Refarat Depresi Terselubung
Refarat Depresi Terselubung
PENDAHULUAN
Depresi adalah gangguan afektif yang ditandai dengan suasana perasaan yang
murung, hilangnya minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi untuk aktivitas
sehari-hari. Kondisi tersebut dapat memengaruhi pikiran, tingkah laku, dan keadaan
fisik seseorang. Depresi adalah gangguan jiwa yang dapat kita temui di mana-mana.
Akan tetapi, banyak dan beragamnya gejala fisik dan kognitif menunjukkan bahwa
tidak semua orang yang menderita depresi akan mengeluhkan gejala emosional.1
Satu dari tujuh orang penderita depresi memang mudah dikenali karena
mengalami penurunan fungsi psikososial yang khas. Namun demikian, masih banyak
orang lain dengan episode depresi yang tidak terdiagnosis kecuali mereka mengunjungi
layanan kesehatan secara rutin. Hal ini berarti bahwa tidak hanya dokter keluarga,
psikiater, dan klinisi kesehatan jiwa saja yang perlu mendeteksi gejala depresi. Internis,
onkolog, kardiolog, dokter bedah, neurolog, ataupun spesialis lainnya harus menyadari
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI TERSELUBUNG
Istilah depresi terselubung telah banyak digunakan untuk menunjukan satu pola
perilaku tertentu yang dinilai mempunyai kaitan dengan berbagai aspek kehidupan
sering mendapat kesulitan dalam perilaku kehidupannya. Gangguan ini tidak hanya
menghambat diri yang bersangkutan saja, akan tetapi secara tidak langsung dapat
banyak dihadapi oleh berbagai pihak baik disadari atau tidak, dan pada umunya tidak
disadari oleh yang bersangkutan. Dengan demikian maka masalah depresi terselubung
dapat dikatakan sebagai masalah semua pihak dan harus mendapat perhatian untuk
Istilah depresi digunakan untuk menamai suatu bentuk gejala gangguan mental
yang ditandai dengan penekanan perasaan yang amat mendalam. Sebenarnya depresi
sudah tergolong kepada gejala gangguan mental yang patologis, yang berartisudah
menderita sakit jiwa dan memerlukan upaya penggulangan yang serius. Para penderita
depresi bisanya sudah tidak mampu lagi mengendalikan perilaku dan kepribadiannya
dan bahkan sudah berada dalam situasi alam kehidupan yang berbeda dengan orang-
orang normal. Suasana emosional yang tertekan secara mendalam membuat sikapnya
2
yang pasif dan tidak mempunyai arah yang jelas dalam perilakunya. Segala rangsangan
merasakan dirinya dalam keadaan tertekan dan hal ini berkaitan dengan gejala-gejala
tergolong terganggu jiwanya secara patologis, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari
banyak pula orang-orang yang normal yang menunjukan gajala-gejala seperti yang
ditunjukan oleh penderita depresi. Jadi, orang yang bersangkutan sebenarnya normal
dalam arti tidak menunjukan gejala kelainan jiwa, akan tetapi dalam kadar tertentu
menunjukan perilaku yang bersifat depresif. Gejala depresinya tidak nampak penuh
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa depresi terselubung merupakan gejala
perasaan tertekan dalam diri orang-orang yang secara keseluruhan tergolong normal.
Meskipun terjadi pada orang-orang normal, akan tetapi rasa tertekan ini akan
maka penampilan kepribadiannya pun akan mengalami gangguan dan bukan mustahil
dapat menjadi depresi yang sebenarnya. Sudah tentu keadaan ini amat kurang
sekitarnya. Dan dalam konteks yang lebih luas dapat berpengaruh kepada kehidupan
3
B. EPIDEMIOLOGI DEPRESI TERSELUBUNG
1. Prevalensi Umum
Sebanyak 1 dari 7 orang akan mengalami episode depresi. Depresi kini juga mulai
2. Jenis Kelamin
depresi lebih sering terjadi pada wanita hingga 1,6-3,1 kali. Perbedaan prevalensi
antara kedua jenis kelamin mulai terlihat pada usia pubertas. Hipotesis lain
mengemukakan bahwa gejala depresi memburuk pada periode menstruasi. Hal ini
mungkin terjadi karena faktor hormonal, stresor psikososial, dan kelahiran anak.
Perbedaan prevalensi antara kedua jenis kelamin menurun ketika wanita mulai
3. Usia
Pada populasi dunia dengan sampel usia 18-64 tahun, usia onset depresi
bervariasi antara usia 24-35 tahun, dengan rata-rata 27 tahun. Ada suatu kecenderungan
bahwa depresi kini menyerang penduduk berusia remaja, 40% penderita depresi
mengalami episode pertama mereka pada usia 20 tahun. 50% penderita depresi
4
Gejala depresi pun bervariasi berdasarkan penggolongan usia. Depresi pada
masa anak-anak lebih melibatkan gejala somatik, iritabilitas, dan penarikan diri secara
sosial. Dewasa muda mengalami depresi yang lebih atipikal seperti terlalu banyak
makan atau tidur terlalu lama (hipersomnia). Depresi pada orang lanjut usia sering
4. Perjalanan Klinis
depresi pertama mereka. Gejala prodromal tersebut serupa dengan gejala depresi pada
umumnya dan dapat terjadi selama beberapa minggu hingga beberapa tahun sebelum
diagnosis ditegakkan. Gejala tersebut termasuk kecemasan dan gejala depresi ringan
lainnya. Depresi ringan biasa berlangsung antara 4-30 minggu. Episode yang lebih
bersumber pada berbagai latar belakang yang bersifat psikologis, sosiologis, biologis,
dan spiritual. Semua hal itu saling berkaitan satu dengan lainnya. Secara terinci
5
1. Serara psikologis depresi terjadi karena interaksi antara peristiwa yang terjadi
tiba-tiba dan menekan, dengan beberapa ciri pribadi yang kurang memadai.
Hal-hal di atas dapat menjadi sumber depresi apabila berinteraksi dengan ciri-ciri
c. Sikap permusuhan.
6
Dengan demikian, maka depresi terselubung ini merupakan reaksi dari kekurangan
lain, kegagalan dalam berinteraksi dengan orang lain dapat menimbulkan rasa
tertekan. Di samping itu keterpencilan sosial dapat pula menjadi sebab depresi
terselubung. Misalnya berada di antara lingkungan sosial yang baru, dan belum
sosial banyak diderita oleh seseorang yang berada di lingkungan yang jauh dan
segalanya serba asing, misalnya guru yang bertugas di desa terpencil yang jauh
rasa harga diri kurang, menimbulkan rasa tertekan atau depresi. Demikian pula
Dari segi keagamaan (spiritual), depresi dapat terjadi karena rendahnya kadar
kagamaan dalam diri seseorang. Orang yang kadar imannya atau ketakwaannya
7
rendah, cenderung lebih mungkin menderita depresi karena kurangnya
saling berkaitan satu dengan lainnya, dan semuanya bermuara pada diri
individu masing-masing.
Diliputi perasaan sedih yang terus menerus dan tanpa alasan yang jelas.
8
Mengalami gangguan tidur, misalnya sukar tidur, diganggu oleh mimpi-
sebagainya.
Selalu gelisah dan tidak tahu arah dan tindakan secara jelas.
9
4. Pada aspek kognitifnya penderita mendapat gangguan-gangguan dalam
pengenalan baik terhadap dirinya mau pun lingkungan. Gejala yang nampak
antara lain :
E. PENEGAKAN DIAGNOSIS
Tidak ada satu pun tes laboratorium khusus untuk menegakkan diagnosis
yang semi-terstruktur dan kuesioner dapat membantu dokter untuk lebih efisien dalam
10
Wawancara Klinis Terstruktur untuk DSM-IV-TR (SCID, yang digunakan oleh banyak
F. PENATALAKSANAAN DEPRESI
Berbagai macam pengobatan yang efektif telah tersedia untuk gangguan depresi
dikombinasi dengan obat-obatan, juga telah terbukti efektif untuk pengobatan akut
Pada anak-anak dan remaja, bagaimana pun, farmakoterapi saja tidak cukup.
Selain itu, dalam semua populasi pasien, kombinasi obat dan psikoterapi umumnya
memberikan respons yang paling cepat dan paling lama bertahan. Terapi kombinasi
juga diasosiasikan dengan perbaikan gejala depresi secara signifikan. Hal ini
Biasanya setelah 2-12 minggu dalam dosis terapi, respons klinis sudah dapat
juga diperlukan untuk mendidik pasien dalam mengatasi efek samping yang mungkin
11
Berdasarkan pedoman ACP, pengobatan untuk gangguan depresi mayor
harus diubah jika pasien tidak memiliki respons yang memadai untuk farmakoterapi
dalam waktu 6-8 minggu. Setelah respons yang memuaskan tercapai, pengobatan harus
dilanjutkan selama 4-9 bulan pada pasien episode depresi berat pertama yang tidak
berhubungan dengan ide bunuh diri ataupun akibat bencana. Pada mereka yang
memiliki dua atau lebih episode depresi, diperlukan waktu perawatan yang lebih lama
Penilaian klinis
Stresor
Keinginan pasien
1. Farmakoterapi
SSRI
12
Escitalopram 10-60 Semua SSRI dapat
disfungsi seksual
SSRE
gangguan kardiovaskular
2. Psikoterapi
13
Terapi perilaku
ini bersifat terarah dan dalam waktu yang terbatas, biasanya melibatkan antara 10 dan
premis bahwa pasien yang mengalami depresi memiliki pandangan yang menyimpang
atas diri mereka sendiri, dunia, dan masa depan. Distorsi kognitif ini berkontribusi
terhadap depresi dan dapat diidentifikasi dan dinetralkan dengan terapi kognitif-
perilaku.13
Terapi kognitif-perilaku efektif pada pasien dari segala usia. Hal ini penting
terutama untuk pasien usia lanjut, yang mungkin lebih rentan terhadap masalah atau
efek samping obat. Pada anak-anak dan remaja, beberapa penelitian telah menunjukkan
yang lebih baik daripada kelompok yang tidak mendapat terapi tersebut. Kemajuan
tersebut dapat dinilai dalam hal pengurangan gejala depresi dan peningkatan harga
diri.14
Bahkan pada sebagian besar sampel klinis pediatrik, terapi kognitif-perilaku tampak
relaksasi, keluarga, dan terapi suportif. Namun, semua studi klinis atas terapi kognitif-
14
perilaku menemukan bahwa dapat terjadi kekambuhan pada saat tindak lanjut. Hal ini
relaps dan kekambuhan depresi, terapi lanjutan direkomendasikan bagi semua pasien
Terapi keluarga
Psikoterapi kelompok
Psikoterapi interpersonal
Terapi interpersonal
menemukan bahwa terapi interpersonal mungkin berguna dalam pengobatan fase akut
pada remaja dengan gangguan depresi mayor. Tingkat kekambuhan relatif rendah
(MBCT))
Psikoterapi psikodinamik
mengubah pola perilaku maladaptif, (2) mengatasi konflik yang sedang berlangsung
15
dan juga konflik masa lalu, (3) mengenali perasaan, (4) meningkatkan wawasan, (5)
meningkatkan harga diri, (6) meningkatkan kekuatan ego, (7) berinteraksi lebih efektif
1. Pencegahan Depresi
yang baik, nyaman, dan menyenangkan bagi pasien. Beberapa macam kegiatan yang
Berpikir positif
Olahraga
2. Prognosis
Dalam sebuah studi terhadap pasien yang telah 1 tahun terdiagnosis depresi,
40% mengalami kesembuhan tanpa gejala. Sebanyak 20% pasien akan terus
16
mengalami gejala depresi, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnosis gangguan depresi
mayor. Sebanyak 40% pasien sisanya tetap mengalami episode depresi mayor.15
gangguan cemas)
Dukungan sosial yang kurang, fungsi keluarga yang buruk, dan lemahnya
17
BAB III
KESEIMPULAN
Istilah depresi digunakan untuk menamai suatu bentuk gejala gangguan mental
yang ditandai dengan penekanan perasaan yang amat mendalam. Sebenarnya depresi
sudah tergolong kepada gejala gangguan mental yang patologis, yang berartisudah
Depresi terselubung pada seorang individu dapat bersumber pada berbagai latar
belakang yang bersifat psikologis, sosiologis, biologis, dan spiritual. Gejala klinis dari
depresi terselubung meliputi aspek emosional, kognitif, fisik dan kognitif. Psikoterapi
yang diberikan pada pasien depresi berupa terapi kognitif dan terapi perilaku.
Prognosis dari depresi dalam sebuah studi terhadap pasien yang telah 1 tahun
terdiagnosis depresi, 40% mengalami kesembuhan tanpa gejala. Sebanyak 20% pasien
akan terus mengalami gejala depresi, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnosis
gangguan depresi mayor. Sebanyak 40% pasien sisanya tetap mengalami episode
depresi mayor
18
DAFTAR PUSTAKA
for depression: are they effective and why? A systematic review. Biol
2. Kennedy SH, Lam RW, Parikh SV, et al. (2009) Canadian Network for Mood
4. Schulberg HC, Block MR, Madonia MJ, et al. (1997) The ‘usual care’ of major
patterns and associated factors in Europe: Results from the European Study of
19
8. Lepine J-P, Briley M (2011) The increasing burden of depression.
187: 441-53.
61: 51-7.
12. Lam RW, Kennedy SH, Grigoriadis S, et al. (2009) Canadian Network for
13. Parikh SV, Segal ZV, Grigoriadis S, et al. (2009) Canadian Network for Mood
20
15. Cuipers P, Smit F (2002) Excess mortality in depression: A meta-analysis of
21