BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
𝐸.𝑎.ℎ
BCR= ............................................. (2.1)
𝑐
dimana :
START
-IKE
Analisis
-PERSEN SAVING
Analisis
-IKE
-PERSEN SAVING
-Simple Payback Periode -INTENSITAS
Laporan -Neraca -IKE
-PERSEN SAVING
- Analisis Finansial
-Proses penggunaan
- Neraca
Energi
Pembahasan sementara - Kinerja Alat
-Rekomendasi
hasil audit
Pembahasan sementara
Laporan hasil audit
Lanjut?
-Proses penggunaan
Energi Laporan
Ya
-Rekomendasi
-Prioritas -Proses penggunaan
-Penelitian Spesifik Energi
-Rekomendasi
Ada area spesifik yang perlu -Prioritas
diambil lebih lanjut Ya - Studi kelayakan
Tidak - Jadwal implementasi
Lanjut?
Tidak
STOP
b). Untuk daerah tropis, kelembaban udara relatif yang dianjurkan antara 40% ~ 50%,
tetapi untuk ruangan yang jumlah orangnya padat seperti ruang pertemuan,
kelembaban udara relatif masih diperbolehkan berkisar antara 55% ~ 60%.
1. Refrigerant
Jenis ini lebih dikenal dengan sebutan kulkas atau lemari es. Tipe dan
kapasitasnya bermacam-macam, dan umumnya digunakan untuk rumah tangga.
Fungsinya untuk mendinginkan minuman, mengawetkan bahan makanan,
menghasilkan es. Suhu untuk lemari es dipertahankan 3 -100 o C.
2. Freezer
Jenis yang satu ini tidak berbeda dengan kulkas, hanya saja kapasitas lebih besar,
dan suhunya lebih rendah.
4. Kipas Angin
Walaupun pada dasarnya peralatan yang satu ini tidak menghasilkan udara atau
suhu yang dingin sebagaimana kulkas atau AC, tetapi putaran dan sistem kerjanya
mirip dengan kerja dari kedua peralatan diatas.
11
1. Kompresor
Kompresor adalah jantung dari sistem kompresi uap, karena kompresor adalah
pemompa bahan pendingin keseluruh sistem. Pada sistem refrigerasi kompresor
bekerja membuat perbedaan tekanan,sehingga bahan pendingin dapat mengalir dari
satu bagian ke bagian yang lain dalam sistem . Karena ada perbedaan tekanan antara
sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah,maka bahan pendingin dapat menggalir
melalui alat pengatur bahan pendingin ke evaporator.
Kompresor dalam sistem refrigerasi berfungsi untuk :
- Menurunkan tekanan di dalam evaporator, sehingga bahan pendingin cair di
evaporator dapat mendidih atau menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap
panas lebih banyak dari ruang di dekat evaporator.
- Menghisap bahan pendingin gas dari evaporator dengan suhu rendah dan
tekanan rendah lalu memanpatkan gas tersebut sehingga menjadi gas suhu tinggi dan
tekanan tinggi. Kemudian mengalirkan ke kondensor, sehingga gas tersebut dapat
memberikan panasnya kepada zat yang mendinginkan kondensor lalu mengembun.
Untuk menentukan beberapa suhu yang harus dicapai oleh evaporator, antara lain
ditentukan oleh beberapa rendah suhu penguapan di evaporator.
2. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk membuang kalor dan mengubah wujud bahan
pendingin dari dari gas menjadi cair. Selain itu kondensor juga digunakan untuk
membuat kondensasi bahan pendingin gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan
tekanan tinggi. Kondensor ada tiga macam menurut pendinginannya yaitu
Kondensor dengan pendinginan udara ( air cooled )
Kondensor dengan pendinginan air ( water cooled )
Kondensor dengan pendinginan campuran udara dan air
(evaporative )
12
3. Evaporator
Evaporator berfungsi untuk menyerap panas dari udara atau benda di dalam
lemari es dan mendinginkannya. Kemudian membuang kalor tersebut melalui
kondensor diruang yang tidak didinginkan. Kompresor yang sedang bekerja menghisap
bahan pendingin gas dari evaporator , sehingga tekanan didalam evaporator menjadi
rendah dan vakum .
Evaporator fungsinya kebalikan dari kondensor, yaitu membuang panas kepada
udara sekitar tetapi untuk mengambil panas dari udara didekatnya. Perencanan
evaporator harus mencakup : penguapan yang efektif dari bahan pendingin dengan
penurunan tekanan yang minimum dan pengambilan panas dari zat yang didinginkan
secara efisien. Perencanan evaporator tergantung dalam penempatannya dan zat yang
akan langsung didinginkan apakah berwujud : gas, cair atau padat. Pada semua
keadaan beban, bahan pendingin akan penguap waktu mengalir sepanjang pipa
evaporator atau permukaan evaporator dan diusahakan agar cairan tetap membasai
semua bagian dari evaporator.
4. Katup Ekspansi
Alat ekspansi mempunyai dua fungsi yaitu menurunkan tekanan refrigeran cair
dan mengatur aliran refrigeran ke evaporator .
Jenis alat-alat ekspansi:
- Pipa kapiler
13
Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat kecil.
Panjang dan lubang kapiler dapat mengontrol jumlah bahan pendingin yang mengalir
ke evaporator.
Fungsi Pipa kapiler adalah :
- Menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir didalamnya.
- Mengatur jumlah bahan pendingin cair yang mengalir melaluinya.
-membangkitkan tekanan bahan pendingin di kondensor.
beban pendingin. Metode yang umum digunakan antara lain Transfer Function
method (TFM), Cooling Load Temperature Difference (CLTD), dan Time-
averaging(TETD/TA). Sebelum melakukan perhitungan beban pendinginan pada
suatu ruangan yang akan dikondisikan, data-data pendukung harus dikumpulkan.Data
yang harus dimiliki sebelum melakukan perhitungan adalah sebagai berikut [4]:
PK BTU/H
0,5 5000
0,75 7000
1,0 9000
1,5 12000
2,0 18000
yang berbatasan dengan ruangan lain yang bukan udara luar, dan panas transmisi sinar
matahari dari bahan bangunan yang dapat ditembus sinar matahari (kaca atau
plastik)[4].
dimana :
Q = Laju Perpindahan Panas (Watt)
A = Luas Permukaan (m2)
U = Koefisien Perpindahan Panas menyeluruh (Watt/ m2.oC)
∆T = Perbedaan temperature (oC)
Harga koefisien perpindahan panas total (U) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
1 1 x1 x2 x3 1
= + + + + ................................................................... (2.3)
𝑅 h0 k1 k2 k3 h1
dimana:
dimana :
dimana :
Panas yang timbul, baik akibat aktivitas dan proses konservasi energi, di
dalam ruangan akan di perhitungkan sebagai panas dari dalam. Beberapa sumber
panas dapat di hitung pada sub bagian berikut:
dimana:
Latent heat gain (LHG) = Panas laten yang di keluarkan manusia dan sesuai
umur dan aktivitasnya
q = U A × CLTD........................................................................................ (2.10)
dimana A adalah luas penampang permukaan panas dalam satuan m2. CLTD adalah
perbedaan temperatur beban pendingin. U adalah koefisien perpindahan panas
menyeluruh dalam satuan W/m2K, dihitung dengan menjumlahkan setiap invers dari
koefisien perpindahan panas pada dinding ruangan. Untuk mempermudah dalam
mengetahui nilai U untuk material atap dan dinding bangunan dapat dilihat pada
lampiran, yaitu tabel sifat termal bahan bangunan umum.
Perhitungan nilai beban pendingin dari luar ruangan umumnya dilakukan
berdasarkan jam pengujian. Nilai CLTD untuk atap dapat dilihat pada tabel standar
ASHRAE untuk atap, dimana terdapat 14 jenis atap yang dapat dipilih seperti berikut:
Gambar 2.7. Tabel ASHRAE untuk Nilai CLTD pada Dinding Nomor 3
Nilai CLTD pada dinding dapat diambil dari tabel standar ASHRAE untuk
dinding, dimana terdapat 16 jenis dinding yang bisa dipilih. Gambar diatas adalah tabel
21
untuk dinding tipe 3. Tabel untuk dinding lainnya dan tabel pemilihan nomor dinding
ditampilkan pada lampiran. Tabel tersebut digunakan untuk data CLTD pada standar
lokasi 40° LU pada musim panas, sehingga untuk menyesuaikan dengan lokasi lainnya
digunakan CLTD koreksi (CLTDcor) dengan rumus berikut :
CLTDcor = CLTD + (25,5-tr) + (tm-29,4) ................................................. (2.11)
dimana tr adalah temperatur dalam ruangan dan tm adalah temperatur luar ruangan rata-
rata yang dapat dihitung dengan persamaan tm = temperatur luar ruangan maksimum
– (perbedaan temperatur harian/2).
Perhitungan untuk beban pendingin luar ruangan yang melalui lantai dan langit-
langit dapat menggunakan rumus berikut :
q = U A × (to – ti) ....................................................................................... (2.12)
dimana to adalah temperatur luar ruangan dan ti adalah temperatur dalam ruangan yang
didinginkan.
Adapun nilai U terdapat di tabel sifat termal untuk berbagai bahan bangunan.
Tabel ini ditampilkan pada lampiran. Beban pendingin infiltrasi dan ventilasi dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
q𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒 = 1,23Q (to-ti) .......................................................................... (2.13)
dimana :
V = rata-rata kecepatan angina diukur distasiun cuaca local untuk waktu perhitungan
m/s
Sistem kelistrikan adalah sistem energi yang terbesar dalam suatu gedung
maupun industri. Dikarenakan pengubahan jenis energi lebih mudah dengan
menggunakan energi listrik, penggunaannya mencakup hampir seluruh sistem energi
lainnya seperti sistem pencahayaan dengan menggunakan lampu, sistem tata udara
menggunakan air conditioner (AC) dan sistem penggerak menggunakan motor motor
listrik. Koordinasi antar sistem tersebut beserta peralatannya dengan sistem
kelistrikan diatur dalam sebuah intalasi listrik.
Energi listrik merupakan energi utama yang dibutuhkan suatu peralatan listrik
untuk melakukan kerja seperti menggerakkan motor, lampu penerangan, pemanasan,
23
dan sebagainya. Energi yang digunakan oleh suatu peralatan listrik merupakan daya
dikalikan dengan waktu pemakaian daya tersebut yang secara matematis di tuliskan
sebagai Persamaan 2. Berikut:
W = P × t ......................................................... (2.17)
dimana :
P = daya listrik (Watt)
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%................................................... (2.18)
𝑃𝑖𝑛
dimana :
η = efisiensi (%)
sebulan dengan luas bangunan yang digunakan. Untuk perhitungan IKE yang
direkomendasikan melalui Permen ESDM No.13 Tahun 2012 dapat dilihat pada
bagian Monitoring dalam Panduan ini.
Selanjutnya, nilai IKE yang dihasilkan akan menentukan apakah sebuah bangunan
tergolong sangat efisien, efisien, cukup efisien dan boros, seperti tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Standar Intensitas Konsumsi Energi untuk Gedung Kantor Pemerintah
Kriteria Gedung Kantor Ber-AC Gedung Kantor Tanpa
kWh/m2/ AC
bulan kWh/m2/bulan
Sangat Efisien <8,5 <3,4
Efisien 8,5 - 14 3,4 - 5,6
Cukup Efisien 14 - 18,5 5,6 - 7,4
Boros >18,5 >7,4
Biaya listrik yang dibayarkan konsumen terdiri atas dua komponen, yaitu:
1. Biaya Awal
Untuk mendapatkan suplai listrik oleh pihak penyedia listrik pertama kali, maka
konsumen harus membayar biaya awal. Biaya awal terdiri atas biaya
Biaya perbulan merupakan biaya yang dibayarkan oleh konsumen setiap bulan,
b. Biaya Materai
golongan tarif yang disubsidi dan non-subsidi . Untuk golongan sosial (S)
diperuntukkan untuk intitusi sperti sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, tempat
ibadah, dan lain lain. Daftar tarif daya listrik untuk golongan tarif sosial dan berlaku
Faktor Daya dapat diartikan sebagai perbandingan antara daya aktif dengan
daya semu. Faktor daya sering dinotasikan dengan cos φ (cos phi), dimana φ adalah
selisih sudut antara arus dan tegangan. Perhitungan faktor daya diberikan dalam
Persamaan 2.3 dan dilihat pada Gambar 2.2 di subbab sebelumnya.
Faktor daya sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas daya dan efisiensi
energi yang dipergunakan suatu gedung, karena besar daya sebenarnya yang di
konsumsi dari besar daya yang disalurkan dari PLN bergantung pada faktor daya
tersebut.
27
Setelah sistem tata udara, bagian yang menyerap energi paling besar pada
sebuah bangunan gedung adalah sistem tata cahaya yaitu sekitar 27% dari total
konsumsi energi listrik harian sebuah bangunan gedung Hal ini dikarenakan jumlah
pemakaian lampu penerangan yang sangat banyak, meskipun tingkat pemakaian
energi listriknya tidak sebesar peralatan lain, seperti AC.
28
Untuk kenyamanan visual suatu ruangan bangunan gedung, maka salah satu hal
yang harus diperhatikan adalah dalam sistem tata cahaya adalah intensitas cahaya
ruangan. Tabel 2.4 berikut merupakan daftar intensitas cahaya pada beberapa ruangan
pada gedung perkantoran menurut SNI [Pencahayaan].
𝐸×𝐴
𝑛 = ɸ×ɳ×𝑑 ............................................................ (2.19)
dimana:
n = jumlah lampu
ɳ = efisiensi penerangan
d = faktor depresiasi
29
dimana :
V = tegangan (volt)
I = arus (ampere)