Anda di halaman 1dari 19

PERSIAPAN UJIAN ANAK RSPAD

Disusun Oleh :
Nyoman Aditya Sindunata

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 14 MARET – 21 MEI 2015
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT
GATOT SOEBROTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
JAKARTA
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................. i


Kisi-kisi .................................................................................................................. 1
I. dr. Martaviani, Sp.A................................................................................... 1

i
KISI-KISI

I. dr. Yenny Kumalawati, Sp.A


A. Imunisasi
B. Tumbuh kembang
C. Gizi
D. Kegawatdaruratan
E. Respirologi
F. Neurologi

II. dr. Martaviani, Sp.A


A. Kompetensi dokter umum
1) Diare + dehidrasi
2) Campak
3) Tuberkulosis
4) Kejang demam + tatalaksana
5) Tatalaksana shock : hypovolemic
B. Diagnosis banding demam 4 hari
1) Infeksi saluran kemih
2) Demam tifoid
3) Demam berdarah dengue
4) Morbilli
5) Tuberkulosis (?)
C. Referensi
1) Ikatan Dokter Anak Indonesia
2) Text book : Nelson
D. Pemeriksaan fisik
1) Sesuai kasus : +/- untuk Dx dan DDx

1
III. Ujian Pemeriksaan Fisik
A. dr. Adi
-Untuk palpasi hepar beliau maunya tangan kita palpasi dulu baru pasien inspirasi
-bedanya brudzinski 2 dengan laseg
-terus habis kita lakuin px fisik semuanya nanti di test ulang brudzinski 4 gmn
kernig gimana openheim gmn dll

IV. Ujian Kasus


A. dr. Mira
-pertama beliau langsung minta kita bacain resume pasien sekaligus semua
tentang pasien dari awal sampe prognosis
-jelasin sekalian status gizi pasien itu masuk kategori apa kalian jelasin cara
hitungnya dari mulai ngeplot di grafik cdc sampe masukin ke kategori status gizi
menurut BB/TB yang di fotocopyan itu harus hafal
-terus diagnosis banding apa kenapa kalian pilih itu
-diagnosis kerja apa alasannya apa ? Jabarin dari anamnesa sampe lab yg
menunjang
-penatalaksanaan dari promotif kuratif preventif rehabilitatif
-rencana pemeriksaannya jg dijelasin kenapa kita minta periksa ini itu

B. dr. Mira
-jelasin penatalaksanaan kuratif farmako nonfarmako kenapa kasih obat itu alasan
kenapa oral kenapa iv kenapa dikasihnya segitu dosisnya sediaannya jelasin juga
kalo kasih infus dapetnya dari mana jelasin pake holiday segar
-terus dietnya kenapa dapet segitu hitung dari mulai ngeplot di kurva CDC buat
dapet height age sampe masukin ke RDA jadi harus hafal RDA yg di fotocopyan
terus seharusnya ditulis caranya jg di status ujian
-terus status di status ujian ditulis alesannya auto atau alloanamnesa terus kalo ada
pernyataan kita "imunisasi dasar lengkap, imunisasi ulangan tidak lengkap" nah
itu harus ditulis alesannya kenapa ga lengkap apa karena bapaknya ibunya lupa
atau ga mampu biaya atau yg lain terus kalo pemeriksaan genital tidak dilakukan
tulis juga alesannya kenapa terus usaha kita buat dapet infonya gimana kalo

2
pasien nolak "tidak dilakukan karena pasien menolak dan hanya ditanyakan
melalui gambar dan penjelasan pasien"
-anak umur 11 th harusnya udah dapet imunisasi apa aja ?
-imunisasi tifoid usia berapa ulangannya kapan ? Mulai usia 2 tahun ulangan
interval 3 tahun

C. dr. Adi - dr. Mira


-promotif preventif ditanya 3M fogging sama abate
-fogging tujuannya untuk apa? Berantas si nyamuk, Seberapa luas yang harus
difogging ? 100m, kenapa 100m ? Sesuai dengan kemampuan terbang si nyamuk
-abate untuk apa ? Berantas jentiknya karena percuma kalo cuma nyamuk yg
diberantas lewat fogging tp jentiknya masih ada
-program abate namanya apa ? Abatesasi (ini gue asbun tp ternyata dibenerin)
-jumantik itu apa ?
-menurut kamu pemakaian sofel autan itu bisa mencegah DBD ga

D. dr. Adi
-Algoritma kejang
-Pertumbuhan apa perkembangan apa
-yang dinilai perkembangan anak apa aja ? Yg 4 faktor motorik halus dkk
-status gizi dinilainya melalui apa aja ? Antropometri (bb,tb) lab (hb, protein,
albumin) klinisnya
-bedakan kwarsiorkor sama marasmus

E. dr. Vivi - dr. Yenny Kum


1. Talak kejang demam
2. Obat rumatan
3. Obat intermiten kejang
4. Imunisasi semuanya ditanya detil
5. Pekan imunisasi nasional apa yg di berikan? Tujuannya apa?
6. Beda kejang demam sederhana dan kompleks
7. Talak syok krn dehidrasi

3
8. Talak syok secara umum
9. Talak syok sepsis, neurogenik, cardiogenic, anafilaktik
10. ISK
11. Fokus infeksi pada anak bisa lewat mana saja
12. Polio bisa menyerang dewada?
13. Polio nyebar lewat apa pada manusia?
14. Hep. B pada ibu, anaknya diberikan apa? Tujuannya apa?
15. Tujuan diberikan imunoglobulin hep b bersamaan dengan vaksin hep b
16. Pemeriksaan penunjang kejang demam
17. Anak umur 1 bulan, 2,3,4,5,6,1tahun, diatas 3 tahun, sama diatas 10 tahun.
Masing2 harus dapet imunisasi apa aja?
18. Kalau sudah lengkap sampai lanjutannya, apakah perlu dateng ke Pekan
imunisasi nasional?
19. Pekan imunisasi nasional untuk sampai anak usia brp?
20. Talak kejang demam setelah masuk icu, apakah harus intubasi? Atau
masukkan midazolam saja?
21. Bayi baru lahir rentan terinfeksi polio. Bayi yang dengan keadaan apa saja?

F. dr. Ida – dr. Rachmanto


1. Tanya tentang diagnosis pasien gmana, kalo nulis resume harus ditulis apa aja
dari anamnesa sampe penunjang yang berkaitan dengan diagnosa walau hasil
px.nya negatif.
2. Imunisasi, kalo usia 17 bulan belum dapet imunisasi sama sekali gmana?
Pentabio, isi apa aja, kapan aja diberikan?
3. Pasien kejang ternyata di lumbal pungsi ada kuman tb, di lcs ditemukan apa
aja? Skoring tb, terapi tb, efek samping, evaluasinya apa?
4. Jika pasien kejang, gmana tindakannya? Algoritma kejang

G. dr. Nuvi – dr. Vivi


1. Jadi guys yg aku ditanya itu all about yang aku tulis di status. Mulai dari
anamnesis dan pf, yang harusnya ditemuin kalo sesuai dengan diagnosis yg

4
dipilih, yg ada pada pasien yg tidak ada, yg diharapkan. Semua dari head to toe.
2. Trus tambahannya penatalaksanaan syok, resusitasi bayi, imunisasi
3. Defisiensi vit a, bagaimana menilai hepatosplenomegali
4. Trus tambahannya penatalaksanaan syok, resusitasi bayi, imunisasi.

H. dr. Ida
1. Jika anak tidak di imunisasi campak, komplikasinya apa? Bisa terjadi sspe
(Sub-acute Sclerosing Pan Encephalitis), namanya terjadi antara umur 5-12 th,
imunisasi campak bantu sbg pencegahan
2. Indikasi bayi rawat gabung?
- lahir spontan
- lahir dengan tindakan, bayi cukup sehat
- lahir sc, rg setelah ibu sadar penuh
- as >= 7
- usia Gestasi >= 37 mg
- bl >= 2500 gr
- tidak ada tanda infeksi pada bayi
- ibu dalam kondisi sehat
3. Anemia, pembagiannya apa aja? Morphology :makrositik, mikrositik,
normositik. Etiology : Defisiensi nutrisi, hemolitik, kegagalan sumsum tulang
(aplastic)
4. Anak usia ... bulan sudah harus bisa apa?

Koreksi ya kalo ada jawaban yg salah atau kurang


Jangan lupa 3 komponen penting patogenesis dbd:
1. Secondary heterologous infection
2. Antibody dependent enhancement
3. Autoimunity et causa Molecular mimicry

I. dr. Huiny
- kasus ujian
- perina

5
- gmn cara buat blue light di tmpt terpencil yg ga ada fasilitas blue light buat
bayi
- imunisasi

J. dr. Dyah
- kasus, DD
- fisiologi paru : mulai dari cara paru ngembang sampe difusi
- imunisasi : praktis – misal telat harus diapain, baru lahir dikasi apa aja,
pemberiannya dmn dan knp
- emergency : kejang demam, syok
- neonatologi

6
CATATAN KULIAH DAN REFERENSI

I. Imunisasi
Kuliah dr. Huiny Tjokrohusada, Sp.A
A. Vial Vaccine Monitor
 Sebagai indikator kondisi vaksin masih layak pakai (Kondisi A & B) – bagian
tengah lebih terang. Memastikan bahwa cold chain masih dalam kondisi baik.
 Expiry date juga penting untuk dipastikan.
 Ada pada vaksin produksi Biofarma (Indonesia), tidak ada pada vaksin
produksi luar negeri. Alasan : Biofarma khawatir cold chain gagal.

B. Tujuan Imunisasi
1) Immediate goal / jangka pendek : melindungi seseorang terhadap penyakit
tertentu (kebal)
2) Intermediate goal : menurunkan prevalensi penyakit (mengubah
epidemiologi)
3) Final goal : eradikasi penyakit

7
 Variola / cacar (berhasil – dunia) : 1974 bebas, lahir > 1974 tidak vaksin
variola krn ada scar putih
 Polio (Indonesia - WHO) : 2014 eradikasi, syarat – dalam 3 tahun
berturut-turut tidak ada kejadian. Vaksin tetes diubah menjadi suntik (th
2017).

C. Jenis Imunisasi
1) Imunisasi Aktif : buatan / alamiah
 Melibatkan sistem imun dalam membentuk kekebalan, tubuh aktif
membentuk antibodi sehingga kekebalan bisa bertahan lebih lama. Ex :
sakit, vaksin.
 Buatan : diberikan (sesuai jadwal imunisasi) / vaksinasi – vaccinea (sapi
sakit –kerokan-> inokulasi -> orang sehat -> kebal)
 Alamiah : terkena cacar air
2) Imunisasi Pasif : buatan / alamiah
 Badan menerima, tidak membuat antibodi. Ex : imunoglobulin.
 Hancur dalam waktu max. 3 bulan. Vaksin berisi bakteri / virus hidup
harus ditunda 3 bulan karena dapat dinetralkan Ig (tubuh tidak produksi).
 Buatan : pemberian imunoglobulin
 Alamiah : ASI (IgG rubela)

D. Syarat Vaksin yang Baik


1) Respons imun yang adekuat
2) Proteksi jangka panjang – strain yang paling ganas dan sering
3) Aman
4) Stabil
5) Terjangkau
6) Jumlah injeksi seminimal mungkin
7) Jumlah antigen semaksimal mungkin

8
E. Jenis Vaksin

1) Live attenuated : bakteri / virus hidup yang dilemahkan


2) Killed whole vaccine :
3) Protein / Polysaccharide
 Protein : protein hasil bakteri (toksin) – dilemahkan
 Polysaccharide : bagian kuman konjugasi, anak <2 th untuk bentuk
antibodi
4) Genetically engineered : jamur / ragi –didandani-> dikenali sebagai virus
 Hepatitis B dan HPV sangat virulen sehingga bisa bergejala jika diberikan
langsung.

F. Komponen Vaksin
1) Suspending agents : air, salin / garam
2) Pengawet : thimerosal (DPT, Hep B) – kadar sesuai yang diperbolehkan untuk
kesehatan. Semua obat (racun) : mengobati / side effect / fatal. Risk ~ benefit.
3) Stabilisator : sorbitol & gelatin terhidrolisa (MMR), MgCl2 (OPV), MgSO4
(campak)
4) Ajuvan (penguat / amplifier) : garam aluminium (T dalam DPT, TT, Tidet,
HPV). Garam aluminium dalam menyebabkan necrosis adiposa -> harus
suntik IM dalam (jarum 1”)
5) Substansi lain
 Residu pada medium pertumbuhan

9
 Antibiotik : neomisin (IPV, varicella)

G. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)


 Demam -> paracetamol
 Bengkak -> kompres hangat

H. Jadwal Imunisasi IDAI 2014

Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 – 18 tahun


Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Tahun 2014
Umur pemberian vaksin
Jenis vaksin Bulan Tahun
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 8 10 12 18
Hepatit
i s B 1 2 3
Polio 0 1 2 3 4 5
BCG 1 kali
DTP 1 2 3 4 5 6 (Td) 7(Td)
Hib 1 2 3 4
PCV 1 2 3 4
Rotavirus
e 1 2 3
Influ nza Ulangan 1 kaliptia tpahun
Campak 1 2 3
MMR 1 2
Tifoid Ulangan tia 3 t ahun
Hepatit
i s A 2 kali, interval 6-12 bulan
Varisela 1 kali
HPV 3 kali

Keterangan 6. Vaksin pneumokokus (PCV). Apabila diberikan pada umur 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali
Cara membaca kolom umur: misal 2 u berarti mu r 2 bul an (60 har i) sd 2 bul an 29 har i (89 har i) dengan interval 2 bulan; pada umur lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu
Rekomendasi imunisasi berlaku mulai 1 Januaril 2014 dan dapat diakses pada website IDAI (http : // booster 1 kali pada umur lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada
idai.or.id/public-artices/kl ini k/i mu ni sasi /j adw al-imunisasi-anak-idai.html) anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
7. Vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen
Untuk memahami tabel jadwal imunisasi perlu membaca keterangan tabel diberikan 3 kali. Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2
1. Vaksin hepatit i s B. Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai
pemberian suntikan vitamin K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin hepatit i s B diberikan sebelum umur 16 minggu danatidk melampaui umur 24 minggu. Vaksin rotavirus
dan imunoglobulin hepatit i s B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepatit i s B pentavalen : dosis ke-1 diberikan umur 6-14 minggu, interval dosis ke-2 dan ke-3, 4-10 minggu;
selanjutnya dapat menggunakan vaksinihepatit Bs mon o valen atau vaksin kombinasi. dosis ke-3 diberikan pada umur kurang dari 32 minggu (interval minimal 4 minggu).
2. Vaksin polio. Pada saat lahir atau pada saat bayi dipulangkan harus diberikan vaksin polio oral 8. Vaksin varisela. Vaksin varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur
(OPV-0). Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dan polio booster dapat diberikan vaksin sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis
OPV atau IPV, namun sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV. dengan interval minimal 4 minggu.
3. Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 bulan, a optiml umur 2 bulan. Apabila 9. Vaksineinflunz a. Vaksineinflunz a diberikan pada umur minimal 6 bulan, diulang
p setia tahun.
diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Untuk imunisasi pertama kali (primary immunizatio
n ) pada anak umur kurang dari 9 tahun
4. Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada umur 6 minggu. Dapat diberikan diberi dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6 - < 36 bulan, dosis 0,25 mL.
vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak umur lebih dari 7 tahun 10. Vaksin human papiloma virus (HPV). Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Vaksin
diberikan vaksin Td, dibooster setia p 10 t ahun. HPV bivalen diberikan tiga kali dengan interval 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen dengan
5. Vaksin campak. Vaksin campak keduaa tidk perlu diberikan pada umur 24 bulan, apabila MMR interval 0,2,6 bulan.
sudah diberikan pada 15 bulan.

 Vaksinasi dapat digabung dalam 1 hari atau dipisah min. 4 minggu


(intervensi)

10
I. Bacille Calmette-Guerin (TBC)
 Mycobacterium bovis yang sudah dilemahkah (live attenuated)
 Satu-satunya yang memerlukan kekebalan seluler (bagus jika anak makin
besar), tetapi jika menunggu besar (1 tahun) keburu tertular.
 Timbul kemerahan dalam waktu 4-8 minggu.
 Diberikan <3 bulan, ulangan tidak dianjurkan.
 Bila diberikan >3 bulan, harus Mantoux test terlebih dahulu. Jika tidak
tersedia Mantoux -> imunisasi dan dilihat 4-8 minggu tidak timbul kemerahan
(belum terjangkit) // jika dalam 1 minggu timbul kemerahan, terapi TB.
 Daya lindung paling jelek (42%), tetapi tetap diberikan karena belum ada
vaksin lain. Menunggu sampai ada vaksin yang lebih baik.
 Pemberian : Intra-Cutan pada insersio M. Deltoid kanan. IC miskin pembuluh
darah -> slow release -> cellular imunity. Tidak boleh dipencet-pencet.
 Dosis : 0,05 cc untuk anak <1 tahun // 0,1 cc untuk anak >1 tahun
o 1 vial untuk 4 / 20 orang
 Penyimpanan :
o Setelah dilarutkan, dalam suhu 2-8C hanya tahan 3 jam
o Kering simpan dalam suhu 2-8C, lebih baik dalam freezer
o Jangan kena sinar matahari
 Kontra-indikasi :
o Immunocompromise
o HIV
o Pengobatan steroid
o Keganasan
o Gizi buruk
 Komplikasi : limfadenitis (deltoid – superfisial) -> memudahkan deteksi dan
terapi -> drainase infeksi

J. Diphtheria Pertussis Tetatus (DPT // DTwP / DTaP)


 P : bakteri mati / killed whole vaccine teradsorpsi dalam aluminium fosfat.
Mengandung thimerosal.
 D & T : toxoid dimurnikan – dilemahkan / protein.

11
 DTwP (whole P) – demam 85% (4-8 jam) // DTaP (accellular – dinding /
polysaccharide) demam 5-10% (4-8 jam)
 Penyimpanan : suhu 2-8C (jangan di freezer); kocok sampai homogen, bila
ada gumpalan / endapan jangan digunakan.
 Pemberian : 3x sejak usia 2 bulan (min. usia 6 minggu), interval 4-8 minggu.
 Bayi lahir prematur -> usia kronologis.
 Dosis : 0,5 cc IM dalam – jarum 1” (garam aluminium -> necrosis adiposa ->
benjol // kompres hangat bisa hilang)
 Diphtheria = larynx, nasal, bull neck (! DDx diphtheria)
 Tetanus = neonatus, anak

K. Campak / Morbili / Measles / Rubeola


 Live attenuated
 Penyimpanan
o Jangan kena simpan matahari
o Vaksin kering simpan <0C, lebih baik -20C
o Pelarut tidak boleh beku
o Setelah dilarutkan dalam suhu 2-8C max. 8 jam
 Mengandung kanamisin dan eritromisin
 Proteksi : mulai 2 minggu setelah imunisasi
 Dosis : 0,5 cc SC
 Jadwal : 9 bulan, 2 tahun, 6 tahun
o CDC ≥12 bulan krn s/d 12 bulan masih ada antibodi dari ibu, setelah
itu baru intervensi (imunisasi)
o Depkes : endemis campak, banyak bayi meninggal. Menurut
penelitian, 9 bulan sudah bisa kena campak. 6 bulan boleh imunisasi +
>1 th boleh.
 Dapat timbul demam pada hari ke-5 s/d 10 setelah imunisasi

L. Hepatitis B
 Genetically engineered : partikel permukaan antiges virus hepatitis B,
rekombinan DNA sel ragi (tidak infeksius)

12
 Pengawet thimerosal
 Penyimpanan
o 2-8C
o uji kocok, bila menggumpal jangan dipakai
 Pemberian : suntik IM (JANGAN di gluteal)
 Jadwal : 3x - segera setelah lahir (0 bulan), (1 bulan), (6 bulan)
 Ibu HBsAG (-) / tidak diketahui
o HB 1 vaksin rekombinan 10 mg IM (12 jam setelah lahir)
o HB 2 (usia 1 bulan) & HB 3 (usia 3-5 bulan)
o Bila pada pemeriksaan selanjutnya Ibu HBsAG (+), segera berikan 0,5
cc HBIG (sebelum usia 1 minggu)
 Ibu HBsAg (+) :
o <12 jam berikan 0,5 cc HBIG (Hepatitis B Imunoglobulin) + vaksin
HB 1 (spuit berbeda dan sisi berbeda – bersamaan)
o Lanjut HB 2 (1 bulan) & HB 3 (3-6 bulan)
o Jarak HB 1 ke HB 2 -> 4-8 minggu (terbaik 4 minggu); jarak HB 2 ke
HB 3 -> 2-12 minggu (terbaik 5 bulan)
o Pemberian vaksin hidup ditunda 3 bulan (OPV, BCG) karena
pemberian imunoglobulin
 Cek imun titer anti-HBs ≥10 (kebal), <10 (berikan booster 1x)

M. Polio (OPV / IPV)


 Minimal 1x IPV
 Usia ≥6 minggu
 OPV (Oral Polio Vaccine) / Sabin : virus hidup, kekebalan tidak lama

13
o Contact immunity : secretory IgA / enterovirus
o VAPP (Vaccine-Associated Paralytic Polio) – resiko 1 : 1.000.000
o Penyimpanan
 Suhu 2-8C s/d 6 bulan, suhu -20C s/d 2 tahun
 Setelah dibuka simpan dalam 2-8C s/d 7 hari
 Tidak beku karena ada sorbitol
o Sedang diare boleh divaksin, tapi 4 minggu kemudian beri 1 dosis lagi
 IPV (Inactivated Polio Vaccine) / Salk

14
o Penyimpanan dalam suhu 2-8C stabil 3 tahun
 Kapan IPV digunakan
o Cakupan imunisasi OPV tinggi >90%
o Tidak ada virus polio liar bersirkulasi selama 3 tahun berturut-turut
o Hygiene / sanitasi lingkungan baik

N. Haemophyllus Influenza type B


 HiB dan pneumokokus -> meningitis (usia <2 tahun)
 Conjugated polysaccharide (dikonjugasi pada TT)
 Kombinasi dengan DTaP / DTwP
 Jadwal : usia 2 – 4 – 6 bulan => ulangan usia 18 bulan
 Penyimpanan : suhu 2-8C, jangan beku; suspensi berkabut keputihan (normal)

O. Demam Tifoid
 Komposisi polisakarida kapsul Vi Salmonella typhii
 Imunitas 2-3 minggu pasca imunisasi, perlindungan 3 tahun (diulang/3 tahun)
 Diberikan saat usia >2 tahun, diulang /3 tahun (kebal), imunogenitas rendah
pada anak <2 tahun

15
P. Hepatitis A
 Transmisi : fecal-oral
 Inactivated vaccine dalam formaldehid
 Usia >2 tahun, dosis 720 U / 0,5 cc (2-12 tahun), 1440 U / 1 cc (>12 tahun)
 Efikasi 84%, proteksi 10 tahun

Q. Varicella

 Virus hidup (dilemahkan), kanamisin sulfat, eritromisin


 Target : anak sehat, imunnocompromise, kontak dalam 72 jam
 Kesepatakan SatGas IDAI : usia 10-12 tahun // atas permintaan ortu (>1 th)
 Kekebalan : 3 hari setelah imunisasi sudah terbentuk antibodi

R. Influenza
 Virus inaktif
 Jadwal : mulai usia 6 bulan, diulang tiap tahun
 Komposisi : telur, neomisin, formaldehid
 Penyimpanan : suhu 2-8C, jangan beku, jangan kena cahaya

S. Pneumokokus

16
T.

17

Anda mungkin juga menyukai