Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BAB 3 VIRUS

Disusun Oleh :

Nama : Rizky Dwi Y.

Kelas : X/2 Farmasi

No. Absen : 11

SMK THERESIANA SEMARANG


JL. GAJAHMADA 91 SEMARANG

2019 / 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis.Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri.Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya
menjadi tak berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau
RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik
protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan
dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman,
menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi
sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil
menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat
dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun
tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan
penyakit mosaik.Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri
penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati
saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.
Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda
menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat
bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah
beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai
bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup
pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab
penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri.Namun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith
Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik
yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan
Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan virus?
2. Bagaimana struktur dan anatomi virus?
3. Bagaimana virus bereproduksi?
4. Apa saja contoh-contoh virus?
5. Bagaimana peranan virus dalam kehidupan?
6. Apakah yang dimaksud anti virus?
7. Bagaimana cara mencegah dan cara pengobatannya?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetehui devinisi virus
2. Untuk mengetahui struktur dan anatomi virus
3. Untuk mengetahui reproduksi virus
4. Untuk mengetahui contoh-contoh virus
5. Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan
6. Untuk mengetahui anti virus
7. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatannya
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan
komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA.Partikelnya secara
utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah
Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics. (Wesley, 1990)
Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup
Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus
menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk
hidup.Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya
menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat
bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. (Istamar, 2007)
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). (Istamar, 2007)
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV),
hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau)
(Istamar, 2007)

B. STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS


Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.Ukurannya lebih kecil daripada
bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.Virus terkecil
berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun
sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. (Nugroho, 2003)
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.Genom virus dapat
terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai
tunggal.Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.
Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus
untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan
pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. (Wesley, 1990)
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.Protein yang menjadi
lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa
berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas
protein yang disandikan oleh genom virus.Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang
disebut kapsomer. (Wesley, 1990)
Partikel lengkap virus disebut virion.Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,
sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme
penginfeksian sel inang.
1. Kepala
Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik
kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang tersusun
oleh protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa
berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid
tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein. (Istamar, 2007)
2. Isi Tubuh
Isi tubuh virus atau biasa disebut virion, adalah bahan genetik yang berupa salah
satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang dimiliki virus akan
mempengaruhi bentuk tubuh virus. Virus dengan isi tubuh berupa RNA biasanya
berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau polihedral, contohnya pada virus-virus
penyebab penyakit polyomyelitis, virus influenza, dan virus radang mulut dan kuku.
(Istamar, 2007)
3. Ekor
Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat
untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri
atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan serat halus. Adapun pada virus
yang hanya menginveksi sel eukariotik, bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai.
(Istamar, 2007)
4. Kapsid
Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang
berfungsi sebagai pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah sebagai
pembentuk tubuh dan pelindung bagi virus dari kondisi lingkungan luar. (Istamar, 2007)

C. MACAM MACAM BENTUK VIRUS


1. Bentuk tubuh bulat dimiliki oleh virus-virus penyebab penyakit AIDS, ebola, dan
influenza.
2. Bentuk tubuh oval dimiliki oleh virus penyebab penyakit rabies.
3. Bentuk tubuh batang dimiliki oleh virus TMV (Tobaccao Mosaic Virus).
4. Bentuk tubuh polihidris dimiliki oleh virus Adenovirus penyebab demam.
5. Bentuk tubuh huruf T pada bacteriophage, virus menyerang bakteri E. coli. (Nugroho,
2003)

D. CIRI CIRI VIRUS


Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
2. Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ –
300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron
yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada
yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti
kecebong dengan “kepala” oval dan “ekor” silindris.
5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
6. virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
7. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri,
hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
8. Virus tidak dapat membelah diri.
9. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat
dikristalkan. (Istamar, 2007)

E. CARA HIDUP VIRUS


Bagaimanakah cara hidup virus ? Virus hanya bisa hidup di dalam sel hidup
organisme tertentu yang cocok sehingga virus juga disebut parasit intraseluler obligat. Bila
sel hidup yang ditumpanginya mati, maka virus pun akan mati karena tidak bisa hidup tanpa
sel hidup tempat menumpang. Sel hidup yang ditumpangi virus disebut sel inang. Sel inang
dapat berupa organisme monoseluler maupun multiseluler; mulai dari
bakteri, jamur, protozoa, tumbuhan, hewan, hingga manusia. (Wesley, 1990)
Virus yang terisolasi dari sel inangnya tidak akan mampu hidup lama, apalagi
bereproduksi. Apa sebabnya ? Hal ini dikarenakan virus tidak mempunyai enzim untuk
melakukan metabolisme sendiri dan juga tidak memiliki ribosom untuk menyintesis protein.
Virus yang terisolasi hanya merupakan paket-paket berisi gonom yang berpindah dari satu
sel inang ke sel inang lainnya yang cocok. Cara virus mengidentifikasi sel inang adalah
dengan menggunakan kesesuaian (lock and key). (Wesley, 1990)
Jenis sel yang dapat ditumpangi oleh virus disebut kisaran inang. Virus memiliki
kisaran inang yang cukup luas, misalnya virus flu burung, virus ini dapat menginfeksi
golongan Aves, babi, dan manusia. Virus rabies dapat menginfeksi sejumlah spesies
mamalia. Namun demikian, ada beberapa virus memiliki kisaran inang yang sempit,
misalnya bakteriofag yang hanya dapat menginfeksi bakteriEscherichia coli.
Virus yang menyerang sel eukariota (sel yang mempunyai membran inti) biasanya
hanya menyerang jaringan-jaringan tertentu. Contohnya adalah virus HIV yang hanya
menyerang sel darah putih tertentu yang disebut T CD4. Contoh lain adalah virus influenza
yang hanya menyerang sel-sel pada permukaan saluran pernapasan, sedangkan jaringan
lain tidak diserang.
Cara penularan virus dari suatu sel inang ke sel inang yang lainnya dapat terjadi
secara langsung ataupun tidak langsung. Penularan virus secara langsung dapat terjadi
melalui udara, air, lendir, darah, dan media lain. Sebagai contoh, penularan virus yang
menyebabkan penyakit polio, herpes, pilek, dan campak. Sementara penularan virus secara
tidak langsung dapat terjadi melalui vektor (hospes perantara). Contohnya, Flavivirus (virus
dengue) yang merupakan virus penyebab penyakit demam kuning atau demam berdarah
pada manusia, virus ini membutuhkan vektor nyamuk Aedes aegypti;Togavirus yang
merupakan penyebab penyakit ensefalitis (peradangan otak) juga ditularkan oleh nyamuk.
Beberapa virus yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman umumnya menular
melalui vektor serangga. (Wesley, 1990)

F. REPRODUKSI VIRUS
1. Siklus Litik (Lisis)
Siklus litik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang menyebabkan
kematian sel inang pada akhir prosesnya. Istilah litik mengacu pada fase pelepasan virus
di akhir proses replikasi yang membuat sel inang pecah dan hancur.Virus-virus yang
hanya dapat mereplikasi dirinya melalui siklus litik disebut virus virulen. Berikut ini
penjelasan dari tahapan reproduksi virus yang dilakukan melalui siklus litik.
a. Fase Adsorbsi
Di fase ini, ekor virus melalui serabut yang dimilikinya mulai menempel pada
dinding sel bakteri. Penempelan virus dapat terjadi karena ia memiliki daerah tertentu
pada ujung ekornya yang disebut reseptor. Penempelan virus pada sel bakteri
bersifat khas, artinya hanya dapat dilakukan oleh virus tertentu sehingga jenis virus
lain tidak dapat melakukannya. Adapun setelah menempel, enzim lisozim kemudian
akan dikeluarkan virus untuk menghancurkan dinding sel sehingga virus dapat
masuk ke dalam sel tersebut. (Istamar, 2007)
b. Fase Penetrasi
Fase penetrasi dilakukan setelah dinding sel inang hancur. DNA virus akan
masuk ke dalam sel inang melalui penambatan lempeng ujung, kontraksi, dan
penusukan pasak.bagian tubuh virus yang masuk ke dalam sel inang hanyalah asam
nukleatnya saja. Kapsid akan tetap ada di luar dinding sel dan akan terlepas dengan
sendirinya setelah tidak berguna lagi. (Istamar, 2007)
c. Fase Sintesis
Enzim lisozim yang disintesis virus selain dapat menghancurkan dinding sel,
juga dapat menghancurkan DNA sel inang. Proses ini membuat sintesis DNA bakteri
berhenti. DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA virus, sehingga DNA virus
mengendalikan secara penuh kehidupan dari sel bakteri. Pada fase inilah virus
mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus mengendalikan sintesis DNA dan
protein sel inang untuk kemudian dijadikan kapsid virus baru. (Istamar, 2007)
d. Fase Perakitan
Di fase ini, bagian tubuh virus antara kepala, ekor, dan serabut ekor yang
masih terpisah-pisah akan mengalami perakitan menjadi sebuah kapsid yang utuh.
Kapsid utuh yang terbentuk kemudian diisi oleh DNA atau RNA virus sehingga
proses reproduksi virus berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus yang
dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah. (Istamar, 2007)
e. Fase Lisis
Kerja enzim lisosom bukan hanya untuk melubangi dinding sel inang saja.
Secara simultan, enzim ini juga membuat dinding sel akan mengalami perpecahan di
akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan
virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan menemukan sel
inang baru. Proses pelepasan virus baru dalam fase ini dapat kita amati
menggunakan mikroskop gelap. (Istamar, 2007)
2. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang tidak
menyebabkan kematian sel inang pada akhir prosesnya. Setelah adsorbsi dan injeksi,
DNA virus akan berintegrasi dengan kromosom bakteri secara profage. Sintesis DNA
bakteri tidak dapat langsung dilakukan virus karena bakteri masih mempunyai imunitas.
Setelah imunitas bakteri hilang, DNA virus barulah dapat mengendalikan DNA bakteri.
Pada tahapan ini, proses replikasi virus akan terjadi seperti siklus litik. Secara lebih
lengkap, berikut ini 7 tahapan proses reproduksi virus melalui siklus lisogenik. (Istamar,
2007)
1. Fase absorpsi dan infeksi : Terjadi dimana virus menempel pada dinding sel
inang.
2. Fase penetrasi atau injeksi : Terjadi dimana fag virus masuk ke dalam sel
bakteri.
3. Fase penggabungan : Terjadi saat DNA virus dan DNA bakteri bergabung
membentuk suatu profag. Dalam bentuk ini, hanya
terdapat minimal 1 gen aktif yang berfungsi
mengkodekan protein reseptor.
4. Fase replikasi : terjadi saat profag membelah. Sel bakteri yang
membelah akan menghasilkan 2 sel bakteri yang
masing-masing mengandung profag. Semakin
sering bakteri melakukan pembelahan sel, maka
akan semakin banyak pula virus yang dihasilkan.
5. Fase sintesis : Enzim lisozim yang disintesis virus selain dapat
menghancurkan dinding sel, juga dapat
menghancurkan DNA sel inang. Proses ini
membuat sintesis DNA bakteri berhenti. DNA
bakteri kemudian digantikan oleh DNA virus,
sehingga DNA virus mengendalikan secara penuh
kehidupan dari sel bakteri. Pada fase inilah virus
mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus
mengendalikan sintesis DNA dan protein sel inang
untuk kemudian dijadikan kapsid virus baru.
6. Fase perakitan : Di fase ini, bagian tubuh virus antara kepala, ekor, dan serabut
ekor yang masih terpisah-pisah akan mengalami
perakitan menjadi sebuah kapsid yang utuh. Kapsid
utuh yang terbentuk kemudian diisi oleh DNA atau
RNA virus sehingga proses reproduksi virus
berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini,
virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah.
7. Fase lisis : Kerja enzim lisosom bukan hanya untuk melubangi dinding sel
inang saja. Secara simultan, enzim ini juga
membuat dinding sel akan mengalami perpecahan
di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel
kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru
yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan
menemukan sel inang baru. Proses pelepasan
virus baru dalam fase ini dapat kita amati
menggunakan mikroskop gelap. (Istamar, 2007)

G. KLASIFIKASI VIRUS
Virus dikelompokkan berdasar sifat mereka bukan sel-sel indukan yang diinfeksi.
Kriteria utama pada klasifikasi jenis asam nukleat DNA atau RNA. Klasifikasi dengan
mekanisme sintesis mRNA dikenal sebagai klasifikasi Baltimore, seseorang yang
memenangkan nobel Nobel .
Menurut Baltimore semua virus memiliki mRNA strain positif dari genomnya untuk
memproduksi protein dan bereplikasi. Klasifikasi ini terbagi menjadi tujuh kelas. Virus yang
tegolong pada kelas I sampai kelas V melakukan reproduksi secara replikasi, sedangkan
virus kelas VI melakukan secara transkripsi balik.
Kelompok 1 : Virus DNA rantai ganda.
Kelompok 2 : Virus DNA rantai tunggal.
Kelompok 3 : Virus RNA rantai ganda.
Kelompok 4 : Virus RNA rantai tunggal positif.
Kelompok 5 : Virus RNA rantai tunggal negatif.
Kelompok 6 : Virus RNA transkripsi balik.
Kelompok 7 : Virus DNA transkripsi balik. (Istamar, 2007)
Kelas Asam Nukleat Cara Reproduksi Contoh

I DNAug Replikasi Virus herpes, adenovirus

II DNAut (+) Replikasi Virus MVM, M13

III RNAug Replikasi Reovirus

Virus Polio, Pengakit kuku


IV RNAut(+) Replikasi dan nulut ternak

V RNAut (-) Replikasi Virus rabies


VI RNAut (+) Transkripsi Balik Virus tetelo, virus leukimia,
virus AIDS

VII DNAug* Transkripsi Balik Hepadna virus

Keterangan : ug = utas ganda


ut = utas tunggal
(+) = basa utas tunggal homolog dengan basa mRNA
(-) = basa utas tunggal kompletenten (ante parallel) terhadap mRNA
)* = utas ganda dengan perantara RNA

H. PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN


Banyak yang tidak kita ketahui mengenai peranan virus yang dapat menguntungkan
serta merugikan manusia, pada umumnya banyak yang mengetahui bahwa virus hanya
akan merugikan manusia saja.
Berikut adalah penjelasan mengenai peranan virus yang menguntungkan dan
merugikan makhluk hidup :
1. Virus yang Menguntungkan
Banyak yang tidak mengetahui bahwa virus yang masuk kedalam organ tubuh
makhluk hidup ternyata dapat menguntungkan di dalam tubuh manusia yang dapat
menghindari kerusakan pada organ tubuh manusia dan tidak memberikan pengaruh efek
samping yang dapat merugikan manusia. Berikut adalah penjelasan mengenai virus
yang menguntungkan bagi manusia :
a. Membuat Vaksin
Patogen di dalam vaksin yang sudah dilemahkan membuatnya tidak
berbahaya lagi ketika menyerang manusia. Pemberian vaksin ke dalam tubuh
manusia, akan membuat tubuh kita menghasilkan antibodi terhadap patogen yang
kemungkinan akan menyerang tubuh. Sehingga ketika bakteri tersebut benar-benar
muncul dan hendak menyerang, tubuh sudah memiliki benteng berupa kekebalan
terhadap patogen itu. Beberapa contoh vaksin itu antara lain :
a. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) berfungsi sebagai pencegah penyakit
cacar air, gondongan, campak jerman;
b. OPV (Oral Polio Vaccine) berfungsi sebagai pencegah sakit polio;
c. HZV (Varicella Zoster Vaccine) berfungsi mencegah penyakit cacar air;
d. HBV (Hepatitis B Vaccine) berfungsi sebagai pencegah sakit kuning.
b. Pembuatan Pelawan Racun (Anti toksin)
Upaya menggabungkan DNA virus dengan DNA lain yang menguntungkan,
akan mempengaruhi bakteri yang nantinya akan diinfeksi. Dalam hal ini DNA virus
akan digabungkan dengan DNA manusia yang mengawasi sintetis pelawan racun.
Selanjutnya, DNA itu oleh virus lisogenik disambungkan ke sel bakteri sehingga
bakteri tersebut akan mengandung gen penghasil zat pelawan racun (anti toksin).
Bakteri yang mengandung anti toksin akan membelah diri dan menghasilkan bakteri-
bakteri lainnya sehingga memiliki sifat dan gen yang sama (anti toksin).
c. Pelemahan Bakteri
DNA dari virus lisogenik yang kemudian memasuki bakteri patogen, membuat
bakteri itu jadi tak berbahaya jika masuk kedalam organ tubuh manusia.
d. Pemanfaatan virus dalan dunia kedokteran
Virus dapat dimanfaatkan untuk membuat peta kromosom yang penting
dalam dunia kedokteran yang dapat membantu kedokteran dalam menjalankan
tugasnya menganalisa dan membuat terobosan terbaru dalam bidang kedokteran.
(Nugroho, 2003)

2. Virus yang Merugikan


Nah, setelah kita membahas mengenai virus yang menguntungkan bagi manusia,
sekarang adalah mengenai virus yang merugikan bagi manusia yang dapat merusak
organ tubuh manusia serta akan mengakibatkan fatal bagi kesehatan manusia jika tidak
segera di lakukan pengobatan dan pencegahan. Berikut adalah penjelasan mengenai
virus yang merugikan bagi manusia :
a. Hepatitis
Penyakit hepatitis biasa dikenal dengan sakit kuning. Hal ini disebabkan oleh
warna kuning yang muncul pada bola mata juga kulit penderita hepatitis. Penyebab
dari penyakit hepatitis adalah virus yang mengakibatkan bengkaknya organ hati,
sehingga empedu akan mengalir atau beredar ke seluruh bagian tubuh. Jenis-jenis
hepatitis yang dapat menjangkit manusia antara lain adalah hepatitis A, B, C, D, E.
Yang tergolong hepatitis ringan dan dapat pulih dalam waktu singkat (beberapa
minggu) adalah jenis hepatitis A dan hepatitis E. Persebaran kedua hepatitis ini,
lewat air dan makanan yang tercemar feses orang yang menderita hepatitis. (baca
: fungsi hati manusia)
Pencegahan terhadap kedua jenis hepatitis ini yaitu dengan selalu menjaga
kebersihan lingkungan, termasuk air dan makanan yang dikonsumsi. Sedangkan
hepatitis yang tergolong kronis adalah hepatitis B, C, D. Ketiganya dapat berefek
pada terjadinya hepatitis yang kronis dan diderita sepanjang orang tersebut hidup.
Penularan ketiga jenis hepatitis ini melalui kontak darah dengan si sakit.
Hepatitis B bisa menular saat berhubungan seksual dan menular pada bayi
ketika proses persalinan. Orang-orang yang memiliki peluang besar menderita
penyakit hepatitis B, C, dan D adalah pekerja kesehatan, pasien cuci darah, suka
bergonta-ganti pasangan, Ibu yang mengidap hepatitis dan menularkan pada
bayinya, pecandu obat-obatan terlarang. Vaksin untuk penyakit hepatitis B memang
sudah ada, akan tetapi jenis hepatitis C dan D belum terdapat vaksinnya.
Pencegahan terhadap ketiga hepatitis tersebut dapat dilakukan dengan menghindari
pakai barang-barang yang sifatnya pribadi bebarengan (bersama-sama) dengan
orang yang sudah terjangkit hepatitis. Contohnya memakai gunting kuku atau pisau
cukur. (Nugroho, 2003)
b. Influenza
Hampir sebagian besar orang pasti pernah terjangkit virus yang satu ini. Ya,
virus influenza yang menyebabkan penyakit flu. Ketika seseorang terkena flu maka
badan terasa nyeri, suhu tubuh naik (demam), keluar ingus atau pilek, batuk, dan
selera makan akan berkurang. Sekali terjangkit virus ini, akan dapat terjangkit lagi.
Hal ini karena penyakit flu tidak memunculkan kekebalan terhadap tubuh penderita.
Hingga saat ini sudah lebih dari 200 virus penyebab penyakit influenza yang
terdeteksi. Upaya pencegahan agar tidak terserang virus flu yaitu makan makanan
yang bergizi tinggi untuk menambah kekebalan tubuh dan jangan lupa istirahat yang
cukup. (Nugroho, 2003)
c. Rabies
Virus rabies menyerang bagian-bagian otak dan sistem saraf. Virus rabies
dapat menginfeksi bermacam-macam hewan darah panas. Yang termasuk dalam
golongan hewan ini, diantaranya : anjing, kelelawar, kucing, kera, dan sebagainya.
Tanda mengidap rabies adalah badan yang terasa lemah dan lesu, sakit kepala,
demam, mengigau, halusinasi, dalam kasus kronis penderita bisa mengalami
ketakutan terhadap air, cahaya, dan udara. Virus rabies menular lewat gigitan hewan
yang terinfeksi virus, air liurnya juga dapat masuk melalui luka terbuka. Pengobatan
penyakit rabies dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi rabies. (Nugroho,
2003)
d. Mata Belek
Penyakit ini juga disebabkan oleh virus yang terjadi pada bagian-bagian
mata. Tanda terjangkitnya adalah mata yang memerah dan bengkak, gatal, berair,
dan banyak mengeluarkan kotoran mata. Orang-orang lebih sering menyebut
penyakit mata ini dengan belekan. (Nugroho, 2003)
e. Campak
Virus penyebab penyakit campak disebut dengan virus morbili yang terjaid
pada bagian-bagian kulit. Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak. Gejala
penyakit campak adalah demam, batuk, mata terasa perih dan sensitif terhadap
cahaya, seluruh badan terasa linu, yang akhirnya muncul bercak merah. Terdapat
empat fase dalam penyakit campak yaitu masa inkubasi, prodmoral, makulopapuler,
penyembuhan. Penyakit campak ditularkan melalui percikan ludah penderita. Jika
orang yang menderita penyakit campak bersin, percikan ludahnya mengandung virus
campak dan dapat menularkannya pada orang lain. Pencegahan penyakit ini adalah
dengan melakukan vaksinasi MMR (Morbili, Mumps, Rubella) atau vaksinasi campak,
gondongan, dan campak jerman. (Nugroho, 2003)
f. Polio
Virus polio menyebar lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh
feses. Infeksi saluran pernapasan dapat juga menularkan penyakit polio yaitu pada
awal infeksinya. Gejala dari orang yang terjangkit penyakit polio antara lain sakit
kepala, demam, mual, muntah, leher dan tulang belakang yang terasa kaku,
meriang. Penderita polio dapat sembuh dengan penanganan yang benar. Vaksinasi
untuk penderita polio bernama salk dan sabin. Vaksin salk berguna untuk
mengaktifkan pembentukan antibodi yang ada dalam serum, membuat virus jadi
netral dan mencegahnya menyebar ke sistem saraf pusat. Vaksin sabin berisi virus
polio yang telah dilemahkan. (Nugroho, 2003)
g. Ebola
Virus ebola yang ditemukan di daratan Afrika, tepatnya di daerah Zaire
(sungai Ebola) dapat menjangkit manusia dan mengakibatkan kematian. Virus ini
menyebar melalui kontak kulit dan cairan tubuh si sakit. Awalnya penyakit ebola
menyerang sel darah putih. Kemudian tembus ke berbagai organ tubuh dan lapisan
tubuh. Biasanya dalam kurun waktu satu minggu, si sakit akan mengalami
pendarahan di bagian dalam tubuh serta mengalami kerusakan berbagai fungsi pada
organ seperti bagian-bagian ginjal dan hati. Pada tahap ini akan muncul gejala
berupa rasa lelah di seluruh badan, suhu tubuh naik, sakit kepala. pendarahan yang
hebat, selanjutnya akan disertai dengan proses menggumpalnya darah penderita
yang berujung pada kematian. (Nugroho, 2003)
h. Gondongan
Virus RNA adalah jenis virus penyebab penyakit gondong yang juga bisa
menyerang pankreas, jantung, juga kelenjar parotid yang terdapat di leher.
Gondongan ini berbeda dengan gondok yang disebabkan kurangnya yodium.
Gondongan juga dikenal dengan nama parotitis. Gondong menyebar lewat hidung
atau mulut. Sekali terserang penyakit gondong, kemungkinan tidak akan terjangkit
kembali dikarenakan orang tersebut sudah mempunyai imunitas terhadap gondong.
(Nugroho, 2003)
i. Demam Berdarah
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue (genus flavivirus) dan
tersebar lewat gigitan nyamuk Aides aigepty. Tanda terjangkitnya demam berdarah
adalah demam tinggi, muncul bercak kemerahan di tubuh, mimisan, trombosit
menurun berefek pada timbulnya pendarahan pada organ tubuh, dan dapat berakibat
fatal (kematian). (Nugroho, 2003)
j. AIDS
Virus HIV masuk melalui peredaran darah dan menyerang sistem imunitas
atau kekebalan tubuh seseorang yang berfungsi sebagai penghasil atau produksi
antibodi untuk melindungi tubuh dari serangan berbagai macam penyakit. Virus HIV
ini termasuk dalam virus lisogenik. Untuk meruntuhkan pertahanan tubuh dari
seorang pengidap AIDS, virus ini membutuhkan waktu kurang lebih selama delapan
tahun. Apabila sudah tidak ada lagi antibodinya, benteng pertahanan tubuh penderita
sudah runtuh, maka si penderita AIDS akan sangat mudah terserang bermacam jenis
penyakit. Penularan virus HIV/AIDS ini melalui jarum suntik yang tidak steril, transfusi
darah, dan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Ibu hamil yang
terkena virus ini, dapat juga menularkan ke bayi yang ada dalam kandungannya,
termasuk melalui ASI (air susu ibu). Pencegahan terhadap penyakit ini antara lain
dengan tidak mengkonsumsi narkoba dan melakukan seks bebas, juga pastikan
donor darah yang didapat sehat dan bebas virus. (Nugroho, 2003)
k. Herpes Simplex
HSV atau Herpes Simplex Virus terdapat dua golongan yaitu HSV tipe 1 dan
tipe 2. HSV tipe 2 menyerang membran lendir pada alat kelamin dan proses
reproduksi manusia. Sedangkan untuk HSV tipe 1 menyerang area wajah (hidung,
pipi, dagu, bibir, dsb). Penularan HSV tipe 2 adalah lewat hubungan seksual. Untuk
HSV tipe 1 yang banyak menjangkiti anak-anak, termasuk bayi, menyebar lewat
handuk, perlengkapan makan dan minum, dan ciuman.
l. Flu Burung
Penyebab flu burung yang dapat menjangkiti manusia adalah virus H5N1. Flu
burung juga mengakibatkan ayam-ayam di banyak negara, termasuk Indonesia mati.
Penularan virus ini tidak bisa dari manusia ke manusia, melainkan dari udara yang
terpapar virus atau melakukan kontak langsung dengan unggas yang telah terinfeksi
virus flu burung. Disarankan ketika memasak hasil dari unggas seperti daging atau
telur benar-benar matang, karena virus ini dapat mati ketika berada di suhu 80oC.
Tanda terkena flu burung adalah mengalami demam di atas 38oC, radang paru dan
infeksi saluran pernapasan atas, otot terasa nyeri.
m. Cacar Air
Penyakit cacar air yang menyerang anak-anak adalah cacar ringan. Ternyata
virus penyebab cacar air sama dengan yang menyebabkan penyakit herpes zoster
yaitu varicella zoster virus. Virus ini ada di lendir saluran napas dan beredar melalui
darah kemudian menyerang kulit. Tanda terkena cacar air antara lain : mengalami
demam, lalu muncul bintil gelembung yang berisi air di permukaan kulit, umumnya
terasa gatal. Herpes zoster adalah infeksi yang menyerang saraf sensori, umumnya
terasa pedih. Herpes zoster menyerang orang dewasa yang dahulu sudah pernah
menderita cacar air. Karena virus cacar air pada dasarnya akan terus ada pada
jaringan saraf dan bisa aktif lagi apabila ketahanan tubuh orang itu sedang lemah.
n. SARS
Severe Acute Respiratory Syndrom atau SARS merupakan sindrom
pernapasan akut yang parah. Corona virus penyebab SARS berasal dari sistem
pernapasan mamalia seperti rakun atau musang. Tanda penyakit SARS diantaranya
: mengalami diare, sakit kepala, otot nyeri, batuk kering, demam tinggi, radang paru,
sulit bernapas. Penyebaran SARS dapat melalui udara, bersin dan batuk penderita,
kontak langsung dengan si sakit, dan menyentuh benda yang mengandung virus
tersebut. Sayangnya vaksin dan obat untuk penyakit ini belum ada, sehingga kita
perlu lebih waspada dan senantiasa menjaga asupan gizi untuk memperkuat daya
tahan tubuh.

3. Virus Merugikan yang Menyerang Hewan dan Tumbuhan


Virus merugikan yang meyerang hewan dan tumbuhan juga akan
membahayakan hewan dan tumbuhan karena dapat mengganggu kelangsungan hidup
hewan dan tumbuhan untuk melakukan proses perkembangbiakkan dan pertumbuhan
karena adanya gangguan virus yang merugikan hewan dan tumbuhan.
Berikut adalah penjelasan mengenai virus merugikan yang menyerang hewan
dan tumbuhan :
Virus yang merugikan pada hewan
1) Penyakit kuku-mulut (food and mouth disease) disebabkan oleh virus. Penyakit ini
menyerang kerbau, sapi, atau hewan ternak lain yang mengakibatkan mereka tidak
mampu berjalan atau makan.
2) Penyakit rabies yang disebabkan oleh virus rabies (rhabdovirus), menyerang hewan-
hewan berdarah panas seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, dan lainnya.
3) Penyakit tetelo yang biasa menjangkiti ayam. Menyebabkan ayam batuk dan
mencret, lalu mati. Apabila penyakit tetelo dapat disembukan, ayam tersebut bisa
hilang keseimbangan dan kepala terus berputar. Penyebab penyakit ini adalah virus
New Castle Disease.
4) Tumor/kanker yang menyerang ayam dan unggas lain disebabkan oleh Rous
Sarcoma Virus (RSV).
5) Avian Influenza (flu burung) disebabkan virus H5N1.
6) Penyebab tumor beberapa jenis hewan yaitu Adenovirus.
7) Polyoma penyebab tumor yang menyerang hewan. (Istamar, 2007)

Virus yang merugikan pada tumbuhan


1. Bercak kuning yang ada di daun tembakau diakibatkan oleh Tobacco Mosaic Virus
(TMV).
2. Cucumber Mosaic Virus, virus penyebab kerusakan buah mentimun.
3. Wheat Mosaic Virus, virus penyebab kerusakan gandum.
4. Bean Mosaic Virus, virus penyebab kerusakan buncis.
5. Tungro yang merusak padi lewat hama wereng dan penyebab padi kerdil.
6. Sugarcane Mosaic Virus, virus penyebab kerusakan tebu.
7. Turnip Yellow Mosaic Virus, virus penyebab rusaknya daun kapas dan daun jadi
menggulung.
8. Citrus Vetn Phloem Degeneration merupakan penyebab matinya tanaman jeruk.
(Istamar, 2007)

Anda mungkin juga menyukai