Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peristiwa gempa bumi dengan skala yang cukup besar dapat

mengakibatkan kerusakan struktur maupun non-struktur pada bangunan yang

terbuat dari konstruksi beton bertulang. Bentuk dan tingkat kerusakan yang terjadi

mulai dari yang ringan sampai berat. Kerusakan yang ditimbulkan pada bangunan

setelah gempa dapat terjadi antara lain karena kesalahan pelaksanaan ataupun

kesalahan perencanaan bangunan yang tidak didesain sesuai dengan peraturan

perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung yang terbaru

sehingga beban rencana lebih kecil dari beban aktual yang terjadi saat gempa.

Salah satu kerusakan struktur bangunan yang sangat dihindari adalah

kerusakan pada kolom. Kolom merupakan komponen struktur bangunan yang

berperan penting untuk mendukung momen lentur, beban aksial dan beban lateral.

Kolom yang belum atau tidak dirancang sesuai dengan peraturan yang berlaku

menyebabkan seringnya terjadi kegagalan geser maupun lentur. Adanya beban

eksentrisitas pada kolom juga akan menyebabkan kolom memikul kombinasi

pembebanan gaya tekan dan lentur. Kerusakan kolom merupakan kerusakan yang

paling berbahaya karena dapat mengakibatkan runtuhnya komponen struktur lain

yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total

keseluruhan struktur bangunan.

1
2

Apabila komponen bangunan terutama kolom yang telah rusak lentur

akan difungsikan lagi, maka perbaikan dan perkuatan lentur sangat diperlukan

agar bangunan mampu menahan lentur lagi setelah gempa. Menurut Triwiyono

(2004), perbaikan adalah suatu tindakan dalam memodifikasi struktur yang telah

mengalami kerusakan yang dilakukan pada sebagian atau seluruh bangunan untuk

mengembalikan stabilitas struktur pada kondisi seperti semula. Sedangkan

perkuatan adalah suatu tindakan dalam memodifikasi struktur sebelum terjadi

kerusakan dengan tujuan untuk menaikkan atau stabilitas ketahanan struktur.

Penentuan metode perbaikan dan perkuatan pada umumnya tergantung

pada jenis kerusakan yang ada, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang

tersedia, kemampuan tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti

keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan, dan biaya

perbaikan. Metode perbaikan dan perkuatan (retrofitting) struktur bangunan sudah

banyak dikenal, namun karena keterbatasan tersebut menjadi kendala dalam

melakukan retrofitting. Metode retrofitting yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan beton resin poliester (polyester resin concrete).

Beton resin poliester merupakan beton yang dibuat dari campuran agregat kasar

dan halus dengan bahan perekat resin. Jenis bahan resin dalam beton resin

poliester yang digunakan bukanlah resin yang sudah dipatenkan, melainkan resin

biasa yang dijual dipasaran. Pemilihan resin yang belum paten menjadi pilihan

dikarenakan relatif murah bila dibandingkan resin yang sudah paten, mudah

didapat karena banyak tersedia, kebutuhan dalam perkuatan sedikit, tidak

memerlukan peralatan khusus untuk aplikasi di lapangan serta setting pengerasan


3

relatif dapat diatur. Akan tetapi, biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan beton

resin poliester lebih mahal dibandingkan beton normal. Keunggulan dari beton

resin poliester dibandingkan beton normal adalah kuat tekan tinggi, modulus

elastisitas tinggi, kekuatan tarik tinggi, creep rendah, stabilitas termal tinggi,

resistensi kelembaban tinggi, dan waktu pengerasan dapat diatur. Selain itu, beton

resin poliester juga dapat meningkatkan kekuatan kapasitas lentur kolom,

keperluan dimensi arsitektur dapat dipertahankan apabila beban aktual lebih besar

dari beban rencana karena kuat tekan beton resin poliester lebih besar dari beton

normal, dapat mengubah pola keruntuhan struktur kolom dari keruntuhan tekan

menjadi keruntuhan tarik yaitu dari getas menjadi daktail.

Adapun tantangan dalam penggunakan resin untuk perbaikan dan

perkuatan kolom adalah bagaimana kontak antara beton lama dengan beton resin

poliester, interaksi beton resin poliester terhadap tulangan, dan durabilitas-nya

belum diketahui.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui seberapa besar kontribusi metode perbaikan dan perkuatan

dengan menggunakan beton resin poliester terhadap kekuatan lentur kolom

akibat beban eksentris,


4

2. Mengetahui bagaimana kontak antara beton lama dengan beton resin

poliester.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui komposisi yang tepat dalam pembuatan beton resin poliester dan

metode pelaksanaan yang mudah, praktis, sederhana, dan relatif murah,

2. Mengetahui sifat mekanik dari beton resin poliester dengan kadar resin 15%

dan 20%,

3. Mengetahui perubahan kapasitas beban aksial kolom beton bertulang sebelum

dan setelah perkuatan,

4. Mengetahui kekakuan dan daktalitas kolom beton bertulang sebelum dan

setelah perkuatan,

5. Mengetahui pola keruntuhan dan lebar retak kolom beton bertulang sebelum

dan setelah perkuatan,

6. Membandingkan beban ultimit eksperimen dengan analisis Metode Nawy dan

Metode Whitney.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah diharapkan dapat

memberikan solusi perbaikan dan perkuatan dari kerusakan yang disebabkan oleh

gempa, memberikan informasi dalam metode perbaikan dan perkuatan kolom


5

pasca bencana dengan kemudahan dalam pekerjaan, efektif, dan meminimalisir

kerusakan struktur akibat gempa berikutnya. Selain itu, konstribusi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang rekayasa struktur untuk

teknologi beton.

E. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan pada penelitian kolom ini, maka perlu

dibatasi lingkup kajiannya, dengan batasan penggunaan sebagai berikut:

1. Beton normal dengan kuat tekan sekitar f’c = 20 MPa,

2. Benda uji kolom beton bertulang bertampang persegi dengan ukuran panjang

150 mm, lebar 150 mm, dan tinggi 1200 mm,

3. Kerusakan kolom beton bertulang berupa rusak lentur, baik sebelum dan

setelah perkuatan,

4. Pengujian beban aksial dan lentur,

5. Metode perancangan beton sesuai dengan Tata Cara Perhitungan Struktur

Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) dan Standar

Perencannan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-

1726-2002,

6. Material dasar dari retrofitting adalah polyester resin merk SHCP (Singapore

Highpolymer Chemical Producs) Tipe 2668 WNC yang banyak dijual

dipasaran dan dijual eceran.

7. Pengaruh suhu, kelembaban udara, susut dan faktor lain diabaikan.


6

F. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang penggunaan resin dan material lain sebagai pilihan

untuk bahan retrofitting struktur sudah sangat banyak dilakukan. Penelitian

tentang perkuatan kolom yang pernah dan telah banyak dilakukan sebelumnya

yaitu:

1. Experimental Study of Rectangular RC Columns Strengthened with CFRP

Composites Under Eccentric Loading (Sadeghian, dkk, 2010),

2. Behaviour of FRP Strengthened Concrete Columns Under Eccentric

Compression Loading (Hadi, 2007),

3. Experimental Behaviour of Reinforced Concrete Column Models

Strengthened by CFRP Materials (Kaminski dan Trapko, 2005),

4. Performance of Fiber-Reinforced Polymer-Wrapped Reinforced Concrete

Column Under Combined Axial- Flexural Loading (Chaallal dan Shahawy,

2000),

5. Kuat Batas Lentur Kolom Beton Bertulang Segi Empat dengan Perkuatan

CPRF Wrap (Nugroho, 2002),

6. Pengaruh Penggunaan Wiremesh dalam Perbaikan Kolom Pendek

Penampang Persegi Akibat Beban Eksentris 0,75h (Adityo, 2008),

7. Pengaruh Penggunaan Wiremesh dalam Perbaikan Kolom Pendek

Penampang Persegi Akibat Beban Eksentris 1h (Kusuma, 2008),

8. Perkuatan dan Daktalitas Kolom Praktis Diperkuat dengan Profil Siku

Berlubang pada Beban Eksentris (Prakoso, 2010).

Anda mungkin juga menyukai