Anda di halaman 1dari 9

Bullying jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti intimidasi,

pelecehan, ancaman yang dilangsungkan baik secara verbal maupun


fisik. Cyberbullying diartikan sebagai pelecehan dan penghinaan yang dilakukan
pelaku (bully) kepada korban di dunia maya (internet) berikut pirantinya.

Berikut adalah definisi cyberbullyingmenurut para ahli :

1. Cyberbullying yaitu perlakuan kasar yang dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang, menggunakan bantuan alat elektronik yang dilakukan
berulang dan terus menerus pada seorang target yang kesulitan membela diri
(Smith dkk, 2008).
2. Cyberbullying is the use of technology to intimidate, victimize, or bully an
individual or group , cyberbullyingadalah penggunaan teknologi untuk
mengintimidasi, menjadikan korban, atau mengganggu individu atau
sekelompok orang (Bhat, 2008).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan cyberbullying adalah intimidasi,


pelecehan atau perlakuan kasar secara verbal secara terus menerus yang dilakukan
di dunia maya.

Cyber bullying berasal dari kata cyber yang mewakili komunikasi digital lewat handphone,
email, media sosial dan perangkat elektronik. Sedangkan bullying adalah tindakan
melecehkan, kekerasan, intimidasi dan agresifitas yang membuat orang takut dan merasa
terintimidasi.
Cyber bullying didefinisikan sebagai bentuk pelecehan dimana sang pelaku menggunakan
bentuk-bentuk perangkat digital atau komunikasi berbasis internet. Si pelaku dapat
menyembunyikan identitasnya atau menyebutkan identitas tapi tidak dilakukan secara tatap
muka.
Cyber bullying juga termasuk intimidasi lewat telepon seluler, SMS, email, blog, jejaring sosial
seperti facebook, twitter, situs dan lain-lain. Disamping dalam bentuk kata-kata tertulis atau
teks, bisa juga berupa gambar
Ruang lingkup cyber bullying sudah cukup luas dan hal ini perlu disadari oleh masyarakat
karena cyber bullying merupakan masalah yang cukup serius. Bisa mengganggu korban
maupun kesehatan jiwa si pelaku apalagi bila dilakukan berkali-kali dan bertahun-tahun. Dalam
kasus-kasus tertentu pelaku cyber bullying sudah menjadi korban sebelumnya.

Cara mencegahnya adalah melalui pendidikan etika. Sekolah, gereja, komunitas masyarakat
perlu mensosialisasikan etika dalam berkomunikasi, bersosialisasi di jejaring sosial, dunia
maya, SMS, email supaya komunikasi atau kontak dibangun atas rasa hormat, bukan atas segi
emosi dan merendahkan orang lain.
Pesan Firman Tuhan yang terkait dengan cyber bullying diambil dari Efesus 4:29, "Janganlah
ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, dimana perlu. Supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia."
Firman Tuhan mengingatkan kita dalam kita berkomunikasi di dunia digital, di jejaring sosial, di
internet, lewat email atau SMS, tetaplah hal-hal yang membangun dan memberikan kasih
karunia bagi orang lain yang harus diingat atau diutamakan. Dengan cara ini, dengan
sendirinya cyber bullying akan kita hindari.
Cari








Edukasi

EDUKASIJumat, 18/08/2017 08:12 WIB

Kenali dan Waspada, 10 Jenis Cyberbullying

Ilustrasi bullying (Foto: Thinkstock/Shironosov)

Deddy S
Jakarta, CNN Indonesia -- Cyberbullyingadalah tipe bulllying alias perundungan
yang terjadi melalui dunia maya. Korbannya bisa siapa saja, tak peduli umur atau
latar belakang. Kamu pun bisa jadi salah satu korbannya.

Sebetulnya, apa saja bentuk-bentuk cyberbullying? Kenali 10


bentuk cyberbullying yang marak di Internet, seperti dirangkum oleh Kaspersky
Lab:

1. Exclusion alias pengucilan


Ini bisa terjadi dalam berbagai cara. Intinya, si korban dikucilkan dari pergaulan
online, kelompok atau grup di media sosial, hanya karena tak punya gadget
terbaru, misalnya.

2. Pelecehan
Bentuknya adalah pengiriman pesan-pesan penuh pelecehan (bernada seksual
atau lainnya) kepada si korban atau kelompok/grup. Ini bentuk bullying yang
sangat berdampak pada kesehatan mental si korban.

3. Outing
Ini adalah tindakan mempermalukan si korban secara aktif di muka umum,
seperti di grup chat, forum, di media sosial, atau dikirimkan kepada korban
langsung. Kamu harus tahu, membacakan keras-keras pesan pribadi seseorang
yang ada di ponsel/tablet korban di muka umum, itu termasuk outinglho.

4. Cyberstalking
Penguntit tipe ini sangat berbahaya. Penguntit akan mengintip dan mengikuti
seluruh aktivitas online korbannya, di email maupun media sosial. Orang dewasa
yang mengincar korban anak-anak untuk tujuan pelecehan seksual, juga
melakukan tindakan seperti ini.

5. Fraping
Ini adalah tindakan mencuri masuk ke akun media sosial korban dan mem-
postingkonten tak pantas, seakan-akan si korban yang melakukan. Ingatlah,
apapun yang di-posting di Internet, tidak akan pernah benar-benar hilang, meski
kamu sudah menghapusnya.

6. Profil palsu
Biasanya diciptakan seseorang yang menyembunyikan identitasnya dengan
tujuan mem-bully korbannya. Pelaku biasanya juga menggunakan akun atau
email orang lain untuk melakukannya.

7. Dissing
Ini adalah pengiriman informasi yang buruk sekali mengenai korban untuk
merusak reputasi dan persahabatan. Termasuk pengiriman foto hasil
editing, screenshot, atau video secara online.

8. Trickery
Pelaku trickery memanfaatkan kepercayaan korban sampai korban menceritakan
hal-hal rahasia lalu mem-posting ke dunia maya. Pelaku akan berteman dengan
korban, merebut kepercayaannya, sebelum mengirimkan informasi rahasia itu ke
publik.

9. Trolling
Trolling artinya, mem-posting tulisan atau pesan menghasut tentang korban, dan
seringkali tidak relevan dengan topik yang dibicarakan di komunitas online
seperti forum, chatting, blog, atau juga media sosial. Tujuan dari trolling ini
adalah memprovokasi dan memancing emosi para pengguna Internet lainnya
terhadap korban.

10. Catfishing
Catfishing adalah tindakan pencurian informasi pribadi secara online lalu
menciptakan ulang profil media sosial si korban untuk tujuan penipuan atau
merusak reputasi korbannya

https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170816155754-445-235199/kenali-dan-waspada-10-
jenis-cyberbullying/

Kebanyakan perilaku bullyingberkembang dari berbagai faktor lingkungan yang


kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi penyebab
munculnya bullying. Faktor-faktor penyebabnya antara lain faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor kelompok sebaya. Penyebab terjadinya cyberbullying ini bisa
jadi karena dendam, kemarahan atau perasaan frustasi. Bisa juga karena pelaku
memang tidak punya pekerjaan, sedangkan berbagai fasilitas yang berbau
teknologi banyak tersedia disekeliling mereka sehingga menyebabkan mereka
iseng dan ingin mencari keributan. Atau bisa jadi, pelaku adalah orang-orang yang
di kehidupan nyata termasuk golongan ‘tidak dianggap’ atau tidak punya
kekuatan atau berstatus sebagai korban. Dengan melakukan cyberbullyingmereka
merasakan bagaimana rasanya jadi ‘orang yang berkuasa’
https://www.google.com/amp/s/mycyberbullying.wordpress.com/2014/05/25/penyebab-
cyberbullying/amp/

Megan Meier (Amerika Serikat, 2006)

5 minggu sebelum kematiannya, Megan aktif mengobrol dengan seorang laki-


laki lewat situs MySpace. Megan selama ini mengalami masalah kepercayaan
diri karena berat badannya. Hingga pada akhirnya dia berkenalan dengan
akun Josh Evans di situs MySpace yang menganggap Megan gadis yang
cantik. Megan senang sekali karena akhirnya ada laki-laki yang menghargai
dirinya. Akan tetapi, pada pertengah Oktober, pesan-pesan Josh mulai
bernada kejam dan masuk dalam jenis bullying. Bahkan Josh mengatakan
kalau dunia bakal lebih indah tanpa kehadiran Megan. Cyberbullying tersebut
makin menjadi-jadi saat teman-teman sekelas Megan ikut-ikutan mengirim
pesan-pesan dan selebaran yang menganggu di situs MySpace Megan. Dua
puluh menit setelah membaca isi pesan di MySpace tersebut, Megan
ditemukan menggantung diri di closet di kamarnya. Setelah kematian Megan,
ada tetangga yang memberi informasi pada ibu Megan bahwa akun Josh
Evans tersebut bukan akun laki-laki yang sesungguhnya. Tetapi, itu adalah
akun buatan tetangga perempuan Megan yang dulu pernah menjadi teman
Megan.
4. Rebecca Sedwick (Amerika Serikat, 2013)

Rebecca Sedwick mengalami kekerasan di sekolahnya, lalu ibunya


memindahkan Rebecca ke sekolah yang lain. Tapi, tindakan bullying terhadap
Rebecca nggak berhenti. Rebecca mendapatkan pesan-pesan elektronik
yang bernada kebencian dan dorongan untuk bunuh diri. Kabarnya, Rebecca
bertahan dari cyberbullyingselama setahun lamanya, sebelum akhirnya dia
bunuh diri dengan cara melompat dari bangunan tinggi pada bulan
September. Menurut pihak berwajib, cyberbullyinghanya menjadi salah satu
sebab Rebecca bunuh diri, sebab lainnya adalah kondisi rumah dan
keluarganya yang tidak kondusif bagi remaja 12 tahun tersebut.
Mengerikan banget ya, Famous people?! Bagaimanapun juga nggak ada
pembenaran untuk tindakan bullying, karena dampak dari bullying yang
sangat merugikan. Entah bullying verbal, non verbal
ataupun cyberbullying seperti kasus di atas. Untuk para korban bullying ini
saatnya bangkit untuk melawan tapi ingat tidak dengan kekerasan ya!
Penasaran seperti apa melawan bullying tanpa kekerasan? Kalian bisa tonton

https://www.google.com/amp/s/www.brilio.net/amp/video/discover/inilah-4-
kasus-cyberbullying-berujung-kematian-tragis-1703303.html

4. Social anxiety disorder

Gangguan ini Juga disebut fobia sosial, di mana seseorang merasa sangat khawatir
akan dinilai negatif oleh orang di lain. Perilaku seseorang menjadi terpaku pada
orang lain dan merasa malu akan ditertawakan.

Penanganan

1. Cognitive behavioral therapy (CBT)

CBT akan membantu orang dengan gangguan kecemasan dalam


mengidentifikasi pikiran-pikiran negatif yang ada dalam dirinya. Setelah
memahami asal pikiran negatif tersebut, terapi ini kemudian akan menata ulang
pikiran tersebut menjadi pikiran yang positif. Membuat orang dengan gangguan
kecemasan berfikir lebih realistis terhadap sesuatu agar tidak merasa cemas.

Fobia sosial (gangguan kecemasan sosial)

Gugup ketika bertemu orang lain (terutama orang asing atau orang yang cukup penting) itu
wajar saja. Namun, ketika Anda selalu merasa gugup dan takut berada di lingkungan baru
hingga berkeringat dan merasa mual, Anda mungkin mengalami kecemasan sosial.

Kecemasan ini hadir karena kekhawatiran bahwa perilaku Anda akan mempermalukan diri
sendiri, menyinggung perasaan orang lain, atau kehadiran Anda ditolak. Kondisi ini tentu
akan membuat Anda kesulitan untuk membangun hubungan dengan orang lain.

Namun, fobia lainnya juga bisa masuk dalam jenis gangguan kecemasan. Misalnya
agorafobia, yaitu ketakutan akan tempat-tempat yang ramai dan terbuka. Ini karena orang
yang punya fobia juga menunjukkan gejala kecemasan berlebihan.
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/lima-
jenis-gangguan-kecemasan/amp/

Cyberbullyingmerupakan sebuah fenomena baru dari perkembangan teknologi


komunikasi. Pada kondisi sekarang, hal tersebut didefinisikan sebagai sebuah
perbuatan menyakiti yang disengaja dan diulang-ulang melalui penggunaan
komputer, telepon selular dan peralatan elektronik lainnya yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau individu dimana seseorang yang menjadi korban tidak bisa
membela dirinya sendiri. Tujuannya adalah untuk mempermalukan, mengolok-
olok, mengancam,mengintimidasi dalam rangka menegaskan kekuasaan dan
kontrol atas korban tersebut. Bullying selalu saja berurusan dengan
penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan. Bullying tidak pernah menjadi
persoalan konflik pribadi.

Bentuk-bentuk dari cyberbullying antara lain mengirimkaan pesan atau komen-


komen yang mengandung kebencian melalui blog, email atau ym, mengirimkan
sms menyeramkan ke ponsel seseorang, membuat postingan dalam blog ditujukan
untuk melecehkan atau menghina seseorang dan mengirimkan email.

Saran

1. Pikirkan apa yang akan dikirim ke internet. Peringatkan agar para remaja ini
berhati-hati dalam berbagi apapun ke internet, apalagi yang sifatnya personal.
Meskipun apa yang dikirim tersebut hanya ditujukan kepada orang tertentu
yang dipercaya, peluang tersebarnya konten privat ke ruang publik terlalu
besar. Sekali sebuah konten tersebar luar di internet, tidak mungkin bisa
menghapusnya lagi.
2. Jadilah ‘anak baik’ di internet. Ajari remaja kita agar memperlakukan orang lain
dengan baik, agar mereka pun diperlakukan orang lain dengan cara yang sama.
Seringkali, korban cyberbullying dalah mereka yang pada awalnya membuat
sesuatu yang menyinggung perasaan banyak orang di ruang publik.
3. Jangan reaktif. Jika seseorang berlaku kurang layak di internet, dan remaja kita
mengetahuinya, sarankan agar mereka tidak dengan mudah merespon tindakan
tersebut. Saling berlaku tidak layak hanya akan memperpanjang masalah, dan
pada akhirnya menyebabkan rantai cyberbullying terus terjadi. Minta mereka
untuk mengabaikan sesuatu yang dianggap kurang nyaman, atau laporkan.
4. Laporkan perilaku tak layak. Jika menemukan perilaku cyberbullying di internet,
minta remaja kita untuk melaporkan kepada orang dewasa yang mengerti
dengan persoalannya. Jika di sekolah, bisa melaporkan kepada guru, atau
kepada orang tua jika guru tidak dapat memberi petunjuk untuk mengatasinya.
Kalau perlu, laporkan secara online kepada pihak-pihak yang mungkin bisa
membantu. Bahkan kalau sudah keterlaluan, ajari mereka untuk melaporkan
perbuatan tidak menyenangkan kepada pihak penyelenggara layanan.
5. Jangan ikut berpartisipasi. Ketika terjadi cyberbullying massal terhadap
seseorang atau sekelompok orang, larang remaja kita ikut-ikutan

Anda mungkin juga menyukai