Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai
dengan pencarian identitas diri, yang kemudia pada masa dewasa ini, identitas diri
didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.

Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa
awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri,
baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang
masa depan sudah lebih realistis.

Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung
jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara
ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa
tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang
mandiri. ‘Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat
mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua.
Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi
suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna membentuk seorang
pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.

Secara fisik, seorang dewasamenampilkan profil yang sempurna dalam arti bahwa
pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi
puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga
dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan
proaktif.
.Artikel

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komnas Perlindungan Anak Aries Merdeka Sirait


menyatakan, kabupaten Garut, Jawa Barat perlu menerapkan program gerakan
perlindungan sekampung untuk menghindari kasus kekerasan pada anak yang
serupa.

"Berdasarkan informasi, kasus yang menimpa MR itu diketahui masyarakat sekitar,


tapi tidak ada tindakan (pencegahan)," ujarnya saat konfirmasi, Rabu lalu, ditulis
Minggu (25/2/2018).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dewasa

Menurut Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila orang itu


bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan
khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud juga menjelaskan bahwa seseorang
dikatakan dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala
tingkah laku, pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari.

Dengan demikian orang dewasa dituntut untuk mempertanggung jawabkan semua


yang dilakukan bekerja memenuhi kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga
sebagai wujud cinta terhadapp istri dan anak-anaknya. Orang dewasa yang matang
tidak takut terabaikan kepentingan dirinya sendiri dalam memproses
mempertanggung jawabkan cinta yang diikrarkan.

Dalam kebudayaan Amerika, seorang anak dipandang belum mencapai status


dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara itu dalam kebudayaan
Indonesia, seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa apabila sudah
menikah, meskipun usianya belum mencapai 21 tahun.
Kekerasan terhadap anak adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan
emosional, atau pengabaian terhadap anak.[1]Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) mendefinisikan penganiayaan anak sebagai setiap tindakan
atau serangkaian tindakan wali atau kelalaian oleh orang tua atau pengasuh lainnya yang
dihasilkan dapat membahayakan, atau berpotensi bahaya, atau memberikan ancaman yang
berbahaya kepada anak.[2]Sebagian besar terjadi kekerasan terhadap anak di rumah anak
itu sendiri dengan jumlah yang lebih kecil terjadi di sekolah, di lingkungan atau organisasi
tempat anak berinteraksi. Ada empat kategori utama tindak kekerasan terhadap
anak: pengabaian, kekerasan fisik, pelecehan emosional/psikologis, dan pelecehan seksual
anak.
Sudut pandang Alkitabiah

Yohanes 15:17

Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."


Yohanes 13:34
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti
Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

BAB III

PENUTUP
Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar.
Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Mereka
lupa bahwa orangtua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam
mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan kelangsungan hidup,
dan mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya. Keluarga adalah tempat
pertama kali anak belajar mengenal aturan yang berlaku di lingkungan keluarga
dan masyarakat.
Upaya penanggulangan kekerasan terhadap anak menjadi kewajiban pemerintah,
yang di dukung oleh keluarga dan masyarakat. Masyarakat ternyata belom sadar
bahwa anak memiliki hak penuh untuk diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Anak
harus mendapatkan bimbingan, dan perlindungan yang baik, sehingga anak bisa
tumbuh dan berkembang dengan baik serta jauh dari berbagai tindak kekerasan.
IDENTITAS KONSELI
Nama : Reine
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen (Protestan)
Status : Anak ke-1 di antara 3 orang bersaudara
Pekerjaan : Mahasiswa
Tempat Percakapan : Ruangan konseling di lantai 4.

VERBATIM

Keterangan :
KO : Pendamping
KI : Yang didampingi

1. KO : slamat siang bagaimana kabar mu hari ini ?


KI. : baik-baik kak.

2. KO : sudah tidak ada mk. ?


KI : Nanti jam tiga baru ada mata kuliah.

3. KO : Sebelumnya sudah pernah ikut kegiatan konseling. ?


KI : Saya baru pertama ini ikut konseling,pernah hampir ikut tapi tidak jadi karna
Waktu itu lagi sibuk.

4. KO. : sebaiknya saa jelaskan dulu tentang konseling. Konseling adalah bantuan
profesional yang diberikan konselor kepada Konseli yaitu Anda, agar konseli mampu
memecahkan masalah/problem yang sedang dihadapi. Konseling itu dilandasi oleh
asas-asas, seperti kerahasiaan, kesukarelaan, keahlian, kegiatan, kemandirian, dan
masih banyak yang lain. Asas kerahasiaan menjamin semua data-data atau informasi
yang terkait dengan masalah kamu. Bagaimana, kamu sudah paham?Konseling itu
dilandasi oleh asas-asas, seperti kerahasiaan, kesukarelaan, keahlian, kegiatan,
kemandirian, dan masih banyak yang lain. Asas kerahasiaan menjamin semua data-data
atau informasi yang terkait dengan masalah kamu. Bagaimana, kamu sudah paham?
KI : Oh begitu

5. KO : perkenalkan nama saya axel,kalau kamu.


KI : kalau saya reine

6. KO 4 : Kamu tinggal dimana.


KI : saya tinggal di kalasey.

7. KO 1 : berapa orang bersaudara.?


KI : saya tiga bersaudara dan saya anak paling tua.

8. KO 1 : kamu sekarang sudah umur berapa. ?


KI : saya sekarang umur 18 tahun

9. KO 1 : Trus di usia yang sekarang menginjak 18 tahun masalah-masalah apa yang


kamu rasakan .?
KI : Hmm. Tidak ada ka.

10. KO 1 : masa sih tidak ada,pasti ada coba kamu ingat kembali, dan tentunya di usia
skarang masalah lebih banyak dari pada waktu remaja.
KI : oh iya ka masalah asmara saya, saya baru-baru ini putus dengan cowok
saya,saya sangat marah dengan dia karna kami sudah pacaran dari sma tapi entah
mengapa dia tiba-tiba sudah ganti kontak, dan saat saya tidak sengaja ketemu dia
dijalan,saya lihat dia bersama dengan cewek yang tidak lain itu teman saya,yah tapi
skarng saya sudah menjadikan itu sebuah pelajaran,cuman itu sih masalah yang baru-
baru ini saya alami…

11. KO 1 : kalau masalah dengan perkuliahan.?


KI : Kalau dengan kuliah yang kadang jadi masalah itu tugas yang terlalu banyak
di berikan dosen.
12. KO. : kalau dalam keluarga.?
KI. : hmm,bagaimana yah,ada sih cuman saya takut untuk sampaikan.

13. KO. : tidak usah takut, keterbukaan adalah awal dari pemulihan.
KI. : jadi begini ka, saya sering dipukul dikepala oleh papa saya.

14. KO : sejak kapan kamu diperlakukan seperti itu.?


KI. : sejak saya dari SMP,kalau saya melakukan kesalahan,ayah saya langusung
memukul dikepala dan Juga yang membuat ku sedih karna ibu tidak membela saya.
15. KO. : saya juga turut merasakan kesedihan kamu, tapi kamu jangan berkecil hati
mungkin dibalik ajaran yang keras dari ayah kamu,kamu bisa jadi pribadi yang tidak
mudah menyerah dan mandiri dikemudian hari, tetap semangat,yakinlah selalu ada
pelangi sehabis hujan.
KI. : Amin.
16. KO. : Reine kamu minggu depan ada waktu luang. ?
KI. : Hmm.. Sepertinya tidak ada .
17. KO : Oh begitu yah,karna mengingat sebentar kamu masih ada mata kuliah,nanti
konseling ini kita lanjut minggu depan.
KI. : oh iya ka, terima kasih sebelumya ka sudah bersedia untuk mendengarkan isi
hati saya,tapi ka janji tidak akan bilang sama orang lain tentang masalah saya.
KO. : ok sip.tenang saja.

Anda mungkin juga menyukai