan
terhadap lingkungan oleh seorang individu. pengaliran informasi. Sistem informasi juga
Berdasarkan uraian tersebut bisa sering didefinisikan sebagai sistem
dikatakan persepsi adalah tanggapan informasi manajemen.
seseorang atau sebuah kelompok terhadap Sistem Informasi Perpustakaan
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. (SIPERPUS) merupakan perangkat lunak
Persepsi dapat bersifat positif, netral dan yang didesain khusus untuk mempermudah
negatif. Persepsi yang bersifat positif pendataan koleksi perpustakaan, katalog,
apabila objek tersebut ditanggapi secara data anggota/peminjam, transaksi dan
baik, sementara persepsi yang bersifat sirkulasi koleksi perpustakaan.
negatif apabila objek tersebut ditanggapi Keseluruhannya bekerja secara sistematis
secara tidak baik, dan persepsi yang sehingga dapat memperbaiki administrasi
bersifat netral apabila objek tersebut tidak dan operasional perpustakaan serta dapat
memihak kepada salah satu pihak. menghasilkan bentuk-bentuk laporan yang
efektif dan berguna bagi manajemen
2. Sistem Informasi Perpustakaan perpustakaan (Lutfian.Sofware, 2009:1).
Berbasis Web Menurut Harmawan (2009:1) sistem
Istilah Sistem Informasi perpustakaan merupakan sistem automasi
didefinisikan Oetomo (2002:11) sebagai perpustakaan. Di dalam sistem
kumpulan elemen yang saling berhubungan perpustakaan terdapat modul-modul yang
satu sama lain yang membentuk satu terintegrasi dari sistem yang satu ke sistem
kesatuan untuk mengintegrasikan data, yang lain. Adapun modul-modul yang
memproses, menyimpan serta dapat terintegrasi yaitu:
mendistribusikan informasi. Definisi ini

242
a) Modul Pengadaan d) Modul sirkulasi dalam kalimat yang
Pengadaan merupakan kegiatan sederhana adalah proses edar suatu
pokok dari perpustakaan atau pusat benda.
dokumentasi karena kegiatan ini Jika koleksi yang dimaksud adalah
mengusahakan buku-buku yang dibutuhkan buku, maka arti sirkulasi adalah proses
ada dalam koleksi. Modul pengadaan ini peredaran buku dengan berbagai jenis
berfungsi untuk membuat daftar usulan kegiatan transaksi antara pengguna dengan
buku dan daftar pengadaan buku. petugas perpustakaan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sjahrial-Pamuntjak (2000:
b) Modul Pengatalogan 97) yang menyatakan : “Peminjaman buku
Katalog adalah daftar barang yang atau sirkulasi adalah kegiatan pengedaran
berada pada suatu tempat, sedangkan koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca di
katalog perpustakaan adalah daftar bahan dalam perpustakaan maupun untuk keluar
pustaka yang ada dalam perpustakaan. perpustakaan. Pelayanan dapat diberikan
Yang tujuannya adalah untuk memudahkan dengan sistem pelayanan terbuka dan
para anggota perpustakaan untuk dengan sistem pelayanan tertutup”.
mengetahui koleksi perpustakaan dengan
cepat. Adapun fungsi modul pengatalogan e) OPAC
adalah untuk mengelola data koleksi buku Otomasi perpustakaan akan
maupun koleksi berkala. memudahkan pengguna/pustakawan dalam
menelusur informasi khususnya katalog
c) Modul keanggotaan melalui OPAC. Pengguna/pustakawan
Keanggotaan perpustakaan sangat dapat menelusur suatu judul buku secara
perlu untuk mempermudah pengguna bersamaan. Di samping itu, mereka juga
dalam meminjam koleksi perpustakaan. dapat menelusur buku dari berbagai
Untuk pengurusan keanggotaan setiap pendekatan. Misalnya melalui judul, kata
perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. kunci, pengarang, kata kunci pengarang,
Modul keanggotaan berfungsi untuk subyek, kata kunci subyek dsb. Sedangkan
mengelola data anggota seperti apabila menggunakan katalog manual,
penambahan, pengeditan dan penghapusan pengguna/pustakawan hanya dapat akses
data anggota. melalui tiga pendekatan yaitu judul,
pengarang, dan subyek (Harmawan
2009:1).

243
3. Konsep E-library 4. Memakai sarana elektronik untuk
Sudah lebih dari dua dekade menyimpan, mengelola, dan
teknologi informasi sangat membantu menyampaikan informasi kepada
perpustakaan. Perpustakaan telah pengguna.
mengalami pergeseran fokus ke format Menurut Oppeheim, seperti yang dikutip
digital untuk sumber daya informasi oleh Rowley (1998: 3) definisi mengenai
(Shelburne, 2009). Karena akses online ke electronic library, yaitu:
dokumen menjadi semakin populer, …an organized and managed
collection of information in a
munculnya e-library tersebut yang telah
variety of media (text, still
membawa perubahan mendasar bagi image, moving image, sound
or combinations thereof). The
perpustakaan
collection is organized and
Sebuah e-library menyediakan managed for the benefit of an
actual or potential user
metode yang sangat efisien dan konsisten
population, and in particular
untuk pencarian dan akses informasi serta is structured for easy access
to its contents. Typically, such
untuk kepuasan kebutuhan pengguna
an electronic library will
(Hsieh, Chin, & Wu, 2004). Munculnya e- include a number of search or
navigation aids that will both
library memberikan kesempatan kepada
operate within that particular
pengguna untuk mengakses berbagai library and allow access to
other collection of
sumber daya informasi
information connected by
Pendit (2007: 23) memberikan networks worldwide.
beberapa karakteristik dan entitas yang
Dengan demikian menurut Oppenheim,
dapat membedakan sebuah konsep
konsep perpustakaan digital tidak akan
perpustakaan digital:
mempunyai kemajuan apabila tidak
1. Memakai komputer untuk
dihubungan dengan konsep jaringan
mengelola perpustakaan
(networks).
2. Menggunakan saluran elektronik
Berikut ini adalah beberapa
untuk menghubungkan penyedia
keuntungan utama dari e-library
informasi dengan pengguna
dibandingkan dengan perpustakaan
informasi
tradisional: (1) sumber daya disimpan
3. Memanfaatkan transaksi elctronik
dalam bentuk digital, oleh karena itu, lebih
yang dapat dilakukan dengan
mudah untuk melacak, (2) akses ke e-
bantuan stsf jika diminta oleh
library koleksi sangat kecil , cepat, dan
pengguna,
adil; dan (3) teknik pencarian menawarkan

244
peningkatan fleksibilitas dan kekuatan 3. Human-friendly, Intelligence
untuk pengguna (Barnett, 1998; Thong, Interface; antarmuka yang
Hong, &Tam, 2002). Selain itu, tujuan memungkinkan peningkatan
adanya e-library adalah untuk melakukan produktivitas intelek dalam bentuk
semua fungsi perpustakaan tradisional fasilitas yang memungkinkan
secara online, serta untuk membuat tersedia berbagai pengguna melakukan
banyak kesempatan dan sumber daya dari berbagai cara pencarian dan
dunia digital saat ini (Deb, Kar, &Kumar, pengaitan dokumen
2003). 4. Interoperability; teknologi yang
Walaupun ada potensi banyak memungkinkan berbagai teknologi
manfaat untuk E-Library, itu masih bisa berbeda saling “bercakap-cakap”
berpotensi kurang digunakan oleh dalam lingkungan yang heterogen
pengguna (Ramayah, 2006a, 2006b). (sangat beragam)
Meskipun e-library telah dipromosikan 5. Scalability; teknologi yang
menjadi berbagai tingkat pengguna, niat di memperluas sebaran informasi dan
antara para mahasiswa untuk terus meningkatkan jumlah pengguna
menggunakan sistem seperti ini masih serta kemungkinan aksesnya
sangat rendah (Chu, 2003). 6. Open System Development;
Mukaiyama dalam Pendit (2007: teknologi yang memungkinkan
27) mengemukakan bahwa pada dasarnya adanya standarisasi.
ada 7 teknologi yang menjadi perhatian 7. Highly Flexible System
ketika konsep perpustakaan digital akan Development; teknologi yang
diterapkan, yaitu: dengan cepat dapat menyesuaikan
1. Content Processing Technology; dengan perkembangan sosial
teknologi untuk menciptakan, masyarakat.
menyimpan, dan menemukan
kembali informasi digital; termasuk
didalamnya teknologi untuk C. METODE PENELITIAN
konversi dari dokumen non-digital
Penelitian ini dilakukan dengan
2. Information Access Technology;
menggunakan metode penelitian kuantitatif
teknologi yang memungkinkan
dan kualitatif. Data yang pertama kali
akses ke banyak jenis informasi dari
dikumpulkan adalah data kuantitatif yang
banyak tempat dan disembarang
kemudian diolah dengan menggunakan
waktu

245
table distribusi frekuensi, yaitu suatu daftar dalam suatu penelitian yang bersamaan,
atau tabel yang membagi data dalam dengan catatan bahwa meteode penelitian
beberapa kelas. Distribusi frekuensi ini tersebut dapat digunakan secara bergantian
sendiri terdiri dari 2 macam, yaitu distribusi untuk mengecek atau memperkuat validitas
frekuensi categorical dan distribusi data (Sugiyono, 2006).
frekuensi numerical. Distribusi frekuensi
numerical adalah distribusi frekuensi yang 1. Populasi dan Sampel Penelitian
pembagian kelas – kelasnya dinyatakan Populasi adalah keseluruhan subjek
dalam angka. Setelah data tersaji dalam penelitian (Arikunto, 2006: 130).
bentuk statistic dan tabel numerical, Keseluruhan individu yang mempunyai ciri
kemudian dilakukan pengumpulan data tertentu yang menjadi objek penelitian.
kualitatif melalui observasi dan wawancara Populasi dalam penelitian ini adalah
mendalam terhadap beberapa informan mahasiswa Universitas Diponegoro yang
kunci. Data yang diperoleh tersebut pernah berkunjung (First visit) ke website
kemudian diolah sesuai dengan yang perpustakaan UNDIP. Sementara yang
direkomendasikan oleh Miles dan menjadi sampel adalah mahasiswa yang
Hubermann (1992) yang menyampaikan mengunjungi website tersebut untuk kedua
bahwa terdapat 3 jalur untuk melakukan kalinya (Returning visit). Dari data yang
analisis data kualitatif, yakni reduksi data, diperoleh, tercatat sebanyak 6524
penyajian data dan penarikan kesimpulan. kunjungan pada rentang waktu bulan Maret
Reduksi data merupakan bentuk – April 2012, atau jika dirata-rata tiap bulan
analisis yang menajamkan, maka didapatkan jumlah sebanyak 600
menggolongkan, mengarahkan, membuang orang. Namun dari jumlah tersebut, website
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data perpustakaan pusat UNDIP mencatat hanya
dengan cara sedemikian rupa sehingga 612 orang yang berkunjung kembali, atau
kesimpulan akhir dapat diambil. Sementara sebanyak 20 orang yang dapat
penyajian data adalah kegiatan ketika dikategorikan sebagai returning visit. Maka
sekumpulan informasi disusun sehingga penelitian ini menentukan sample sebanyak
memberikan kemungkinan akan adanya 60 orang yang ditentukan dari 10% dari
penarikan kesimpulan dan pengambilan jumlah populasi, yang dibagikan kuesioner
tindakan. dan sebanyak 20 orang yang akan ditunjuk
Secara teori menurut Sugiyono sebagai informan dan dijadikan responden
(2006, 38) kedua metode tersebut dapat wawancara mendalam. Fokus pertanyaan
digunakan bersama-sama atau digabungkan

246
dalam kuesioner dan wawancara lebih mengunjungi web Perpustakaan Digital
ditekankan kebeberapa hal sebagai berikut : UNDIP karena koleksinya dianggap kurang
1. Frekuensi dan akses kunjungan mutakhir dan tampilannya kurang menarik.
mahasiswa terhadap website UNDIP Sementara itu hanya 1 orang (1,7%) yang
2. Isi dan tampilan website UNDIP menyatakan lebih dari tiga kali dalam
3. Kemudahan akses website UNDIP seminggu berkunjung ke perpustakaan.
4. Fitur dan kemudahan navigasi dan Sementara itu data lain
kecepatan website UNDIP menunjukkan tentang durasi kunjungan
5. Ketahanan sistem website UNDIP mereka. Hal ini digambarkan dalam tabel
6. Indikator koleksi dalam website sebagai berikut,
UNDIP
7. Sumber daya manusia TABEL 2
TABEL RATA-RATA AKSES WEBSITE
8. Hasil penelusuran koleksi dalam
Rata-
website UNDIP No. Keterangan Rata %
1 Kurang dari 10 menit 15 25.0
2 30 menit - 1 jam 21 35.0
D. ANALISIS DATA
3 1-2 jam 19 31.7
1. Frekuensi dan durasi Kunjungan 4 Lebih dari 2 jam 5 8.3
Dari indikator-indikator tersebut di
Total 60 100.0
atas diperoleh hasil yang digambarkan
sebagai berikut,
TABEL 1 Hanya 5 responden yang
FREKUENSI KUNJUNGAN menyatakan mengakses website tersebut
No. Keterangan Frekuensi % selama lebih dari dua jam, sementara
Lebih dari 3 X
1 seminggu 1 1.7 sebagian besar antara 30 menit s.d 1 jam,
2 1-2 X seminggu 20 33.3 dan ada 25% responden (15 responden)
3 1-2 X sebulan 27 45.0 yang menyatakan masuk ke dalam website
4 Lainnya 12 20.0
perpustakaan UNDIP selama kurang dari
Total 60 100.0
10 menit.

Tabel di atas jelas memperlihatkan


2. Tampilan Website
sebanyak 45 % (27 responden) yang
Sementara itu dari sisi tampilan
berkunjung ke perpustakaan online UNDIP
website, responden diberi pertanyaan
1-2 kali sebulan, Dari hasil wawancara,
mengenai kesesuaian tampilannya dengan
ternyata sebagian besar menyatakan jarang
kebutuhan para responden. Dari 60

247
responden, 41 orang atau 68,3% 44 orang atau 73,3% berpendapat bahwa isi
mengatakan bahwa tampilan website website UNDIP sudah sesuai dengan
perpustakaan UNDIP sudah sesuai dengan harapan, 15 orang atau 25% berpendapat
harapan, 19 orang atau 31,7% mengatakan bahwa Isi website tidak sesuai dengan
bahwa tampilan website tidak sesuai harapan. Yang menarik adalah mencermati
dengan harapan, dari jawaban para responden yang saat
Berdasarkan hasil wawancara dilakukan wawancara. Mereka yang
kepada beberapa informan, tampilan menyampaikan informasi yang ditampilkan
webiste UNDIP sudah bagus karena banyak telah sesuai dengan kebutuhan dengan
fitur yang bisa digunakan oleh mahasiswa pertimbangan informasi mencakup
UNDIP, dan ada beberapa informan kebutuhan informasi mahasiswa dari semua
mengatakan bahwa untuk ukuran website program studi, sebagian informasi yang
perpustakaan suatu perguruan tinggi ditemukan bersifat terbaru. Namun
dikatakan lengkap, namun ada juga responden yang mengutarakan tidak sesuai
beberapa informan yang mengatakan mereka berpendapat bahwa terjadi
bahwa tampilan website UNDIP kurang ketidaksesuaian antara informasi yang
baik karena dari segi pewarnaan masih terdapat di OPAC perpustakaan dengan
terkesan kaku dan pucat. Pendapat ketersediaan koleksi di rak. Selain itu
responden tersebut dapat disimpulkan responden mengharapkan disediakannya
bahwa tampilan mempunyai peran yang gambar sampul buku dan dilengkapi
sangat penting untuk sebuah perpustakaan dengan resensi buku.
elektronik karena merupakan navigasi bagi
pengunjung untuk melakukan eksplorasi 4. Kemudahan Akses
sumber informasi. Beberapa elemen yang Berkaitan dengan kemudahan akses,
perlu dipertimbangkan di tampilan antara responden menyampaikan bahwa halaman
lain pemilihan warna, informasi yang web yang dibuat oleh perpustakaan harus
ditampilkan, struktur penyusunan memudahkan pengguna dalam menemukan
informasi. informasi dan harus memperhatikan
kebutuhan informasi pengguna. Beberapa
3. Kesesuain Isi website dengan rekomendasi dari responden agar website
kebutuhan pengguna dapat berfungsi optimal maka mesin
Untuk mengetahui sejauhmana pencari (search engine) yang disediakan
kategori Isi website perpustakaan UNDIP harus lebih ditingkatkan kemampuannya.
sudah sesuai kebutuhan responden, disini Demikian juga dengan Online Public

248
Access Catalogue (OPAC) atau Katalog 5. Fitur Website
elektronik yang disediakan. Selain harus Berikut ini data statistik mengenai
sesuai dengan ketersediaan koleksi di rak, beberapa indikator yang berkaitan dengan
juga harus bisa menyampaikan informasi persepsi responden terhadap fitur website.
yang akurat. Selain itu, responden juga
memberikan memberikan rekomendasi TABEL 4
TABEL FITUR WEBSITE
mengenai pengelolaan informasi, bahwa
akan lebih mudah bagi penelusur informasi No. KETERANGAN Fitur %
1 Sangat tidak mudah 0 0.0
apabila pihak pengelola website
2 Tidak mudah 18 30.0
memberikan pembedaan kategori mengenai 3 Mudah 42 70.0
jenis dan sumber informasi yang dikelola. 4 Sangat mudah 0 0.0

Misalnya jurnal, skripsi, atau jenis laporan Total 60 100.0


penelitian yang lain.
Berikut ini data statistik yang Dari tabel 4 tersebut, tampak bahwa
menggambarkan pendapat responden
sebagian besar responden (42) juga
mengenai kemudahan akses website
perpustakaan pusat UNDIP. menyatakan fitur website mudah diakses,

dan 30 % menyatakan tidak mudah diakses.


TABEL 3

TABEL KEMUDAHAN AKSES WEBSITE


6. Kecepatan Akses
No. KETERANGAN Kemudahan %
Berkaitan dengan kecepatan akses,
1 Sangat tidak mudah 0 0.0
2 Tidak mudah 18 30.0 36 orang (60%) mengatakan akses website
3 Mudah 39 65.0 UNDIP sudah cepat. Apalagi lokasi server
4 Sangat mudah 3 5.0
di Indonesia, otomatis waktu responsnya
Total 60 100.0 menjadi lebih singkat. Namun sebaliknya
20 orang atau sebanyak 33%
Dari tabel tsb di atas, tampak bahwa
menyampaikan kecepatannya masih
sebagian besar responden (65 %)
kurang, pernah beberapa kali mengalami
menyatakan mudah, dan 5 % menyatakan
“505 intenal error”, meski setelah di refresh
sangat mudah. Sementara itu, hanya 30 %
web bisa kembali diakses.
yang menyatakan tidak mudah.
Seiring dengan hal tersebut di atas,
responden juga memberikan pendapat

249
mereka tentang ketahanan website. hasilnya menunjukkan dari 60 orang
Ketahanan website di sini adalah ketahanan responden, 49 orang atau 81,7%
sistem di website tersebut, misalnya berpendapat bahwa koleksi di website
ketahanan akan gangguan teknis seperti Perpustakaan UNDIP sudah tersedia sesuai
hang, page loading, dan lain-lain. Data dengan harapan responden, yaitu berkaitan
tersebut dapat diketahui setelah peneliti dengan cakupan koleksi dan kemutakhiran
menyebarkan kuesioner kepada 60 orang isi koleksi. Sebaliknya, sangat menarik
responden yakni mahasiswa UNDIP. Data untuk mengetahui pendapat responden
tersebut menjelaskan bahwa 28 orang atau mengenai sejauhmana tingkat kepuasan
46,7% berpendapat bahwa ketahanan responden atas bantuan staf saat responden
website UNDIP sudah baik, 24 orang atau membutuhkan bantuan staf dikala mereka
40% berpendapat bahwa ketahanan website mengakses perpustakaan elektronik UNDIP
tidak baik, 5 orang atau 8,3% berpendapat dilokasi perpustakaan pusat UNDIP.
bahwa ketahanan website sangat tidak baik, Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian
dan 3 orang atau 5% berpendapat bahwa besar (28 orang atau 46,7% ) berpendapat
ketahanan website sudah sangat baik. tidak puas atas bantuan yang diberikan oleh
Berdasarkan hasil dari wawancara, staf perpustakaan, sementara itu 27 orang
informan jarang sekali mengalami hang atau 45% berpendapat puas atas bantuan
ataupun page loading, jika mengalaminya yang diberikan oleh staf perpustakaan pada
pun tinggal menghidupkan ulang web saat mengakses website Perpustakaan
tersebut, maka website akan bisa diakses UNDIP, dan yang terakhir, 4 orang atau
kembali seperti semula. Dengan demikian 6,7% berpendapat sangat tidak puas atas
dapat dinyatakan bahwa sebagian besar bantuan yang diberikan. Dari hasil
pengunjung merasa bahwa ketahanan wawancara, responden menyampaikan
website UNDIP sudah baik, tetapi hasilnya bahwa ketika responden membutuhkan
berbeda tipis dengan pengunjung yang bantuan staf saat responden melakukan
merasa ketahanan website perpustakaan akses keperpustakaan elektronik
UNDIP tidak baik, yaitu 6,7%. Hal ini dilingkungan perpustakaan staf dianggap
mungkin disebabkan saat mereka kurang ramah dan kurang memiliki
mengakses website pas pada jam-jam sibuk, penguasaan isi yang tersedia di
sehingga loading-nya lambatatau terjadi perpustakaan elektronik, namun ada juga
hang. beberapa staf yang sudah ramah meskipun
Untuk indikator lainnya, yaitu kurang membantu pemustaka.
indikator kelengkapan koleksi di website,

250
kunjungan website UNDIP ternyata
7. Kemudahan melakukan penelusuran sbgn besar jarang yang mengunjungi
Sementara itu terkait dengan web Perpustakaan Digital UNDIP, hal
penelusuran melalui OPAC yang ada di ini disebabkan karena koleksinya
pangkalan data Perpustakaan UNDIP dianggap kurang up-to date dan
sebagian besar pengunjung menyatakan tampilannya kurang menarik.
puas saat mengakses OPAC di website Sementara itu untuk durasi kunjungan
Perpustakaan UNDIP, namun sebagian persepsi mereka baik, hal ini terlihat
besar dari mereka menyatakan kesulitasn dari sebagian besar dari responden
saat menemukan koleksinya. Dengan mengunjungi website UNDIP antara 30
demikian pada dasarnya Perpustakaan menit dan satu jam dan bahkan
UNDIP harus tetap berbenah diri untuk sebagian lainnya lebih dari satu jam.
memberikan pelayanan yang terbaik kepada Tentang hasil penulusuran dari OPAC
pemustaka di Website UNDIP dapat dinyatakan
bahwa sebagian besar pengunjung
D. SIMPULAN menyatakan puas saat mengakses
Secara garis besar, penelitian ini OPAC di website Perpustakaan
memberikan dua kesimpulan utama yang UNDIP. Responden berharap agar
diperoleh dari hasil penelitian, yaitu: koleksinya dapat mudah ditemukan
1. Perpustakaan elektronik merupakan dan lebih up-to date serta sering di
elemen penting bagi mahasiswa dalam update. Disamping itu mahasiswa
menunjang proses belajar mengajar, menyarankan staf perpustakaan perlu
khususnya dalam hal mencari sumber menunjukkan keramahan dan
informasi yang dibutuhkan dalam kepedulian terhadap mahasiswa saat
kegiatan perkuliahan. mereka kesulitan dan membutuhkan
2. Mahasiswa FIB UNDIP memiliki bantuan untuk mengakses
persepsi yang cukup baik mengenai perpustakaan elektronik UNDIP. Maka
layanan yang diberikan oleh dari itu,untuk memberikan layanan
perpustakaan elektronik UNDIP. yang optimal perlu ada peningkatan
Persepsi ini meliputi kemudahan akses, dalam hal cakupan dan kemutakhiran
kecepatan akses, cakupan isi, fitur koleksi, serta kemampuan serta
wensite, jenis dan bentuk informasi keramahan staf perpustakaan saat
yang disediakan, dan ketahanan membantu mahasiswa dalam
website. Untuk aspek Frekuensi menggunakan perpustakaan elektronik

251
khususnya dilingkungan UPT usage. Computer and Information
Science, 2 (1), 76–83.
Perpustakaan UNDIP.

Miles MB, dan AM Huberman. Qualitative


DAFTAR PUSTAKA Data Analysis: A Source Book of New
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Methods. McGraw Hills: New York
Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J,. (2004). Metodologi


African Digital Library Glossary” . 20 Juni penelitian kualitatif. (Edisi Revisi).
2008; Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://www.africandl.org.za/glossary.
htm
Pendit, Putu Laxman. (2007).
Perpustakaan Digital: Perspektif
Barnett, M. (1998). Testing a digital library Perpustakaan Perguruan Tinggi
of technical manuals. IEEE Indonesia. Jakarta: Sagung Seto
Transactions on Professional
Communication, 41 (2), 116–122.
Ramayah, T. (2006a). Doing e-research
with e-library: Determinants of
Chen, L. S. (2010). Applying swarm perceived ease of use of e-library.
intelligence to a library system. International Journal of Technology,
Library Collections, Acquisitions, & Knowledge and Society,1 (4), 71–82.
Technical Services, 34 (1), 1–10.

Ramayah, T. (2006b). Interface


Chu, H. (2003). Electronic books: characteristics, perceived ease of use
Viewpoints from penggunas and and intention to use an onlinE-
potential penggunas. Library Hi Library in Malaysia. Information
Tech, 21 (3), 340–346. Development, 22 (2),123–133.

Deb, S., Kar, D. C., & Kumar, S. (2003). Rowley, Jennifer. (1998). The Electronic
Setting up electronic library: The Library: Fourth Edition of
case of TERI. Proceeding of the Computers for Library. London:
ASIS&T 2003 annual meeting Library Association Publisihg
“Humanizing Information

Shelburne, W. A. (2009). E-book usage in


Hadi, Astar. (2005). Matinya Dunia an academic library: Pengguna
Cyberspace: Kritik Humanis Mark attitudes and behaviors. Library
Slouka Terhadap Jagat Maya. Collections, Acquisitions, &
Yogyakarta: LKIS. Technical Services, 33 (2–3), 59–72.

Hsieh, L. F., Chin, J. B., & Wu, M. C. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian
(2004). The performance indicators Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
of university e-library in Taiwan. The Kualitatif, dan R &D), Bandung:
Electronic Library, 22 (4), Library Alfabeta.

252
Technology: From Ideas to Bias and
Back”, 19–22 October, California.

Waters, Donald J. “What are Digital


Libraries?” CLIR Issues Number 4 –
July / August 1998. 20 juni 2008
<http://www.clir.org/pubs/issues/issu
es04.html>

Yusoff, Y. M., Muhammad, Z., Zahari, M.


S. M., Pasah, E. S., & Robert, E. (2009).
Individual differences, perceive.

253

Anda mungkin juga menyukai