10e00019 1 PDF
10e00019 1 PDF
SEBAGAI SPLINTING
Oleh :
Wandania Farahanny, drg.
NIP. 132 306 493
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
DAFTAR ISI
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
Pita Fiber Resin Reinforced yang Digunakan Sebagai Splinting
Pendahuluan
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
komposit dan kawat ligature yang diikat di sekeliling gigi yang mobil dan ditutupi
oleh dental resin. Dengan perkiraan klinis dari prosedur adhesif, penggunaan dari
teknik bonding konservatif untuk splinting gigi menawarkan alternatif yang berguna
untuk penemuan prosedur prostodontik restoratif fixed yang lainnya. Telah ada
laporan dari teknik klinis yang dilekatkan dengan kawat, pin, nilon dan jala stainless
steel dengan resin restoratif.4
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
Pita Fiber Resin Reinforced
Suatu masalah yang ada dengan bahan fiber reinforcement saat ini adalah
ketebalan yang tidak dapat dipisahkan ketika berikatan dengan resin komposit pada
splint. Untuk mengatasi masalah ini, diperkenalkanlah suatu pita yang terdiri dari
rangkaian untaian jalinan serat polyethylene tipis yang silang menyilang, salah
satunya yaitu Ribbond® THM Reinforcement (gambar 1).2
Bahan yang lebih tipis masih digabungkan untuk kemudahan dari penggunaan
jalinan pita yang asli. Tidak seperti jalinan serat yang memiliki kecenderungan untuk
menguraikan dan tidak mempertahankan bentuk dimensinya apabila diputuskan
sesuai panjang yang dibutuhkan, bahan yang baru tidak menguraikan dan dimensinya
konstan ketika terikat di dalam bahan komposit. Salah satu kelebihan dari bahan pita
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
fiber resin reinforced yaitu dapat mempertahankan keutuhan struktur dengan
memberikan kekuatan multidirectional terhadap polimer resin restoratif karena terdiri
dari untaian jalinan yang kuat sehinggga mencegah terjadinya keretakan.2
- Suatu fiber dan jalinan yang berkekuatan tinggi sebagai hasil dari pita
reinforcement yang kuat dan tahan lama.
- Mudah berikatan
- Jalinan silang, rangkaian jalinan yang terkunci (tidak terurai ketika dipotong;
mempertahankan bentuknya)
- Berwarna netral
- Mudah dimanipulasi karena tidak terdapat fiber memori
- Biokompatibel
- Pilihan tersedia dari panjang 1,2,3,4 dan 9 mm
- Telah terbukti secara klinis
Terdapat beberapa pilihan untuk pita reinforcement (gambar 2&3). Pita fiber
resin reinforced merupakan rangkaian jalinan serat polyethylene lock stitched,
dimana serat polyethylene tersebut sangat kuat dan membantu dalam ketahanan
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
splint. Selain itu, pita fiber resin reinforced lebih tipis dan memiliki modulus
elastisitas yang lebih tinggi.4
Beberapa tahun belakangan ini, splinting yang konservatif dari gigi yang
goyang dengan adanya keterlibatan jaringan periodontal dengan menggunakan suatu
jalinan pita fiber reinforcement telah disampaikan dan menjadi teknik yang diterima
dengan baik. Dengan adanya splinting, terjadi penurunan tingkat mobiliti gigi.1
Splinting juga dapat digunakan pada gigi yang mengalami trauma, diantaranya yaitu
pada kasus luksasi dan avulsi.5
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
Gambar 4. Cedera ekstrusi4 Gambar 5. Pada cedera ekstrusi dilakukan
pemasangan splinting4
Gambar 6. Fraktur tulang alveolar4 Gambar 7. Fiksasi dengan pita fiber resin
reinforced4
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
Splinting juga dilakukan pada gigi yang avulsi. Pada replantasi dalam waktu 2 jam
splinting dipasang selama 1-2 minggu untuk stabilisasi. Sedangkan, pada replantasi
yang lebih dari 2 jam, gigi displinting selama 3-6 minggu.5
1. Mudah dilakukan
3. Etsa asam, aplikasi resin bonding ke gigi, kelebihan resin dibuang dan dicuring.
Aplikasikan hanya di tempat yang ingin dibonding.
6. Dorong pita melewati komposit sehingga pita berada dekat dengan gigi,
kemudian curing.
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
memiliki mobiliti derajat 1. Gambaran radiografis menunjukkan adanya kehilangan
tulang lebih dari 40% pada keempat insisivus (gambar 9).2,4
Gigi diisolasi dengan dental dam yang diperluas secara bilateral sampai ke
premolar kedua untuk prosedur klinis. Selain mengontrol kelembaban daerah yang
dirawat, dam juga mengontrol bibir, pipi dan lidah membuat perawatan restorasi lebih
mudah. Dam mudah dipasang karena gigi goyang dan renggang.2,4
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
Gambar 10. Bagian interproksimal yang
Pita fiber resin reinforced dilapisi dengan resin adhesif (resin bonding agent).
Gigi dietsa selama 30 detik dengan etsa gel asam fosforik, pastikan etsa ditempatkan
pada permukaan lingual baru dibonding dan etsa juga mengalir ke interproksimal
antara semua gigi yang displinting dan ke permukaan interproksimal fasial (gambar
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
12). Etsa dijauhkan dari permukaan akar untuk menghindari meningkatnya
sensitivitas akar. Gigi dibilas dengan semprotan air-udara selama 10 detik dan
keringkan. Permukaan yang dietsa akan terlihat seperti es.2,4
Salah satu teknik untuk mengontrol resin komposit di embrasur gingiva yaitu
dengan menggunakan material impressi polysiloxane heavy-bodied atau medium-
bodied yang automixing (ditambah silikon) dan menyemprotnya ke ruang
interproksimal (gambar 13). Penting diketahui bahwa gigi dietsa dan dikeringkan
sebelum menggunakan teknik blockout ini. Teknik blockout ini meminimalkan
preparasi daerah embrasur. Teknik lainnya dengan menggunakan wooden wedge.
Wooden wedge sering tidak beradaptasi dengan baik pada daerah embrasur dan
membersihkan resin komposit membutuhkan waktu yang lebih banyak.2,4
materials blockout2,4
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
Adhesif resin disapukan ke semua permukaan yang dibonding termasuk
lingual, interproksimal dan fasial (gambar 14). Pada permukaan lingual jangan di
light cure sampai resin komposit dan pita fiber berada pada tempatnya. Resin
komposit pada permukaan fasial dibentuk agar kelebihannya minimal dan kemudian
di light cure selama 30 detik. Komposit di fasial/interproksimal juga mengisi kontak
interproksimal melawan karies yang berulang. Jika resin komposit tidak ditempatkan
pada permukaan fasial di daerah interproksimal untuk menciptakan selubung 180˚
untuk menstabilkan gigi, tekanan pengikisan yang ditempatkan pada splinting ketika
berfungsi dapat menyebabkan gigi terpisah dari splint.2,4
Contoh lain pemisahan gigi dari splint resin komposit fiber reinforced.
Perhatikan kekurangan komposit di daerah interproksimal fasial. Tanpa stabilisasi
silang dari gigi mobiliti yang displint, adanya torsi pada fungsi yang ditempatkan
pada gigi dapat mengikis komposit dari gigi yang dibonding.
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
reinforcement sekarang dapat ditempelkan ke resin komposit. Pita ditempatkan
sehingga berada di tengah pada 2/3 dari permukaan lingual dan ditekan melewati
resin komposit dimulai pada ujung paling distal (Gambar 16). Pita hampir
disesuaikan bertentangan dengan gigi jauh ke bawah kontak interproksimal. Hal ini
menyesuaikan pita ke permukaan gigi. Resin komposit yang berlebih dibersihkan
sebelum light curing. Setiap gigi di light cure selama 60 detik.
Gambar 15. RK dipalikasikan ke permukaan Gambar 16. Penempatan pita fiber resin
lingual2,4 reinforced pada RK di permukaan lingual2,4
Diskusi
Mobiliti gigi telah diuraikan sebagai parameter klinis yang penting dalam
memprediksi prognosis. Untuk alasan ini dan untuk kenyamanan pasien, splinting
telah menjadi terapi yang dianjurkan untuk menstabilkan gigi. Di masa lalu,
stabilisasi langsung dan splinting dari gigi yang menggunakan teknik adhesif
membutuhkan penggunaan kawat, pin, atau kisi-kisi jala. Bahan-bahan ini hanya bisa
mengunci secara mekanik di sekeliling restorasi resin, sehingga berpotensi
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
membentuk irisan tipis dan konsentrasi tekanan yang akan menyebabkan fraktur dari
komposit dan kegagalan prematur. Kegagalan tersebut yaitu bahan tidak dapat
melekat secara kimia, resin dapat terlepas dari jala atau kawatnya, patahnya komposit
di antara gigi sehingga ujung kawat yang tajam akan mengiritasi lidah. Apabila splint
gagal, masalah klinis yang akan muncul yaitu traumatik oklusi, perkembangan
penyakit periodontal, dan karies yang berulang.3
Evaluasi dari fiber reinforced yang digunakan pada splinting gigi untuk efek
fisik dan klinis berhasil menunjukkan bahwa semua fiber meningkatkan kekuatan
fleksural dan modulus fleksural dari resin komposit. Semua splint pabrik yang
menggunakan bahan-bahan ini secara klinis juga menunjukkan kesuksesan setelah
satu tahun.3
Kesimpulan
Pada paper ini dipaparkan sebuah teknik inovatif menggunakan pita material
splinting yang tipis, mudah berikatan untuk dental resin reinforced. Dengan
mengkombinasikan adhesif kimiawi dan karakteristik estetik dari resin komposit
dengan kekuatan tambahan dari perlakuan plasma, modulus yang tinggi, reinforced
ribbon, dokter gigi dapat memberikan pasien restorasi dan splint yang akan tahan
terhadap tekanan pengunyahan dan oklusi. Restorasi yang resisten terhadap fraktur ini
akan lebih tahan lama daripada material splinting alternatif di masa lalu.
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008
DAFTAR PUSTAKA
1. Strassler HE. Periodontal splinting with fiber reinforced composite resin. Benco
Dental: 53-9.
3. Hughes TE, Strassler HE. Minimizing excessive composite resin when fabricating
fiber reinforced splints. JADA 2000; 131: 977-9.
5. Walton RE, Torabinejad M. Prinsip dan praktik ilmu endodonsi. Alih bahasa.
Narlan S, Winiati S, Bambang N. Jakarta: EGC, 1997: 569-75.
Wandania Farahanny : Pita Fiber Resin Reinforced Yang Digunakan Sebagai Splinting, 2008