Oleh:
Pembimbing
BANJARMASIN
Agustus, 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
DAFTAR ISI 2
BAB I. PENDAHULUAN 3
BAB V. PENUTUP 27
DAFTAR PUSTAKA 28
2
BAB I
PENDAHULUAN
onset tiba-tiba dari 1 atau lebih gejala berikut ini : delusi, halusinasi, postur dan
perilaku yang bizarre, serta bicara yang kacau. Gangguan psikotik akut dapat
menjadi gejala awal dari penyakit psikotik lainnya, seperti skizofrenia. Perbedaan
antara penyakit ini dengan gangguan lainnya adalah hal jenis dan intensitas gejala,
durasi waktu serta perjalanan gangguan psikotik yang dapat kembali penuh pada
fungsi premorbid. 1
dengan skizofrenia pada kriteria waktu (terjadi dalam 1 hari namun kurang dari 1
bulan) dan tidak disebabkan gangguan medis umum. Tidak adanya fase prodormal
pada gangguan psikotik akut menjadikan klasifikasi diagnosis ini tampak seperti
perubahan fungsi mental mendadak yang akhirnya kembali pada kondisi seperti
Gangguan psikotik akut dapat disebabkan oleh adanya stresor yang jelas.
Stresor berupa stresor besar dari masalah interpersonal, pekerjaan dan pola relasi
atau orang lain. Sebuah analisis multivariat mengemukakan bahwa stres akut dan
substance use disorder berhubungan dengan perilaku bunuh diri pada pasien
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau atau aneh. Psikotis akut adalah sekelompok gangguan jiwa yang
berlangsung kurang dari satu bulan dan tidak disertai gangguan mood, gangguan
berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik karena kondisi medis
umum. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa
yang :5
1. Onsetnya akut (£ 2 minggu)
2. Sindrom polimorfik
3. Ada stresor yang jelas
4. Tidak memenuhi kriteria episode manik atau depresif
5. Tidak ada penyebab organik
B. Epidemiologi
1. Frekuensi Internasional
Berdasarkan studi epidemiologi internasional, bila dibandingkan dengan
Beberapa klinisi meyakini bahwa gangguan ini lebih sering terjadi pada pasien
dan imigran. Pada negara-negara non industri, beberapa istilah lain sering
digunakan untuk menjelaskan bentuk psikosis yang dipicu oleh stress yang tinggi.
5
2. Mortality/Morbidity
4
Sebagaimana episode psikosis lainnya, risiko pasien menyakiti diri sendiri
3. Jenis kelamin
kali lebih tinggi terjadi pada wanita dibandingkan pria. Di Amerika Serikat,
wanita. 5
4. Usia
Gangguan ini lebih sering terjadi pada pasien dengan usia antara dekade ke
tiga hingga awal dekade ke empat. Beberapa klinisi meyakini bahwa pasien
C. Etiologi
Di dalam DSM III-R faktor psikososial bermakna dianggap menyebabkan
psikosis reaktif singkat, tetapi kriteria tersebuat telah dihilangkan dari DSM IV.
kategori yang sama dengan diagnosis psikiatrik lainnya yang penyebabnya tidak
heterogen. 5
5
psikotik adalah suatu pertahanan terhadap fantasi yang dilarang, penurunan
harapan yang tidak tercapai atau suatu pelepasan dari situasi psikososial tertentu. 5
D. Gambaran klinis
psikotik, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan
keseluruhan pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia. Beberapa klinisi telah
atau diam membisu, dan gangguan daya ingat untuk peristiwa yang belum lama
E. Diagnosis
1. PPDGJ III
Pedoman diagnostik6
1.) Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan
6
prodormal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri
waktu ke waktu
3.) Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium
Gejala psikotik berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu
bulan. Diagnosis dapat dibuat sebelum periode waktu satu bulan, tetapi harus
diterima sebagai diagnosis sementara. Jika gejala menetap lebih dari satu bulan,
skizofreniform. 5
kurang);
7
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah
dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari
yang sama.
c. Harus ada keadaan emosional yang sama beranekaragamnya;
d. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari
skizofrenia
a. Memenuhi kriteria (a), (b), dan (c) yang khas untuk gangguan
nonpsikosis psikosis);
b. Memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi lamanya kurang dari 1
bulan;
c. Tidak memenuhi kriteria psikosis polimorfik akut.
4.) F 23.3 Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham
a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari
nonpsikosis psikosis);
b. Waham dan halusinasi;
c. Baik kriteria skizofrenia maupun gangguan psikotik polimorfik
8
6.) F 23.9 Gangguan psikotik akut dan sementara YTT
3. DSM IV
terutama atas lama gejala. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah
sekelompok gangguan jiwa yang berlangsung kurang dari satu hari tetapi kurang
dari satu bulan dan tidak disertai gangguan mood, gangguan berhubungan dengan
zat, atau suatu suatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum. 5
Untuk gejala psikotik yang berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis sesuai
dari enam bulan) dan skizofrenia jika gejala telah berlangsung lebih dari enam
bulan.
sekurangnya ada satu gejala psikotik yang jelas yang berlansung selama satu hari
1. Waham
2. Halusinasi
9
4. Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik
c. Gangguan yang muncul bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
Dengan stressor nyata (psikosis reaktif singkat): jika gejala terjadi segera
setelah dan tampak sebagai respons dari suatu kejadian yang semdirian atau
setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut.
Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah atau
setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut.
persalianan.
F. Jenis Stresor
Stressor pencetus yang paling jelas adalah peristiwa kehidupan yang besar
yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang.
10
G. Diagnosis Banding
gangguan buatan (factitious) psikotik karena kondisi medis umum dan gangguan
psikotik akibat zat. Seorang pasien mungkin tidak mau mengakui penggunaan
menggunakan tes laboratorium. Pasien dengan epilepsi atau delirium dapat juga
datang dengan gejala psikotik seperti yang ditemukan pada gaangguan psikotik
(malingering). 5
H. Penatalaksanaan
gejala dan pemeriksaan tingkat bahaya pasien terhadap dirinya sendiri dan orang
lain. Lingkungan rumah sakit yang tenang dan terstruktur juga dapat membantu
2. Farmakoterapi
benzodiazepine. Khususnya pada pasien yang berada dalam risiko tinggi untuk
11
medikasi harus dihindari dalam pengobatan gangguan ini, jika medikasi
3. Psiokoterapi
kemungkinan untuk mengendalikan situasi jangka pendek, bagian yang sulit dari
I. Prognosis
prognosis yang baik dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai
80 persen dari semua pasien tidak memiliki masalah psikiatrik berat lebih lanjut.
Lamanya gejala akut dan residual seringkali hanya beberapa hari. Kadang-kadang
gejala depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri adalah suatu
- Gejala afektif
12
- Tidak ada saudara yang skizofrenik.
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Usia : 25 tahun
Jenis kelamin : Pria
Alamat : Jl. Bina Putra
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Kebun Sawo
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Belum menikah
Berobat Tanggal : 25 Agustus 2019
13
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan heteroanamnesis tanggal 25
Autoanamnesis
Pasien datang pada tanggal 25 Agustus 2019 pukul 09.00 WITA
diantar oleh ayah, ibu dan adiknya beserta 1 orang rekan kerja. Pasien
dan berusaha melepaskan diri. Badan pasien tampak keras dan kaku serta
tangan gemetaran. Pasien bicara meracau, tidak nyambung saat tanya dan
mengulangi apa yang dikatakan oleh pemeriksa atau bahkan pasien tidak
menjawab.
Mulut pasien terlihat komat kamit seperti membaca mantra sambil
makan bakso”, “gusti Allah udah hilang” dan berkata-kata kotor. Pasien
teman kerja, anaknya di sampit. Bahwa sang anak mengamuk dan bicara
hari Jumat pagi. Keluhan muncul secara terus menerus sampai malam hari
14
serta bebicara layaknya orang normal. Setelah 15 menit pasien mengamuk
Pasien juga mencoba melukai orang lain dengan cara menendang dan
bercerita pada hari rabu sempat bertengkar dengan orang lain di Sampit
Perkelahian terjadi hingga hari kamis, namun tidak terjadi baku hantam
dan diselesaikan dengan damai. Pada hari kamis malam pasien juga
Pasien juga pernah bercerita ingin berhenti bekerja di Sampit kurang lebih
baik.
RPD : pasein belum pernah mengalami hal serupa. Pasien memiliki
riwayat kejang saat kecil (orang tua lupa usia berapa) namun kelas 2 SD
tinggi
- Hendaya / disfungsi
Pasien tidak dapat bekerja karena pasien mengamuk dan marah-marah,
15
pasien tetap mau bekerja. Pasien tidak pernah mengatakan pernah
sebelumnya
Tidak ada
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami keluhan seperti ini atau
untuk mengambil obat rutin. Pasien juga sempat bolak balik opname
16
Pasien sudah mulai bekerja setelah lulus SMA sebagai buruh
sang ayah kurang harmonis. Pasien juga orang yang pendiam, jarang
sejak lulus SMA pasien tidak ingin sekolah lagi hanya ingin bekerja
pinggang belakang.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Hiperaktif
3. Sikap pasien terhadap pemeriksa
Tidak kooperatif
B. Keadaan afektif (mood), perasaan, ekspresi afektif (hidup emosi) serta
empati :
1. Mood : iritabel
2. Afek : sempit
3. Keserasian : serasi
17
C. Gangguan persepsi
Sulit dievaluasi
D. Pembicaran
Tidak lancar, hanya mengeluarkan atau mengulang kata-kata, berteriak dan
B. Status Neurologis
Sde (pasien masih gaduh gelisah)
18
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 13 g/dl GDS : 149 mg/dl
Leukosit : 16.400/ul OT/PT : 37 U/l, 57 U/l
Trombosit : 265.000/ul Kolesterol total : 232 mg/dl
HCT : 41 vol %
VIII. TERAPI
- Haloperidol 5 mg 2x1
- Trihexyphenidil 2 mg 2x1
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut pedoman diagnostik PPDGJ III untuk gangguan psikotis akut dan
yang diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas
a. Onset akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-gejala
20
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodormal
yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan
seluruh kelompok
b. Adanya sindrom polimorfik yaitu beraneka ragam atau berubah cepat, dan
konteks ini
Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode
manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-), walaupun perubahan emosi dan
gejala gejala menonjol dari waktu ke waktu. Tidak ada penyebab organik seperti
trauma kapitis, delirium dan demensia. Tidak merupakan intoksikasi obat atau
alkohol. 6
(a), (b) dan (c). Apabila gejala menetap selama 1 bulan maka diagnosis berubah
menjadi skizofrenia (F20.-). Pada pasien mengalami gaduh gelisah dengan onset
selama 2 hari, pasien mengalami ingin melukai dirinya sendiri dan orang lain.
Memiliki waham atau kepercayaan bahwa orang lain menjahati dirinya. Afek
pasien juga sempit dan aktivitas psikomotor hiperaktif, kesadaran pasien berkabut.
Bentuk pikir pasien juga terganggua, dengan tidak koperatif dan tidak relevan
karena ingin berhenti bekerja, serta terlibat perkelahian dua hari sebelum gejala
21
muncul. Pasien dapat didiagnosis sebagai gangguan psikotik polimorfik akut
Penyebab pasti psikosis masih belum diketahui. Memiliki pola tidur yang
psikologis dapat memicu munculnya kondisi. Psikosis juga dapat dipicu oleh
kondisi yang terjadi karena gangguan pada otak seperti parkinson, huntington,
tumor, stroke, alzeimer, epilepsi dan infeksi otak. Pada pasien memiliki riwayat
positif antara psikosis dan epilepsi, terutama pasien dengan TLE (temporal lobe
epilepsy). 7,8
kepribadian adalah gangguan kejiwaan yang terlihat dari perilaku, pola pikir, dan
sikap. Golongan kepribadian dibagi menjadi tiga kluster, yaitu A, B dan C. Pada
ditandai dengan pribadi yang suka menyendiri dan menunjukkan sedikit emosi.
Pada pasien ini dia sudah tinggal berpisah sejak SMA dengan orang tuanya, jadi
mengharuskan dia hidup sendiri. Setelah digali riwayat masa kecil pun anak
jarang bermain dengan teman sebaya, pasien lebih memilih untuk menyendiri.
Sampai dewasa juga terlihat, dimana pasien jarang berinteraksi dengan orang lain
dan lebih senang menggunakan waktunya untuk menyendiri. Pasien juga dicurigai
dalam masalah penggunaan zat terlarang, namum tidak pernah dilaporkan kalau
pasien memiliki pribadi yang membangkan ataupun emosi yang berubah- ubah. 9
22
Penatalaksanaan gangguan psikotik akut bertujuan untuk mengembalikan
psikotik akut dengan tanda kegawatan perlu dirawat inap. Terapi farmakologis
untuk pasien agitasi dengan obat oral sebagai lini pertama diikuti dengan terapi
parenteral jika pasien tidak mau mengonsumsi obat oral. Terapi antipsikotik yang
benzodiazepine. Khususnya pada pasien yang berada dalam risiko tinggi untuk
BAB V
PENUTUP
kepribadian skizoid, masalah psikososial dan lingkungan dengan GAF scale 51-60
23
DAFTAR PUSTAKA
24
5. Bakti G dan Sari PJ. Case report : Gangguan psikotik polimorfik akut
denga gejala skizofrenia. Padang: FK UNAND, 2013.
25