Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PREEKLAMPSIA

A. Definisi
Pre-eklampsia / eklampsia berat (kejang umum dengan pre-eklampsia) yang
terjadi pada sekitar 1-3 dari 1000 wanita dianggap sebagai terminal perkembangan pre-
eklampsia. Tingkat kematian ibu untuk eklampsia adalah 2-3 kasus per 10.000
kelahiran di Eropa dan Amerika Utara dan 16-69 kasus per 10.000 kelahiran di negara
berkembang. 10-15% dari kematian ibu langsung berhubungan dengan preeklampsia
setiap tahun.
Insiden pre-eklampsia berkisar dari 3% - 7% untuk nulipara dan 1% - 3% untuk
multipara. Pre-eklampsia adalah penyebab utama kematian dan morbiditas ibu,
kelahiran prematur, kematian perinatal, dan pembatasan pertumbuhan intrauterin.
Kriteria pre-eklampsia (tekanan darah sistolik> 140 mmHg atau tekanan darah diastolik
≥90 mmHg dan proteinuria 24 jam ≥0,3 g). Gambaran klinis dan kelainan laboratorium
menentukan keparahan preeklampsia. Persalinan adalah satu-satunya pengobatan
kuratif untuk pre-eklampsia. Manajemen multidisiplin, yang melibatkan dokter
kandungan, ahli anestesi, dan dokter anak, dilakukan dengan pertimbangan risiko ibu
karena kehamilan lanjutan dan risiko janin terkait dengan kelahiran prematur yang
diinduksi. Skrining wanita dengan risiko tinggi dan mencegah kekambuhan adalah
masalah utama dalam manajemen pre-eklampsia.
Pre-eklampsia terjadi pada penderita hipertensi yang berdampak pada ibu dan
bayi baru lahir. Salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas perinatal di
seluruh dunia.Namun, patogenesis preeklamsia hanya dipahami sebagian dan terkait
dengan gangguan pada plasentasi pada awal kehamilan, diikuti oleh peradangan
menyeluruh dan kerusakan endotel yang progresif. Secara umum hipertensi selama
kehamilan (dengan tekanan darah diastolik persisten > 90 mm Hg) dengan terjadinya
substansial proteinuria (> 0,3 g / 24 jam) dapat digunakan sebagai kriteria untuk
mengidentifikasi pre-eklampsia.
Jadi dapat disimpulkan hipertensi dalam kehamilan itu bermacam-macam.
Dikatakan hipertensi jika tekanan darah >140/90. Dikatakan hipertesi gestasional jika
ada hipertensi di usia kehamilan >20minggu tanpa ada proteinuria. Jika tekanan darah
>140/90 dengan proteinuria (+1/2) di namakan preeklampsia, tapi jika tekanan darah
>140-90 proteinuria (+3) dinamakan proteinuria berat.

B. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang
belum diketahui. Tetapi preeklampsia dan eklampsia hampir secara ekslusif merupakan
penyakit pada kehamilan pertama (nullipara). Biasanya terdapat pada wanita masa
subur dengan umur ekstrim, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang
berumur lebih dari 35 tahun.

Faktor risiko utama pada pre-eklampsia

- Penyakit ginjal
- Nulliparitas
- Hipertensi
- Diabetes mellitus
- Multiple gestations
- Obesitas
- Usia ibu lanjut (> 40 tahun)

C. Manifestasi klinis
Pada preeklampsia ringan, gejala subyektif belum diketahui.
Pada preeklampsia berat, gejalanya gejalanya sudah dapat dijumpai sebagai berikut:
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan
peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan
tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain.
2. Gangguan penglihatan pasien akan melihat kilatan-kiltan cahaya, pandangan kabur,
dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara.
3. Iritable ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau
gangguan lainnya.
4. Nyeri perut pada bagian ulu hati (bagian epigastrium) yang kadang disertai dengan
mual dan muntah.
5. Gangguan pernafasan sampai sianosis.
6. Terjadi gangguan kesadaran.
7. Dengan pengeluaran proteinuria keadaan semakin berat, karena terjadi gangguan
fungsi ginjal.
Kelanjutan preeklampsia berat menjadi eklamsia dengan tambahan gejala kejang
dan/atau koma. Selama kejang diikuti kenaikan suhu mencapai 40°C, frekuensi nadi
bertambah cepat, dan tekanan darah meningkat (dr. Ida Ayu)

D. Klasifikasi
1. Preeklampsia ringan
- Tekanan darah 140/90mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentan; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik
30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali
pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
- Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih
perminggu.
- Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kaulitatif 1 + atau 2 + pada urin
kateter atau midstream.
2. Preeklampsia berat
- Bila salah satu diantara gejala atau tanda ditemukan pada ibu hamil, sudah dapat
digolongkan preeklampsia berat.
- Tekanan darah 160/110mmHg atau lebih.
- Proteinuria lebih dari 3g/liter.
- Oliguria, yaitu jumlah urin < 400cc/24jam.
- Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, nyeri kepala, dan rasa nyeri
pada epigastrium.
- Terdapat edema paru dan sianosis.
- Enzim hati meningkat dan disertai ikterus.
- Perdarahan pada retina.
- Trombosit <100.000/mm.

E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
- Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
- Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
- Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450ribu/mm3)
2. Urinalisis
- Ditemukan protein dalam urine.
3. Pemeriksaan fungsi hati
- Bilirubin meningkat (N=<1mg/dl)
- LDH (laktat dehidrogenase) meningkat.
- Aspartat aminomtransferase (AST)>60 ul.
- Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N=15-45u/ml)
- Serum glutamat oxaloacetic transaminase (SGOT) meningkat (N=<31u/l)
- Total protein serum menurun (N=6,7-8,7g/dl)
4. Tes kimia darah
- Asam urat meningkat (N=2,4-2,7 mg/dl)
5. Radiologi
- Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan imtrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
- Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi lemah.

F. Penatalaksanaan Manajemen Preeklampsia dan Eklampsia


Selama proses penerimaan:
- Tinjau catatan pasien, mencatat riwayat medis dan riwayat kebidanan
- Perhatikan faktor predisposisi
- Nilailah yang berikut ini: Baseline BP, Proteinuria, Berat badan bertambah
(Berat berlebihan tiba-tiba. gain terkadang merupakan tanda pertama
preeklampsia yang akan datang. (2 atau lebih per minggu di trimester ke-3)
- Riwayat atau keluhan saat ini tentang sakit kepala atau penglihatan kabur dan /
atau edema parah pada tangan, kaki, dan wajah.
- Pada preeklampsia berat segera harus diberi obat sedatif kuat untuk mencegah
timbulnya kejang. Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut sudah diatasi,
tindakan terbaik adalah menghentikan kehamilan. Sebagai pengobatan
mencegah timbulnya kejang, dapat diberikan larutan magnesium sulfat
(MgSO4) 20% dengan dosis 4 gram secara intravena loading dose dalam 4-5
menit. Kemudian dilanjutkan dengan MgSO4 40% sebanyak 12 gram dalam
500cc ringer laktat (RL) atau sekitar 14 tetes/menit. Tambahan magnesium
sulfat hanya dapat diberikan jika diuresi pasien baik, refleks patella positif dan
frekuensi pernafasan lebih dari 16 kali/menit. Obat ini memiliki efek
menenangkan, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis. Selain
magnesium sulfat, pasien dengan preeklampsia juga dapat diberikan
klorpromazin dengan dosis 50mg secara intramuskular ataupun diazepam 20mg
secara intramuskular.

G. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b.d penimbunan cairan pada suhu (oedem paru)
2. Kelebihan volume cairan b.d kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap
penurunan cardiac output.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d terjadinya vasospasme arterional,
edema serebral, perdarahan.
5. Gangguan rasa nyaman b.d kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
6. Nyeri akut
7. Konstipasi
8. Defisiensi pengetahuan b.d penatalaksanaan (Reeves, 2001) terapi dan perawatan

H. Manajemen Keperawatan
- Pemantauan ibu yang intensif
- Administrasi MgSO4
- Obat antihipertensi
- Tergantung pada kondisi ibu dan janin, persalinan mungkin diindikasikan
- Pemantauan janin secara elektronik
- Rasio perawat terhadap pasien 1: 1
- Nilai tanda-tanda vital berdasarkan status untuk menentukan memburuknya
penyakit dan respons terhadap terapi.
- Dapatkan BP dengan metode yang konsisten
- Catat asupan dan keluaran per jam menggunakan kateter Foley dengan
urometer.
- Kurangi stimulasi dari kebisingan dan cahaya.
- Pertahankan pasien dengan ketat di tempat tidur
- Pertahankan akses IV (D5W atau LR dengan kecepatan tidak lebih dari 150 ml/
jam)
- Pekerjaan laboratorium sesuai perintah termasuk: tipe dan crossmatch dan
platelet Tes urine untuk protein
- Nilai refleks tendon yang dalam
- Minta pasien untuk memberi tahu Anda apakah ia sakit kepala, penglihatan
kabur, pusing, atau nyeri epigastrium, atau jika ia merasa tidak nyaman atau
berbeda.
- Amati pasien karena gelisah atau khawatir
Tujuan Utama:
- Cegah kejang-kejang melalui penggunaan Magnesium Sulfat
- Pastikan fungsi ginjal yang memadai
- Pantau status janin - pastikan variabilitas sedang sebelum memulai Magnesium
Sulfat
- Menstabilkan klien sehingga persalinan dapat tercapai
- Perawatan pasti untuk preeklampsia adalah pelahiran.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda., Kusuma, Hardi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus, Edisi Revisi Jilid
2. Yogyakarta: Mediaction.
ttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3148420/
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44703/9789241548335_eng.pdf;jsessio
nid=91A9CDCBF1F378929E0D31D4F2914721?sequence=1
https://www.longdom.org/open-access/pathophysiology-of-eclampsia-2090-7214-
1000197.pdf
https://web.mhanet.com/Detection_and_Management_Training.pdf
https://www.hqsc.govt.nz/assets/PMMRC/Resources/Making-Pregnancy-Safer-
Workshop-Presentations/management-of-preeclampsia.pdf

Anda mungkin juga menyukai