BULLY
BULLY
Cyber bullying berasal dari kata cyber yang mewakili komunikasi digital lewat handphone,
email, media sosial dan perangkat elektronik. Sedangkan bullying adalah tindakan
melecehkan, kekerasan, intimidasi dan agresifitas yang membuat orang takut dan merasa
terintimidasi.
Cyber bullying didefinisikan sebagai bentuk pelecehan dimana sang pelaku menggunakan
bentuk-bentuk perangkat digital atau komunikasi berbasis internet. Si pelaku dapat
menyembunyikan identitasnya atau menyebutkan identitas tapi tidak dilakukan secara tatap
muka.
Cyber bullying juga termasuk intimidasi lewat telepon seluler, SMS, email, blog, jejaring sosial
seperti facebook, twitter, situs dan lain-lain. Disamping dalam bentuk kata-kata tertulis atau
teks, bisa juga berupa gambar
Ruang lingkup cyber bullying sudah cukup luas dan hal ini perlu disadari oleh masyarakat
karena cyber bullying merupakan masalah yang cukup serius. Bisa mengganggu korban
maupun kesehatan jiwa si pelaku apalagi bila dilakukan berkali-kali dan bertahun-tahun. Dalam
kasus-kasus tertentu pelaku cyber bullying sudah menjadi korban sebelumnya.
Cara mencegahnya adalah melalui pendidikan etika. Sekolah, gereja, komunitas masyarakat
perlu mensosialisasikan etika dalam berkomunikasi, bersosialisasi di jejaring sosial, dunia
maya, SMS, email supaya komunikasi atau kontak dibangun atas rasa hormat, bukan atas segi
emosi dan merendahkan orang lain.
Pesan Firman Tuhan yang terkait dengan cyber bullying diambil dari Efesus 4:29, "Janganlah
ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, dimana perlu. Supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia."
Firman Tuhan mengingatkan kita dalam kita berkomunikasi di dunia digital, di jejaring sosial, di
internet, lewat email atau SMS, tetaplah hal-hal yang membangun dan memberikan kasih
karunia bagi orang lain yang harus diingat atau diutamakan. Dengan cara ini, dengan
sendirinya cyber bullying akan kita hindari.
Cari
Edukasi
Deddy S
Jakarta, CNN Indonesia -- Cyberbullyingadalah tipe bulllying alias perundungan
yang terjadi melalui dunia maya. Korbannya bisa siapa saja, tak peduli umur atau
latar belakang. Kamu pun bisa jadi salah satu korbannya.
2. Pelecehan
Bentuknya adalah pengiriman pesan-pesan penuh pelecehan (bernada seksual
atau lainnya) kepada si korban atau kelompok/grup. Ini bentuk bullying yang
sangat berdampak pada kesehatan mental si korban.
3. Outing
Ini adalah tindakan mempermalukan si korban secara aktif di muka umum,
seperti di grup chat, forum, di media sosial, atau dikirimkan kepada korban
langsung. Kamu harus tahu, membacakan keras-keras pesan pribadi seseorang
yang ada di ponsel/tablet korban di muka umum, itu termasuk outinglho.
4. Cyberstalking
Penguntit tipe ini sangat berbahaya. Penguntit akan mengintip dan mengikuti
seluruh aktivitas online korbannya, di email maupun media sosial. Orang dewasa
yang mengincar korban anak-anak untuk tujuan pelecehan seksual, juga
melakukan tindakan seperti ini.
5. Fraping
Ini adalah tindakan mencuri masuk ke akun media sosial korban dan mem-
postingkonten tak pantas, seakan-akan si korban yang melakukan. Ingatlah,
apapun yang di-posting di Internet, tidak akan pernah benar-benar hilang, meski
kamu sudah menghapusnya.
6. Profil palsu
Biasanya diciptakan seseorang yang menyembunyikan identitasnya dengan
tujuan mem-bully korbannya. Pelaku biasanya juga menggunakan akun atau
email orang lain untuk melakukannya.
7. Dissing
Ini adalah pengiriman informasi yang buruk sekali mengenai korban untuk
merusak reputasi dan persahabatan. Termasuk pengiriman foto hasil
editing, screenshot, atau video secara online.
8. Trickery
Pelaku trickery memanfaatkan kepercayaan korban sampai korban menceritakan
hal-hal rahasia lalu mem-posting ke dunia maya. Pelaku akan berteman dengan
korban, merebut kepercayaannya, sebelum mengirimkan informasi rahasia itu ke
publik.
9. Trolling
Trolling artinya, mem-posting tulisan atau pesan menghasut tentang korban, dan
seringkali tidak relevan dengan topik yang dibicarakan di komunitas online
seperti forum, chatting, blog, atau juga media sosial. Tujuan dari trolling ini
adalah memprovokasi dan memancing emosi para pengguna Internet lainnya
terhadap korban.
10. Catfishing
Catfishing adalah tindakan pencurian informasi pribadi secara online lalu
menciptakan ulang profil media sosial si korban untuk tujuan penipuan atau
merusak reputasi korbannya
https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170816155754-445-235199/kenali-dan-waspada-10-
jenis-cyberbullying/
https://www.google.com/amp/s/www.brilio.net/amp/video/discover/inilah-4-
kasus-cyberbullying-berujung-kematian-tragis-1703303.html
Gangguan ini Juga disebut fobia sosial, di mana seseorang merasa sangat khawatir
akan dinilai negatif oleh orang di lain. Perilaku seseorang menjadi terpaku pada
orang lain dan merasa malu akan ditertawakan.
Penanganan
Gugup ketika bertemu orang lain (terutama orang asing atau orang yang cukup penting) itu
wajar saja. Namun, ketika Anda selalu merasa gugup dan takut berada di lingkungan baru
hingga berkeringat dan merasa mual, Anda mungkin mengalami kecemasan sosial.
Kecemasan ini hadir karena kekhawatiran bahwa perilaku Anda akan mempermalukan diri
sendiri, menyinggung perasaan orang lain, atau kehadiran Anda ditolak. Kondisi ini tentu
akan membuat Anda kesulitan untuk membangun hubungan dengan orang lain.
Namun, fobia lainnya juga bisa masuk dalam jenis gangguan kecemasan. Misalnya
agorafobia, yaitu ketakutan akan tempat-tempat yang ramai dan terbuka. Ini karena orang
yang punya fobia juga menunjukkan gejala kecemasan berlebihan.
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/lima-
jenis-gangguan-kecemasan/amp/
Saran
1. Pikirkan apa yang akan dikirim ke internet. Peringatkan agar para remaja ini
berhati-hati dalam berbagi apapun ke internet, apalagi yang sifatnya personal.
Meskipun apa yang dikirim tersebut hanya ditujukan kepada orang tertentu
yang dipercaya, peluang tersebarnya konten privat ke ruang publik terlalu
besar. Sekali sebuah konten tersebar luar di internet, tidak mungkin bisa
menghapusnya lagi.
2. Jadilah ‘anak baik’ di internet. Ajari remaja kita agar memperlakukan orang lain
dengan baik, agar mereka pun diperlakukan orang lain dengan cara yang sama.
Seringkali, korban cyberbullying dalah mereka yang pada awalnya membuat
sesuatu yang menyinggung perasaan banyak orang di ruang publik.
3. Jangan reaktif. Jika seseorang berlaku kurang layak di internet, dan remaja kita
mengetahuinya, sarankan agar mereka tidak dengan mudah merespon tindakan
tersebut. Saling berlaku tidak layak hanya akan memperpanjang masalah, dan
pada akhirnya menyebabkan rantai cyberbullying terus terjadi. Minta mereka
untuk mengabaikan sesuatu yang dianggap kurang nyaman, atau laporkan.
4. Laporkan perilaku tak layak. Jika menemukan perilaku cyberbullying di internet,
minta remaja kita untuk melaporkan kepada orang dewasa yang mengerti
dengan persoalannya. Jika di sekolah, bisa melaporkan kepada guru, atau
kepada orang tua jika guru tidak dapat memberi petunjuk untuk mengatasinya.
Kalau perlu, laporkan secara online kepada pihak-pihak yang mungkin bisa
membantu. Bahkan kalau sudah keterlaluan, ajari mereka untuk melaporkan
perbuatan tidak menyenangkan kepada pihak penyelenggara layanan.
5. Jangan ikut berpartisipasi. Ketika terjadi cyberbullying massal terhadap
seseorang atau sekelompok orang, larang remaja kita ikut-ikutan