menghubungkan Pulau Jawa (Surabaya) dan Pulau Madura (Bangkalan), tepatnya timur
Kamal, Indonesia. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah Rp. 4,5 trilyun.
Dengan panjang 5.438 m (17841 ft 2 1⁄2 in), lebar 30 meter (98 ft), tinggi 146 meter
(479 ft), Rentang terpanjang 434 meter (1424 ft), koordinat 7°11′3″S 112°46′48″E.
Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan
Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung
(approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).Mulai dibangun pada 20 Agustus
3, Selesai dibangun 1 Maret 2009. Diresmikan 10 Juni 2009.
1. Tahan gempa
Jembatan Suramadu yang pemancangan tiang pertamanya dilakukan pada 20 Agustus
2003 oleh Presiden Megawati Soekarno putri saat ini bisa tahan terhadap guncangan
gempa sampai 7 skala Richter. Jembatan ini pun dirancang dengan sistem antikorosi pada
fondasi tiang baja.
Karena menghubungkan dua pulau, teknologi pembangunan Jembatan Suramadu
didesain agar memungkinkan kapal-kapal dapat melintas di bawah jembatan. Itulah
sebabnya, di bagian bentang tengah Suramadu disediakan ruang selebar 400 meter secara
horizontal dengan tinggi sekitar 35 meter. Untuk menciptakan ruang gerak yang lebih
leluasa bagi kapal- kapal, di bagian bentang tengah Suramadu dibangun dua tower
(pylon) setinggi masing-masing 140 meter dari atas air. Kedua tower ini ditopang
sebanyak 144 buah kabel penopang (stayed cable) serta ditanam dengan fondasi sedalam
100 meter hingga 105 meter. "Total panjang tower sekitar 240 meter. Ini sesuatu yang
belum pernah dilakukan sebelumnya," kata Direktur Jenderal Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum Hermanto Dardak.
Karena berada di tengah lautan, Suramadu berpotensi terkendala faktor angin besar yang
potensial terjadi di tengah lautan. Untuk memastikan keamanan kendaraan yang melintas
di atas Suramadu, Departemen Pekerjaan Umum akan membangun pusat monitoring
kondisi cuaca, khususnya angin.
"Jika kecepatan angin sudah mencapai 11 meter per detik atau sekitar 40 kilometer per
jam, jembatan harus ditutup untuk kendaraan roda dua demi keselamatan pengendara,"
ujar Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Jika kecepatan angin bertambah hingga
18 meter per detik atau sekitar 65 kilometer per jam, jalur untuk kendaraan roda empat
akan ditutup. Langkah ini semata-mata untuk keselamatan dan kenyamanan pengendara.
Adapun konstruksi jembatan akan tetap aman karena Jembatan Suramadu dirancang tetap
kokoh meski ditempa angin berkecepatan lebih dari 200 kilometer per jam. Bukan cuma
kuat dari terpaan angin, Jembatan Suramadu juga didesain mampu menopang kendaraan
sesuai standar as atau axle di daratan. Dengan demikian, Suramadu diperkirakan mampu
menahan beban dengan berat satu as kendaraan sekitar 10 ton.
Selain bakal padat, jembatan ini pun pasti akan sangat membantu masyarakat karena
waktu tempuh Surabaya-Madura bisa dipersingkat. Jika sebelumnya menggunakan feri
dibutuhkan waktu sekitar 30 menit, sekarang dengan menggunakan Suramadu cukup
ditempuh lima menit.