Anda di halaman 1dari 9

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No.

3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN KRIM GETAH JARAK CINA (Jatropha


multifida L.) UNTUK PENGOBATAN LUKA SAYAT YANG
TERINFEKSI BAKTERI Staphylococcus aureus PADA KELINCI
(Orytolagus cuniculus)

Miryam Ch. Muntiaha1), Paulina V. Y Yamlean1), dan Widya Astuti Lolo2)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

The purpose of this research were to test effectivity to heal wound infection cause by
Staphylococcus aereus . This study is experimental in the laboratory. Proces of cream from
Jarak Cina latex has qualified the standard and tested on 5 rabbits, the cream base without
negative control, the positive control used Gentamicin cream, cream Jarak Cina latex 1%,
cream Jarak Cina latex 5% and cream Jarak Cina latex 10%. The wounds were applied with
cream three times in a day. Observation was conducted everyday for 9 days of healing time
was done by observing infection healing time on rabbits back after the treatment with creams
that have made, which based on the disappearance of erythema and pus. The result shows the
cream base and Jarak Cina Latex with concentration of 1 %, 5% and 10 % fulfilled the
organoleptic, homogeneity, pH value and the standart parameter of spreadabillity. One way
Anova result showed that there an influence of the treatment order to significancy result for
time healing (Fcalculation 116,000 > F table 5,19).

Key words : Jarak Cina Latex (Jatropha multifida L.), Staphylococcus aureus, Cream,
Rabbits

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji efektivitas sediaan krim getah Jarak Cina pada
konsentrasi 1 %, 5 % dan 10 % dalam pengobatan luka yang terinfeksi bakteri
Staphylococcus aureus pada kelinci (Orytolagus coniculus). Jenis penelitian ialah eksperimen
laboratorium. Pembuatan krim getah Jarak Cina telah memenuhi syarat dan diujikan pada
hewan uji kelinci sebanyak 5 ekor dengan perlakuan basis krim (kontrol negatif), Gentamisin
krim (kontrol positif), krim getah Jarak Cina 1%, krim getah Jarak Cina 5%, dan krim getah
Jarak Cina 10%. Luka diolesi tiga kali sehari dengan krim yang diuji. Pengamatan luka
dilakukan setiap hari selama 9 hari terhadap waktu sembuh luka kulit punggung yang
terinfeksi bakteri dimulai pada saat terjadinya eritema dan nanah. Hasil penelitian
menunjukan baik basis krim maupun krim getah Jarak Cina yang dibuat pada konsentrasi 1
%, 5 % dan 10 % memenuhi syarat organoleptik, homogenitas, pH dan uji daya sebar. Hasil
analisis Anova satu arah menunjukan bahwa ada lebih dari satu pengaruh perlakuan yang
bermakna terhadap waktu sembuh infeksi kulit pada punggung kelinci (Fhitung 116,000 >
Ftabel 5,19) yang berarti krim getah Jarak Cina berefek menyembukan.

Kata kunci : Getah Jarak Cina (Jatropha multifida L.), Staphylococcus aureus, Krim, Kelinci

294
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN dengan membuat sediaan farmasi untuk


Indonesia merupakan negara tropis, mempermudah penggunaannya secara
dimana penyakit yang disebabkan oleh topikal yaitu krim, menggunakan getah
bakteri patogen berada pada peringkat Jarak Cina dengan berbagai konsentrasi zat
yang cukup tinggi dalam urutan penyakit aktif dan menguji efektivitasnya untuk
yang banyak diderita oleh masyarakat pengobatan luka sayat yang terinfeksi
(Warsa dkk, 1993). Salah satu penyakit bakteri Staphylococcus aureus. Dipilih
yang sering timbul ialah infeksi kulit dan sediaan krim karena bentuk sediaan krim
jaringan lunak. Infeksi dapat disebabkan lebih mudah digunakan dan menyebar rata
oleh berbagai mikroorganisme patogen dan sedikit berminyak sehingga mudah
seperti bakteri, dimana mikroba masuk dibersihkan dan tidak lengket (Ansel,
kedalam jaringan tubuh dan berkembang 1989). Selain itu krim juga dapat
biak dalam jaringan. Salah satu bakteri menyejukan bagian yang meradang,
yang dapat menyebabkan penyakit kulit mengurangi rasa gatal dan rasa sakit.
seperti bisul, jerawat dan infeksi luka ialah
bakteri Staphylococcus aureus (Jawetz dan METODOLOGI PENELITIAN
Adelberg, 1995). Bahan dan Alat
Salah satu upaya mengatasi Bahan yang digunakan dalam
penyakit infeksi ialah mencari senyawa- penelitian ini ialah getah tanaman Jarak
senyawa aktif yang berasal dari tumbuhan. Cina (Jatropha multifida L), aquades,
Tumbuhan mampu memproduksi alkohol 70 %, Asam stearat,
metabolit sekunder yang berpotensi Trietanolamin, adeps lanae, parafin cair,
sebagai zat aktif yang berkhasiat sebagai nipagin, krim Gentamicin sulfate, medium
obat diantaranya sebagai antibakteri yang NA (Nutrient Agar), larutan NaCL 0,9%
dapat menghambat atau membunuh bakteri dan bakteri uji Staphylococcus aureus.
(Pelczar dan Chan, 1998). Alat yang digunakan pada
Beberapa tanaman obat di penelitian ini ialah waterbath, hotplate,
Indonesia yang digunakan untuk gelas ukur (pyrex™), gelas piala
mengobati luka diantaranya daun Mayana, (pyrex™), pipet, tabung reaksi, sudip,
daun Pacar Air, getah Jarak Pagar dan spatula, pH Univeral , lempeng kaca, pot
getah Jarak Cina. Berdasarkan pengalaman krim, batang pengaduk, kapas, kandang,
empiris, getah Jarak Cina dapat digunakan mortir dan stamper, pencukur bulu,
sebagai obat tradisional untuk obat luar penggaris, surgical blade sterile No. 11,
seperti luka baru dan untuk mengobati timbangan analitik, sarung tangan, pisau,
berbagai jenis infeksi dengan langsung gunting, label, cawan petri, Laminar Air
mengoleskan getah Jarak Cina pada luka Flow, incubator, bunsen, jarum ose dan
tersebut (Hariana, 2006). kamera.
Penelitian Darmawi dkk (2013)
memberikan hasil bahwa getah Jarak Cina Prosedur pembuatan krim
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Krim getah Jarak Cina dibuat
Staphylococcus aureus secara in vitro. dengan basis M/A menggunakan eksipien
Getah Jarak Cina memiliki daya yang meliputi fase minyak (Asam stearat,
antimikroba terhadap bakteri patogen Adeps lanae dan parafin cair) dan fese air
Staphylococcus aureus karena adanya (Aquades, Trietanolamin dan Nipagin).
kandungan zat-zat aktif antara lain Krim dibuat dengan cara
flavonoid dan tanin. dipanaskan pada suhu 60-70°C secara
Berdasarkan penelitian yang telah terpisah antara fase minyak dan fase air.
dilakukan dan diketahui adanya aktivitas Fase minyak dipanaskan diatas waterbath
antibakteri dari getah Jarak Cina, maka sedangkan fase air dipanaskan diatas
penulis ingin melanjutkan penelitian hotplate. Pemanasan dilakukan hingga fase

295
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

minyak melebur dan fase air melarut Penyiapan Hewan Uji dan Prosedur
seluruh komponennya, kemudian Pembuatan Infeksi
dipindahkan dari alat pemanas untuk Hewan uji yang digunakan dalam
selanjutnya dicampur dengan cara fase air penelitian ini ialah kelinci jantan sebanyak
dituangkan pada faseminyak sambil diaduk 5 ekor yang berumur sekitar 2-3 bulan
secara konstan seiring terjadinya dengan berat badan antara 1,2-1,5 kg.
penurunan suhu hingga terbentuk Sebelum pembuatan luka, kelinci
krim.Basis krim tersebut kemudian diaklimatisasi selama 5 hari. Sehari
ditambahkan dengan Getah Jarak Cina sebelum pembuatan luka, hewan uji
sedikit demi sedikit dan diaduk sampai dicukur bulunya di daerah punggung
homogen pada suhu kamar dan sampai licin dan dibersihkan dengan
disesuaikan berdasarkan konsentrasi alkohol 70%, selanjutnya dibuat luka sayat
masing-masing yaitu 1%, 5% dan 10%. dengan ukuran panjang 1,5 cm pada
bagian punggung kelinci menggunakan
Penyediaan Biakan Bakteri surgical blade sterile (pisau bedah) sampai
NA (Nutrien Agar) ditimbang bagian subkutan. Suspensi bakteri
sebanyak 0,46 gram, dilarukan dalam 20 Staphylococcus aureus diberikan sebanyak
ml aquades dan dipanaskan hingga larut 0,2 ml pada masing-masing lokasi.
sempurna, lalu dimasukan dalam 3 tabung Pengamatan dilakukan setelah 24 jam
reaksi sebanyak 5 ml dan disterilkan dalam untuk melihat adanya infeksi pada luka
autoklaf pada suhu 121°C selama 15 yang dibuat,kemudian kulit kelinci yang
menit. Setelah steril, tabung dimiringkan telah terinfeksi bakteri Staphylococcus
dan didiamkan hingga memadat. Sejumlah aureus diberikan perlakuan.
1 jarum ose stok bakteri Staphylococcus
aureus diinokulasi kedalam media agar Perlakuan dan pengamatan
miring kemudian diinkubasi dalam a. Masing-masing kelinci diberi
inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam perlakuan sebagai berikut :
(Kusmiyati, dkk, 2006). Perlakuan A :Luka diberi basis Krim
(Kontrol negatif)
Pembuatan Larutan Standar Mc. Perlakuan B :Luka diberi Gentamicin
Farland Krim (Kontrol positif)
Larutan H2SO4 0,36 N sebanyak Perlakuan C :Luka diberi Krim getah
99,5 ml dicampurkan dengan larutan Jarak Cina 1%
BaCl2.2H2O 1,175 % sebanyak 0,5 ml Perlakuan D :Luka diberi Krim getah
dalam erlenmeyer kemudian dikocok Jarak Cina5%
sampai terbentuk larutan yang keruh. Perlakuan E :Luka diberi Krim getah
Kekeruhan ini dipakai sebagai standar Jarak Cina 10%
kekeruhan suspensi bakteri (Victor,1980). b. Kemudian dilakukan pengamatan
setiap hari selama 9 hari, ukur panjang
Pembuatan Suspensi Bakteri penutupan luka.
Suspensi bakteri dari biakan murni c. Sediaan Krim diberikan dengan cara
dibuat dengan cara bakteri Staphylococcus mengoleskan secara merata pada
aureus yang berumur 24 jam pada nutrien daerah luka 3 kali sehari.
agar. Bakteri uji yang telah diinokulasi Pengamatan pada luka sebelum
diambil dengan kawat ose steril lalu pemberian dan sesudah perlakuan sampai
disuspensikan kedalam tabung yang berisi menunjukkan adanya tanda-tanda
2 ml larutan NaCl 0,9% hingga diperoleh kesembuhan dengan cara mengukur
kekeruhan yang sama dengan standar panjang luka dengan menggunakan
kekeruhan larutan Mc. Farland. penggaris skala cm.

296
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

HASIL DAN PEMBAHASAN dioleskan pada sekeping kaca objek.Hasil


Uji Homogenitas pengamatan dapat dilihat pada Tabel
Krim diambil dari bagian atas, dibawah ini :
tengah dan bawah kemudian krim

Tabel 2. Hasil uji homogenitas krim M/A getah Jarak Cina


Jenis Krim Homogenitas
Basis Krim Homogen, tidak menggumpal
Krim Getah Jarak Cina 1% Homogen, tidak menggumpal
Krim Getah Jarak Cina 5% Homogen, tidak menggumpal
Krim Getah Jarak Cina 10% Homogen, tidak menggumpal

Hasil pengamatan secara visual


menunjukan susunan krim yang homogen, Uji Organoleptik
tidak menggumpal serta tidak terdapat Uji organoleptik adalah pengujian
butiran kasar, tidak adanya perbedaan yang meliputih pengamatan terhadap
secara fisik dari ketiga bagian krim. bentuk, bau, dan warna salep tersebut.
Berdasarkan teori, sediaan krim dikatakan Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel
homogen bilasusunan partikel-partikel 3:
tidak ada yang menggumpal atau tidak
tercampur.

Tabel 3.Hasil uji organoleptik


Jenis Krim Bentuk Bau Warna
Basis Krim Setengah padat Bau Khas Putih
minyak nabati
Krim Getah Jarak Cina 1% Setengah padat Bau Khas Orange muda
minyak nabati
Krim Getah Jarak Cina 5% Setengah padat Bau Khas Orange
minyak nabati
Krim Getah Jarak Cina Setengah padat Bau Khas Orange tua
10% minyak nabati

Pada pengujian organoleptik, krim dan krim getah Jarak Cinapada konsentrasi
getah Jarak Cina diamati dari segi bentuk, 1%, 5% dan 10% sesuai dengan
bau dan warna. Hasil pengamatan persyaratan Farmakope Edisi III dari segi
menunjukan bahwa baik basis krim bentuk.
maupun krim getah Jarak Cina pada Pengamatan sediaan krim dari segi
konsentrasi 1%, 5% dan 10% memiliki bau menunjukan bahwa basis krim
bentuk setengah padat. Menurut Anonim memiliki bau khas minyak nabati yang
(1979) krim adalah sediaan setengah padat, menandakan krim tersebut dibuat dari
berupa emulsi mengandung air tidak bahan-bahan berminyak yang dominan.
kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk Pengamatan pada krim getah Jarak Cina
pemakaian luar. Hal ini berarti basis krim pada konsentrasi 1%, 5% dan 10%

297
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

menunjukan bau khas minyak nabati sama konsentrasi getah Jarak Cina maka warna
seperti basis krim, hal ini disebabkan getah yang terbentuk juga semakin tua.
yang ditambahkan hampir tidak memiliki
bau. Uji pH
Pengamatan segi warna, basis krim Uji pH pada krim merupakan
menunjukan warna khas dari krim yaitu pengujian untuk mengetahui kadar
putih sedangkan krim getah Jarak Cina keasam-basaan dari sediaan krim.
pada masing-masing konsentrasi memiliki Pengukuran pH dilakukan dengan
warna yang berbeda-beda. Perbedaan menggunakan pH Universal. Hasil
warna yang terdapat pada krim tersebut pengamatan dapat dilihat pada Tabel 5
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi dibawah ini:
getah Jarak Cina, dimana semakin tinggi

Tabel 5. Hasil Uji pH krim getah Jarak Cina


Jenis Krim pH
Basis Krim 6
Krim Getah Jarak Cina 1% 6
Krim Getah Jarak Cina 5% 6
Krim Getah Jarak Cina 10% 7

Sediaan krim yang dibuat harus Cina 10% yaitu 7. Konsentrasi getah Jarak
sesuai dengan pH normal yang ideal bagi Cina dapat mempengaruhi nilai pH, namun
kulit yaitu 4,5-6,5 (Budiman, pH 7 masih aman digunakan pada kulit
2008).Pengujian pH krim dilakukan karena merupakan pH normal, tetapi tidak
dengan mengunakan stik pH universal memenuhi persyaratan pH normal yang
yang dicelupkan kedalam masing-masing ideal bagi kulit.
krim yang telah diencerkan kemudian
dilihat dan dicocokan perubahan warna Uji Daya Sebar
dengan standar warna pH universal. Hasil Krim getah Jarak Cina diuji daya sebarnya
pengujian diperoleh pH basis krim yaitu 6, pada sekeping kaca untuk mengetahui
sama seperti pH krim getah Jarak Cina 1% kemampuan krim tersebut menyebar
dan 5% sedangkan pH krim getah Jarak dengan penambahan beban 200 gram.

Tabel 6. Hasil Uji daya sebar krim getah Jarak Cina


Jenis Krim Daya Sebar (Cm)
Basis Krim 5,6 cm
Krim Getah Jarak Cina 1% 5,6 cm
Krim Getah Jarak Cina 5% 5,6 cm
Krim Getah Jarak Cina 10% 5,7 cm

Pengujian terhadap daya sebar krim yaitu 5,6-6,4 cm (Rajalahksmi, 2009).


menunjukan bahwa krim dapat tersebar Hasil pengamatan menunjukan bahwa
merata pada permukaan kaca. Semakin basis krim, krim getah Jarak Cina dengan
luas daya sebar maka akan semakin cepat masing-masing konsentrasi mempunyai
penyebaran dengan hanya pemberian daya sebar yang sesuai.
sedikit kontak obat dengan permukaan
akan meningkat. Daya sebar yang baik

298
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Pengujian efektivitas krim getah Jarak


Cina
Hasil pengukuran panjang luka yang
teinfeksi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil pengukuran panjang luka yang terinfeksi selama 9 hari


Panjang luka infeksi hari ke-0 sampai ke-7 (cm)
Kelompok Pengulanga
perlakuan n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Basis Krim 1 1,5 1,5 1,4 1,3 1,2 1,1 1 1 0,9 0,6
(Kontrol 2 1,5 1,5 1,4 1,2 1,1 1,1 1 0,9 0,8 0,7
Negatif)
Gentamisin 1 1,5 1,3 1,3 1,2 1,1 1 0,9 0,8 0,7 0,4
Krim 2 1,5 1,4 1,3 1,2 1,1 1 0,9 0,9 0,8 0,4
(Kontrol Positif)
KGJC 1 % 1 1,5 1,4 1,3 1,3 1,2 1,1 1 0,9 0,6 0,3
2 1,5 1,3 1,2 1,2 1,1 1 1 0,8 0,7 0,3
KGJC5 % 1 1,5 1,4 1,3 1,1 1 0,9 0,8 0,6 0,4 0,2
2 1,5 1,4 1,3 1,2 1,1 1 0,8 0,6 0,3 0,2
KGJC10 % 1 1,5 1,3 1,2 1 0,9 0.7 0,5 0,4 0,1 0
2 1,5 1,3 1,2 1,1 1 0,8 0,6 0,3 0,1 0

Keterangan :
KGJC : (Krim Getah Jarak Cina)

Presentase penyembuhan luka masing-masing perlakuan dapat dilihat pada gamba 5.


dibawah ini :

1.6
1.4
1.2 Basis Krim
1 Gentamicin Krim
0.8 KGJC 1 %
0.6 KGJC 5 %
0.4 KGJC 10 %
0.2
0
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9

Gambar 5. Grafik penyembuhan luka terinfeksi selama perlakuan.

Penyembuhan luka terinfeksi dapat kelompok perlakuan. Pengamatan


dilihat dari terbentuknya keropeng (scab), berdasarkan rata-rata waktu penyembuhan
hingga hilangnya nanah dan terjadi proses dapat dilihat pada grafik (Gambar 5.)
penutupan luka untuk masing-masing diperoleh hasil bahwa, pada hari ke-0

299
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

sampai hari ke-9 mengalami perubahan menggunakan uji F menunjukan nilai F


panjang luka. Dimana pada hari pertama hitung sebesar 116,000 dan sig. 0,000. Jika
luka untuk semua perlakuan masih terbuka dibandingkan dengan F tabel 5,19, F
dan pada hari ke 4 tepi luka mulai hitung lebih besar dari F tabel (116,000 >
menyempit, perubahan dapat dilihat pada 5,19) maka rata-rata perlakuan untuk
kelompok perlakuan krim getah Jarak Cina panjang luka infeksi pada hari ke-0 sampai
10% sudah sembuh total pada hari ke 9. hari ke-9 (cm) ada perbedaan yang
Hasil pengamatan panjang luka untuk signifikan. Dilanjutkan dengan pengujian
kontrol positif (Krim Gentamicin sulfate) Least Signifikan Differen (LSD) dengan
masih lebih cepat penyembuhannya taraf kepercayaan 95% untuk menganalisis
dibandingkan dengan luka yang diberi pengaruh tiap perlakuan terhadap ada
dasar krim. Hal ini disebabkan karena zat tidaknya perbedaan yang bermakna pada
aktif gentamisin sulfate yang merupakan waktu sembuh antara masing-masing
antibiotik golongan aminoglikosida yang kelompok perlakuan. Hasil pengujian
efektif untuk menghambat bakteri menunjukan bahwa terdapat beda yang
penyebab infeksi kulit yang disebabkan bermakna antara masing-masing
oleh bakteri Staphylococcus aureus. perlakuan waktu sembuh luka dan untuk
Untuk krim getah Jarak Cina 1% dan krim lebih lengkapnya dapat dilihat pada
getah Jarak Cina 5% belum tertutup Lampiran 10.
sempurna dan masih terdapat keropeng. Krim getah Jarak Cina pada
Keropeng yang terbentuk diatas konsentrasi 10% memiliki aktivitas
permukaan membentuk homeostasis dan antibakteri yang lebih efektif dibandingkan
mencegah kontaminasi luka oleh konsentrasi 1% dan 5% yang dibuktikan
mikroorganisme. Kecepatan terbentuknya dengan waktu penyembuhan luka yang
keropeng dikelima kelompok perlakuan lebih cepat. Kurang efektifnya krim getah
menandakan kecepatan dari penyembuhan Jarak Cina konsentrasi 1% dan 5% dalam
luka. Terbentuknya keropeng merupakan menyembukan luka diduga karena
proses awal fase inflamatori pada proses pelepasan dari basis dipengaruhi oleh
penyembuhan luka (Klokke, 1980). Luka faktor fisika-kimia obat baik dari basis
yang diberi perlakuan dengan basis krim atau bahan obatnya, faktor kelarutan dan
walaupun tepi luka sudah menyempit konsentrasi bahan aktif.
tetapi masih terdapat nanah dibagian Proses penyembuhan infeksi kulit
tengah, ini disebabkan karena basis krim pada punggung kelinci karena adanya
tidak mengandung zat aktif untuk kandungan senyawa flavonoid dan tanin
antibakteri tetapi mengalami penyembuhan yang terdapat pada getah Jarak Cina yang
luka yang ditandai dengan mengecilnya bersifat sebagai antibakteri. Flavonoid
panjang luka pada kelinci artinya tubuh berfungsi sebagai antibakteri dengan cara
kelinci yang sehat mempunyai kemampuan mengikat protein bakteri sehingga
alami untuk melindungi dan memulikan menghambat aktivitas enzim yang pada
tubuh. Berdasarkan hasil pengamatan, akhirnya mengganggu proses metabolisme
diketahui bahwa krim getah Jarak Cina bakteri. Selain itu, adanya sifat lipofilik
1%, 5% dan 10% mengandung zat aktif dari flavonoid menyebabkan memran sel
yang mampu menyembukan luka yang bakteri mengalami kerusakan karena
terinfeksi. membran sel mengandung lipid sehingga
Dari hasil pengamatan yang memungkinkan senyawa tersebut melewati
diperoleh dilanjutkan dengan analisis membran (Robinson, 1995). Tanin
mengunakan uji statistik ANOVA, untuk berfungsi sebagai adstringen yang dapat
melihat apakah ada efek dari kelima menyebabkan penciutan pori-pori kulit,
perlakuan terhadap penyembuhan luka memperkeras kulit. Flavonoid dan tanin
infeksi. Hasil pengujian ANOVA dengan memiliki sifat seperti fenol yang mampu

300
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

memutuskan ikatan peptidoglikan dalam dibandingkan dengan krim getah Jarak


menembus dinding sel dan menyebabkan Cina dengan konsentrasi 1 % dan 5 %.
kebocoran nutrien sel dengan merusak
ikatan hidrofobik komponen membran sel Saran
seperti protein dan fospolipida sehingga Perlu dilakukan penelitian mengenai
terjadi kerusakan pada membran sel daya antibakteri krim getah Jarak Cina
bakteri yanng mengakibatkan pada konsentrasi 1%, 5% dn 10% secara in
terhambatnya aktivitas dan biosintesa vitro untuk membandingkan efektivitas
enzim-enzim spesifik yang dipelukan krim tersebut ditinjau dari diameter zona
untuk reaksi metabolisme bakteri (Prindle hambatnya.
1983). Proses penyembuhan infeksi kulit
juga dipengaruhi oleh keadaan fisiologis
dari hewan uji, karena kulit merupakan DAFTAR PUSTAKA
barier fisik yang dapat mempertahankan Anonim, 1979.Farmakope Indonesia Edisi
tubuh dari agen patogen. Apabila terdapat III. Departemen Kesehatan
kerusakan kulit, maka kulit akan Republik Indonesia, Jakarta.
mempertahankan tubuh dengan proses Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat.
imunologik yang cepat terhadap agen GajahMada University Press, Yogyakarta.
patogen tersebut dan mengeluarkan Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk
mikroorganisme tersebut dari epidermis Sediaan Farmasi. Ed ke-4. Farida
dan dermis. Ibrahim, penerjemah.UI Press,
Pengujian efektivitas antibakteri Jakarta .390-398
krim getah Jarak Cina yang dilakukan Budiman, M.H., 2008. Uji Stabilitas Fisik
merupakan metode in vivo yaitu model Krim Antioksidan Ekstrak Serbuk
penelitian praklinis untuk uji coba obat Tomat [Skripsi]. FMIPA
atau bahan obat baru sebelum UI,Jakarta.
diaplikasikan secara klinis pada manusia Cheeke PR. 1987.Digestive Physiology.
sehingga perlu dilakukan pemodelan pada Pp 20-32 in Rabbit Feeding and
hewan uji terlebih dahulu karena hewan uji Nutrition. Orlando, FL: Academic
memiliki respon fisiologis yang Press.
menyerupai manusia alam hal ini proses Chandel, R.S., R. P. Rastogi. 1978.
terjadinya infeksi hingga proses Triterpeniod Saponin and
penyembuhannya. Berdasarkan penelitian Sapogenin. Phitochemistry.
dapat disimpulkan bahwa krim getah Jarak Damron, M. 2003. Klasifikasi Makhluk
Cina mempunyai efek sebagai penyembuh Hidup: Mamalia. Gramedia
luka yang terinfeksi bakteri Pustaka Utama, Jakarta.
Staphylococcus aureus pada kelinci. Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia.
Edisi IV. Departemen Kesehatan,
PENUTUP Jakarta.
Kesimpulan Fahriya dan Shofi. 2012. Ektrasi Zat Aktif
Berdasarkan hasil penelitian dapat Antimikroba Dari Tanaman
disimpulkan bahwa sediaan krim pada Yodium (Jatropha multifida
konsentrasi 1 %, 5 % dan 10 % L.)Sebagai Bahan Baku Alternatif
memberikan efek antibakteri untuk Antibiotik Alami.[Skripsi].
pengobatan luka sayat yang terinfeksi Fakultas Teknik Kimia
bakteri Staphylococcus aureus pada kelinci Universitas Diponegoro.
(Orytolagus cuniculus). Krim getah Jarak Hariana. Arief, M. 2006. Tumbuhan Obat
Cina dengan konsentrasi 10 % memiliki dan Khasiatnya.Press, Jakarta.
waktu penyembuhan lebih cepat

301
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Jawetz, E., Adelberg.1995. Mikrobiologi Robinson, T. 1995. Kandungan Organik


Kedokteran Edisi I. Salembah Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB,
Medika ,Jakarta. Bandung.
Karakata S., B. Bachsinar. 1995. Bedah Suharmianti, Handayani. 2005. Ramuan
Minor. Hipokrates, Jakarta. Tradisional Untuk Keadaan
Lachman, L., A.L.Herbert., L.K. Joseph. Darurat.PT. AgroMed Pustaka,
1994. Teori dan Praktek Farmasi Jakarta.
Industri. Ed ke-3. UI Press, Syamsumi, H. 2006. Farmasetika Dasar
Jakarta. dan Hitungan Farmasi.EGC, Jakarta.
MansjoerA., dkk. Eds.2000.Kapita Selekta Taylor, C, Lilis, C, LeMone, P. 1997.
Kedokteran. Edisi III.Media Fundamental Of Nursing : The
Aesculapius FKUI, Jakarta. Art And Scinece Of Nursing Care.
Prasetyo, B. 2009. Efektifitas Getah Jarak Lippinott-Raven Publisher,
Cina(Jatropha multifida L.) Philadelphia.
Terhadap Penyembuhanm Luka Victor, L. 1980. Antibiotics in Laboratory
Perdarahan Kapiler pada Test. The Williams and Wilkins
Marmut.Skripsi.Universitas Islam Company, USA.n
Sultan Agung, Semarang. Warsa, U.C. 1994. Staphylococcus dalam
Rajalakshmi, G. N.2009. Formulation and Buku Ajar Mikrobiologi
Evaluation of Clotrimazole and Kedokteran.Edisi Revisi. Penerbit
Ichtammol Ointment. Binarupa Aksara. hal. 103-110,
International Journal of Pharma Jakarta.
and Bioscience 4 : 10-12.

302

Anda mungkin juga menyukai