Anda di halaman 1dari 3

introduction

Electrostatic Precipitator didefiniskan sebagai unit yang memanfaatkan gaya elektrostatis


untuk menghilangkan polutan patikulat atau aerosol dalam sebuah aliran gas. Prinsip presipitasi
elektrotatis ini pertama kali dikembangkan oleh Dr. Frederick G. Cottrell, seorang warga negara
amerika yang mengajar kimia di Universitas California. Cottrell juga berhasil mengembangkan
Electrostatic Precipitator pertama kali pada tahun 1906 yang dibangun pada instalasi manufaktur
asam di California.

Mekanisme kelistrikan dalam proses presipitasi partikulat ataupun aerosol terjadi pada
Discharge Electrode (DE). DE memberikan muatan pada partikulat maupun aerosol sehingga
menyebabkan terjadinya medan elektrostatis. Akibatnya, partikulat maupun aerosol tersebut akan
bergerak menuju Collecting Electrode (CE) yang berlawanan muatan. Umumnya, DE merupakan polar
negative, sedangkan CE berada pada ground potential, atau bias disebut juga dalam kondisi polar
positif.

Penggunaan electrostatic precipitator memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri jika


dibandingkan dengan pemakaian alat pengendali partikulat yang lain.

Keunggulan ESP:

Memiliki efisiensi tinggi dalam menghilangkan partikulat, efisiensi removal bervariasi dari 99%
- 99,9%

Pressure drop yang rendah (0,1 – 0,5 inch H20)

Dapat diaplikasikan pada volume gas yang besar, hingga mencapai 1888 m3/s

Dapat beroperasi pada rentang suhu yang tinggi, mencapai sekitar 700 C

Biaya operasi yang rendah

Kelemahan ESP

Capital Cost yang tinggi

Tidak mampu menghilangkan polutan berwujud gas

Membutuhkan ruang/tempat yang luas

Kondisi operasi yang tidak flesibel

Removal efisiensi bervariasi yang dipengaruhi oleh karakteristik partikulat

Prinsip Operasi

Electrostatic precipitator didesain untuk memisahkan partikulat yang tersuspensi di dalam gas sisa
pembakaran. Material yang terkumpul dari dalam precipitator sebagian besar merupakan fly ash.
Ketika partikulat memasuki ESP, maka akan terjadi 4 tahapan proses sebagai berikut

Charging: partikel melalui medan elektrostatis sehingga partikel menjadi bermuatan

Transportation: partikel bermuatan akan bergerak menuju elektroda yang bermuatan berlawanan
Neutralization: partikel yang awalnya bermuatan, menjadi netral setelah menempel di permukaan
elektroda

Removing: partikel yang terkumpul di permukaan CE dibersihkan dengan rappers sehingga akan
terkumpul di hopper

ESP terdiri dari 2 jenis yaitu, single stage dan two stage. Single Stage ESP merupakan desain ESP
dimana DE dan CE berada pada section yang sama. Dengan kata lain, proses charging pada DE
hampir terjadi bersamaan dengan proses collecting pada CE . Single Stage ESP terdiri dari 2 jenis
yaitu plate-wire precipitator dan type tubular. Sedangkan, Two-Stage ESP terjadi dalam 2 stage, yaitu
stage pertama diawali dengan proses charging partikulat oleh DE, dan berlanjut ke stage kedua,
yaitu proses collecting oleh CE. Pada Two-Stage ESP, DE dan CE tidak berada pada section yang
sama, melainkan saling terpisah dan umumnya masing-masing memiliki sumber daya yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai