Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam di Indonesia ( Asia Tenggara ) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
peradaban Islam ( sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M ). Ketujuh cabang itu secara lengkap adalah peradaban Islam itu secara lengkap
adalah peradaban Islam Arab, Islam Parsi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua
India, Islam Arab Melayu, dan Islam China. Kebudayaan ( peradaban ) yang disebut Arab Melayu
tersebar di wulayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap
mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-
unsur yang khas kawasan itu.

Kemunculan dan perkembangan Islam dan kawasan itu menimbulkan transformasi kebudayaan
(peradaban) lokal. Transformasi melalui pergantian agama dimungkinkan karena Islam selain
menekankan keimanan yang benar, juga mementingkan tingkah laku dan pengamalan yang
baik, yang diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan.

Terjadinya transformasi kebudayaan dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan
Islam bisa disebut Revolusi Agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi
berbarengan dengan “ masa perdagangan “. Masa ketika Asia Tenggara mengalami peningkatan
posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang
menjadi pusat-pusat perdagangan, kekayaan,dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan wilayah
Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana sejarah masuknya islam di nusantara?
b. Sebutkan nama-nama kerajaan islam di nusantara.

1.3 Tujuan Penulisan


a. Memahami sejarah masuknya islam di nusantara.
b. Mengetahui sejarah dan nama-nama kerajaan islam di nusantara.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah masuknya islam ke indonesia


Sebenarnya islam sudah masuk ke nusantara sejak abad ke-7 M. Agama islam tersebut dibawa
oleh pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia. Pada saat itu islam masih menjadi agama
minoritas di nusantara. Belum banyak yang menganut islam karena memang masih merupakan
sesuatu yang baru di nusantara. Penyebaran islam di nusantara berlangsung cukup lama, yaitu
mulai dari abad ke-7 M sampai abad k-13 M. Pada abad ke-13 M itulah orang mulai mengenal
dan mulai memeluk agama islam.

Pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia itulah yang berperan dalam penyebaran islam pertama
kali di nusantara. Penyebaran agama islam tersebut dimulai dari daerah-daerah pusat
perdagangan, seperti daerah pesisir yang dekat dengan pelabuhan-pelabuhan. Semenjak itu,
pengaruh islam di nusantara mulai menguat, hal itu dibuktikan dengan mulai berdirinya
kerajaan-kerajaan islam di nusantara.

2.2 Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.


1. Kerajaan Aceh Darussalam.
Kerajaan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan yang paling lama berkuasa di
Nusantara pada masa lampau. Saat disebutkan kerajaan Aceh, yang terlintas di pikiran
orang adalah Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan ini muncul setelah jatuhnya kerajaan
Malaka ke tangan Portugis pada tahun 511 M. Pada tahun itulah kerajaan Aceh Darussalam
didirikan dan menjadi pengganti atas kekalahan bangsa Melayu di Melaka ( marwah bangsa
Melayu jatuh ). Kerajaan Aceh Darussalam merupakan hasil evolusi dari kerajaan-kerajaan
Islam yang pernah muncul di tanah Aceh sebelumnya.

Jika dilihat dari latar belakang sejarah kemunculan kerajaan-kerajaan Islam di Aceh,
Kerajaan Aceh Darussalam merupakan kerajaan Islam yang terakhir di Aceh. Kerajaan ini
merupakan kerajaan yang paling lama berkuasa di Nusantara yang diperintah oleh puluhan
sulthan. Setelah kerajaan Aceh Darussalam berakhir pada tahun 1939 M, tidak ada kerajaan
Islam yang pernah muncul di wilayah Asia Tenggara ini.

Kerajaan Aceh terletak di daerah yang sekarang dikenal dengan nama kabupaten Aceh
Besar. Disini pula terletak ibu kotanya. Kurang begitu diketahui kapan kerajaan ini
sebenarnya berdiri. Anas Machmud berpendapat, kerajaan Aceh berdiri pada abad ke -15
M, diatas puing-puing kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah. Dialah yang membangun Kota
Aceh Darussalam. Ali Mughayat Syah meluaskan wilayah kekuasaannya ke daerah Pidie
yang bekerja sama dengan Portugis, kemudian ke Pasai pada tahun 1524 M. Dengan
kemenangannya terhadap dua kerajaan tersebut, Aceh dengan mudah melebarkan sayap
kekuasaannya ke Sumatera Timur untuk mengatur daerah Sumatera Timur, raja Aceh
mengirim panglima-panglimanya, salah seorang di antaranya adalah Gocah, pahlawan yang
menurunkan sultan-sultan Deli Serdang.

2
Peletak dasar kebesaran kerajaan Aceh adalah Sultan Alauddin Riayat Syah yang bergelar
Al-Qahar. Dalam menghadapi bala tentara Portugis, ia menjalin hubungan persahabatan
dengan kerajaan Usmani di Turki dan negara-negara Islam yang lain di Indonesia. Dengan
bantuan Turki Usmani tersebut, Aceh dapat membangun angkatan perangnya dengan baik.
Aceh ketika itu tampaknya mengakui kerajaan Turki Usmani sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi dan kekhalifahan dalam islam.

Puncak kekuasaan kerajaan Aceh terletak pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1608-1637). Pada masanya Aceh menguasai seluruh pelabuhan di pesisir timur dan barat
sumatera. Dari Aceh, Tanah Gayo yang berbatasan diislamkan, juga Minangkabau. Hanya
orang-orang kafir Batak yang berusaha menangkis kekuatan-kekuatan Islam yang datang,
bahkan mereka melangkah begitu jauh sampai minta bantuan Portugis. Sultan Iskandar
tidak terlalu bergantung kepada bantuan Turki Usmani yang jaraknya jauh. Untuk
mengalahkan Portugis, Sultan kemudian bekerja sama dengan musuh Portugis, yaitu
Belanda dan Inggris.

Tidak seperti Iskandar Muda yang memerintah dengan tangan besi, penggantinya, Iskandar
Tsani, bersikap lebih liberal, lembut dan adil. Pada masanya, Aceh terus berkembang untuk
masa beberapa tahun. Pengetahuan agama maju dengan pesat. Akan tetapi, kematiannya
diikuti oleh masa-masa bencana. Tatkala beberapa perempuan menduduki singgasana pada
tahun 1641-1699, beberapa wilayah taklukannya lepas dan kesultanan menjadi terpecah
belah. Setelah itu, pemulihan kembali kesultanan tidak banyak bermanfaat, sehingga
menjelang abad ke -18 M kesultanan Aceh merupakan bayangan belaka dari masa silam
dirinya, tanpa kepemimpinan dan kacau balau.

2. Kerajaan Mataram
Mataram pada mulanya hanyalah merupakan hutan yang penuh tumbuhan tropi s di atas
puing-puing istana tua Mataram Hindu, lima abad sebelum berdirinya kerajaan Mataram (
Islam ) yang sedang kita bicarakan sekarang ini.

Awal dari kerajaan Mataram adalah ketika Sultan Adiwijaya dari Pajang meminta bantuan
kepada Ki Pamanahan yang berasal dari daerah pedalaman untuk menghadapi dan
menumpas pemberontakan Aria Penangsang tersebut. Sebagai hadiah atasnya, sultan
kemudian menghadiahkan daerah Mataram kepada Ki Pamanahan yang menurunkan raja-
raja Mataram Islam kemudian.

Pada tahun 1577 M, KI Gede Pamanahan menempati istana barunya di Mataram. Dia
digantikan oleh putranya, Senopati tahun 1584 dan dikukuhkan oleh Sultan Pajang.
Senopati yang dipandang sebagai Sultan Mataram pertama, setelah pangeran Benawa anak
sultan Adiwijaya, menawarkan kekuasaan atas pajang kepada Senopati. Meskipun Senopati
menolak dan hanya meminta pusaka kerajaan, diantaranya Gong Kiai Skar Dlima, Kendali
Kiai Macan Guguh, dan Pelana Kiai jatayu, namun dalam tradisi Jawa, penyerahan benda-
benda pusaka itu sama artinya dengan penyerahan kekuasaan. Senopati meninggal Dunia

3
tahun 1601 M dan digantikan oleh putranya Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai
tahun 1613 dan juga diganti oleh putranya, Sultan Agung yang melanjutkan usaha ayahnya.

3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, berdirinya Kerajaan Demak tidak ada
kaitannya dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit, artinya Kerajaan Demak berdiri,
Kerajaan Majapahit masih eksis. Namun munculnya Kerajaan Demak erat kaitannya dengan
kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya Kerajaan Majapahit

Perlu diketahui bahwa meskipun Kerajaan Majapahit runtuh tidak berarti bahwa seluruh
bekas kekuasaan Kerajaan Majaphit jatuh ketangan Kerajaan Demak dan seluruh bekas
wilayah Kerajaan Majapahit menjadi muslim. Sebagaimana telah disebutkan perkembangan
Islam di Jawa bersamaan waktunya dengan melemahnya posisi Raja Majapahit. Hal itu
memberi peluang kepada penguasa Islam di pesisir untuk membangun pusat-pusar
kekuasaan yang independen.

Kerajaan Demak runtuh karena konflik internal dikalangan keluarga kerajaan, lalu muncul
Kerajaan Pajang dibawah Hadiwijaya. Setelah Kerajaan Pajang muncul Kerajaan Mataram
yang didirikan oleh Panembahan Senopati. Kerajaan Mataram beberapa kali mengalami
perpindahan pusat pemerintahan, mulai dari Kota Gede , Plered. Kerta, Kartasura
kemudian ke Surakarta. Perpindahan itu karena ibukota kerajaan pernah diduduki musuh.

4. Kerajaan Banten
Peletak dasar nilai keislaman di Kawasan Sunda ialah Nurullah dari Samudera Pasai. Beliau
datang kesana pada tahun 1525 atas perintah Sultan Demak.kedatangan Nurullah atau
Syarif yang juga dikenal sebagai Sunan Gunung Jati di Jawa bagian Barat dengan misi utamaa
yaitu penyebaran Islam dan kedua untuk memperluas wilayah kerajaan Demak. Sebagai
penguasa baru di Banten ia bersikap sebagai bawahan Demak. Wilayah kekuasannya
meliputi wilayah Banten, Jakarta dan Cirebn. Pada masanya usaha untuk menjarah
pangkuan Pajajaran masih belum terencana hal ini karena disamping jangkauannya agak
jauh dari pantai juga disibukkan oleh usaha pembenahan kekuasaan barunya teruatam
Salaam mengantisipasi masa transisi budaya Hindu ke Islam bahkan untuk kepentingan ini
ia harus berpindah-pindah tempat kadang di Banten dan kadang di Cirebon. [8]

Sistem politik, sebagaimana kerajaan tradisional lainnya, kekuasaan sultan disini


mempunyai otoritas tertinggi serta mempunyai hak prerogatif penuh atas segala urusan,
baik politik atau lainnya. Pengakuan dan pengukuhan atas jabatan sultan ditetapkan
berdasarkan warisan.

Kedudukan dan peran serta Ulama, kedudukan sultan-sultan Banten diakui bukan saja
sebagai kepala pemerintahan yang memiliki otoritas tertinggi tetapi juga sebagai kepala
agama di wilayahnya, dengan demikian lembaga-lembagaa keagamaan mendapaat
perhatian, pengakuan serta perlindungan penuh dari sultan,terutama ulamnya. Mereka
termasuk kelompok elite yang memiliki pengaruh besar terhadap jalannya pemerintahan
ataupun masyarakat.

4
Suasana harmonis antara Ulama dan Umara berjalan dari masa ke masa hingga terjadi
aneksasi Belanda atas Banten. Kessempatan para ulama dalam berpartisipasi dalam soal
kebijakan pemerintah sudah tidak ada peluang, semuanya sudah diatur oleh Belanda.
Peranan pejabat seperti Ulama,personl semakin dipersempit dan bahkan baanyak
didudukkan pejabat-pejabat biasa dengan pengawasan ketat dari pemerintah Belanda.
Pembatasan terhadap jamaah haji juga dlakukan, tetapi jumlah peserta setiap tahunnya
terus meningkat. Sebagai akibat pelaksanaan tersebut bangkitlah para ulama Banten untuk
melakukan Kompeni dengan Belanda.

5. Kerajaan Palembang
Sejarah kerajaan Palembang atau kesultanan Palembang terjadi dalam abad ke 17 M dan
18 M. Tempatnya di kota Palembang dan sekitarnya, baik disebelah di Sungai Musi maupun
du Hulu dan anak-anaknya, yang dikenal dengan Batanghari sembilan. Letaknya tiddaak
terlalu jauh dari Kuala yang bermuara di selat Bangka.

Kota Palembang semula termasuk wilayah kerajaan Budha Sriwijaya yang berkuasa dari
tahun 683 M sampai kira-kira tahun 1371 M. Runtuhnya kerajaan ini karena akibat
kekosongannya Kekuasaan dan menjadi taklukan kerajaaan Majapahit pada pertengahan
abad ke 15 sampai tahun 1527 M. Setelah kerajaan Majapahit, Palembang menjadi daerah
pelindung dari kerajaan Demak,pajang dan Mataram.

Masa Kejayaannya, palembang dalam bagian kedua abad ke 18 telah menuju ke hari depan
yang baik, yaitu pada masa Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin II, ia menjalankan
pemerintahan secara bijaksana, perdagangan berkembang pesat dan timah telah
memperkaya kerajaan.

Ekonomi, perekomian sesuai dengan letaknya, sangat dipengaruhi oleh perdagangan luar
dan dalam negeri. Komoditi yang terpenting ialah hasil pertambangan Timah. Politik, politik
yang dijalankan di kesultanan selama kurang lebih 50 tahun telah membuktikan telah
berhassilnya menciptakan pemerintahan yang stabil, dimana ketentram dan keamanan
penduduk dan perdagangan terpelihara dengan baik. Begitu juga hubungan dengan negara-
negara tetangga pada umumnya terjalin dengan baik, hanya ada satu kali perang saja
sewaktu pra-kesultanan pada tahun 1596 dengan Banten yang berlatar belakang pertikaian
ekonomi untuk memperebutkan pangkalan perdagangan di Selat Malaka.

Peran Ulama di Kesultanan Palembang, sama seperti kerajaan Islam yang lainnya yaitu, para
ulama yaitu juga sangat berperan penting, seperti kedudukan dalam pemerintahan juga
sebagai pemberi tentang ilmu-ilmu Islam.

6. Kerajaan Ternate
Islam masuk ke Ternate ke daerah maluku resmi pada abad IX, yang pada waktu itu dibawa
oleh orang Arab, Persi dan juga orang melayu yang berdatangan kesana sejak abad ke -5
Masehi atau abad ke-11 masehi. Kerajaan Ternate berada pada kepulauan Maluku yang

5
merupakan salah satu dari empat kerajaan yang berada disana,yaitu kerajaan Tidore, Bacan,
Jailolo,dan Ternate.

Sejak dulu ternate terkenal dengan bunga cengkehnya, karena itulah yang membuat bangsa
Eropa banyak berdatangan dan ingin menguasainya. Datnganya pengaruh bangsa Barat,
didahului oleh pengaruh bangsa Timur Tengah yang lebih awal datangnya ke Negeri ini,
sehingga mereka saling berlomba untuk mendapatkan hasil bumi yang melimpah ruah.
Bangsa Timur Tengah disamping mencari rempah-rempah juga untuk menyebarkan agama
Islam.

Ekonomi, Kerajaan Ternate tidak terlepas dari aspek-aspek dan hal-hal yang membawa ke
arah kelangsungan kehidupan kerajaan tersebut. Pada masa pertumbuhannya dan
perkembangan islam, sistem jual beli agaknya masih melanjutkan atau meneruskan sistem
lama,yaitu barter. Ada pula yang menggunakan alat penukar Konvensional yang lazim
disebut Uang. Tradisi ini masih berlaku bagi masyarakat primitif yang masih tinggal di
pedalaman. Perkembangan di Ternate berjalan sangat pesat, hal ini terlihat dengan
banyaknya orang yang menanam rempah-rempah, yang terkenal merupakan tanaman yang
sangat mahal harganya dan banyak peminatnya, bukan saja di kalangan Indonesia Sendiri,
tetapi juga bangsa Asing yang datang Maluku.

Politik, seperti halnya juga kerajaan Islam yang lain juga telah mengenal politik dalam
menjalankan pemerintahan. Dalam pergantian kekuasaan raja masih berlaku sistem turun
temurun dan ini terbukti ketika sultan yang pertama ( Zainal Abidin ) wafat, maka
penggantinya adalah putranya yang bernama Sirullah.

Tercatat dalam sejarah , bahwa dalam pusat kerajaan Ternate terdapat beberapa mesjid
dengan bangunan yang megah dan Unik, yang membedakan dengan mesjid daerah lain.
Pada masa sebelum Islam datang, masyarakat Ternate menganut Animisme dan
Dinamisme, menganggap nenek moyang adalah mereka yang paling keramat. Tetapi
setelah Islam datang keadaan menjadi berubah yang mana diawali dengan masuknya raja
mereka yang pertama dengan memeluk islam dan diikuti oleh rakyatnya. Hubungan Ulama
dengan rakyat,minat beragama masyarakat ternate terhadap Islam sangat tinggi dan
antusias untuk mempelajari ajaran-ajarannya.

7. Kerajaan Makassar
Kerajaan terdiri atas dua kerajaan yaitu Goa dan Tallo, keduanya saling mengadakan
hubungan baik sehingga masyarakat hanya mengenal Kerajaan Makassar saja. Nama
Makassar diambil dari ibukota Goa dan sekarang berganti nama menjadi Ujung Pandang.

Islam masuk ke daerah Makassar melalui pengaruh Kesultanan Ternate yang giat
memperkenalkan Islam disana. Raja Gowa yang bernama Karaeng Tunigallo selanjutnya
masuk Islam setelah menerima dakwah dari Dato Ri bandang. Kerajaan ini mencapai
kejayaannya pada masa dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin yang dijuluki sebagai “ Ayam
jantan Dari Timur” oleh Orang belanda sendiri dikarenan beraninya dalam melawan
Belanda

6
Ekonomi, perdagangan yang berkembang pesat dan menjadi perkembangan pusat
pelaabuhan Internasional. Masa kemundurannya,betapapun kemajuan Makassar Sesudah
Islam, adat istiadatnya tidak boleh dilupakan. Raja-raja di ketiga daerah yang lain masuk,
termasuk Wajo dan Soppeng bukanlah jajahan Makassar, tetapi raja Empat Sela, yang
duduk sama rendah,tegak sama tinggi. Makassar kurang memperhatikan hal tersebut,
sehingga sifaatnya terlalu keras. Perasaan tidak puas kian lama makin mendalam, dipimpin
oleh anak raja yang masih muda dari Soppeng bernama Aru Palaka, komponi akhirnya
mengetahui dendam yang sangat dalam tersebut.

Peran Ulama, dalam sejarah pada Kerajaan ini tidak banyak disebutkan tentan peran Ulama,
mungkin karena banyaknya pengaruh agama primitif. Disamping itu, ekspansi keagamaan
yang dilancarkan oleh misionaris cukup membuat penguasa Makassar untuk memilih mana
yang pantas untuk menjadi agama resmi kerajaan. Para ulama di Makassar banyak yang
berasal dari Sumatera khususnya Aceh yaittu yang diperintahkan oleh dari kerajaan
IndraPuri. Merekalah yang mengambil peranan penting dalam usaha mengislamkan
penguasa dan menyebarkan ke Msyarakat Makassar, yang pada gilirannya nanti akan ikut
memberi semangat baru bagi masyarakat Makassar untuk menentukan pegangan hidup
mereka.

8. Kerajaan Banjar
Di kalimantan nama Banjar Mula-mula dipakai untuk membedakan orang Melayu dari orang
Jawa yang berjasa terhadap Sultan Suriansyah, sesuai dengan arti Banjar itu sendiri, yaitu
Kelompok. Kerajaan Banjar merupakan kerajaan islam yang terletak di Pulau Kalimantan,
tepatnya di kalimantan Selatan. Kerajaan Banjar disebut juga Kesultanan Banjarmasin. Kata
Banjarmasin merupakan paduan dari dua kata, yaitu bandar dan Masih. Nama Bandar
Masih diambil dari nama Patih Masih, seorang perdana menteri Kerajaan banjar yang cakap
dan berwibawa.

Perkembangan ekonomi, berkembang sangat pesat,akhir abad ke 16 sampai abad ke 17.


Banjarmasin menjadi kota dagang yang sangat berarti untuk mencapai suatu kemakmuran
kerajaan. Perekonomian masyarakat Banjar terdiri atas : pertanian, nelayan dan industri.
Dalam kurun sejarah, kebudayaan Banjar mengalami pergeseran dan perubahan-
perubahan hingga coraknya berbeda dari zaman ke zaman. Ini adalah manifestasi dari cara
berpikir dari sekelompok manusia di daerah ini dalam suatu kurun waktu tertentu.

Agama islam merupakan agama mayoritas di Banjarmasin dan mereka taat dam
menjalankan ibadah islam. Peran serta Ulama, Sultan Suriansyah adalaah raja pertama yang
memeluk islam dan menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Ulama sebagai elite
religius memberikan andil yang cukup besar bagi pemerintahan ke rajaan. Sultan dan Ulama
mempunyai kesatuan pandang dalam kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan dan
menjunjung tinggi agama islam.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kedatangan Islam ke Nusantara, tidak hanya sebatas menyebarkan agama islam saja di bumi
Nusantara ini, tidak hanya sebatas itu perkembangan Islam di Nusantara, perkembangan Islam
dan kejayaan Islam mencapai klimaks, yaitu sampai tercapainya kerajaan islam dan menjadi
tanah mayoritas islam. Kejayaan Islam yang dicapai sampai berabad-abad dan tersebar di
seluruh nusantara, tidak hanya berada di Aceh saja melainkan juga terdapat pulau jawa,
sulaweri kalimantan.

Walau seiring berjalannya waktu, kejayaan yang pernah dicapai hanya bisa dikenang saja. Di
karenakah membangun dan mempertahankan tidak semudah membalikkan telapak tangan,
namun rintangan tantangan permusuhan. perkhianatan, juga perang kekuasaan dan agama pun
terjadi sehingga pada hari ini, kita hanya mengenang dan mengkaji menelusuri ke dalam masa
lampau, kita akan memakai mesin waktu untuk melihat perjuangan dan mencicipi kejayaaan
Islam kala itu

8
DAFTAR PUSTAKA

https://moondoggiesmusic.com/kerajaan-islam-di-indonesia/
http://www.historicalwaktu.online/2017/03/makalah-kerajaan-islam-di-nusantara.html
http://rikhiemanrangkasbitung.blogspot.com/2016/05/makalah-ski-kerajaan-kerajaan-islam-di.html
Sunanto , Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta :PT,RajaGrafindo Persada,2005.
Matsyah , Ajidar, Jatuh Bangun Kerajaan Islam di Aceh, Yogyakarta : Kaukaba, 2013.
Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2014.
Harun ,M,Yahya, Kerajaan Islam Nusantara Abad XVI dan XVII, Yogyakarta: PT. Kurnia Kalam
Sejahtera,1995.
M, Tarunasena., Sejarah, jakarta : PT.Sumber Bahagia Concern,2009.

Anda mungkin juga menyukai