KEDOKTERAN PERAWATAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Oleh:
Achmad Nuryadi, S.Ked
Agus Salim Sani, S.Ked
Faradhibah Nur Aliah, S.Ked
Ilham Akbar, S.Ked
Syahrun Mubarak Aksar, S.Ked
Waode Annisa Wahid, S.Ked
Pembimbing :
dr. Hadarati Razak, M. Kes
i
HALAMAN PENGESAHAN
Nama :
1. Achmad Nuryadi, S.Ked
2. Agus Salim Sani, S.Ked
3. Faradhibah Nur Aliah, S.Ked
4. Ilham Akbar, S.Ked
5. Syahrun Mubarak Aksar, S.Ked
6. Waode Annisa Wahid, S.Ked
Judul : Kedokteran Perawatan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Telah menyelesaikan tugas Tutorial Klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada
Muhammadiyah Makassar.
PEMBIMBING
ii
DAFTAR ISI
iii
B. ANAMNESIS ......................................................................................... 25
C. PEMERIKSAAN FISIK ......................................................................... 27
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................ 29
E. DIAGNOSIS KERJA.............................................................................. 29
F. RENCANA TERAPI ............................................................................. 30
G. PROGNOSIS .......................................................................................... 30
H. KONSELING, INFORMASI DAN EDUKASI ..................................... 30
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................... 32
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 38
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 38
B. SARAN .................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan baik bagi tenaga kesehatan khususnya, maupun masyarakat luas pada
umunya. Hal ini dikarenakan penyakit ini dapat menimbulkan wabah yang apabila
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk dari family
Flaviviridae yaitu Aedes aegypty, Aedes albopictus, dan beberapa spesies Aedes
lainnya.1,2 Gejala klinis dari demam berdarah dengue bersifat dinamis dan terdiri
dari tiga fase, yaitu fase febris, fase kritis dan penyembuhan.1
Demam dengue (DD) adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan
oleh virus Dengue yang mempunyai 4 macam serotipe (DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4). Dalam kebanyakan kasus, DD bersifat self-limited, akan tetapi ada resiko
syok dengue (SSD).3 Demam berdarah dengue adalah penyakit virus dengan
vektor nyamuk yang paling cepat tersebar penularannya di dunia. Dalam lima
puluh tahun terakhir, jumlah kasus dengue telah meningkat tiga puluh kali dan
telah menyebar ke negara-negara baru, sehingga kurang lebih lima puluh juta
infeksi dengue yang telah terjadi pada masa tersebut dan sekitar 2,5 miliar
penularan virus dengue. Dari 2,5 miliar orang yang berisiko tertular, sekitar 1,8
1
miliar tinggal di negara-negara Asia Tenggara dan region pasifik Barat.1,2,4 Negara
Indonesia, Malaysia, Thailand dan Timor Leste. Hal ini disebabkan karena cuaca
yang tropis dan masih merupakan area equatorial dimana Aedes aegypti menyebar
meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara
sporadik selalu terjadi KLB tiap tahun. Daerah rawan DBD merata hampir di
seluruh pulau di Indonesia. DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Utara,
Kepulauan Riau, Yogyakarta, Jawa Barat dan Papua Barat merupakan provinsi-
provinsi yang pernah tercatat sebagai pemilik lima besar angka insiden DBD
68.407 kasus dengan jumlah kasus meninggal sebanyak, 493 orang. Di Sulawesi
Selatan pada tahun 2013 menjadi urutan ke delapan provinsi dengan tingkat
jumlah kasus DBD sebanyak 4.261 dan karena DBD jumlah tersebut meningkat
meninggal 43 orang.2
Aedes aegypti sebagai vektor utama DBD bisa berkembang biak di air
bersih. Tempat penampungan air, sampah yang menampung air hujan dan bentuk
bangunan yang mampu menampung air hujan seperti pagar bambu merupakan
2
tempat yang digunakan Aedes aegypri untuk berkembang biak. Normalnya,
nyamuk Aedes aegypri tidak terbang terlalu jauh. Jangkauannya 100 meter dari
tempat tinggalnya. Maka, sarang nyamuk Aedes aegypri tidak akan jauh dari
masyarakat dan nyamuk Aedes aegypri aktif saat pagi dan siang hari.1
3
BAB II
1. Geografi
Luas tanah Puskesmas Batua adalah 4500 m2, terdiri dari 2 gedung dengan
luas bangunan 147 m2 dan 422 m2. Terdapat 3 rumah dinas dan 1 mobil ambulans.
Karapuang
4
2. Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Batua berpenduduk 54.056 jiwa yang terdiri dari
laki-laki 28.109 jiwa dan 25.947 jiwa perempuan, serta jumlah kepala keluarga
semua.
5
e. Pengembangan program inovasi unggulan
a. Promosi Kesehatan
d. Pemberantasan Penyakit
e. Penyehatan Lingkungan
f. Pengobatan
c. UKS, UKGM
e. Kesehatan Olahraga
6
D. Data Status Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Batua
1 DBD 5
2 GEA 4
3 FEBRIS UNSPECIFIED 4
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Epidemiologi
paling cepat. Dalam lima puluh tahun terakhir, insidens penyakit meningkat
tiga puluh kali dan menyebar secara geografis ke Negara yang sebelumnya
belum terjangkit. Menurut data WHO 1955-2007, didapatkan lima puluh juta
infeksi Dengue setiap tahunnya dan terdapat 2,5 miliar orang yang hidup di
Negara endemis.5
miliar tinggal di daerah Asia Tenggara dan Pasifik barat.1,4 Di daerah Asia
Myanmar, Sri Langka, Thailand dan Timor Leste yang diketahui daerah
beriklim tropis dan memiliki lokasi di zona equatorial, tempat dimana Aedes
8
aegypti menyebar secara merata baik di daerah pedesaan maupun
berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas
dan lain-lainnya3,5,6
dengue yaitu :
C. Etiologi
9
Adapun 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-4, DEN-3 dan DEN-4 yang
Terdapat reaksi silang antara serotype dengue dengan Flavivirus lain seperti
Yellow Fever, Japanese encephalitis dan West Nile virus. Pada Artropoda
Cara penularannya infeksi virus dengue ini ada tiga faktor yang
memegang peranan, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue
Aedes aegypti tersebut dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit
kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation
virus tidak penting. Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak di dalam
Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk
10
menggigit manusia yang sedang viremia, yaitu 2 hari sebelum demam sampai
D. Patogenesis
diperdebatkan. Dua teori yang banyak dianut pada DHF dan DSS adalah
Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme
sitotoksisitas yang dimediasi antibody. Sel target virus ini adalah sel
IL-5,IL-6,dan IL-10.
antibodi.
11
Aktifasi komplemen oleh kompleks imun yang menyebabkan
Suvatte, sebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berlainan
pada seorang pasien, respon antibodi anamnestik yang akan terjadi dalam
langsung bahwa mereka yang terkena infeksi kedua oleh virus heterolog
mempunyai risiko berat yang lebih besar untuk menderita DHF berat.
12
Antibodi herterolog yang telah ada akan mengenali virus lain kemudian
dari membran leukosit terutama makrofag. Sebagai tanggapan dari proses ini,
E. Manifestasi Klinis
dapat berupa demam yang tidak khas. Pada umumnya pasien mengalami
kuda), fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis pada hari ke-
3 selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi
mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan tidak
adekuat.5,8
1. Fase Febris:
c. Sakit kepala
2. Fase Kritis:
13
b. Dapat pula ditemukan tanda perdarahan seperti petekie, perdarahan
3. Fase Pemulihan:
membaik.
Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
14
Derajat IV : Syok berat (profound syok), nadi tidak teraba, dan tekanan darah
tidak terukur.
F. Diagnosis
1. Kriteria klinis
c. Pembesaran hati
d. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,
gelisah.
2. Kriteria Laboratoris
15
1) Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai
hipoproteinemia.
Spektrum DHF
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
16
Pemeriksaan Dengue NSl Antigen adalah pemeriksaan baru
infeksi virus dengue dengan lebih awal bahkan pada hari pertama onset
demam.9
2. Pemeriksaan radiologis
rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur
H. Penatalaksanaan
terjadi antara hari ke 4 hingga 6 sejak demam berlangsung. Pada hari ke-7
17
proses kebocoran plasma akan berkurang dan cairan akan kembali dari ruang
interstitial ke intravaskular.1,3
gawat darurat.
dirawat.
18
Penanganan tersangka DHF tanpa syok
dan tanpa syok maka diruang rawat diberikan cairan infus kristaloid
berikut :
150020 x( BB-20) ml
jam :
tiap 12 jam.
19
2) Bila Hb, Ht meningkat >20% dan trombosit <100.000, maka
20
d. Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DHF
TRANSFUSI
TROMBOSIT
Hb < 10 gr%
TRANSFUSI PRC
(SSD) maka hal pertama yang harus diingat adalah bahwa renjatan harus
segera diatasi dan oleh karena itu penggantian cairan intravaskular yang
hilang harus segera dilakukan. Angka kematian pada sindrom syok dengue
21
sepilih kali lipat dibandingkan dengan penderita DHF tanpa renjatan, dan
22
Kriteria memulangkan pasien, apabila memenuhi semua keadaan
dibawah ini: 5
4. Hematokrit stabil
I. Komplikasi
1. Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DHF dengan maupun tanpa syok
J. Prognosis
23
BAB IV
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
B. Anamnesis
Pasien mengeluhkan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan terus-
menerus. Menggigil (+) ,sakit kepala (+). Selain itu pasien juga mengeluh
mual (+), muntah (+) frekuensi 2x berisi cairan berwarna kuning sejak 4 hari
24
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Pengobatan :
Tidak ada.
Riwayat Pribadi
rumah permanen.
air ledeng.
25
Pasien memiliki tempat pembuangan sampah di halaman depan
rumah.
yang tergenang.
C. Pemeriksaan Fisik
GCS : E4V5M6
BB : 65 kg
1. Vital Sign
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Temperatur : 38,7oC
2. Status General :
c. Mulut : Kering (+) Bibir sianosis (-), pucat (+), mulut normal, gigi
26
d. Leher : Pembesaran KGB (-), kelenjar tiroid tidak membesar, leher
Simetris
Thorax :
dievaluasi.
d. Auskultasi :
Abdomen :
d. Palpasi : Nyeri tekan (+) pada regio epigastrik, massa (-), hepar
27
D. Pemeriksaan Penunjang
Trombosit : 69 x 103/µL
Trombosit : 58 x 103/µL
Trombosit : 58 x 103/µL
28
Trombosit : 64 x 103/µL
E. Diagnosis Kerja
F. Rencana Terapi
Bed rest
Minum banyak
IVFD RL 30 tpm
Paracetamol 3 x 500 mg
Domperidone 3 x 10 mg
Ranitidin 3 x150 mg
G. Prognosis
Dubia ad bonam
29
H. Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE)
yang cukup mengandung cairan, tinggi kalori dan tinggi protein serta
tinggi serat.
mual yang menetap, nyeri perut yang berat, pasien merasakan lemas yang
(mimisan, BAB warna hitam, muntah darah, kencing berdarah), pucat dan
dingin pada bagian extremitas, dan pasien kurang dan/atau tidak kencing
pemangsa jentik nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, dan
30
BAB V
PEMBAHASAN
hidup sehat yang diperkenalkan oleh H. L. Blum mencakup 4 faktor yaitu faktor
lingkungan (sosial ekonomi, fisik, politik) dan faktor pelayanan kesehatan (jenis,
cakupan dan kualitasnya). Berikut akan dijelaskan kondisi penyakit yang dialami
1. Faktor Genetik
Selama ini belum pernah ada penelitian yang spesifik meneliti tentang
2. Faktor Perilaku
31
di rumah pasien secara rutin yaitu sekali seminggu sehingga dapat
telurnya. Pada TPA yang selalu ditutup rapat, peluang nyamuk untuk
nyamuk.
air juga pada barang bekas yang memungkinkan air hujan tergenang yang
tidak beralaskan tanah, seperti kaleng bekas, ban bekas, botol, tempurung
bekas yang berada di rumah pasien tidak dikubur dan hanya dibuang di
32
berisitrahat, dan pada saatnya akan menghisap darah manusia kembali
sampah. Namun apabila tukang sampah tidak datang, maka sampah akan
3. Faktor Lingkungan
yang ditularkan oleh nyamuk. Peralihan dari musim panas ke musim hujan
a. Suhu Udara
hidupnya menjadi lebih pendek yaitu rata-rata 7 hari pada suhu lebih dari
33
suhu optimum yaitu berkisar antara 32°C-35°C, yang menyebabkan
tiga kali lipat. Virus dengue dari nyamuk Aedes aegypti akan menyebar
b. Curah Hujan
c. Kelembaban Udara
bawah 60% merupakan batas maksimum yang baik untuk vektor DBD
d. Kecepatan Angin
34
dari peristiwa cuaca ekstrim, penyebaran vektor penyakit, dan proses
gelap dan terlindung dari sinar matahari, begitu pula dalam kebiasaan
meletakkan telur.
tempat air yanng berwarna gelap, terbuka, dan terutama yang terletak di
dinding penampung di atas permukaan air, bila terkena air telur akan
menetas menjadi larva/jentik, setalah 5-10 hari larva menjadi pupa dan 2
Ban, botol plastik, dan barang lainnya yang dapat menampung air
menampung air, semakin banyak tepat bagi nyamuk untuk bertelur dan
35
Disekitar rumah pasien terdapat selokan yang berisi air yang tergenang
kegiatan pemberantasan sarang nyamuk disekitar rumah dalam hal ini yaitu
kembali pada keaktifan keluarga untuk mau dan tahu mencegah DBD dalam
lingkungannya sendiri.
36
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
air yang tidak ditutup), kebiasaan mengubur barang bekas (barang bekas
pakaian (di rumah pasien terdapat banyak pakaian yang tergantung); dan
pada faktor lingkungan: suhu udara (dimana suhu di kota makassar dapat
mencapai suhu 350C pada siang hari yang menjadi suhu terbaik untuk
curah hujan (akibat curah hujan yang cukup tinggi pada beberapa bulan
menampung air di sekitar rumah (di sekitar rumah pasien terdapat banyak
37
B. Saran
rumah warga.
38
DAFTAR PUSTAKA
http://apps.who.int/tdr/svc/publications/training-guideline-
publications/dengue-diagnosis-treatment.
:http://www.searo.who.int/LinkFiles/Dengue_DHF_preventioncontrol_guidel
ines_rev.pdf.
5. Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi dan
: http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/buletin/BULETIN DBD.pdf
39
7. Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku ajar Ilmu
availableat:http://www.mailarchive.com/dokter_umum@yahoogroups.com/m
sg06092.html
10. BHJ, Dengue, Dengue Haemorragic Fever, Dengue Shock Syndrome dalam:
http://www.bhj.org/journal/2001_4303_july01/review_380.html
40
LAMPIRAN
41
42
43
44