Khulafa al Rasyidun terdiri dari kaa khulafa jamak dari khalifah yang artinya pengganti
atau wakil. Sedangkan al rasyidun merupakan jamak dari rasyid artinya orang yang mendapat
pentunjuk. Maka secara bahasa arti dari khulafa al rasyidun adalah para pengganti Nabi
Muhammad SAW yang mendapat petunjuk. Kepemimpinan keempat khalifah ini merupakan
khilafah sejati, yang disebabkan 3 hal, yaitu :1
a. Mereka adalah para sahabat Rasulullah yang terpercaya dan dijamin masuk surga
b. Sikap moral mereka yang tinggi
c. Naiknya menjadi khalifah mellaui proses musyawarah atau aklamasi komunitas
Biografi
Khulafa Al Proses
Kepribadiaan
Rasyidun Pengangkatan
Sistem Kebijakan-
Pemerintahan Prestasi
Peradaban
Khulafa Al Rasyidun merupakan sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW, bai karena
hubungan kekebaratan maupun pemahaman keagamaannya. Secara kekerabatan, maka 2 khalifah
pertama merupakan mertua Rasulullah sedangkan 2 lainnya merupakan menantu Rasulullah.
Namun demikian keempatnya juga terkenal dengan integritas dan loyalitasnya dalam membela
agama Islam dan Rasulnya. Adapun biografi keempatnya dapat dilihat berikut ini :
1
Din Samsudin dan Sudarmoto, Pendahuluan, dalam Ensiklopdei Tematis jlid 2, Khilafah, Ed,Taufik Abdullah, PT
Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2002, hlm. 2-3
2
Ahmad faiz Ahmad, Ijtihad Abu Abakar Ash Shidiq, Balqis Pustaka, Jakarta, 2011, hlm. 17-18
Keluarga 4 Istri: Qutailah, 2 Istri : Zainab Istri : Istri : Fatimah
Ummu Ruman, binti Mahzum Ruqayyah, binti
Asma binti Mulaikah binti Ummu Kulsum, Muhammad
Umas dan Jurwal Naila Anak : Hasan
Habibah Anak : Abdullah, Anak : dan Husain
Anak: Abdullah Abdurahman dan Maryam,
dan Asma dari Hafsah dari Zainab Anbasah dari
Qutailah Ubadillah dari Naila
Abdurrahman Mulaikah
dan Aisah dari
Ummu Rumman
Muhammad dari
Asma binti
Umais
Jaraknya dengan 2 tahun lebih 13 tahun setelah 5 tahun lebih 32 tahun setelah
Nabi muda dari kelahiran muda dari kelahiran Nabi
Muhammad Rasulullah Rasulullah Rasululah
Asal sukunya Bani Taim Bani Ady Bani Umayyah Bani Hasyim
Pertemuan Murrah bin Kaab bin Luai Abdu Manaf bin Abdul Muthalib
Nasabnya Kaab bin Lua’ai Qushai
dengan Nabi (kakek keenam)
Berdasarkan tabel di atas, maka yang paling dekat selisihnya dengan Nabi adalah Abubakar dan
yang paling jauh adalah Ali bin Abu Thalib.
3
HR Ahmad dan Tirmudzi meriwayatakan : Nabi bersabda : Umatku yang paling saying terhadap umatku adalah
Abubakar, Lihat AJ Wensick, Al Mu’jam Al Mufahras li Alfadz A hadits an Nabawi, Jilid 2, hlm. 24
4
Haryanto, Rasululah The Way og Managing People, Seni Mengelola SDM, Khalifa, Jakarta, 2008, hlm. 84
5
Ahmad Faiz Ahmad, Ijtihad Abubakar As Shidiq, Balqis Pustaka, Jakarta, 2011, hlm. 25
6
Haryanto, , Rasululah The Way og Managing People, Seni Mengelola SDM, Khalifa, Jakarta, 2008hlm. 92
f. Menjadikan beberapa wilayah sebagai pusat peradaban dan kebudayaan Islam
seperti Kufah dan Basrah
g. Membentuk lembaga perkantoran
h. Membangun bali pengobatan
i. Menetapkan hukum cambuk pada peminum khmar sebanyak 80 kali cambukan
j. Mencetak mata uang dirham
k. Mengaudit harta para pejabat dan pegawai
3. Utsman bin Affan
Pemalu dan penyayang merupakan 2 kepribadian Utsman yang menonjol. Adapun
deskripsi fisiknya berwajah rupawan, berkulit sawo matang, berperawakan sedang. Utsman
berasal dari keluarga kaya raya namun juga sangat dermawan. Utsman pernah
menyumbang 20 ribu dirham untuk sebuah mata air, 10 ribu dinar dan seribu unta untuk
keperluan perang Tabuk. Utsman pun selalu mengikuti kesempatan membela Islam dalam
peperangan kecuali ketika perang Badar, karena ia sedang menjaga Ruqayyah yang
sedanhg sakit.
4. Ali bi Abu Thalib
Kecerdasan dan keberanian merupakan kepribadian yang menonjol dari Ali bin Abi
Talib. Keberanian beliau tidur di ranjang Rasulllah ketika peristiwa hijrah ke Yatrib sampai
dengan duel satu lawan satu dalam Perang Badar merupakan bukti keberaniannya. Selain
itu Ali bin Abi Thalib pun dikenal fasih dalam berbicara yang kesemuanya termuat dalam
Nahjul Balaghah.
Sistem Pemerintahan Khulafa Al Rasyidun
Proses Pengangkatan
Adapun pengangkatan khulafa’ al rasyidun melalui cara musyawarah dan baiat dengan cara
yang berbeda7. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Musyawarah
Pengangkatan
Khulafa Al Rasyidun
Melalui Baiat
Gambar 1
Pengangkatan Khulafa Al Rasyidun
Adapun teknik pengangkatannya sebagai berikut :
Abubakar Ash Shidiq Umar bin Khattan Utsman bin Affan Ali bin Abi Thalib
• Pembaiatan oleh Umar • Penunjukkan oleh • Ditunjuk oleh Tim • Dibaiat mayoritas
bin Khattab Abubakar dengan Formatur yang dikenal penduduk Madinah
• Calon khalifah : Saad bin konsultas para tokoh dengan Ahl halli Wal Aqdi
Ubadah, Abu Ubaidah • Yaitu Abdurrahman bin • terdiri atas 6 orang :
dan Umar bin Khattab Auf, Usaid bin Hudhair, Abdurrahman bin Auf,
• Dibaiat di Tsaqifah balaia Saad bin Zaid, Thalhah Saad bin Abi waqqas,
pertemuan Bani saidah bin Ubadillah Thalhah bin Ubadillah,
• Penulis Wasiat adalah Zubair bin Awwam,
Utasman bin Affan Utsman bin Affan, Ali bin
Abi Thalib
• Pelengkapnya adalah
Abdullah bin Umar, yang
hanya punya hak memilih
Pengangkatan Abubakar sebagai khalifah tidak didasarkan pada keturunan, kesenioran tapi karena
memiliki pemahaman agama yang tinggi, berakhlak mulia serta dipercaya Nabi. Adapun masa
pemerintahan khulafa Al Rasyidun dapat dilihat pada tabel berikut :
Aspeknya Abu Bakar Umar bin Khattab Utsman bin Affan Ali bin Abi Thalib
Tahun 11-13 H 13-23 H 23-35 H 35-41 H
memerintah 632-634 M 634-644 M 644-656 656-661 M
Lama 2 tahun 3 bulan 10 tahun 6 bulan 12 tahun 4 tahun 9 bulan
Memerintah
Umur ketika dan 61 tahun – 63 tahun 53 tahun – 63 tahun 70 tahun – 82 tahun 58 tahun – 63 tahun
dianggkat dan
ketika
meninggal
Sistem Sentralistik, eksekutif, Desentralisitik,8 Desentralisitik, Desentralisitik,
peerintahannya yudikatif dan legislative eksekutif pada eksekutif pada eksekutif pada
terpuast khalifah, legislatif khalifah, legislatif khalifah, legislatif
pada Majelis pada Majelis pada Manjelis
Permuswaratan dan Permuswaratan dan Permuswaratan dan
yudikatif pada yudikatif pada yudikatif pada
qadhi/hakim qadhi/hakim qadhi/hakim
Ibu Kotanya Madinah Madinah Madinah Kufah
Gelar Khalifah Al Rasul Amirul Mukminin Khalifah Allah
Sebab Sakit Ditikam oleh udak Ditikam oleh
meninggal Persia, Fairuz/Abu Khawarij,
Luluah Abdurrahman bin
Muljam
Prestasinya Memerangi Kelompok Perluasan daerah Kodifikasi Mushaf Mengganti pejabat
Pembangkang/Perang islam Al Quran yang kurang cakap
Riddah Mengatur Renovasi Masjid Membenahi
Kodifikasi Al Quran atas Adiministrasi dan Nabawi keuangan
usul Umar dan diketuai keuangan Pembentukan Negara/Baitul mal
oleh Zaid bin Tsabit Pemerintahan Angkatan Laut Memajukan Ilmu
Perluasan Wilayah Islam Menetapkan Perluasan Wilayah Bahasa
kalender Hijriah Islam
7
Hamdani Anwar, Masa Khulafa Al rasyidun, dalam Ensiklopedi Tematis jlid 2, Khilafah, ed, taufik Abdullah, PT
Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2002, hlm. 36
8
Sistem desentralisasi adalah otonomi seluas-luasnya bagi pemerintahan daerah, menetapkan dasar pengelolaan
negara dan melindungi haknya, dalam Sirojuddin, Ploitik Ketatanegaraan Islam ; Studi pemikiran A. Hasjmy,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, hlm. 43
Kebijakan Masa Khulafa Al Rasyidun
Penguatan
Mengembalikan Peningkatan
tatanan Birokrasi
stabilitas Negara Devisa Negara
Pemerintahan
Ekspnasi Wilyah
Ijtihad Politik
Islam
Pengembalian stablitas Negara juga dilakukan masa Ali bin Thalib untuk memadamkan
gerakan oposisi dalam 3 peristiwa: (1) perang Jamal yang dikomndani oleh Aisyah-
Thalhah dan Zubair,(2) Shiffin antara Muawiyah dan Ali terjadi di Daumatul Jandal dan
(3) Nahrawan, antara Khawarij dan Ali. Peristiwa inilah yang menggelapkan mata
Abdurrahman bin Muljam untuk membunuh Ali, karena dari 1800 khawarij hanya
menyisakan 8 orang.11
9
Ibn Katsir, Al Bidayah wa an Nihayah, halm 350, vol 6
10
Ahmad Faiz Ahmad, Ijtihad Abubakar Ash Shidiq, hlm. 31-39
11
Ummi Kulsum, Peradaban Masa Khulafa A Rasyidun dalam Siti Maryam (Ed) Sejarah peradaban Islam Dari Masa
Klasik Hingga Modern, LESFI, Yogyakarta, 2009, hl, 57
2. Peningkatan Devisa Negara atau pengelolaan Kas Negara melalui Baitul Mal
Sumber pendapatan Negara tidak jauh berbeda dari masa Rsaulullah, adapun rinciannya
sebagai berikut :
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terjadi sedikit perbedaan sumber baitul mal namun
tidak signifikat. Perbedaan signifikan hanya pada aspek pengelolaannya.
Pengelolaan baitul masa ini tidak terlalu jauh dengan apa yang dilakukan masa Nabi
Muhammad SAW. Abu Bakar tetap mempertahankan tradisi dan manajemen Rasulullah
dalam hal ini dikarenakan beberapa alasan, 13pertama, Abubakar tipe sahabat yang sangtat
precise, bahkan cenderung copy paste dengan segenap kebijakan Rasulullah, kedua,
sumber pendapatan baitul mal masih sangat minim, sementara kebutuhan umat banyak.
Untuk itu pengelolaannya pun masih sangta sederhana. Jika ada harta yang datang dari
wilayah kekuasaan , maka Abbakar langsung membawanya e masjid Nabwai dan langsung
membaginya. Terdapat 3 orang yang membantu Abubakar dalam hal ini yaitu Abu Ubaidah
bin Jarrah, Abdullah bin Arqam, Muaiqib bin Abu Fathimah.
Dimulai sejak Umar memerintah dan menjadi terjadi perubahan signifikan yang
dikarenakan, (1) semakin banyaknya asset yang dikelola,(2) semakin meluasnya wilayah
kekuasaa Islam. Dengan ditaklukkannya wilayah baru masa Umar seperti Romawi dan
pesria, maka banyaklah harta yang datang ke Madinah Untuk itu Umar harus membangun
tempat khusus, mebntuk diwan untuk tatat kelolanya, mengangkat penulisnya, menetapkan
12
Syafii Antonio, Management Superleadership jlid 2, Tazkia, Jakarta, hlm. 221
13
Syafii Antonio, jilid 2, hlm. 225-226
gaji. Berdasarkan hal ini terlihat bahwa Umar sangat berhati-hati dalam urusan ini, terlihat
dari pidato Umar sebagai berikut :
Umar mengatakan, Wahai kalian semua, saya tidak mendapatkan yang lebih baik lagi
dalam mengelola harta ini (baitul Mal), kecuali menerimanya dengan benar dan
menyalrkannya dengan benar. Ibn Qutaibah dalam kitab Uyun al Akhbar dalam Syafii
Antonio.14
Adapun kaidah utama yang dilakukan Umar dalam pengelolaan baitu mal ada 4 yaitu:15
Akurasi kebijakan
•contoh: kasus Bani Taglib yang enggan membayar jizyah namun mampu membayar zakat
Umar menjadi punggawa pengelolaan Baitul Mal, namun tidak demikian dengan 2 orang
sesudahnya, tidak sepiawai Umar dalam mengelolanya.
.Umar pun menjadi pioneer dalam penataan birokrasi pemerintahan, dikarenakan semakin
luas wilayah kekuasaan Islam. Model pemerintahannya desentralistik, dimana Umar telah
membentuk 6 propinsi dan Umar pun memberikan otonomi penuh pada para amir
(gubernur) dengan proposional. Umar menekankan pada kebebasan berpendapat bagi
warga negara dan juga menegaskan tidak ada hak istimewa, tidak ada perbedaan antara
penguasa dan rakyat. Maka untuk menjamin kelangsungan model ini, Umar membentuk 5
organisasi sebagai berikut :16
4. Ijtihad Politik
Ijtihad adalah mengerahkan kesungguhan dalam mengeluarkan hokum syara’ dari
apa yang dianggap syar’I sebagai dalil. Ada 4 sumber hukum pada masa ini yaitu Al Quran,
as sunnah, qiyas atau ra’yu, ijma. 17 Sepeninggal Nabi banyak ijtihad yang dilakukan
khulafa Al rasyidun yang hasilnya dapat menenangkan semua pihak. Hasil ijtihad yang
inilah menjadikan ssistem pemerintahan keempatnya diidentikkan dengan khilafah al
14
Syafii Antonio jlid 2, hlm . 229
15
Syaffi Antonio, jilid 2, hlm. 229-231
16
Ummi Kulsum, Peradaban Masa Khulafa A Rasyidun dalam Siti Maryam (Ed) Sejarah peradaban Islam Dari Masa
Klasik Hingga Modern, LESFI, Yogyakarta, 2009, hlm. 50
17
Tarikh Tasyrik, hlm. 259
rasyidah, pola kepemimpinan yang selalu mendapat petunjuk. Utuk mengetahui ijtihad
keempatnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
5. Perluasan Wilayah
Jika pada masa Nabi Muhmamd seluruh jazirah Arab telah mengakui Islam, maka masa
Khulafa al Rasyidun telah menguasai Byzantium, Persia, Mesir, Irak yang merupakan
peradaban besar sebelum Islam. Keberhasilan perluasan wilayah Islam dikarenakan :19
Namun demikian ada beberapa hal yang perlu dipahami dari perluasan wilayah Islam masa
Khulafa Al Rasyidun, yaitu :
18
Philip K. Hitti, The History of Arab, hlm. 177
19
Ummi Kulsum, Peradaban Masa Khulafa A Rasyidun dalam Siti Maryam (Ed) Sejarah peradaban Islam Dari Masa
Klasik Hingga Modern, LESFI, Yogyakarta, 2009, hlm 52
Perbatasan Amr bin Ash-Palestina
Suriah Syurahbil bin Hasanah-
Oerbatasan yordania
palestina Yazid bin Abu Sufyan –
Perbatasan Damaskus
Suriah
Penghimpunan
Mushaf Al
Quran
Peradaban
Masa Perkembangan Ilmu
Perkembangan
Pengetahuan dan
Arsitektur Khulafa Al Sastra
rasyidun
Perkembangan
Sastra
Pada masa Rasulullah tulisan Al Quran belum sempat dikumpulkan dalam satu mushaf 20
dan terjadi peristiwa terbunuhnya 70 orang penghafal Al Quran dalam Perang Yamamah. Kondisi
inilah yang membuat Umar untuk mengusulakn agar Abu Bakar menghimpun surat dan ayat yang
masih berserakan. Tugas mulia ini diamanahkan kepada Zaid bin Tsabit selaku sekretaris pribadi
Nabi yang juga menuliskan ayat Al Quran pada masa itu. Maka terkait tugas penghimpunan ini,
maka Zaid bin Tsabit berpegang pada tulisan yang tersimpan di kediaman Nabi, hafalan-hafalan
dari sahabat, naskah-naskah yanbd itulis oleh sahabat untuk dirinya sendiri. Dan berkat ketekunan
dan kesabaran, Zaid bin Tsabit berhasil menuliskan satu naskah Al Quran di atas kulit yang
disamak. Hasil kerja Zaid bin Tasbit ini tetap terjaga masa Abubakar dan Umar, baru sepeninggal
Umar mushaf tersebut didimpan rumah Hafsah.
Masa pemerintaha Utsman , berkembang metode membaca Al Quran, untuk itu Huzaifah
bin Yaman mengusulkan agar khalifah Utasman menetapkan aturan penyeragaman bacaan Al
Quran yang dijadikan pegangan bagi sluruh umat Islam. Untuk merespon usulan ini, Zaid bin
Tsabit ditugaskan kembali untuk menyalin mushaf yang disimpan Hafsah dan menyeragamkan
dialeknya yaitu dengan dialek Quraisy karena Al Quran diturunkan melalui dialek Quraisy. Zaid
pun membuat 7 salinan yang dikirimkan ke Makkah, Madinah, Bashrah, Kufah dan Syam/Syria,
Yaman, Bahrain.21
Periode Khulafa Al Rasyidun didominasi perkembangan ilmu naqliyah dan yang pertaa
kali berkembang adalah Ilmu Qiraat yang erat kaitannya dengan membaca dan mempelajari Al
Quran. Untuk itu, pada masa Umar bin Khattab telah diutus sahabat yang dapat dijadikan tempat
bertanya d beberapa kota. Seperti Muadz bin jabal yang diutus ke Palestina, Ibadah bin ash Shamit
ke Hims, Abu Darda ke Damaskus , Ubai bin Kaab dan Abu Ayub di Madinah.
Selain imu Qiraat , juga berkembang ilmu-ilmu lain yang terkait erta dengan Al Quran
sperti ilmu Nahwu, Khath Al Quran, Ilmu Fiqh. Adapun ilmu Hadits belum berkembang secara
maksimal , hanya sebatas pada pengetahuan tentang hadits. Ini terbukti dengan diutusnya para
sahabat untuk meyebarluaskan hadits oleh Umar bin Khattab. Abdullah bin Masud ke Kufah,
Ma’al bin Yasar ke Basrah, Ibadah bin Shamit dan Abu darda ke Syiria.Ilmu pengetahuan umum
20
Ahmad Amin, Fajr islam, cet xi , Maktabah An Nahdah Al Misyriyah , Kairo, hlm. 195
21
Sami Abdullah bin Baghluts, Atlas Perjalanan Hidup Nabi Muhammad, hlm. 111
(sains) belum dikenal secara baik, namun tercatat nama al Haris bin Katadah sebagai dokter pada
masa permulaan Islam ini22 yang diperolehnya dari Persia.
Perkembangan Sastra
a. Sastra mengalami stagnasi karena perhatian yang lebih kepada bahasa Al Quran, sehingga
syair dan sastra kurang berkembang
b. Al Quran sebagai sumber inspirasi untuk kegiatan sastra
Perkembangan sasatra pada dasarnya bisa dilihat dari 2 jenis, khitobah (bahasa pidato) dan
kitabah (bahasa tulisan. Maka pada periode ini, khitobah lebih cepat perkembangannnya
dibanding kitabah. Ali bin Abi Thalib terkenal dengan retorika khitobahnya yang kemudian
dikumpula dalam Nahjl al balaghah. Ada 2 sastrawan yaitu Hasan bin Tsabit dan Ka’ab bin
Zuhair yang mengubah syair untuk memuliakan Nabi dan membela Islam.
Perkembangan Arsitektur
Masjid merupakan bangunan pertama dalam Islam, sehingga masjid pun menjadi acuan
pertama dalam perkembangan arsitekturnya. Elain masjid, masa ini pun dibangun tatanan kota.
Adapun masjid yang diperindah arsitekturnya adalah:
Masjid sejak awal tidak hanya difungsikan untuk ibadah namun untuk kepentingan yang
lebih luas. Pada masa Nabi misaknya digunakan untuk menerima duta serta
menyampaikan pidato politik dan agama di mimbar. Pada masa Umar, beliau pun pernah
mengumumkan kekalhan umat islam dalam peperangan di Irak di masjid Madinah.
Pada masa ini juga dibangun kota-kota baru sebagai pusat peradaban Islam khusunya
sebagai banteng militer yang terdiri dari perumahan masjid jami dan masjid kecil lainnya.
Kota yang dibangun ini terkesan sangat indah karena didukung tata letak kota yang
startegis. Adapun kota yang dimaksud , yaitu :23
a. Basrah, dibangun tahun 14-15 H dengan arsitek Utbah bin Ghazwah. Dibantu 800
pekerja. Lokasi kota ini ditentukan sendiri oleh Umar bin Khattab, yaotu 10 mil dari
sungai Tigris
b. Kufah, dibangun pada 17 H, 2 mil dari Sungau Euphrat yang juyga merupakan ibu kota
kerajaan Manadzir, salah satu kerajaan Arab sebelum islam. Pembanagunan kota ini
dipercayakan pada Salman Al Farisi
c. Fusthat dibangun pada 21 H sebagai ganti penolakan Umar atas usul Amr bin Ash
untuk menjadikan Iskandariyah sebagai ibukota Mesir. Iskandariyah tidak disetujui
sebagai ibukota Mesir dikaenakan kota tersebut dibatasai sungai Nil yang akan
menyulitkan hubungan engan pemerintah pusat
22
Rusydi Sulaiman, hlm. 244
23
Rusydi Sulaiamn, hlm. 247-248